Anda di halaman 1dari 17

MINYAK BUMI

1. Minyak dan Gas Bumi


a. Pembentukan Minyak Bumi
Pembentukan minyak bumi dan gas alam terjadi dari fosil mikroorganisme yang telah mati
berjuta-juta tahun yang lalu mengendap di dasar laut yang tertutup oleh lumpur karena tekanan dan
suhu tinggi di akhirnya menjadi minyak bumi dan gas alam.
b. Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil eksplorasi (pengeboran) masih berupa minyak mentah atau crude oil.
Minyak mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan padat. Komponen utama
minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur
karbon dalam minyak bumi dapat mencapai 80% - 85%, sedangkan sisanya merupakan campuran
unsur hidrogen dan unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen (0 – 0,5%), belerang (0 – 6%), dan oksigen (0
– 3,5%).

Minyak bumi merupakan suatu campuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas
hidrokarbon. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari satu
daerah ke daerah lain.
1) Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Lurus

Senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus biasa disebut alkana atau normal parafin. Senyawa ini
banyak terdapat dalam gas alam dan minyak bumi yang memiliki rantai karbon pendek.

Contoh : CH3 – CH3 CH3 - CH2 - CH3

Etana Propana
2) Senyawa Hidrokarbon Bentuk Siklik
Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa hidrokarbon golongan sikloalkana atau sikloparafin.
Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul sama dengan alkena (C nH2n), tetapi tidak memiliki
ikatan rangkap dua (hanya memiliki ikatan tunggal seperti alkana) dan membentuk struktur cincin.

H2C – CH2 CH2 CH2

H2C – CH2 H2C CH2 H2C CH2

Siklobutana H2C CH2 H2C CH2

Siklopentana CH2

Sikloheksana
Pada umumnya, senyawa hidrokarbon siklik ini dalam minyak bumi berupa campuran siklopentana
dan sikloheksana yang disebut naften.

1) Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang

Yang termasuk ke dalam senyawa hidrokarbon ini adalah senyawa golongan isoalkana atau
isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai
lurus dan senyawa hidrokarbon bentuk siklik.

CH3

CH3 – CH – CH3 CH3 – CH – CH2 – C – CH3

CH3 CH3 CH3

Isobutana Isooktana

2) Senyawa Hidrokarbon Aromatik

Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik segienam,
berikatan rangkap dua selang – seling, dan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Jumlah senyawa
hidrokarbon jenis ini paling sedikit di antara jenis lainnya. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon
aromatik ini terdapat dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar.

Contohnya :

CH3

Benzena (C6H6) Toluena (C6H5CH3)

2. Pengolahan Minyak Bumi


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi dapat diperoleh
dengan melakukan pengeboran, dan minyak yang diperoleh berupa minyak mentah. Minyak mentah
(crude oil) berbentuk cairan hitam atau berbau kurang sedap. Minyak ini belum dapat dimanfaatkan
secara langsung, tetapi harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan
kebutuhan. Untuk memperoleh materi – materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan,
perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming,
polimerisasi, treating, dan blending.
1) Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada
perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Minyak mentah
mengandung campuran senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih bervariasi, dari metana (CH 4)
yang memiliki titik didih paling rendah sampai residu yang memiliki titik didih paling tinggi sehingga
tidak teruapkan pada pemanasan. Minyak mentah dipanaskan pada suhu 370 0 C, kemudian uap yang
dihasilkan dialirkan dan diembunkan (dikondensasikan) pada suhu yang sesuai. Cara distilasi dengan
menggunakan beberapa tingkat suhu pendinginan atau pengembunan disebut distilasi bertingkat.
Proses penyulingan berlangsung sebagai berikut. Mula-mula minyak mentah dipanaskan pada
suhu 3700C sehingga mendidih dan menguap. Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi
residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon
dengan jumlah atom C lebih dari 20 atom. Minyak mentah yang menguap pada proses distilasi ini naik
ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Fraksi minyak bumi
yang tidak terkondensasi terus naik ke bagian atas kolom sehingga keluar sebagai gas alam.

Berikut ini fraksi hidrokarbon dari minyak bumi dan manfaat minyak bumi untuk setiap
fraksinya.

Fraksi Minyak Jumlah atom C Titik didih Manfaat Minyak Bumi


Bumi (oC)
Gas C1-C4 < 20 Bahan bakar gas (LPG) dan bahan baku
sintesis senyawa organic
Eter petroleum C5-C7 30 – 90 Pelarut dan cairan pembersih
Bensin C5-C10 40 – 180 Bahan bakar kendaraan bermotor
Fraksi Minyak Jumlah atom C Titik didih Manfaat Minyak Bumi
Bumi (oC)
(Gasolin)
Nafta C6-C10 70 – 180 Bahan baku sintesis senyawa organic
Kerosin C11-C14 180 – 250 Bahan bakar jet dan bahan bakar kompor
paraffin
Minyak solar C15-C17 250 – 300 Bahan bakar kendaraan bermesin diesel
dan dan bahan bakar tungku di industry
diesel
Minyak pelumas C18-C20 300 – 350 Oil dan pelumas
Lilin C20+ > 350 Petroleum jelly dan lilin paraffin
untuk membuat lilin, kertas berlapis
lilin, lilin
batik, dan bahan pengkilan seperti semir
Minyak bakar C20+ > 350 Bahan bakar kapal, pemanas industri
(boiler plant), dan pembangkit listrik
Bitumen C40+ > 350 Material aspal jalan dan atap bangunan

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses distilasi bertingkat ini kualitasnya belum sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sehingga perlu pengolahan lebih lanjut. Pengolahannya meliputi proses
cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

2) Cracking
Cracking merupakan proses penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang
besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Contoh cracking adalah pengubahan
minyak solar atau minyak tanah (kerosin) menjadi bensin. Terdapat dua proses cracking, yaitu :
a. Cara Panas (thermal cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta
tekanan rendah.

b. Cara Katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis
platina atau molibdenum oksida.

Contoh : pemecahan senyawa karbon yang memiliki 16 atom karbon.


3) Reforming
Reforming adalah proses pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis
bensin ini memiliki rumus molekul sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda sehingga proses ini
disebut juga isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
4) Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul-molekul besar.
Misalnya, penggabungan senyawa isobutena dengan isobutana yang menghasilkan bensin
berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

5) Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor, antara lain senyawa organic yang mengandung S, N, O,
air, logam, dan garam anorganik.

6) Blending
Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak digunakan di dunia. Untuk memperoleh
kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan
ke dalam proses pengolahannya. Bahan – bahan pencampur tersebut, antara lain tetra ethyl lead
(TEL), MTBE, etanol, dan metanol. Penambahan zat aditif ini dapat meningkatkan bilangan oktan.

3. Mutu bensin
Kualitas bensin ditentukan berdasarkan bilangan oktan, yaitu angka yang menunjukkan
persentase isooktana dalam bensin. Bilangan oktan 100 berarti bensin tersebut setara dengan
isooktana murni dalam hal sifat pembakaran. Sedangkan bilangan oktan 0 berarti bensin tersebut
setara dengan n-heptana murni. Bilangan oktan 75 berarti bensin tersebut terdiri dari 75% isooktana
dan 25% n-heptana. Semakin tinggi bilangan oktan, semakin baik kualitas bensin tersebut. Bensin
premium memiliki bilangan oktan 85, dan bensin super memiliki bilangan oktan 98. Dimungkinkan
diperoleh bilangan oktan lebih dari 100 karena beberapa senyawa memiliki karakteristik bakar lebih
baik daripada isooktana.

Penambahan zat aditif ke dalam bensin bertujuan untuk mengurangi ketukan dan
meningkatkan bilangan oktan. Beberapa zat aditif yang biasa digunakan dan memiliki bilangan oktan
lebih dari 100 yaitu benzena, t-butilalkohol [(CH3)3COH], dan t-butil metil eter [(CH3)3COCH3].
Terkadang digunakan juga campuran zat aditif dalam bensin bertimbal yaitu etilfluid: 65% tetraetil
timbal [(CH3CH2)4Pb], 25% 1,2-dibromoetana (BrCH2CH2Br), dan 10% 1,2-dikloroetana (ClCH2CH2Cl).
Senyawa-senyawa hidrokarbon yang telah terhalogenasi tersebut bermanfaat untuk mengubah timbal
yang dihasilkan pada pembakaran bensin menjadi timbal (II) bromida (PbBr 2) yang mudah menguap
agar mudah dibuang bersama gas buang lainnya. (Arifatun, 2009)

Dampak Penggunaan Minyak Bumi dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Sumber Bahan Pencemaran akibat pembakaran hidrokarbon
a) Pembakaran tidak sempurna
Pembakaran pada mesin kendaraan biasanya tidak sempurna sehingga asap kendaraan masih
mengandung karbon monoksida (CO), jelaga, dan sisa bahan bakar (hidrokarbon).
Reaksi pembakaran tak sempurna:

b) Pengotor dalam bahan bakar


Pembakaran bahan bakar fosil biasanya menghasilkan hasil samping oksida belerang SO 2 atau
SO3 karena bahan bakar fosil biasanya mengandung sedikit belerang.
Pembakaran sempurna menghasilkan energi yang cukup besar dibandingkan pembakaran
tidak sempurna. Tetapi gas CO2 yang dihasilkan dapat menyebabkan terjadinya green house
effect (efek rumah kaca).
Reaksi pembakaran sempurna:

c) Bahan aditif dalam bahan bakar


TEL, Pb(C2H5)4 merupakan bahan aditif pada bensin. Pembakaran bensin bertimbal akan
menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr 2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
Komposisi dari suatu contoh asap kendaraan bermotor
Gas % Volume
Nitrogen 78
Karbon dioksida 9
Karbon monoksida 6
Oksigen 4
Hidrogen 2
Hidrokarbon 0.2
Oksida nitrogen 0.05-0.4
Belerang dioksida 0.006
Terdapat juga uap air dan karbon. Timbal terdapat dalam asap kendaraan yang menggunakan
bensin bertimbal.
3. Gas Hasil Pembakaran
a) Karbon dioksida (CO2)
Gas CO2 dihasilkan secara alami dari proses pernafasan dan pembakaran sempurna berbagai
senyawa hidrokarbon. Gas CO2 tidak membahayakan kesehatan tetapi pada konsentrasi tinggi dapat
menyebankan pingsan karena CO 2 menggantikan posisi O2 di dalam tubuh sehinga tubuh kekurangan
oksigen. Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar CO2 di udara dapat
meningkatkan suhu permukaan bumi. Peningkatan suhu bumi karena meningkatnya kadar gas-gas
rumah kaca disebut pemanasan global. Pemanasan global mempengaruhi iklim, mencairnya es di
kutub, dan lain-lain.
Jumlah penduduk, kendaraan bermotor, dan industri yang menggunakan bahan bakar minyak
bumi semakin meningkat sehingga jumlah CO2 yang dihasilkan juga semakin meningkat. Sementara
jumlah pepohonan semakin berkurang karena pembukaan lahan baru. Akibatnya, pemanfaatan CO 2
oleh tumbuhan juga semakin berkurang yang menyebabkan terganggunya keseimbangan CO 2. Kadar
CO2 di udara menjadi berlebih dan membentuk lapisan CO 2.
Sinar ultra violet (UV) dan sinar tampak yang berhasil menembus atmosfer bumi sebagian
diserap oleh berbagai makhluk maupun zat yang ada di bumi dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke
angkasa dalam bentuk sinar inframerah (IR) yang lebih hangat. Lapisan CO2 di atmosfer akan menahan
sinar inframerah yang dipantulkan bumi sehingga bumi tetap hangat karena sinar inframerah tersebut
membawa energi panas. Namun, jika lapisan CO2 terus bertambah maka akan meningkatkan suhu bumi.
Gejala pemanasan bumi akibat lapisan CO2 inilah yang disebut dengan efek rumah kaca (green house
effect). Efek gas rumah kaca sebenarnya berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi
rata-rata sekitar suhu 15oC, tanpa gas rumah kaca diperkirakan sekitar -25 oC.

b) Karbon monoksida (CO)


Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar
minyak bumi. Salah satunya adalah pembakaran bensin, di mana pada pembakaran yang terjadi di
mesin motor, dapat menghasilkan pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut :
2 C8H18(g) + 17 O2(g) → 16 CO(g) + 18 H2O(g).
Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak sempurna bensin
adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada proses industri, pembakaran sampah,
pembakaran hutan, kapal terbang, dan lain-lain. Namun demikian, penyebab utama banyaknya gas CO
di udara adalah pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang mencapai 59%.
Gas CO tidak berwarna dan berbau serta bersifat racun. Gas CO dapat menimbulkan rasa sakit
pada mata, saluran pernafasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melaui pernafasan, gas CO
bereaksi dengan darah membentuk COHb (karboksihemoglobin). CO + Hb → COHb.
Afinitas CO terhadap Hb 300 kali lebih besar daripada O 2, bahkan Hb yang telah mengikat
oksigen dapat diserang oleh CO. Jadi CO menghalangi fungsi vital Hb untuk membawa oksigen bagi
tubuh. Ambang batas CO diudara sebesar 20 ppm. Udara yang mengandung CO dengan kadar lebih dari
100 ppm akan mengakibatkan sakit kepala dan gangguan pernafasan dan kadar yang lebih tinggi dapat
mengakibatkan kematian.
c) Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Jika gas SO2 dan SO3 bercampur dengan air, maka dapat menyebabkan terbentuknya H 2SO4
yang bersifat korosif dan menyebabkan terjadinya hujan asam. Selain itu juga dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pernafasan.
d) Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Dampak negatif dari oksida nitrogen antara lain:
o Merusak kehidupan tanaman dan binatang.
o Mengganggu kesehatan manusia karena menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan.
o Bersifat korosif
o Menimbulkan hujan asam
o Menimbulkan asbut (asap-kabut) yang dapat menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi
pada mata dan saluran pernafasan, tanaman menjadi layu, dan menurunnya kualitas materi.
e) Partikel timbal hitam
Senyawa timbal dari udara dapan mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan dapat
terkontaminasi. Pada kadar yang tinggi dapat menyebabkan keracunan timbal. Keracunan timbal
ringan dapat menyebabkan sakit kepala. Mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang
lebih hebat dapat menyebabkan kerusakan otak, hati, dan ginjal.

Upaya Pencegahan
Adapun upaya pencegahan dampak penggunaan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari antara
lain adalah dengan mengganti bahan utama yang digunakan tersebut, berikut diantaranya adalah:
1. Produksi Bensin Bebas Timbel
Untuk mengatasi dampak dari penggunaan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari hingga saat
ini para ilmuan sedang berkesperimen untuk mencari pengganti dari TEL, salah satunya adalah
MTBE (methyl teriary butylether). Perlu diketahui bahwa MTBE merupakan zat yang sulit terurai
dalam tanah sehingga hal ini tentunya akan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
penggunaannya.
2. Produksi Bioetanol
Bioetanol merupakan zat etanol yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Produksi bioetanol
dimaksudkan untuk mengganti bahan bakar kendaraan agar lebih ramah lingkungan. Hal ini
dikarenakan ketika bioetanol dibakar akan mengeluarkan gas karbondioksida yang bersih dan
ramah lingkungan.
3. Produksi Biodiesel
Membuatan biodiesel dapat dilakukan dengan mengambil sumber utama dari tumbuh-tumbuhan
yang nantinya akan direaksikan dengan methanol yang akan menghasilkan minyak yang bernama
metal ester atau biodesel tersebut. Di Indonesia sendiri banyak tumbuhan yang dapat diolah menjadi
produk biodiesel seperti minyak kelapa, minyak kedelai dan minyak jarak pagar. Penggunaan
biodiesel juga cukup mudah, yaitu dengan memasukkannya dalam mesin diesel. Selain itu, solar yang
dicampur dengan biodiesel gas emisinya nantinya akan lebih aman karena penambahan biodiesel
akan meningkatkan angka setana.
4. Membuat Mobil Listrik
Beberapa tahun yang lalu kita pernah dihebohkan dengan mobil listrik. Mobil listrik merupakan
mobil yang bahan bakarnya dari listrik. Mobil ini pertama kali dikembangkan oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia dengan nama Marlip. Adapun mesin dalam mobil ini disetting untuk dialiri
listrik saja. Sumber tenaga yang dipakai dalam mobil tersebut berupa tenaga aki 200Ah/12V dengan
jumlah 3. Dalam perkembangannya mobil ini nantinya akan digunakan untuk patroli polisi, sebagai
mobil golf dan lain sebagainya. Mobil jenis ini tentunya ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan
asap.
Soal latihan mandiri
1. UN-SMA-2015-1-22

Perhatikan gambar pemanasan senyawa karbon berikut!

Berubahnya air kapur menjadi keruh menunjukkan bahwa senyawa karbon mengandung ....
A. karbon dan oksigen
B. hidrogen dan oksigen
C. tembaga dan oksigen
D. kalsium dan oksigen
E. nitrogen dan oksigen
2. UN-SMA 2014-Type 1-17
Karakteristik dari suatu senyawa sebagai berikut:
(1) Titik didih dan titik leleh tinggi.
(2) Stabil terhadap pemanasan.
(3) Umumnya larut dalam air.
(4) Apabila dibakar menghasilkan CO2 dan uap air.
(5) Jika dibakar tidak sempurna menghasilkan jelaga.
Karakteristik senyawa organik terdapat pada nomor....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (3) dan (4)
e. (4) dan (5)
3. UN 2018 Type A
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar terbarukan altematif yang dibuat dari minyak
nabati/lemak hewani alami maupun minyak jelantah. Proses pembuatan biodiesel melibatkan reaksi
transesterifikasi minyak/lemak dengan pereaksi alkohol dan basa kuat menghasilkan monoalkilester
dan gliserin sebagai hasil samping. Biodiesel memiliki karakteristik pembakaran yang mirip dengan
solar dari minyak bumi, namun emisi pembakaran biodiesel lebih ramah lingkungan dibandingkan
solar sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar tersendiri maupun dicampur dengan solar
untuk mereduksi emisi gas beracun hasil pembakaran solar.
Solar merupakan bahan bakar yang berasal dari pengolahan minyak bumi yang kandungannya teridi
atas senyawa-senyawa alkana rantai panjang C16-C20. Selain itu, solar mengandung senyawa
nitrogen dan sulfur yang pada pembakarannya menghasilkan senyawa beracun.
Campuran biodiesel dan solar di Indonesia disebut biosolar. Biodiesel dapat dicampur pada berbagai
perbandingan dengan solar. Campuran 5% biodiesel dan 95% solar diberi kode B5. Pasangan berikut
yang menunjukkan rumus struktur dari komponen utama biodiesel dan petrolium diesel (solar),
berturut-turut adalah ....

4. Premix merupakan bahan bakar bensin yang terdiri atas campuran …


a. 20% n – heptana dan 80% isooktana
b. 80% isooktana dan 20% TEL
c. 20% isooktana dan 80% n – heptana
d. 20% premium dan 80% MTBE
e. 80% premium dan 20% MTBE
5. Bensin standar mempunyai bilangan oktan 80. Komposisi bensin standar tersebut yaitu …
a. 80% n-heptana dan 20% isooktana
b. 80% n-oktana dan 20% n-heptana
c. 80% n-oktana dan 20% isooktana
d. 80% isooktana dan 20% n-heptana
e. 80% isooktana dan 20% n-oktana
6. Data pembakaran 2 Kg beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM)
Massa jelaga
Jenis BBM
(gram)
P 0,14
Q 1,96
R 2,36
S 11,76
T 14,4
Jenis bahan bakar bensin yang diperkirakan memiliki efisiensi paling rendah dari data di atas adalah

a. P
b. Q
c. R
d. S
e. T
7. Table berikut menunjukkan massa jelaga yang dihasilkan dalam pembakaran 1Kg beberapa jenis
bahan bakar bensin :
Massa jelaga
Jenis BBM
(gram)
1 0,07
2 1,18
3 7,21
4 5,87
5 0,98
Bahan bakar yang diperkirakan memiliki bilangan oktan paling tinggi adalah …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
8. Perhatikan tabel gas CO dan jelaga yang dihasilkan pada pembakaran beberapa bahan bakar berikut :
Massa produk yang
Jenis dihasilkan
BBM Jelaga
CO (ppm)
(gram)
1 7 8
2 18 11
3 15 7
4 2 5
5 20 15
Bahan bakar yang mempunyai bilangan oktan paling rendah adalah bahan bakar jenis …
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
9. Perhatikan table pembakaran beberapa bahan bakar dengan kalor yang dihasilkan sebagai berikut:
Jenis
Mol q/Kj
BBM
1 2,0 400
2 2,5 300
3 3,0 900
4 3,5 700
5 4,0 1600
Bahan bakar yang mempunyai efisiensi tertinggi adalah …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

10. UN Kimia 2017 – 16


Berikut ini tabel data hasil penyulingan minyak bumi.
Jumlah Titik Didih
No. Kegunaan
atom C (°C)
(1) 5-6 30 90 Cairan pembersih
(2) 6-12 140-180 Bahan bakar kendaraan
(3) 15 - 18 >300 Minyak diesel
(4) >25 > 350 Pelumas
Pasangan data yang berhubungan dengan tepat antara jumlah atom C, titik didih dan
kegunaannya adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (3) dan (4)
11. UNAS-SMA-2010-P-27-17
Tabel berikut merupakan data hasil pembakaran 100 gram bahan bakar yang berbeda berikut
jumlah CO yang dihasilkan:
Bahan Bakar Volume CO (mL)
P 1
0
Q 2
0
R 2
S 5
T 8
Bahan bakar yang bilangan oktannya paling besar adalah ....
a. T
b. S
c. R
d. Q
e. P
12. SPMB/2005/Regional I
Gas buang kendaraan yang mengakibatkan hujan asam adalah
a. CO2
b. SO2
c. H2S
d. CO
e. NO2
13. Semakin tinggi bilangan oktannya, maka BBM lebih lambat terbakar sehingga tidak meninggalkan residu
atau jelaga pada mesin yang bisa mengganggu kinerja mesin tersebut. Berikut adalah data beberapa jenis
bensin:

Jenis BBM Bilangan Oktan


Solar 80
Premium 88
Pertalite 90
Dexlite 91
Pertamax 92
Pertamax Plus 95

Maka urutan bahan bakar berdasarkan residu yang dihasilkan mulai dari residu tersedikit sampai
terbanyak adalah …..
A. Solar, Premium, Pertalite, Dexlite, Pertamax, Pertamax Plus
B. Premium, Pertalite, Dexlite, Pertamax Plus, Pertamax, Solar
C. Pertalite, Dexlite, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Premium
D. Dexlite, Pertamax Plus, Pertamax, Solar, Premium, Pertalite
E. Pertamax Plus, Pertamax, Dexlite, Pertalite, Premium, Solar
14. Bensin merupakan salah satu hasil penyulingan minyak bumi setelah petroleum gas. Efisiensi pembakaran
bensin tidak sebaik petroleum gas, sehingga untuk mencegah dampak pembakaran bensin dapat dilakukan
seperti di bawah ini.

1. Pemasangan konverter katalitik pada knalpot kendaraan


2. Penggunaan EFI (Electronik Fuel Injection) pada sistem bahan bakar
3. Pembuatan dan perluasan taman kota
4. Penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan
5. Penambahan bahan aditif Pb pada bensin
Pernyataan yang tidak sesuai dengan tujuan pencegahan dampak pembakaran bensin adalah ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
15. Perhatikan data hasil pembakaran 100 gram beberapa bahan bakar dengan jumlah jelaga yang
dihasilkan :

Nama Bahan Bakar Jelaga Yang Dihasilkan


P 0 – 0,2 gram
Q 30 – 40 gram
R 10 – 20 gram
S 2 – 4 gram
T 5 – 10 gram
Diketahui data kualitas bensin berdasarkan angka oktan sebagai berikut :

Nama Bahan Bakar Angka Oktan


Bensin Premium 85
Pertalite 89
Pertamax 92
Pertamax Plus 95
Pertamax Turbo 98

Nama bahan bakar yang tepat jika dihubungkan dengan jelaga yang dihasilkan adalah ….
a. P = Pertalite
b. Q = Bensin Premium
c. R = Pertamax
d. S = Pertamax Turbo
e. T = Pertamax Plus
16.

Salah satu hasil minyak bumi yang cukup komersial adalah bensin. Keberadaan bensin di
Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya premium, pertalite, pertamax, dan
pertamax plus. Pembagian jenis bensin ini didasarkan pada angka/bilangan oktan yang dimiliki
oleh masing – masing bensin. Berikut disajikan bensin dengan angka oktannya:

Jenis Kadar
Angka Oktan kadar n–heptana
Bensin isooktana
premium 88 88% 12%

pertalite 90 90% 10%

pertamax 92 92% 8%
pertamax
95 95% 5%
plus

Semakin tinggi angka oktan suatu bensin, semakin bagus kualitasnya. Senyawa isooktana
menghasilkan ketukan paling sedikit dan diberi angka oktan 100, sedangkan n–heptana
menghasilkan ketukan paling banyak dan diberi angka 0. Adapun untuk mengurangi
knocking/ketukan pada mesin, ditambahkan zat aditif pada bensin seperti TEL dan MTBE. Akan
tetapi mulai tahun 2016, keberadaan zat aditif TEL mulai dilarang penggunaannya dan digantikan
oleh HOMC (High Octane Mogas Component). Penyebab dilarangnya TEL sebagai zat aditif dalam
bensin yang paling tepat adalah….
a. Menghasilkan gas CO2, sehingga menimbulkan efek rumah kaca
b. Menghasilkan partikel timbal yang merupakan salah satu partikel logam berat yang berbahaya
bagi kesehatan
c. Menghasilkan gas CO yang mampu mengikat haemoglobin darah, sehingga tubuh kekurangan
oksigen
d. Menghasilkan polutan SOx dan NOx yang menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat merusak
ekosistem
e. Menghasilkan partikulat/smog/asap kabut, sehingga menyebabkan ISPA

Anda mungkin juga menyukai