Anda di halaman 1dari 15

MINYAK BUMI

1. Pembentukan Minyak Bumi, Gas Alam, dan Batu Bara


Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan
dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Dugaan tersebut didasarkan
pada kesamaan unsur-unsur yang terdapat dalam bahan tersebut dengan unsur-unsur
yang terdapat pada makhluk hidup. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar laut,
kemudian ditutupi oleh lumpur yang lambat laun mengeras karena tekanan lapisan
diatasnya sehingga berubah menjadi batuan. Sementara itu bakteri anaerob
menguraikan sisa-sisa organisme itu sehingga menjadi minyak bumi dan gas yang
terperangkap di antara lapisan-lapisan kulit bumi. Proses pembentukan minyak bumi
dan gas ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan sepanjang umur kita pun
belum cukup untuk membuat minyak bumi dan gas. Jadi kita harus melakukan

1
penghematan dan berusaha mencari sumber energi alternatif.

2. Komposisi Gas Alam , Minyak Bumi, dan Batu Bara


Minyak bumi hasil pengeboran masih berupa minyak mentah (crude oil) yang
kental dan hitam. Crude oil ini terdiri dari campuran hidrokarbon yaitu

a. Alkana
Senyawa alkana yang paling banyak ditemukan adalah n-oktana dan isooktana
(2,2,4-trimetil pentana)
b. Hidrokarbon aromatis, diantaranya adalah etil benzene
c. Sikloalkana antara lain siklopentana dan etil sikloheksana
d. Belerang (0,01-0,7%)
e. Nitrogen (0,01-0,9%)
f. Oksigen (0,06-0,4%)
g. Karbon dioksida (CO2)
h. Hidrogen sulfida (H2S)
3. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi biasanya berada pada 3-4 Km di bawah permukaan. Untuk
mengambil minyak bumi tersebut kita harus membuat sumur bor yang telah di
sesuaikan kedalamannya. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal
tangker atau dialirkan ke kilang minyak dengan menggunakan pipa. Minyak mentah
yang tadi diperoleh belum bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun keperluan
lainnya. Minyak mentah tersebut haruslah diolah terlebih dahulu. Minyak mentah
mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 hingga C-50.
Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana minyak mentah
dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan titik didih yang mirip. Hal tersebut
dilakukan karena titik didih hidrokarbon meningkat seiring dengan bertambahnya
atom karbon (C) dalam molekulnya. Mula mula minyak metah dipanaskan pada suhu
sekitar 400C. Setelah dipanaskan kemudian di alirkan ke menara fraksionasi/destilasi.

2
Menara destilasi

Dimenara inilah terjadi proses destilasi. Yaitu proses pemisahan larutan dengan
menggunakan panas sebagai pemisah. Syarat utama agar terjadinya proses destilasi
adalah adanya perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap. Dengan demikian
apabila komposisi fase cair dan face uap sama maka proses destilasi tidak mungkin
dilakukan. Proses destilasi pada kilang minyak bumi merupakan pengolahan secara
fisika yang primer sebagai awal dari semua proses memproduksi BBM (Bahan Bakar
Minyak).

Skema penyulingan minyak

3
Minyak mentah hasil dari pengeboran di alirkan ke kapal tangker untuk kemudian di
distribusikan ke kilang minyak. Disinilah terjadi proses destilasi yang sudah di jalaskan
di atas. Pertama, miyak mentah dipanaskan dengan suhu sekitar 400 oC. Komponen
yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan akan mengalir turun ke
bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap naik ke atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Semakin keatas suhu di dalam
menara fraksionasi itu semakin rendah. Dengan demikian, setiap kali komponen
dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah, sedangkan
komponen dengan titik didih lebih rendah akan terus naik ke bagian yang lebih atas
lagi. Begitulah seterusnya, sehingga komponen yang paling atas itu berupa gas.
Komponen yang berupa gas itu disebut gas petrolium. Kemudia gas petrolium tersebut
dicairkan dan dikelan sebagai LPG (Liquefied Petroleum Gas).

Hasil Olahan Minyak Bumi

4
Dari skema di halaman sebelumnya kita dapat melihat hasil-hasil dari proses destilasi
minyak mentah. Diatnaranya yaitu :

LPG
Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI, merupakan gas hasil
produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, yang komponen utamanya
adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah
gas pentana (C5H12) yang dicairkan

Bahan bakar penerbangan


Bahan bakar penerbangan salah satunya avtur yang digunakan sebagai bahan bakar
persawat terbang.

Bensin
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting
sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki
rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas
yang diinginkan.

Minyak tanah ( kerosin )


Bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai hasil penyulingan minyak bumi
dengan titik didih yang lebih tinggi daripada bensin; minyak tanah; minyak patra.

Solar
Diesel, di Indonesia lebih dikenal dengan nama solar, adalah suatu produk akhir yang
digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang diciptakan oleh Rudolf Diesel,
dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung
yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan

Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan
bakar padat. Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin

Minyak bakar
Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum membentuk
residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini
adalah hitam chrom. Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan minyak
diesel

Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis.

5
4. Bensin
Bensin atau sering disebut gasoline/premium terdiri dari campuran isomer
heptana (C7H16), merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dan bahan bakar mesin. Mutu bahan
bakar bensin ditentukan oleh jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkan.
Jumlah ketukan dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin tinggi nilai mutu
bensin, berarti jumlah ketukan semakin sedikit dan angka oktannya semakin
tinggi. Sebagai pembanding dalam penentuan bilangan oktan pada bensin
digunakan nilai n-heptana dan isooktana. Kedua senyawa ini merupakan
sebagian senyawa yang terdapat dalam bensin. Isooktana memberikan ketukan
paling sedikit, diberi nilai 100. N-heptana menghasilkan ketukan paling sedikit,
diberi nilai nol. Suatu campuran yang terdiri dari 80% isooktana dan 20% n-
heptana mempunyai nilai oktan sebesar 80.

CH3

CH3 − C − CH2 − CH − CH3 CH3−CH2−CH2−CH2−CH2−CH2−CH3
 
CH3 CH3

2, 2, 4 tri metil pentana n heptana

Isooktana

Bensin

a. Bilangan Oktan
Telah kita ketahui bahwa bensin terdiri atas iso oktan dan n heptana. Kualitas
bensin ditentukan oleh kadar isooktana dalam bensin. Makin tinggi kadar isooktana
dalam bensin makin baik kualitas bensin itu. Bensin yang mengandung n heptana
terlalu banyak akan menimbulkan ketukan (knocking) pada mesin. Knocking ini akan
mempercepat kerusakan mesin. Bensin yang iso oktan-nya tinggi menghasilkan energi
lebih banyak dibandingkan dengan bensin dengan iso oktan rendah. Selain itu,
isooktana tidak menimbulkan efek knocking.

6
Selanjutnya yang perlu dipertanyakan adalah, mengapa tidak dibuat saja
bensin yang bebas n heptan, agar diperoleh bensin dengan energi tinggi dan bebas
knocking ? Masalahnya adalah titik didih n heptan dan iso oktan praktis sama, sehingga
pada fraksinasi, iso oktan dan n heptan mengembun secara bersamaan.

Untuk menyatakan kualitas bensin orang menggunakan istilah bilangan oktan atau
angka oktan. Definisinya:

Bilangan oktan adalah bilangan yang menyatakan kadar iso oktan dalam bensin.

Jika kadar iso oktan dalam bensin 80 % maka bilangan oktan bensin itu adalah
80. Sebaliknya, jika misalnya bilangan oktan bensin diketahui = 60, berarti kandungan
iso oktan dalam bensin tersebut 60 %.

Dalam perdagangan dikenal berbagai jenis bensin, antara lain premium, bensin
super dan premix. Premium adalah bensin dengan bilangan oktan sekitar 80. Sedang
bensin super adalah premium yang diberi zat aditif yang bersifat anti knocking. Zat
aditif ini adalah TEL (Tetra Ethyl Lead), (C2H5)4Pb.

CH3
C H2
CH3−CH2  CH2−CH3
−Pb−
C H2
C H3
Tetra Ethyl Lead

Beberapa ml TEL yang dicampurkan ke dalam satu galon premium akan


membuat premium itu setara dengan bensin yang angka oktan-nya 98. Sayang sekali,
kandungan Pb dalam TEL ini akan menimbulkan endapan oksida Pb ketika mesin motor
membakarnya. Untuk itu, bersama TEL juga dicampurkan etil bromida, C2H5Br. Dengan
adanya etil bromida, endapan oksida Pb akan diubah menjadi PbBr2 yang bersifat cair.
Cairan PbBr2 ini akan segera berubah menjadi gas oleh karena panas pembakaran dan
akan keluar dari mesin bersama gas-gas hasil pembakaran bensin. Dengan upaya ini,
adanya Pb sudah tidak lagi mengganggu mesin motor. Tetapi. partikel Pb yang dibuang
ke udara, akan membuat udara tercemar oleh Pb yang termasuk logam berat, dan
polusi udara oleh logam berat dianggap sebagai polusi yang cukup serius terhadap

7
lingkungan. Oleh karena itu, akhir-akhir ini, TEL diganti MTBE (Methyl Tertiair Butyl
Ether).

CH3

CH3−O−C− CH3

CH3
Methyl Tertiair Butyl Ether

Dengan digantinya TEL oleh MTBE, diharapkan udara terbebas dari polusi logam berat
yang berasal dari asap mesin motor.

b. Bensin Sintetis

Kebutuhan dunia akan bensin, senantiasa bertambah dari waktu ke waktu


sehingga produk bensin yang berasal dari fraksinasi minyak mentah saja tidak
mencukupi tuntutan kebutuhan. Atas dasar itu dibuatlah bensin sintetis. Salah satu
cara membuat bensin sintetis adalah dengan proses Cracking atau proses kertakan
hidrokarbon. Pada proses ini dilakukan pemotongan terhadap rantai karbon dari
hidrokarbon suku tinggi yang berasal dari residu minyak. Rantai karbon yang panjang
dipotong-potong sehingga menjadi hidrokarbon C7 C8. Proses cracking ini dilakukan
pada temperatur dan tekanan yang tinggi dan katalis yang sesuai.

Selain dengan proses cracking, perusahaan mobile oil telah mengembangkan


proses konversi metanol ( yang dapat diperoleh dalam jumlah besar dari tetes tebu)
menjadi bahan bakar minyak dengan katalisator ZSM-5 yaitu zeolit sintetis yang
diproduksi oleh mobile oil.

5. Nafta
Fraksi ringan dari minyak bumi C5-C12 sering difraksionasi lagi menjadi fraksi-
fraksi yang lebih sempit. Salah satunya adalah nafta yang mengandung C 6-C10. Nafta
merupakan bahan baku berbagai industri, seperti plastic, serat sintesis, nilon, karet
sintesis, pestisida, detergen, obat-obatan, kosmetik dan sebagai pelarut.

6. Gas Alam
Seperti telah disebutkan di atas, gas alam sebagian besar terdiri atas metana.
Indonesia adalah salah satu penghasil utama gas alam, terutama dari ladang gas
Bontang (kalimantan) dan ladang gas Arun (aceh). Gas alam dihasilkan dari sumur-
sumur bor. Untuk mempermudah transportasi, gas alam dicairkan, yang disebut LNG

8
(Liquified Natural Gas). Gas alam terutama digunakan sebagai bahan bakar, baik
sebagai bahan bakar industri, bahan bakar rumah tangga, maupun pemanas ruangan
waktu musim dingin. Disamping itu, gas alam juga berfungsi sebagai sumber hidrogen
dan sebagai bahan dasar untuk berbagai jenis industri.

7. Industri Petrokimia
Industri yang membuat bahan-bahan
atau produk dari minyak dan gas bumi disebut
industri petrokimia. Bahan dasar petrokimia
terdiri atas :

1. Olefin
Olefin dibuat dari etana, propana, nafta atau
minyak dan gas, melalui proses cracking (perengkahan), misalnya etena, propena,
dan butena.

2. Aromatika
Aromatika terdiri atas benzena dan turunannya, yang dibuat melalui proses
reforming misalnya benzena, toluena dan xilena.

3. Gas sintesis
Gas sintesis merupakan campuran gas CO dan H2. Gas sintesis dibuat dari LPG
melalui proses steam reforming (oksidasi parsial).

4. Proses Industri Kimia


Proses industri kimia meliputi 3 tahap, yaitu :

a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.

b. Mengubah bahan dasar menjadi produk antara.

c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir.

5. Produk-Produk Petrokimia
a. Produk dari olefin : PVC, polietilena, etanol, glikol, propilena.

b. Produk dari aromatik : stirena, kumena, sikloheksana, TNT.

c. Produk dari gas sintesis : ammonia dan methanol.

8. Dampak Pembakaran Bahan Bakar Minyak Bumi


Pernahkah Anda pergi berwisata ke daerah pegunungan? Dapatkah Anda
merasakan kesegaran alamnya? Samakah dengan yang Anda rasakan sewaktu berada di

9
daerah perkotaan, terutama di jalan raya? Dapatkah di jalan raya Anda menghirup udara
dengan nyaman dan terasa segar? Di jalan raya sering kita merasakan udara yang panas
ditambah lagi dengan asap kendaraan bermotor yang terpaksa harus kita hisap. Tahukah
Anda bahwa asap kendaraan yang kita hisap itu sangat

berbahaya bagi kesehatan kita? Tahukah Anda bahwa udara panas di daerah perkotaan
itu juga

disebabkan karena pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, di samping asap dari
pabrik? Berikut ini akan kita bahas bersama tentang gas-gas hasil pembakaran minyak
bumi yang sangat membahayakan kesehatan manusia dan pencemaran lingkungan.

1. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi.
Padahal gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar rendah dapat
menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan
pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian. Nilai ambang
batas (NAB) gas CO adalah 100 ppm untuk waktu kontak 8 jam sehari. Gas CO ini
berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO,
dan ini merupakan racun bagi darah. Oleh karena yang diedarkan ke seluruh tubuh
termasuk ke otak bukannya HbO, tetapi justru HbCO.

Gb. Sel darah merah yang Gb. Hemoglobin mengandung Gb. Ketika CO masuk tubuh,
mengandung hemoglobin empat unit heme, dimana setiap heme lebih suka berikatan
heme mengikat satu molekul O2 dengan CO daripada dengan O2

Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat
ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat
250 kali dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh
bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah
yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian. Sumber
keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak
bumi. Salah satunya adalah pembakaran bensin, di mana pada pembakaran yang terjadi di

10
mesin motor, dapat menghasilkan pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai
berikut.
2 C8H18(g) + 17 O2(g) → 16 CO(g) + 18 H2O(g)

Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak
sempurna bensin adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada proses industri,
pembakaran sampah, pembakaran hutan, kapal terbang, dan lain-lain. Namun demikian,
penyebab utama banyaknya gas CO di udara adalah pembakaran tidak sempurna dari
bensin, yang mencapai 59%. Sekarang ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang
berfungsi untuk mengurangi banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut
catalytic converter, yang berfungsi mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO
menjadi gas-gas yang tidak berbahaya, dengan reaksi:

Katalis Ni

2 CO(g) + O2(g) 2 CO2(g)

Katalis Ni

2 NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)

2. Karbon Dioksida (CO2)

Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran
sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya
jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat
pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita.

Keberadaan CO2 yang berlebihan di


udara memang tidak berakibat langsung pada
manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi
berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan
sinar inframerah dari matahari diserap oleh

11
bumi dan benda-benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali
ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di
bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun
malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan
sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai
efek rumah kaca atau green house effect.

Untuk mengurangi jumlah CO2 di udara maka perlu dilakukan upaya-upaya, yaitu
dengan penghijauan, menanam pohon, memperbanyak taman kota, serta pengelolaan
hutan dengan baik.

3. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat
menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini
dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak
bumi serta dari pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses
pada industri pertambangan. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di
udara adalah pada pembakaran batu bara.

Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara
langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan asam.
Proses terjadinya hujan asam dapat dijelaskan dengan reaksi berikut.

a. Pembentukan asam sulfit di udara lembap

SO2(g) + H2O(l) H2SO3(aq)

b. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara

2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g)

c. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk asam sulfat yang lebih
berbahaya daripada SO2 dan H2SO3

2 SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)

12
Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga
menyebabkan sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping
menyebabkan hujan asam, oksida belerang baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam
alat pernapasan masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat
yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan, khususnya paru-paru.

Gb. Kerusakan hutan karena hujan asam

4. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)

Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi
tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat
menjadi penyebab hujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan
karena gas nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi.

Reaksinya adalah:

N2(g) + O2(g) → 2 NO(g)

Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO2 dengan reaksi
sebagai berikut.

2 NO(g) + O2(g) 2 NO2(g)

Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti
asam nitrat yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1
ppm dapat menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab
terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan
kematian. Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap
ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah
mengubah gas buang yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan
maupun kesehatan manusia. Proses pengubahan tersebut dapat dilihat pada reaksi
berikut.

13
Katalis (Ni)

2 NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)

5. Pencemaran Partikel-Partikel Padat (Butiran)

Partikel-partikel zat padat pencemaran diudara berupa asap dan debu. Sumber
partikel tersebut dapat berasal dari pembakaran bahan bakar, pabrik-pabrik dan industri.

Partikel yang berasal dari batu bara dan minyak bumi menghasilkan debu
menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia dan mengganngu fotosintesis pada
tumbuhan karena debu tersebut menutupi permukaan daun dari sinar ultraviolet.

Gb. Asap kendaraan menyebabkan pencemaran partikel/butiran berupa Pb

Jika bahan bakar bensin dicampurkan dengan tetra etil lead (TEL) akan
mengakibatkan gangguan pembentukan hemoglobin sehingga orang yang terkena dapat
menderita anemia. Sampai saat ini Pb diudara sebanyak 75% berasal dari knalpot motor
atau mobil. Untuk itu oerancang mesin-mesin mobil mencoba bahan bakar mobil
antipolusi. Misalnya, mobil dengan tenaga surya serta mobil dengan bahan bakar alkohol.

Mengatasi Dampak Pembakaran Bahan Bakar Terhadap Lingkungan

Berikut ini akan diterangkan beberapa cara mengatasi dampak pembakaran bahan bakar.

a. Melarang dan mengurangi penggunaan bensin yang mengandung timbal (Pb).


b. Pemeliharaan alat pembakar, seperti knalpot kendaraan dan kompor rumah
tangga sehingga proses pembakaran lebih sempurna.
c. Memerhatikan kualitas bahan bakar dengan menurunkan kadar sulfur, sehingga
pada saat pembakaran mengeluarkan sulfur oksida lebih sedikit. Makin baik
kualitas bahan bakar makin baik daya bakarnya, sehingga akan mengurangi
polusi.
d. Mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatif nonpetrolium, seperti
metanol, etanol, gas alam yang dimampatkan atau gas petroleum cair, dan

14
hidrogen atau baterai listrik yang dapat menghapus pencemaran oleh pipa
knalpot.
e. Mengoksidasi bahan bakar dengan menambahkan alkohol membentuk gasohol
(bensin dan alkohol). Bahan bakar ini terbakar lebih sempurna sehingga dapat
menurunkan emisi karbon monoksida.
f. Mengadakan bahan bakar alternatif yang membakar lebih bersih dari bensin dan
minyak diesel yang berupa campuran berwawasan lingkungan.
g. Menggalakan penggunaan kendaraan dengan bahan bakar gas alam
h. Memperbaiki mutu kendaraan bermotor, diantaranya dengan mengembangkan
sarana untuk memanaskan katalis sehingga mesin kendaraan dapat hidup lebih
cepat dan pencemaran berkurang.
i. Menggunakan tenaga baterai
j. Penggunaan turbin putar gabungan
k. Memanfaatkan turbin angin dan sel tenaga matahari dengan tingkat pencemaran
nol.
l. Melakukan penghematan energi listrik.

Mengingat dampak yang ditimbulkan dan terbatasnya sumber tambang minyak di


dunia ini, maka mulai sekarang dicari energi alternatif lain seperti:

1. licol /batu bara yang dibersihkan (sumber Buletin Khusus Warta untuk Warga Agustus
2006);

2. biodiesel dari minyak jarak (sumber Yunior–Suara Merdeka 1 Oktober 2006);

3. biodiesel (etanol dari tebu, minyak jagung, minyak kelapa sawit);

4. biogas dari kompos/kotoran hewan;

5. tenaga nuklir;

6. tenaga panas bumi /geothermal;

7. tenaga air terjun;

8. tenaga gelombang air laut;

9. tenaga angin;

10. tenaga surya.

15

Anda mungkin juga menyukai