Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak bumi adalah salah satu sumber energi yang paling berperan dalam kehidupan
manusia. Tak hanya untuk bahan bakar mesin, minyak bumi juga digunakan untuk sumber
energi dalam memasak. Bahkan lilin pun terbuat dari minyak bumi.
Teori organik mengenai terjadinya minyak bumi diajukan oleh Engler pada tahun 1911
yang mengatakan bahwa minyak bumi terjadi dari bahan organik melalui tiga tahap. Tahan
pertama, deposit binatang dan tumbuh-tumbuhan berkumpul pada dasar laut, yang
selanjutnya yang akan terurai oleh bakteri. Karbohidrat dan protein yang diubah menjadi
bahan yang dapat larut dalam air atau menjadi gas, akan terbawah oleh aliran air atau udara.
(Hardjono,A.2001)
Minyak bumi adalah suatu campuran cairan yang terdiri dari berjuta-juta senyawa kimia,
yang paling banyak adalah senyawa hidrokarbon yang terbentuk dari dekomposisi yang
dihasilkan oleh fosil tumbuh-tumbuhan dan hewan. Minyak bumi dan derivat minyak bumi
menghasilkan bahan bakar kendaraan bermotor, pesawat terbang dan kereta api. Tumbuhan
dan hewan juga menghasilkan minyak pelumas yang dibutuhkan untuk alat-alat mesin
industri. (William,H,B.1995)
Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh
ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang
minyak.Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap.

Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan
lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis
hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring
bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan
minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke
dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengolahan minyak bumi ?

C. Tujuan

Untuk memenuhi tugas kimia dan untuk memperdalam materi tentang proses pengolahan
minyak bumi.

D. Manfaat

Untuk menambah wawasan kepada pembaca bagaimana proses pengolahan minyak bumi.

1
PEMBAHASAN
A. Pengolahan Minyak Bumi Secara Umum

Suatu cara yang paling penting untuk memisahkan minyak mentah kedalam
fraksi-fraksinya ialah distilasi. Sifat-sifat fraksi tergantung kepada komposisi minyak
mentah dan tergantung kepada tipe produk jadi yang diinginkan. Minyak mentah
mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang tidak semuanya cocok untuk semua
produk yang diinginkan. Misalnya adanya aroma didalam fraksi kerosin atau fraksi
minyak gas menyebabkan mutu kerosin atau bahan bakar diesel yang dihasilkan dari
distilasi langsung minyak mentah tidak baik.Sebaliknya, adanya aromat dalam fraksi
bensin dalam minyak mentah, menyebabkan mutu bensin langsung baik.

Pada umumnya, tidak ada fraksi-fraksi atau gabungan fraksi-fraksi yang


diperoleh dari pemisahan minyak mentah yang begitu saja digunakan sebagai produk
minyak bumi. Masing-masing biasanya masih harus mengalami perlakuan (treating)
lebih lanjut yang berbeda-beda tergantung kepada kotoran-kotoran yang ada dalam
fraksi dan sifat-sifat yang diinginkan dalam produk jadi. Perlakuan yang paling
sederhana terhadap fraksi ialah pencucian soda untuk menghilangkan senyawa
belerang. Sedangkan serangkaian perlakuan yang kompleks adalah perlakuan
pelarut(solvent treating), pengawamalaman dengan pelarut (solvent dewaxing),
perlakuan lempung (clay treating) dan perlakuan hidro (hydrotreating) serta
pencampuran (blending) untuk menghasilkan misalnya minyak pelumas.
(Hardjono,A.2001)

2
B. Proses Pengolahan Minyak Bumi
1. DESTILASI

Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik


didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan
dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang
sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash
chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan
bertekanan tinggi).

Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan
selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut
sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut
makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah,
sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi.
Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang
pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum,
kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi
meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari
20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain
sebagai berikut :

1) Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C

3
2) Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
3) Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
4) Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5) Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6) Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang
meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

2. CRACKING
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan
(refinery)

Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar


menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil.
Contoh cracking ini adalah pada pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi
bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi
gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang
dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil
pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan

4
pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan
dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh
beberapa struktur molekul hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :


a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan
yang rendah. Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang
digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik
melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat
asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana
sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

c. Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk


menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi.
Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung
dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.

3. REFORMING

Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik
(rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda.
Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan
menggunakan katalis dan pemanasan.

5
Contoh reforming adalah sebagai berikut :

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon


parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan
katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atau platina dalam lempung.Contoh reaksinya :

4. ALKILASI dan POLIMERISASI

Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang
lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti
H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.


Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :

6
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa
isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

5. TREATING

Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-


pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :

 Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
 Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
 Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari
fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang
rendah.
 Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak
pelumas
 Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
 Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi atau
gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai
masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam
proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa
gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta
hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi,
hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian
diambil kembali sebagai sulfur elemental.

7
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :

1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta


2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi
dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik
dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan
senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida
yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian
dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
6. BLENDING

Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai
persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di
barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik,
terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.

Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL
berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar
diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif.
Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan
pencemaran udara.

C. Produk Olahan Minyak Bumi

Ada beberapa cara penggolongan produk jadi yang dihasilkan oleh kilang minyak.
Diantaranya produk jadi yang terbagi menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan produk
Bukan Bahan Bakar Minyak (BBBM).

Yang termasuk produk BBM adalah :


 Avtur
 Bensin motor
 Bahan bakar jet
 Kerosin
 Solar
 Minyak Diesel
 Minyak Bakar
Sedangkan yang termasuk produk BBBM adalah :
 Liquifed Petroleum Gases (LPG)
 Pelarut
 Minyak pelumas
 Gemuk
 Aspal
 Parafin
 Karbon hitam
 Kokas

8
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan

Suatu cara yang paling penting untuk memisahkan minyak mentah kedalam
fraksi-fraksinya ialah distilasi. Sifat-sifat fraksi tergantung kepada komposisi minyak
mentah dan tergantung kepada tipe produk jadi yang diinginkan.

Proses pengolahan minyak bumi didalam kilang minyak berlangsung secara


beberapa tahapan, yakni Destilasi, Cracking, Reforming, Alkilasi dan Polimerisasi,
Treating, dan Blending. Produk-produk olahan yang dihasilkan berupa Bahan Bakar
Minyak(BBM) dan Bukan Bahan Bakar Minyak(BBBM).

2. Saran

Peningkatan kualitas olahan minyak bumi sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia,terlebih
dengan kemajuan teknologi yang pesat.Saat ini,ketergantungan terhadap minyak bumi masih
tinggi. Tingkat konsumsi yang menjulang tidak sebanding dengan ketersediaan, dengan
begitu perlu kesadaran akan mengeksplorasinya agar tidak menimbulkan masalah baru di
kemudian hari.

B. Daftar Pustaka
http://hzfuadbatangkysolo.blogspot.co.id/2017/05/makalah-pengolahan-minyak-bumi.html

http://inkorclass.blogspot.co.id/2014/05/makalah-pengolahan-minyak-bumi-
kimia.html#ixzz4qD290OwBv

Anda mungkin juga menyukai