Anda di halaman 1dari 3

Minyak bumi berasal dari ladang minyak, hasil pengeboran sumur minyak berupa minyak mentah.

Maka
minyak bumi harus diolah lebih dulu sebelum digunakan. Minyak mentah dikirim melalui pipa-pipa
minyak ke unit pengolahan minyak (kilang minyak). Pengolahan minyak bumi adalah proses mengolah
minyak bumi menjadi produk-produk bermanfaat melalui pemecahan (pemisahan) minyak dengan cara
pemanasan. Sehingga dihasilkan fraksi atau jenis bentukan minyak bumi. Beberapa fraksi minyak bumi
adalah fraksi berbentuk gas, cair, dan padat. Setiap fraksi hasil pemisahan minyak bumi diperlakukan
khusus sesuai sifat fisika dan sifat kimianya

1. Proses Destilasi

Proses pengolahan minyak bumi yang pertama adalah proses destilasi. Destilasi merupakan proses
pemisahan fraksi-fraksi yang terdapat di minyak bumi, di mana pemisahan fraksi tersebut berdasarkan
pada perbedaan titik didih. Proses ini biasanya dilakukan pada sebuah wadah tabung tinggi yang kedap
terhadap udara. Awalnya minyak mentah akan dialirkan ke dalam tabung tersebut dan kemudian
dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370 derajat celcius. Setelah itu, hasil dari fraksi-fraksi
tersebut nantinya akan dipisahkan, di mana fraksi yang memiliki titik didih terendah akan menempati
bagian atas tabung, sedangkan fraksi yang memiliki titik didih tinggi akan menempati bagian dasar
tabung.Hasil dari proses destilasi ini antara lain adalah gas, bensin, minyak tanah, diesel, oli, lilin dan
aspal. Akan tetapi, semua hasil tersebut belum menjadi bahan siap pakai karena belum melewati
tahapan selanjutnya. Pengolahan minyak bumi tahap pertama dilakukan dengan distilasi bertingkat,
yaitu proses distilasi berulang-ulang, sehingga didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Hasil pada proses distilasi bertingkat ini meliputi:

⮚ Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal dengan
nama elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk bahan bakar kompor gas
dan mobil BBG, atau diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia lainnya.
⮚ Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi diolah lebih
lanjut pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan petrokimia yang lain. Nafta
sering disebut juga sebagai bensin berat.
⮚ Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah) dan avtur
(bahan bakar pesawat jet).
⮚ Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.
⮚ Fraksi kelima atau disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat diolah
lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan sisanya sebagai
aspal dan lilin.

2. Proses Cracking

Proses pengolahan minyak bumi yang selanjutnya adalah tahap cracking. Cracking merupakan proses
pengolahan minyak bumi untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi
molekul hidrokarbon yang memiliki ukuran lebih kecil. Proses cracking ini sering biasa disebut juga
dengan proses refinery. Tujuan cracking adalah meningkatkan kualitas fraksi minyak bumi itu sendiri.
Contoh cracking pada minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Hasil dari proses cracking ini
adalah senyawa hidrokarbon yang lebih spesifik lagi sehingga bisa untuk menjadi bahan bakar dengan
spesifikasi tertentu. Ada tiga jenis cracking, yakni

⮚ Thermal cracking, yakni penguraian dengan memanaskan hidrokarbon pada suhu tinggi dalam
tekanan yang rendah.
⮚ Catalytic cracking, penguraian hidrokarbon dengan bantuan kataliastor/bahan eksternal untuk
memicu penguraian senyawa hidrokarbon
⮚ Hydrocracking, merupakan paduan antara thermal cracking dan catalytic cracking. Proses
hidrocracking ini dilakukan dalam tekanan yang tinggi, beberapa hasil dari proses hidrocracking
ini antara lain bensin dan bahan bakar jet. 

3. Proses Reforming

Proses pengolahan minyak bumi yang selanjutnya adalah proses reforming. Reforming merupakan
proses mengubah struktur pada molekul fraksi yang mutunya buruk menjadi molekul fraksi yang
mutunya akan lebih baik. Reforming juga dapat diartikan sebagai proses pengubahan bentuk molekul
bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai
karbon bercabang). Tujuan reforming adalah memperoleh produk minyak bumi (senyawa bensin) yang
lebih baik. Proses reforming ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode katalis atau proses
pemanasan. Karena proses reforming ini bertujuan untuk mengubah struktur pada molekul fraksi maka
proses ini dapat disebut juga dengan proses isomerasi.

4. Proses Polimerasi dan Alkilasi

Proses pengolahan minyak bumi tahap selanjutnya adalah proses polimerasi dan alkilasi. Setelah adanya
perbaikan/perubahan struktur molekul fraksi dilanjutkan dengan proses alkilasi yaitu proses
penambahan jumlah atom pada suatu fraksi sehingga molekul fraksi tersebut menjadi lebih panjang dan
bercabang. Pada proses alkilasi ini biasanya menggunakan bahan tambahan katalis asam yang kuat
seperti H2SO4, HCL, atau AlCl3 (asam Lewis). Tujuan alkilasi adalah memperoleh produk alkilat dengan
angka oktan tinggi. Angka oktan adalah angka yang menunjukkan tingkat ketukan (knocking) yang timbul
oleh bensin saat proses pembakaran. Ketukan ini terjadi saat bahan bakar terbakar prematur (secara
dini) di mesin dan menyebabkan terjadi suara khas mirip suara ketukan. Proses alkilasi melibatkan
molekul olefin (alkena) dan isoparafin dengan bantuan katalisator berupa asam kuat. Sedangkan proses
polimerasi yaitu proses penggabungan antara molekul-molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar
dalam sebuah fraksi sehingga mutu dari produk akhir menjadi meningkat. Polimerisasi adalah proses
penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Contoh polimerisasi dalam pengolahan
minyak bumi adalah proses reaksi penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana. Dari
proses reaksi tersebut menghasilkan produk bensin berkualitas tinggi yang disebut isooktana. Jadi pada
tahap ini molekul fraksi akan melalui tahap alkilasi terlebih dahulu lalu kemudian melalui tahap
polimerasi sehingga membentuk sebuah molekul fraksi yang panjang dimana molekul fraksi tersebut
mutunya sudah meningkat.

5. Proses Treating
Proses pengolahan minyak bumi yang kelima adalah proses treating. Treating merupakan proses
pemurnian fraksi minyak bumi melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang terlibat dalam
proses pengolahan. Bahan-bahan yang dihilangkan dalam proses treating ini antara lain adalah bau tidak
sedap yang dihilangkan melalui proses copper sweetening and doctor treating, proses penghilangan
atau pemisahan wax (semacam lilin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas. Tujuan
dewaxing untuk menghasilkan minyak pelumas dengan pour point rendah, dan parafin yang dihilangkan
melalui proses solvent dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui proses acid treatment,
aspal yang dihilangkan melalui proses deasphalting dan terakhir penghilangan unsur belerang, sulfur
atau belerang harus dipisahkan dari minyak bumi karena menimbulkan kerugian, yaitu korosi,
mengganggu katalisator, bau tidak sedap, menghasilkan produk samping pembakaran berupa gas buang
beracun (sulfur dioksida atau SO2), polusi udara dan hujan asam melalui proses desulfurizing. Inti dari
proses ini adalah mengeliminasi bahan-bahan yang tidak memberikan mutu dalam proses pengolahan
minyak mentah ini sehingga hasil akhirnya nanti mutunya akan bertambah.

6. Proses Blending

Proses pengolahan minyak bumi pada tahapan terakhir adalah proses blending. Blending merupakan
proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai dengan cara menambahkan
bahan-bahan aktif ke dalam fraksi minyak bumi. Proses blending juga dapat diartikan sebagai
penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil
minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk
memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat
ditambanhkan pada proses pengolahannya. Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah
tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan
pelumas,agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat
aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran
udara. Setelah melalui proses ini maka hasil dari pengolahan minyak bumi mutunya menjadi lebih baik
dan menjadi bahan yang siap pakai.

Anda mungkin juga menyukai