Anda di halaman 1dari 17

Ringkasan Materi dan Sub Materi Bahan Bakar dan

Teknik Pembakaran

Dosen Pembimbing:
Dr. Dianta Mustofa K., MT.
Maykel TE Manawan, Msi. Dr

PROGRAM STUDI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2016

Ringkasan Materi dan Sub Materi


Bahan Bakar dan Teknik Pembakaran
I.

Bahan bakar
A.

Pengertian Bahan Bakar

Bahan bakar adalah semua bahan/material yang mampu melepas


kalor/terbakar. Bahan bakar terdiri dari dua jenis, yaitu Bahan Bakar Renewable
Energy dan Bahan Bakar Non Renewable Energy. Bahan bakar yang termasuk
kedalam Renewable Energy contohnya biodiesel yang berasal dari kayu, minyak
sawit/jarak, bioetanol yang berasal dari singkong, dan sebagainya. Sedangkan bahan
bakar yang termasuk Non Renewable Energy contohnya pemakaian batu bara
sebagai bahan bakar pada PLTU, hasil penyulingan minyak bumi yang banyak
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, dan sebagainya.

B.

Syarat utama bahan bakar

Mudah Terbakar
Pembakaran serentak didalam ruang bakar dengan sedikit knocking.

Mudah menguap
Bensin harus mampu membentuk uap dengan mudah untuk memberikan campuran
udara-bahan bakar dengan tepat saat menghidupkan mesin yang masih dingin.

Tidak beroksidasi dan bersifat pembersih


Sedikit perubahan kualitas dan perubahan bentuk selama disimpan. Selain itu juga
bensin harus mencegah pengendapan pada system intake.

C.

Syarat Pembakaran

Dalam bahan bakar adapula istilah segitiga pembakaran atau bisa juga
disebut dengan syarat pembakaran, yaitu adanya oksigen, bahan bakar, dan panas.
Fuel

O2

Heat

D.

Pengertian istilah yang ada dalam bahan bakar


a) Cetane number : ukuran yang menunjukkan kualitas dari bahan bakar untuk
diesel, Dalam mesin diesel angka bahan bakar setana yang lebih tinggi akan
memiliki periode pengapian lebih pendek dari pada bahan bakar setana
bernilai rendah.
b) Octane number : angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa
diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.
c) Freezing point : suhu maksimum/minimum yang dimana senyawa/bahan
mengeluarkan uap yang cukup untuk membentuk campuran dengan udara
yang dapat terbakar.
d) Boiling temperature : merupakan temperature dimana suhu tekanan uap
sama dengan tekanan gas diatas itu saat cairan mendidih (titik didih saat
cairan dibakar)
Specific gravity : ukuran kerapatan relatif terhadap kerapatan zat yang
dijadikan acuan.
e) Density : banyaknya materi pada suatu benda tiap satuan volumenya.
f) Viscosity : ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar kecilnya
gesekan internal fluida.
g) Heating value : jumlah energi panas yang terlepas untuk tiap satu satuan
massa bahan bakar
h) Flash point : suhu terendah dimana senyawa/bahan mengeluarkan uap yang
cukup untuk membentuk campuran dengan udara yang dapat terbakar.
i) Specific heat : jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperature
satu skala derajat suhu setiap satuan masa zat
j) Latent heat : panas yang diperlukan untuk merubah phasa (wujud) benda,
tetapi temperaturenya tetap.

II.

Proses-proses Penyulingan Minyak Bumi


Penyulingan (refining) adalah proses perubahan minyak mentah menjadi
produk yang dapat dijual melalui kombinasi proses fisika dan kimia. Pemrosesan
minyak bumi melibatkan 2 proses utama, yaitu proses pemisahan dan proses
konversi.
1.

Proses Pemisahan

Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak umumnya


sederhana, tetapi yang kompleks adalah interkoneksi dan interaksinya.
Adapun proses pemisahan itu adalah sebagai berikut:
a)

Destilasi atau Fraksinasi Tahap pertama

Destilasi harus dilalui dalam proses pengolahan minyak


bumi mentah. Destilasi (sering pula disebut fraksinasi) adalah proses

pemisahan fraksi-fraksi dalam minyak bumi berdasarkan perbedaan titik


didih. Proses destilasi biasanya dilakukan pada sebuah tanur tinggi yang
kedap udara. Minyak bumi mentah dialirkan ke dalamnya untuk dipanaskan
dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370C. Pemanasan minyak mentah ini
kemudian membuat fraksi-fraksi dalam minyak bumi terpisah. Fraksi yang
memiliki titik didih terendah akan berada di bagian atas tanur, sedangkan
fraksi yang memiliki titik didih tinggi akan berada di dasar tanur.

Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain
sebagai berikut :
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki
kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih
lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

b)

Absorpsi

Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik


didih tinggi dengan gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap gasolin alami
dari gas-gas basah. Gas gas dikeluarkan dari tank penyimpanan gas sebagai
hasil dari pemanasan matahari yang kemudian diserap ulang oleh tanaman.
Steam stripping pada umumnya digunakan untuk mengabsorpsi hidrokarbon
fraksi ringan dan memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas. Proses ini
dilakukan terutama dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami yang dapat
dicampurkan pada bensin.
2. Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi yang sangat
ringan (misalnya fraksi yang terdiri dari zat hidrogen, metana, etana)
dan fraksi yang lebih berat yaitu yang mempunyai komponenkomponen yang lebih tinggi.
3. Untuk menghasilkan bensin-bensin yang dapat dipakai dari berbagai
gas ampas dari suatu instalasi penghalus.
c)

Adsorpsi

Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material


berat dari gas. Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian
minyak adalah :
1. Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline)
dari gas-gas bumi, dalam hal ini digunakan arang aktif.
2. Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan halhal lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan tanah liat
untuk menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).
d)

Filtrasi

Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin


yang mengandung destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk
decolorisasi fraksi.
e)

Kristalisasi

Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk


menyesuaikan ukuran Kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak
diinginkan dipindahkan dan menjadi lilin mikrokristalin yang diperdagangkan.
f)

Ekstraksi

Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan


tertentu dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang berbeda.
2.

Proses Konversi

Dibawah ini ada beberapa contoh reaksi konversi dasar yang


penting:

a)

Cracking atau Pyrolisis

Cracking atau pyirolisis merupakan proses pemecahan


molekul-molekul hidrokarbon besar menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil dengan adanya pemanasan atau katalis. Minyak gas berat gasolin
gasalin (anti knock) recycle stock. Dengan adanya pemanasan yang cukup
dan katalis maka hidrokarbon paraffin akan pecah menjadi dua atau lebih
fragmen dan salah satunya berupa olefin. Semua reaksi cracking adalah
endotermik dan melibatkan energi yang tinggi. Proses cracking meliputi:
1. Proses cracking thermis murni
2. Proses cracking thermis dengan katalisator
3. Proses cracking dengan chlorida-aluminium (AlCl3) yang bebas air
b)

Polimerisasi

Proses polimerisasi merubah produk samping gas


hidrokarbon yang dihasilkan pada cracking menjadi hidrokarbon liquid yang
bisa digunakan sebagai:
1. Bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki bilangan oktan
yang tinggi.
2. Bahan baku petrokimia.
Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon
tidak jenuh) yang diperoleh dari cracking still. Contohnya: Propilen, n-butilen,
isobutilen.
c)

Alkilasi

Proses alkilasi merupakan proses penggabungan olefin


dari aromat atau hidrokarbon parafin. Proses alkilasi adalah eksotermik dan
pada dasarnya sama dengan polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian
dari charging stock need be unsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk
alkilat yang tidak mengandung olefin dan memiliki bilangan oktan yang tinggi.
Metode ini didasarkan pada reaktifitas dari karbon tersier dari isobutan
dengan olefin, seperti propilen, butilen dan amilen.
d)

Hidrogenasi

Proses ini adalah penambahan hidrogen pada olefin.


Katalis hidrogen adalah logam yang dipilih tergantung pada senyawa yang
akan di reduksi dan pada kondisi hidrogenasi, misalnya Pt, Pd, Ni, dan Cu.
Disamping untuk menjenuhkan ikatan ganda, hidrogenasi dapat digunakan
untuk mengeliminasi elemen-elemen lain dari molekul, elemen ini termasuk
oksigen, nitrogen, halogen dan sulfur.
e)

Hydrocracking

Proses hydrocracking merupakan penambahan hidrogen


pada proses cracking.

f)

Isomerisasi

Proses isomerisasi merubah struktur dari atom dalam


molekul tanpa adanya perubahan nomor atom. Proses ini menjadi penting
karena dapat menghasilkan iso butana yang dibutuhkan untuk membuat
alkilat sebagai dasar gasoline penerbangan.
g)

Reforming atau Aromatisasi

Reforming merupakan proses konversi dari naptha untuk


memperoleh produk yang memiliki bilangan oktan yang tinggi, dalam proses
ini biasanya menggunakan katalis rhenium, platinum dan chromium.

III.

Pengertian Energi dan Eksergi


A.

Energi
Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Disebut demikian karena setiap kerja

yang dilakukan sekecil apapun dan seringan apapun tetap membutuhkan energi.

Energi merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting untuk mendukung
pembangunan. Perencanaan energi yang baik dan tepat merupakan syarat penting
tercapainya pembangunan. Berdasarkan hukum I Thermodinamika, energi adalah
bersifat kekal, energi tidak dapat diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan.
Hal apa dari energi yang besifat kekal?
E=W+Q
Dari rumus diatas, dapat diartikan bahwa Energi dapat diubah atau dipindahkan
menjadi kerja / panas. Pada dasarnya kita memindahkan energi untuk mendapatkan
kerja.

B.

Eksergi

Sedangkan berdasarkan hukum II Thermodinamika diperoleh istilah eksergi.


Eksergi adalah kerja teoritik maksimum yang dapat diperoleh hingga sistem tersebut
mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Analisis eksergi dapat dipakai untuk
mencari lokasi, jenis, dan besar kerugian atau kehilangan agar dapat
mengefisiensikan penggunaan energi. Bila ada energi masuk (bahan bakar, listrik,
dsb) maka akan keluar sesuatu dalam bentuk produk.

IV.

Bom Kalorimeter
A.

Pengertian Bom Kalorimeter

Bom kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu
senyawa, bahan makanan, bahan bakar.

Pengukuran calorimeter bomb dilakukan pada kondisi volume konstan tanpa aliran
atau dengan kata lain reaksi pembakaran di lakukan tanpa menggunakan nyala api
melainkan menggunakan gas oksigen sebagai pembakar dengan volume konstan
atau tegangan tinggi.

B.

Prinsip Kerja Bom Kalorimeter

Prinsip kerjanya ialah contoh sample yang akan di ukur dimasukan


kedalam bejana logam yang kemudian di isi oksigen pada tekanan tinggi. Bom itu
ditempatkandi dalam bejana berisi air dan bahan bakar itu dinyalakan dengan
sambungan listrik dari luar. Suhu di ukur sebagai fungsi waktu setelah penyalaan.
Pada saat pembakaran suhu bom tinggi oleh karena itu keseragaman suhu air di
sekeliling bom harus di jaga dengan suatu pengaduk. Selain itu dalam beberapa hal
tertentu diberikan pemanasan dari luar melalui selubung air untuk menjaga supaya
suhu seragam agar kondisi bejana air adiabatic.
Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap
oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka :
Q reaksi = - (Qair + Qbom)
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus:
Qair = m x C x Dt
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus:
Qbom = Cbom x Dt
Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap ( DV
= nol ). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem = perubahan
energi dalamnya.
DE = Q + W dimana W = -P x DV (jika DV = 0 maka W = 0)
Maka:
DE = qv

V.

Bond Entalphi
A.

Perhitungan Bond Entalphi

H = H reaktan - H produk
Contoh perhitungan pada bond entalphi sebagai berikut:
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
Bond entalphy:
C-H = 414
C=O = 799
O=O = 498
O-H = 464
H = H reaktan - H produk
= (4x(414) + 2x(498)) (2x(799) + 2x(2x464))
= (1656 + 996) (1598 + 1856)
= 2652 3454
H = - 802 [kJ/mol]

B.

Energi Aktivasi
Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus ada pada sistem kimia
untuk melangsungkan reaksi kimia. Energi aktivasi juga dapat didefinisikan
sebagai energi minimum yang diperlukan untuk memulai suatu reaksi kimia.
Energi aktivasi dapat dianggap sebagai penghalang potensial (hambatan
energi) yang memisahkan energi potensial reaktan dan produk dari reaksi.
Utnuk melangsungkan reaksi, setidaknya harus ada energi yang sama atau
lebih dari energi aktivasi.

C.

Persamaan Arhennius

Persamaan Arhennius menyatakan adanya hubungan antara energi


aktivasi dan laju reaksi.

VI.

Energi Nuklir
A.

Pengertian Energi Nuklir

Energi Nuklir adalah "Energi yang dihasilkan dari perpecahan dua inti atom
yang tidak stabil memecah menjadi dua inti atom yang lebih kecil. Akibat dari reaksi
ini adalah dilepaskan sinar gamma dalam bentuk energi panas (dikenal dengan istilah
reaksi fisi )."

B.

Reaksi Inti

Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga


berubah menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar.
Agar terjadi reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan
inti atom sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah
menjadi dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk mengganggu
kesetimbangan inti yaitu partikel proton atau neutron. Di mana partikel proton atau
neutron yang berenergi ditembakkan pada inti target sehingga setelah reaksi terjadi
akan terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya partikel yang baru. Inti
target dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi
menyebabkan inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang kemudian disebut isotop
radioaktif.

C.

Jenis Reaksi Inti


Reaksi inti dibagi menjadi 2 macam, yaitu reaksi fisi dan reaksi fusi.

1.

Reaksi Fisi

Reaksi fisi yaitu reaksi pembelahan inti atom berat menjadi dua inti
atom lain yang lebih ringan dengan disertai timbulnya energi yang sangat besar.
Misalnya inti atom uranium-235 ditembak dengan neutron sehingga terbelah
menjadi inti atom Xe-235 dan Sr-94 disertai dengan timbulnya 2 neutron yang
memiliki energi tinggi. Reaksinya dapat dituliskan :
+ 0n1 54Xe235 + 38Sr94 + 20n1 + Q
Dalam reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi kira-kira sebesar 234 Mev.
Dalam reaksi fisi ini timbul -baru yang berenergi tinggi. Neutron-neutron yang
timbul akan menumbuk inti atom berat yang lain sehingga akan menimbulkan reaksi
fisi yang lain. Hal ini akan berlangsung terus sehingga semakin lama semakin banyak
reaksi inti yang dihasilkan dan dalam sekejab dapat timbul energi yang sangat besar.
Peristiwa semacam ini disebut reaksi fisi berantai. Reaksi fisi berantai yang tak
terkendali akan menyebabkan timbulnya energi yang sangat besar dalam waktu
relatif singkat, sehingga dapat membahayakan kehidupan manusia. Reaksi berantai
yang tak terkendali terjadi pada Bom Atom. Energi yang timbul dari reaksi fisi yang
terkendali dapat dimanfaatkannya untuk kehidupan manusia. Reaksi fisi terkendali
yaitu reaksi fisi yang terjadi dalam reaktor nuklir (Reaktor Atom). Di mana dalam
reaktor nuklir neutron yang terbentuk ditangkap dan tingkat energinya diturunkan
sehingga reaksi fisi dapat dikendalikan.
92U

235

Reaksi Fisi Dari Uranium


2.

Reaksi Fusi
Reaksi fusi yaitu reaksi penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti
atom lain yang lebih berat dengan melepaskan energi.

Reaksi Fusi Dari Uranium


Agar dapat terjadi reaksi fusi diperlukan temperatur yang sangat tinggi sekitar 108 K,
sehingga reaksi fusi disebut juga reaksi termonuklir. Karena untuk bisa terjadi reaksi
fusi diperlukan suhu yang sangat tinggi, maka di matahari merupakan tempat
berlangsungnya reaksi fusi. Energi matahari yang sampai ke Bumi diduga merupakan
hasil reaksi fusi yang terjadi dalam matahari. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan
bahwa matahari banyak mengandung hidrogen. Dengan reaksi fusi berantai akan
dihasilkan inti helium-4. Di mana reaksi dimulai dengan penggabungan antardua
atom hidrogen membentuk deutron, selanjutnya antara deutron dengan deutron
membentuk inti atom helium-3 dan akhirnya dua inti atom helium-3 bergabung
membentuk inti atom helium -4 dan 2 atom hidrogen dengan melepaskan energi
total sekitar 26,7 MeV, yang reaksinya dapat dituliskan:
+ 1H1 1H2 + 1e0 + Q1
2
2
3
1H + 1H 2H + + Q2
3
3
4
1
2H + 2H 2He + 2 1H + Q3
1H

Reaksi tersebut dapat ditulis:


4 1H1 2He4 + 2 1e0 + Q

D.

Keuntungan Energi Nuklir

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tidak mencemarkan udara.


Menghasilkan bahan-bahan sisa padat lebih sedikit.
Cadangan sumber bahan bakar nuklir melimpah.
Penyediaan bahan bakarnya memerlukan penambangan yang lebih sedikit.
Lebih ekonomis.
Persoalan pangangkutan bahan bakar lebih mudah

E.

Kerugian Energi Nuklir

1. Menghasilkan bahan sisa radioaktif yang berumur sangat panjang sehingga harus
disimpan dan diamankan untuk jangka waktu yang sangat lama.
2. Dapat melepaskan bahan-bahan radioaktif. Perlu ditambahkan bahwa
pelepasannya adalah sedemikian rendahnya sehingga tidak begitu berarti apabila
dibandingkan dengan latar belakang radiasi yang sudah ada dalam alam. Pelepasan
bahan-bahan radioaktif dari suatu Pusat Listrik Tenaga Batu-bara yang berasal dari
radio-aktivitas alam dalam batu bara dapat melebihi pelepasan radioaktif dari Pusat
Listrik Tenaga Nuklir.
3. Dalam PLTN terdapat himpunan bahan-bahan radioaktif dalam jumlah amat besar
yang harus dikungkung, dalam keadaan bagaimanapun juga. Oleh karena itu, segisegi keselamatan yang bersangkutan dengan kemungkinan terjadinya kecelakaan
dapat lebih berat dibandingkan dengan PLT-Batu bara.
4. Modal yang diperlukan untuk pembangunan PLTN lebih besar.
5. Adanya radiasi radioaktif yang terjadi jika suatu PLTN itu meledak atau menjadi
senjata yang dapat menyebakan mutasi gen, bahkan menyebabkan kematian.

VII.

Fuel Cell
A.

Pengertian Fuel Cell

Fuel cell (sel bahan bakar) adalah suatu konverter dari energi kimia
menjadi energi listrik dengan memanfaatkan kecendrungan hidrogen dan oksigen
untuk bereaksi dimana operasi jangka panjangnya dapat terus menerus terjadi
selama bahan bakarnya dapat terus disuplai yaitu hidrogen dan oksigen. Gas
hidrogen dan oksigen secara elektrokimia dikonvert menjadi air. Reaksi secara
keseluruhannya adalah sebagai berikut:
Anoda : H2 2 H+ + 2 eKatoda : O2 + 2 H+ + 2 e- H2O
Reaksi total : H2 + O2 H2O + energi listrik + kalor
Bahan bakar yang digunakan untuk sel bahan bakar dapat digunakan beberapa
macam, kebanyakan menggunakan hidrogen dan oksigen sebagai bahan bakar dan
oksidannya. Selain menggunakan kedua bahan tersebut, bahan bakar lain yang
dicoba digunakan antara lain ammonia, hidrazine, metanol dan batubara.

B.

Karakteristik Fuel Cell

a. Hidrogen dapat dihasilkan dari bahan bakar fosil , uranium dan sumber energi

terbarukan

b. Hidrogen dapat digunakan sebagai bahan bakar ( dan bahan baku ) di industri,
transportasi , perumahan dan kegiatan komersial, dan untuk pembangkit listrik di
perangkat seperti sel bahan bakar .
c. Hidrogen dapat disimpan dalam jumlah besar dalam berbagai bentuk seperti
listrik.
d. Hidrogen dapat diangkut dalam banyak cara untuk ( jalan, kereta api , kapal , pipa
, dll).
e. Penggunaan Hidrogen adalah salah satu bahan bakar yang ramah lingkungan.
f. Hidrogen merupakan unsur yang paling berlimpah, yang membentuk sekitar tiga
perempat massa alam semesta. Hidrogen terdapat dalam air yang menutupi 70%
permukaan bumi dan di semua bahan organik. Dan hydrogen adalah unsur paling
sederhana di alam semesta. Hanya terdiri atas satu proton dan satu elektron.
g. Hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Tidak menimbulkan
hujan asam, melubangi ozon, atau menghasilkan emisi berbahaya.
h. Hidrogen menawarkan energi 2-3 kali lebih banyak daripada kebanyakan bahan
bakar umum lainnya. Mudah berpadu dengan oksigen, melepaskan sejumlah besar
energi dalam bentuk panas ini berarti memiliki energi pembakaran tertinggi per
kilogram dibandingkan bahan bakar lainnya, berarti lebih efisien untuk bobot yang
sama dibanding bahan bakar yang digunakan saat ini.

C.
1.
2.
3.
4.
5.

Fuel cell memiliki beberapa macam tipe yaitu

Alkaline Fuel Cell (AFC)


Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC)
Phosphoric Acid Fuel Cell (PAFC)
Proton Exchange Membrane (PEM)
Solid Oxide Fuel Cell (SOFC)

D.

Prinsip Kerja Fuel Cell

Prinsip kerja fuel cell yaitu hidrogen di dalam sel dialirkan menuju sisi anoda
sedangkan oksigen di dalam udara dialirkan menuju sisi katoda. Pada anoda terjadi
pemisahan hidrogen menjadi elektron dan proton (ion hidrogen). Ion hidrogen ini
kemudian menyebrang dan bertemu dengan oksigen dan elektron di katoda dan
menghasilkan air. Elektron-elektron yang mengandung muatan listrik ini akan
menuju katoda melalui jaringan eksternal. Aliran elektron-elektron inilah yang akan
menghasilkan arus listrik.

E.

Cara Menghasilkan Hydrogen

a. Steam reforming, mengkonversi gas methane (dan hidrokarbon lainnya dalam gas
alam) menjadi hidrogen dan karbon monoksida dengan reaksi dengan uap melalui
katalis nikel. Karbon yang dipisahkan dari hidrogen dalam proses reformasi dapat
ditangkap dan diasingkan untuk menghindari kerusakan pada lingkungan.
b. Elektrolisis, menggunakan arus listrik langsung untuk memisahkan air menjadi
hidrogen pada elektroda negatif dan oksigen pada elektroda positif.
c. Elektrolisis uap (suatu variasi pada elektrolisis konvensional) menggunakan panas,
bukan listrik, untuk menyediakan sejumlah energi yang dibutuhkan untuk
memisahkan air, sehingga membuat proses lebih hemat energi.
d. Pemisahan air secarathermokimia, menggunakan bahan kimia dan panas dalam
beberapa langkah untuk memisahkan air menjadi beberapa bagian
e. Sistem fotokatalitik, menggunakan bahan khusus untuk memisahkan air
menggunakan sinar matahari saja.
f. Sistem Photobiologi, menggunakan mikroorganisme untuk memisahkan air
dengan adanya sinar matahari
g. Pemisahan air secara thermal, menggunakan suhu sangat tinggi (sekitar 1000 C)
untuk memisahkan air.
h. Gasifikasi, menggunakan panas untuk memecahkan biomassa atau batubara
menjadi gas hidrogen murni dari yang dapat diekstraksi.

F.

Keuntungan Fuel Cell

1. Memiliki efiesiensi yang tinggi (60%-70%)


2. Ramah lingkungan (tidak berisik, emisinya rendah)

3. Secara teoritis, limbah atau emisi yang dihasilkan adalah air (H2O).

VIII. Membuat Power Point dan Proposal dengan Tema yang Sama
Mahasiswa ditugaskan untuk membuat 3 kelompok, setiap kelompok
beranggotakan delapan orang mahasiswa. Dimana setiap kelompok dibagi 2 bagian untuk 2
judul power point.

A.

B.

IX.

Ketentuan pembuatan power point:


1.

Bertemakan bahan bakar Renewable Energy

2.

Materi yang diambil harus dari jurnal

Format proposal
1.

Judul

2.

Latar belakang

3.

Tujuan

4.

Ruang lingkup masalah

5.

Tinjauan pustaka (state of the art)

6.

Metodologi penelitian

7.

Anggaran biaya

8.

Daftar pustaka

Membuat Abstract

Mahasiswa dituntut untuk dapat membuat abstract seperti yang ada pada jurnaljurnal penelitian.

A.

Ketentuan pembuatan abstract


1.
Tema bahan bakar (tidak terkait dengan tema pada power
point/proposal)
2.

Maksimal 3 paragraf

3.

Di dalam abstract tersebut, terkandung:


a)

latar belakang

b)

tujuan

c)

metode

d)

hasil & kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai