Anda di halaman 1dari 29

Kelompok :

Singgih Miharsi (28/X_E)


Sinta Anggraini (29/X_E)
Tika Indah P.S (30/X_E)
Tyas Nur Alifah (31/X_E)
Via Yustisia (32/X_E)
Minyak Bumi
BAB 9
A. Pembentukan Minyak
Proses Pembentukan minyak bumi :
Pada zaman purba, beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan di darat
dan di dalam lautan. Binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati atau
punah tersebut tertimbun di bawah endapan lumpur. Endapan lumpur itu
dihanyutkan oleh arus sungai menuju lautan bersama bahan organik lainnya
dari daratan.
Selama berjuta-juta tahun, sungai-sungai menghanyutkan pasir dan lumpur
ke dasar laut dan membuat lapisan batuan yang bercampur dengan fosil-
fosil binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Karena berbagai peristiwa alam yang terjadi, lapisan dan permukaan bumi
mengalami perubahan besar berupa pergeseran-pergesaeran sehingga fosil-
fosil hewan dan tumbuhan yang terkubur di perut bumi masuk ke celah-
celah lapisan bumi bersuhu dan bertekanan tinggi.
Karena ringan, minyak bumi akan terdorong dan terapung, kemudian
mencari tempat yang memiliki tekanan lebih rendah untuk berhenti dan
terperangkap dalam batuan sedimen yang kedap atau kadang-kadang
merembas ke luar permukaan bumi.
B. Penyulingan Minyak Bumi
Golongan alkana yang memiliki rantai pendek memiliki
titik didih rendah, sedangkan yang berantai panjang
memiliki titik didih tinggi. Dengan demikian, maka
senyawa yang memiliki rantai pendek, akan menguap
terlebih dahulu dan diikuti dengan rantai C berikutnya
yang lebih panjang. Dan sesuai dengan titik didih atau
titik pengembunannya, maka pada kolom pendinginan
pada suhu tersebut minyak akan mencair.
Secara umum Proses Pengolahan
Minyak Bumi digambarkan sebagai
berikut:
Pada dasarnya pengolahan minyak bumi
melalui dua tahap yaitu :

1. Desalting
Desalting adalah proses penghilangan
kotoran atau garam. Desalting dilakukan
dengan cara mencampur minyak mentah
dengan air sehingga mineral-mineral akan larut
dalam air. Proses ini bertujuan untuk mencegah
korosi pipa-pipa minyak dan mencegah
tersumbatnya lubang-lubang di menara
fraksinasi.
2. Destilasi
Proses destilasi dimulai dengan memompakan
minyak mentah yagn dipanaskan hingga suhu
350C ke dalam menara destilasi. Di dalam menara
ini sebagian minyak akan menguap dan bergerak
melalui buble cap (sungkup gelembung udara),
sebagian lagi akan mencair, dan mengalir melalui
pelat, sehingga terpisah dari fraksi lainya.
Minyak yang telah di destilasi, maka selanjutnya
minyak tersebut akan diolah menjadi proses-proses
selanjutnya seperti reforming, polimerisasi,
treating, dan blending.
Fraksi-fraksi dalam minyak bumi
Suhu
Fraksi Suku Hidrokarbon Kegunaan
Penyulingan
C1-C4 Bahan bakar, sumber gas
Gas alam -164-30
H2, LPG
Pelarut, bahan bakar
Petroleum eter C5-C6 30-90 penerbangan, cairan
pembersih.

Pelarut, bahan industri,


Nafta C6-C10
karet sintetik

Bensin/gasolin C6-C12 85-200 Bahan bakar motor, mobil

Bahan bakar lampu,


Minyak tanah C12-C15 175-300
kompor
Solar C15-C18 300-400 Bahan bakar

Minyak pelumas C18-C24 >400 Pelumas

Lilin C21-C40 Alat penerangan


Aspal >C40 residu Pengeras jalan
Penyulingan terhadap campuran minyak bumi akan memberikan
hasil sebagai berikut :
a. Penyulingan minyak mentah
b. Tahapan Pengolahan Minyak Bumi
a. Tahapan primary processing dengan cara destilasi
bertingkat.
b. Tahap secondary processing dengan berbagai cara

C. Hasil pada Proses Destilasi Bertingkat

1) Fraksi pertama, gas yang dicairkan kembali LPG.


2) Fraksi kedua disebut nafta/gas bumi, diolah kembali menjadi bensin.
3) Fraksi ketiga atau tengah, dibuat menjadi kerosin atau avtur.
4) Fraksi keempat, menghasilkan solar.
5) Fraksi kelima, disebut juga residu dapat diolah menjadi aspal atau lilin.
Pada pemisahan minyak bumi akan diperoleh hidrokarbon dalam suatu nilai
titik didih tertentu, dari titik didih tertinggi sampai titik didih terendah.
Minyak bumi dipanaskan 350C, kemudian dipompa ke dalam kolam
destilasi, sebagian minyak menguap dan bergerak keatas.
C. Pengolahan Tahap Kedua

Beberapa proses yang terjadi pada


pengolahan tahap kedua sebagai berikut :
1. Konversi Struktur Kimia

a. Perengkahan (Cracking)
Proses ini mengubah molekul hidrokarbon besar
dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil,
sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil.

Tahapan perengkahan :
1) Perengkahan termal : proses perengkahan dengan
menggunakan suhu dan tekanan tinggi saja.
2)Perengkahan katalitik : proses perengkahan dengan
menggunakan panas dan katalisator untuk mengubah
distilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin
dan kerosin. Proses ini menghasilkan butana dan gas
lainnya.
3) Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking) : proses
perengkahan yang merupakan kombinasi perengkahan
termal dan katalitik dengan menyuntikan hidrogen pada
molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh.

b. Alkilasi
Alkilasi adalah suatu proses penggabungan dua macam
hidrokarbon isoparafin seara kimia menjadi alkilat yang
memiliki nilai oktan yagn tinggi. Hasilnya adalah dapat
dijadikan bensin atau avgas.
Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti
H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara
umum adalah sebagai berikut:
RH + CH2=CRR R-CH2-CHRR
c. Polimerisasi
Proses penggabungan molekul-molekul untuk menjadi
molekul tunggal . Hasilnya dinamakan dengan polimer.
Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena


dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas
tinggi, yaitu isooktana.
d. Reformasi
Pada reformasi berupa perengkahan termal ringan dari nafta
untuk mendapatkan produk yang lebih menguap.
e. Isomerisasi
Melalui proses ini, susunan dasar atom dalam molekul
diubah tanpa menambah atau mengurangi bagian asal, n
butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat
dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.

2. Proses Ekstraksi
Proses ini berdasarkan perbedaan daya larut fraksi-fraksi
minyak bumi dalam pelarut. Pelarut yang biasa digunakan
S02 dan furfural.
3. Proses Kristalisasi
Pada proses ini fraksi-fraksi dipisahkan berdasarkan
perbedaan titik cair (melting point) masing-masing.

4. Pembersihan Produk (Treating)


Hasil pengolahan yang diperoleh pada tahap pertama dan
proses pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi
dengan zat-zat yang merugikan, untuk membersihkan
kontaminan tersebut dapat menggunakan tanah liat atau caistic
soda, ataupun melalui proses hidrogenasi.
D. Bensin/Gasolin
Bensin adalah campuran isomer-isomer heptana dan
oktana. Fraksi minyak bumi yang paling banyak kegunaan
nya adalah bensin, yang didalamnya terdapat berbagai
campuran hidrokarbon, baik rantai lurus maupun bercabang.
Bensin yang banyak mengandung hidrokarbon lurus sangat
mudah terbakar, sehingga menimbulkan ketukan.
Untuk menyatakan mutu bensin dipakai istilah bilangan
oktan. Sebagai paramater dalam menentukan nilai bahan
bakar bensin digunakan n heptana dan isooktana, yaitu
sebagai berikut :
1. n heptana diberi nilai oktan = 0 karena zat ini
menimbulkan knocking yang sangat hebat.
2. Isooktana (2,2,4 trimetil pentana)diberi nilai=100, tidak
menimbulkan knocking.
Misalnya: pada mesin dipakai bensin dengan
campuran 60% isooktana dan 40% n heptana, maka
bensin tersebut mempunyai bilangan oktan 60.
Bensin premium mempunyai angka oktan 80-88.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, berarti mutu
bahan bakar sama dengan campuran 92% isooktana
dan 8% n heptana. Pertamax plus mempunyai nilai
oktan 95.
Makin tinggi angka oktan, maka mutu bensin
makin baik dan makin efisien dalam menghasilkan
energi. Knocking dapat dikurangi dengan
menambahkan bahan antiknocking yaitu Tetra Etil
Lead (Pb(C2H5)4) disingkat TEL.
E. Penggunaan Residu Minyak
Bumi dalam Industri
Petrokimia
Proses Industri petrokimia melalui tiga tahap yaitu :
1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.
2. Mengubah bahan dasar menjadi produk.
3. Mengubah produk antara menjadi produk jadi.

Produk petrokomia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu :


1. Olefin yaitu bahan dasar petrokimia paling utama, yang terpenting adalah
etena, propena, butena, dan butadiena.
2. Aromatika yaitu benzena dan turunannya, yang terpenting adalah benzena
(C6H6), toulena (C6H5CH3), dan xilena (C6H4(CH3)2)
3. Gas Sintetis adalah campuran dari gas karbon monoksida dan hidrogen.
Gas sintetis dibuat dari reaksi gas bumi melalui oksidasi parsial
2CH4(g) + O2(g) 2CO(g) + 4H2(g)
F. Dampak Pembakaran Bahan
Bakar Terhadap Lingkungan
1. Sumber Bahan Pencemar
a. Pembakaran tidak sempurna.
CXHY+O2 CO 2(g) + H2O(I) CO(g) + C(s)
b. Pengotor dalam bahan bakar.
c. Bahan aditif dalam bahan bakar
TEL (Pb(C2H5)4)pada pembakaran akan menghasilkan
PbO.
2. Dampak dari Bahan Pencemar
a. Peningkatan CO2 di udara dapat menyebabkan
peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut
pemanasan global.
b. Gas CO bersifat racun, dapat menimbulkan rasa
sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-
paru. Dapat bereaksi dengan hemoglobin
membentuk COHb (karboksihemoglobin).
c. Gas SO2 dan SO3 bila bereaksi dengan air dapat
membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang
dapat merisak jaringan. Bila oksida belerang larut
dalam air hujan dapat menyebabkan hujan asam.
d. Campuran NO dan NO2 dilambangkan NOX yang
dapat bereaksi dengan bahan pencemar lain
menimbulkan asbut (asap kabut) yang
menyebabkan iritasi pada mata dan pernapasan
serta menjadikan tanaman layu.
G. Peran Hidrokarbon dalam
Kehidupan
1. Bidang Industri atau Perdagangan
a. Plastik
Plastik pertama kali diproduksi secara besar-besaran
pada tahun 1909 adalah plastik yang terbuat dari
polimer formaldehid. Plastik ini dikenal dengan nama
plastik bakelit, yang merupakan kopolimer dari
monomer-monomer fenol dan methanol.

b. LPG dan Minyak bensin maupun Minyak Tanah


Minyak bumi di Indonesia banyak mengandung seyawa
aromatik. Senyawa-senyawa aromatik dan
siklik(sikloalkana)dalam dunia minyak dikenal dengan
nama naftalena terutama turunan siklopentana dan
sikloheksana.
c. Karet
Karet alam merupakan polimer
dari 2 metil 1,3 butadiena.
Perhatikan strukturnya berikut ini :

nCH2 = C CH = CH2 ( -CH2 C = CH-CH2-) n


|
CH3
2. Bidang Pangan
a. Reaksi pada karbohidrat :
2(C6H10O5)n + nH2O nC12H22O11
amilum maltosa
C12H22O11 + nH2o 2nC6H1206
C6H12O6 + 6O2 + 6H2O 6CO2 + 12H2O + energi
b. Lemak dan Lipid
Lemak yamg ada dalam tubuh akan diolah menjadi
glukosa dan glaktosa dengan bantuan enzim laktase.
Lamak sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K.
c. Protein
Protein merupakan zat pembangun. Protein
merupakan polipteda dengan berat molekul yang
besar. Protein terdiri atas unsur C, H, O, dan N yang
berarti bagian dari senyawa karbon. Protein terurai
menjadi asam-asam amino. Asam amino terbagi
menjadi dua macam, asam amino esensial dan asam
amino nonesential.
3. Bidang Sandang
Tentu kita tahu sebagian besar pakaian kita terbuat
dari kapas. Kapas tersusun atas senyawa karbon,
yaitu polosakarida. Pakaian yang kita pakai berasal
dari serat sintetis yang berupa kopolimer yang
terbentuk melalui polimerisasi kondensasi, seperti
nilon dan tetron.
Polimer kapas yaitu polisakarida berupa amilosa
merupakan polimer dari glukosa dalam bentuk
ikatan beta ().
4. Bidang Papan
Salah satu bahan bangunan adalah kayu. Senyawa
yang terdapat pada kayu adalah selulosa. Selulosa
adalah suatu polosakarida.
5. Bidang Seni
Pada industri kimia, film temasuk industri fotografi.
Penggunaan industri fotografi sangat luas dan memiliki nilai
seni. Apa bahan dasar film? Bahan dasar film berasal dari N
metal P aminophenol (metol).
6. Bidang Estetika
Industri kue saat ini telah berkembang pesat. Berbagai jenis
roti dengan berbagai variasi sangat menarik.Kesemuanya itu
tidak terlepas dari estetika ilmu karbon. Mengapa? Sebab
kesemua bahannya tidak terlepas dari masalah warna, bahan
esens seperti pengawet, pewarna, pengenyal.
HOOC CH2 CH COONa
|
NH2 (monosodium glutamat)

Anda mungkin juga menyukai