Anda di halaman 1dari 10

I.

MINYAK BUMI

1. Proses Pembentukan Minyak Bumi

Pernahkah kalian melihat anjungan minyak bumi lepas pantai? Minyak bumi diperoleh

dari pengeboran permukaan bumi hingga mencapai sumbernya. Darimana minyak bumi

itu terbentuk?

Gambar 1.1 Proses Pembentukan Minyak Bumi dan Pengeboran Minyak Bumi

Keberadaan minyak bumi di alam merupakan hasil pelapukan fosil-fosil tumbuhan

dan hewan pada zaman purba jutaan tahun silam. Organisme-organisme tersebut

kemudian dibusukkan oleh mikroorganisme dan kemudian terkubur dan terpendam

dalam lapisan kulit bumi. Dengan tekanan dan suhu yang tinggi, maka setelah jutaan

tahun lamanya, material tersebut berubah menjadi minyak yang terkumpul dalam pori-

pori batu kapur atau batu pasir. Oleh karena pori-pori batu kapur bersifat kapiler, maka

dengan prinsip kapilaritas, minyak bumi yang terbentuk tersebut perlahan-lahan bergerak
ke atas. Ketika gerakan tersebut terhalang oleh batuan yang tidak berpori, maka

terjadilah penumpukan minyak dalam batuan tersebut.

Itu sebabnya minyak bumi disebut sebagai petroleum (yang dalam bahasa

Latin, petrus = batu dan oleum = minyak). Pada daerah lapisan bawah tanah yang tak

berpori tersebut dikenal dengan nama antiklinal atau cekungan. Daerah cekungan ini

terdiri dari beberapa lapisan, lapisan yang paling bawah berupa air, lapisan di atasnya

berisi minyak, sedang di atas minyak bumi tersebut terdapat rongga yang berisi gas alam.

Jika cekungan mengandung minyak bumi dalam jumlah besar, maka pengambilan

dilakukan dengan jalan pengeboran

2. Komposisi Minyak Bumi

Minyak bumi yang baru keluar dari pengeboran merupakan minyak mentah (crude

oil) yang kental berwarna hitam. Minyak mentah merupakan campuran dari berbagai

macam senyawa yang di dalamnya sebagian besar merupakan senyawa hidrokarbon

seperti alkana, sikloalkana dan hidrokarbon aromatik, serta terdapat senyawa-senyawa

lain.

1. Alkana

Senyawa alkana yang terdapat dalam minyak bumi ada yang memiliki rantai

karbon lurus seperti n-butana dan n-heptana ada juga yang memiliki rantai karbon

bercabang seperti 2,2,4-trimetilpentana (isooktana).

Dalam minyak bumi senyawa yang paling banyak ditemukan adalah senyawa

hidrokarbon dengan rantai lurus.

2. Sikloalkana

Sikloalkana yang ditemukan dalam minyak bumi contohnya metilsiklopentana

dan etilsikloheksana

3. Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik paling sederhana yang terdapat pada minyak

bumi adalah benzena (C6H6) dan metilbenzena

4. Senyawa Lain

Komposisi senyawa-senyawa yang terkandung dalam minyak bumi berbeda

antara satu daerah dengan daerah lainnya. Selain hidrokarbon jenuh terdapat

pula senyawa hidrokarbon tak jenuh, senyawa belerang berkisar 0,01 – 7%, senyawa

nitrogen berkisar 0,01 – 0,9%, dan oksigen berkisar 0,06 – 0,4%,, serta

organologam yang mengandung logam vanadium dan nikel. Jumlah kandungan atau

kadar senyawa-senyawa ini menentukan kualitas dari minyak bumi.

3. Teknik Pemisahan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi

Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama

alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa

anorganik. Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan

komponen-komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini

disebut distilasi bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang

diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui

proses konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.

Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi

komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-

kelompokyang mempunyai kisaran titik didih tertentu.


Gambar 3.1 Destilasi bertingkat Minyak Bumi

Fraksi-fraksi yang didapatkan setelah proses distilasi selanjutnya diolah lebih

lanjut dengan proses reforming, polimerisasi, treating, dan bleding.

1. Reforming

Reforming merupakan satu cara pengubahan bentuk, yaitu dari rantai lurus

menjadi bercabang. Proses ini digunakan untuk meningkatkan mutu bensin.

2. Polimerisasi

Polimerisasi merupakan suatu cara penggabungan monomer (molekulmolekul

sederhana) menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks.

3. Treating

Treating nerupakan proses penghilangan kotoran pada minyak bumi.

4. Bleading

Bleading merupakan proses penambahan zat adiktif.

4. Fraksi Minyak Bumi dan Kegunannya

Bahan bakar yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan hasil

pengolahan minyak bumi. Minyak bumi yang dihasilkan dari pengeboran tidak
dapat langsung digunakan, tapi harus melalui proses distilasi bertingkat terlebih

dahulu.

Bensin (Gasoline)

Bensin merupakan bahan bakar kendaraan bermotor yang memiliki peranan

penting. Bensin biasa juga disebut dengan petrol atau gasoline. Mutu atau kualitas bensin

ditentukan oleh persentase isooktana yang terkandung di dalamnya atau yang biasa disebut

sebagai bilangan oktan.

Dikatakan kualitas bensin ditentukan oleh isooktana (2,2,4–trimetilpentana), hal ini

terkait dengan efisiensi oksidasi yang dilakukan oleh bensin terhadap mesin kendaraan.

Efisiensi energi yang tinggi diperoleh dari bensin yang memiliki rantai karbon yang

bercabang banyak. Adanya komponen bensin berantai lurus menghasilkan energi yang

kurang efisien, yang menyebabkan terjadinya knocking atau ketukan pada mesin. Ketukan

pada mesin ini menyebabkan mesin menjadi cepat rusak. Bensin premium memiliki bilangan

oktan 82, sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan 98. Untuk meningkatkan bilangan

oktan bensin, ditambahkan satu zat yang disebut TEL (tetraetil lead) atau tetraetil
timbal.Namun demikian penggunaan TEL ini memberikan dampak yang tidak baik bagi

kesehatan manusia

II. Dampak yang Disebabkan Oleh Pembakaran Bahan Bakar

1. Sumber Bahan Pencemaran

2. Pembakaran Tidak Sempurna

3. Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon

(jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).

4. Pengotor dalam Bahan Bakar

5. Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida

belerang (SO2 atau SO3).

6. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar

7. Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C 2H5)4

akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.

2. Asap Buang Kendaraan Bermotor

a. Gas Karbon Dioksida (CO2)

Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida

tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat

mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.

b. Gas Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak

diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata,

saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas

karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin

(COHb).
CO + Hb → COHb

Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb)

dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.

O2 + Hb → O2Hb

Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih

besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh

gas karbon monoksida.

CO + O2Hb → COHb + O2

Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa

oksigen bagi tubuh.

Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi

penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.

c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran

pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa

sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida

belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.

d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)

Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx.

Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung)

pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan
fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada

mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.

e. Partikel Timah Hitam

Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan

terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel,

seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat

menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.

3. Pengubah Katalitik

Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan

bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik

berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang

dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik,

karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan

gasnitrogen.

katalis

2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)

Gas-gas racun gas tak beracun Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon

monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah

katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
III. Manfaat Senyawa Hidrokarbon Dalam Kehidupan Sehari -

Hari

1. Kegunaan Hidrokarbon dalam Bidang Kesehatan

Senyawa hidrokarbon, seperti alkana, alkena, alkuna, dan benzene telah banyak membantu

untuk proses penyembuhan seperti terapi, dan obat-obatan yang diciptakan dari senyawa

tersebut. Contoh dari pemanfaatan dalam bidang kesehatan, antara lain obat pusing (seperti

paracetamol), salep, obat mabuk perjalanan, dan terapi Selain manfaat yang didapatkan,

senyawa ini juga dapat berdampak negatif apabila pemakaian yang terlalu berlebihan akan

menyebabkan kematian.

2. Kegunaan Hidrokarbon dalam Bidang Pangan

Senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan contohnya adalah senyawa kimia utama untuk

pembentukan energi, yaitu glukosa. Glukosa merupakan senyawa hidrokarbon yang

dihasilkan dari proses fotosintesis.

Glukosa adalah senyawa karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah

sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Gula ini akan dijadikan sebagai energi di dalam sel

untuk dioksidasi (dibakar) dengan bantuan oksigen yang kita hirup menjadi energi dan gas

CO2 dalam bentuk respirasi (pernapasan). Nah, energi yang dihasilkan dan tidak digunakan

akan disimpan di bawah jaringan kulit dalam bentuk lemak. Berikut reaksi pembakaran gula

dalam tubuh: C6H12O6 + 6 O2 —> Energi + 6 CO2 + 6 H2O

3. Kegunaan Hidrokarbon dalam Bidang Sandang


Senyawa turunan hidrokarbon yang berperan di bidang sandang, yaitu kapas, wol (merupakan

suatu protein), sutra (protein), nilon (polimer), dan serat sintetis. Seperti yang kita ketahui,

senyawa hidrokarbon yang terdiri dari C dan H sangat banyak ditemukan di alam sekitar.

4. Kegunaan Hidrokarbon dalam Bidang Industri dan Perdagangan

Senyawa hidrokarbon banyak digunakan dalam industri, khususnya pada industri petroleum

dan aspal cair. Nah, industri petroleum menghasilkan minyak bumi. Minyak bumi sendiri

merupakan senyawa hidrokarbon yang menjadi komoditi industry maupun perdagangan yang

sangat penting bagi dunia. Minyak bumi digunakan sebagai salah satu sumber energi yang

paling utama. Organisasi negara-negara di dunia penghasil minyak adalah OPEC

(Organization of Petrolleum Exporting Country).

Anda mungkin juga menyukai