Anda di halaman 1dari 31

BERIKUT URAIAN BEBERAPA MEDIA PEMBELAJARAN E-LKS, E-

LKPD, E-MODUL, PPT DAN VIDIO PEMBELAJARAN UNTUK


BEBERAPA KD YANG DIRANCANG DAN DILAKSANAKAN SELAMA
PPL:

a. E-LKPD (LKPD Elektronik) materi pembelajaran Alkena dan


Alkuna

E-LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)

ALKENA DAN ALKUNA


Nama Siswa :

Kelas :

Materi : Alkena dan Alkuna

KD : 3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon


berdasarkan kekhasan atom karbon dan golongan
senyawanya

1. Sebutkan 4 cara penamaan (tata nama) Alkena dan 4 cara penamaan (tata
nama) Alkuna dengan bahasa sendiri!
Jawab....................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Tuliskan rumus bangun Alkena berikut ini!
a. 2-metil-2-heptuna
b. 2,4-dimetil-1-pentena
c. 1,4-pentadiena
d. 3-etil-1-pentena
e. 2-etil-1-butena
f. 3-bromo-2-oktena
Jawab...................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Apa pengertian isomer posisi, isomer rantai, dan isomer geometri pada
Alkena menurut anda!
Jawab...................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Tuliskan rumus bangun Alkuna berikut!
a. 4-metil-2-heksuna
b. 3-etil-1-pentuna
c. 4,5-dimetil-2-heksuna
d. 4-etil-5,5-dimetil-1-heksuna
e. 2-pentuna
f. Asetilena
Jawab...................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
b. PPT (Power Point) Materi Minyak Bumi
KD : 3.2 Menjelaskan proses pembentukan fraksi-fraksi minyak
bumi, teknik pemisahan serta kegunaannya.
IPK :
3.2.1 Mengidentifikasi jenis bahan bakar minyak (BBM) yang
dijual di SPBU
3.2.2 Memahami proses penyulingan minyak bumi secara distilasi
bertingkat
3.2.3 Menganalisis proses penyulingan bertingkat untuk
menghasilkan minyak bumi menjadi frasksi-fraksinya.
Materi :

Teacher:
Khairun Annisa
MINYAK BUMI

Proses Terbentuknya
Minyak Bumi

Fraksi Minyak Bumi

Mutu Bensin

A. PROSES TERBENTUKNYA MINYAK BUMI

????????? GAS ALAM

????????
MINYAK BUMI

Apa yang dapat anda gali


dari informasi tersebut ?
Bagaima proses
terbentuknya minyak bumi
dan gas alam ?
• Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari
jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat.
Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir,
lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta
panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri
pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik
menjadi senyawa-senyawa Hidrokarbon.
• Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk
membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama.

• Hasil penguraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan
berwujud gas dan menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini
dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik
mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama
didalam perut bumi. Baagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik,
warnanyapun berubah menjadi coklat tua. Bintik-bintik itu akan tersimpan
didalam lumpur dan menggeras terkena tekanan bumi. Lumpur tersebu
berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam didalam perut bumi

Komponen yang terkandung dalam minyak bumi

Minyak bumi merupakan campuran kompleks yang sebagian


besar terdiri dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang
terkandung dalam minyak bumi sebagian besar tersusun dari
senyawa alkana (hidrokarbon jenuh) dan sedikit alkena, alkuna,
dan alkadiena (hidrokarbon tak jenuh). Senyawa-senyawa
komponen minyak bumi dapat dilihat dari tabel berikut:

Jenis Senyawa Persentase (%) Contoh Senyawa


Hidrokarbon 90-99 Alkana, Sikloalkana, dan Aromatis
Belerang 0,1-7 Tioalkana (R - S- R), Alkanatiol (R – S
- H)
Oksigen 0,06-0,4 Asam karboksilat (R - COOH)
Nitrogen 0,01-0,9 Pirol (C4H5N)
Organologam <0,01 Senyawa-senyawa dari logam Ni dan V

B. FRAKSI MINYAK BUMI

Tabel Fraksi Hidrokarbon Hasil


Skema Penyulingan Minyak Penyulingan Minyak Bumi
Bumi Berdasarkan Jumlah Atom C
Fraksi minyak bumi diperoleh melalui pengolahan minyak bumi.
Pengolahan ini dilakukan pada kilang minyak melalui dua tahap
yaitu:
1. Primary Processing
Proses tahap pertama adalah proses destilasi bertingkat. Distilasi
bertingkat merupakan proses distilasi yang dilakukan berulang-ulang
untuk mendapatkan berbagai macam fraksi yang berbeda titik
didihnya. Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak
dipisahkan menjadi komponen-komponen murni, melainkan kedalam
fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran titik
didih tertentu.
Contoh prosesnya: Minyak mentah dipanaskan dalam boiler
menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu 600 C. Uap
minyak mentah yang dihasilkan kemudiian dialirkan ke bagian bawah
menara/tanur distilasi. Dalam menara distilasi, uap minyak mentah
bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Dalam pergerakannya ,
uap minyak menjadi dingin, kemudian terkondensasi membentuk zat
cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini
disebut fraksi.

2. Secondary Processing
Proses tahap kedua ini merupakan proses lanjutan dari Prima Processing.
Proses-proses yang terjadi pada tahap kedua ini meliputi sebagai berikut:

a. Cracking (perengkahan)
Tujuan dari proses cracking adalah untuk mengubah struktur
kimiawi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses dalam cracking:
• Perengkahan atau pemecahan rantai
• Alkilasi (pembentukan alkil)
• Polimerisasi atau penggabungan rantai karbon
• Reformasi atau perubahan struktur
• Isomerisasi (perubahan isomer)
b. Proses ekstraksi yaitu pembersihan produk dengan pelarut
c. Kristalisasi merupakan proses pemisahan fraksi melalui perbedaan titik
cairnya. Contohnya permurnian solar dengan proses pendinginan,
penekanan, dan penyaringan hingga diperoleh produk lilin.
d. Treating atau pembersih dari kontaminasi. Pembersih ini dilakukan untuk
mengantisipasi bila pada Prima Processing terjadi kontaminasi oleh
kotoran.

FRAKSI-FRAKSI MINYAK BUMI YANG BANYAK DIMANFAATKAN SEBAGAI


BAHAN BAKAR/INDUSTRI KIMIA

1. GAS
Gas terdiri dari campuran
antara metana, etana, 3. Nafta (Bensin Berat)
propana, butana, dan Nafta merupakan fraksi
isobutana. Digunakan untuk minyak bumi hasil destilasi
bahan bakar komponen gas dengan titik didih antara
2. Bensin 140 C -180 C. Digunakan
Bensin merupakan fraksi sebagai bahan bakar pada
minyak bumi hasil destilasi proses industri, seperti
dengan titik didih antara 70 pembuatan etilena atau
C ± 140 C. Digunakan senyawa aromatik.
sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor
4. Keroson
Keroson adalah hasil
proses destilasi minyak 6. Residu
bumi dengan titik didih Residu memiliki 2
180 C ± 250 C. Di macam fraksi:
gunakan sebagai • Minyak bisa menguap
pelarut, bahan bakar yang digunakan
rumah tangga, dan sebagai minyak
bahan bakar mesin pelumas, lilin, parafi
kapal terbang. dan vaselin.
5. Solar (Minyak Diesel) • Minyak tak bisa
Solar merupakan menguap yang di
destilat minyak bumi gunakan sebagai
dengan titik didihnya bahan aspal serta
antara 250 C – 350 C. arang minyak bumi.
Dapat digunakan pada
bahan bakar mesin
diesel.

C. MUTU BENSIN

Mutu bahan bakar bensin ditentukan oleh jumlah ketukan


(Knocking) yang ditimbulkan. Jumlah ketukan dinyatakan
dengan nilai oktan. Semakin tinggi mutu bensin, berarti
jumlah ketukan semakin sedikit dan angka oktannya semakin
tinggi. Sebagai pembanding dalam penentuan bilangan oktan
pada bensin digunakan nilai n-heptana dan isooktana. Kedua
senyawa ini merupakan sebagian senyawa yang terdapat
dalam bensin. Isooktana memberikan ketukan paling sedikit
dibri nilai oktan 100 dan n-heptana menghasilkan ketukan
paling sedikit diberi nilai nol. Suatu campuran yang terdiri
dari 80 % isooktana dan 20 % n-heptana mempunyai nilai
oktan sebesar :
80.

Salah satu jenis bensin misalnya pertaliet mempunyai nilai oktan


90. Ini berarti mutu pertalite setara dengan campuran 90%
isooktana dan 10% n-heptana. Hal ini bukan berarti dalam
pertaliet hanya terdiri 90% isooktana dan 10% n-heptana.
Namun, mutu pertaliet atau jumlah ketukan yang dihasilkan setara
dengan campuran 90% isooktana dan 10% n-heptana. Pada
umumnya bensin menimbul banyak ketukan. Hal ini terjadi karena
sebagian besar bensin yang merupakan hasil penyulingan terdiri
dari alkana rantai lurus.

Mutu bensin dapat dinaikkan dengan cara menambahkan zat adiktif


seperti TEL (Tetra Etil Lead) atau Pb(C2H5)4.Selain TEL, untuk
meningkatkan mutu bensin juga dapat ditambah dengan 1,2-
dibromoetana yang berfungsi meningkatkan timbal hasil
pembakaran bensin menjadi PbBr2.
c. E-LKS (LKS Elektronik) Pembakaran Hidrokarbon

E-LKS (LKS Elektronik)

PEMBAKARAN HIDROKARBON

KD : 3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna


dan tidak sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO,
partikulat karbon)

IPK :

3.3.1. Menganalisis pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna


serta dampaknya terhadap lingkungan, kesehatan dan upaya untuk
mengatasinya.
3.3.2. Membandingkan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya
(Premium, Pertamax, dan sebagainya).
3.3.3. Menjelaskan penggunaan bahan bakar alternatif selain minyak bumi dan
gas alam.
3.3.4. Menganalisis bahan bakar alternatif selain minyak bumi dan gas alam.
Materi :
A. Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan
yang dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor.
Pembakaran spontan adalah pembakaran dimana bahan mengalami oksidasi
perlahan-lahan sehingga kalor yang dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi
dipakai untuk menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai mencapai
suhu nyala.
1. Jenis pembakaran ada dua:
a. Pembakaran sempurna
Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana semua
konstituen yang dapat terbakar di dalam bahan bakar membentuk gas
CO2, air (H2O), dan gas SO2, sehingga tak ada lagi bahan yang dapat
terbakar tersisa. Pebakaran sempurna juga dapat dikatakan dimana
hidrokarbon terbakar denga oksigen dan menghasilkan karbon dioksida
dan air.
Persamaan reaksi umum:
𝑦 𝑦
CxHy + (X + ) O2 → xCO2 + ( ) H2O
4 2

Contoh pembakaran hidrokarbon sempurna dengan oksigen


menghasilkan karbon monoksida dan air:
2C8H18 + 25O2 → 18CO2 + 16H2O
Contoh lain dari pembakaran sempurna adalah metanol campuran
organik:
CH3OH + O2 → CO2 + 2H2O
b. Pembakaran tidak sempurna
Pembakaran tidak sempurna yaitu bila tidak ada oksigen yang
cukup untuk membakar bahan bakar sepenuhnya menjadi karbon
dioksida dan air. Pembakaran tidak sempurna terjadi ketika oksidan
tidak mencukupi, yang mungkin berupa gas oksigen. Sebagai hasil dari
pembakaran hidrokarbon yang tidak lengkap dengan oksigen.
Pembakaran tidak sempurna menghasilkan energi yang lebih sedikit
dari pada pembakaran sempurna.
Persamaan reaksi umum:
𝑥 𝑦 𝑧. 𝑦
zCxHy + z . (2 + 4 ) O2 → z . xCO2 + ( ) H2O
2

Contoh pembakaran tidak sempurna dapat menghasilkan produk


sampingan beracun seperti karbon monoksida (CO):
4CH4 + 5O2 → 2CO + 8H2O + 2C
Contoh pembakaran tidak sempurna lainnya adalah pembakaran
batu bara dan batubara yang terbentuk karbon monoksida sebagai hasil
dari reaksi kimia.
2. Perbedaan pembakaran sempurna dengan pembakaran tidak sempurna
a. Oksidan
Pembakaran sempurna terjadi ketika pasokan oksidan cukup dan
mencukupi, dan pembakaran tidak sempurna terjadi ketika pasokan
okasidan tiak mencukupi.
b. Pembakaran hidrokarbon
Pembakaran hidrokarbon sempurna mengarah pada pembentukan
karbondioksida dan air, sementara pembakaran hidrokarbon yang tidak
sempurna mengarah pada pembentukan karbon monoksida dan air.
c. Api
Selama pembakaran tidak sempurna, api kuning atau orange
biasanya padam, sedangkan pada pembakaran sempurna api bewarna
biru.
d. Merokok
Pembakaran yang tidak sempurna memancarkan asap sebagai hasil
dari reaksi, sedangkan pembakaran sempurna menghasilkan asap dari
reaksi.
e. Produksi energi
Pembakaran tidak sempurna menghasilkan energi lebih sedikit dari
pada pembakaran penuh, karena tidak semua reagen dikonsumsi dalam
reaksi, dan semua reagen dikonsumsi dalam pembakaran sempurna.
3. Bahan bakar
Ditinjau dari sudut teknis, bahan bakar diartikan sebagai bahan yang
apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan
sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor. Bahan bakar dibakar dengan
tujuan untuk memperoleh kalor tersebut untuk digunakan baik secara
langsung maupun tak langsung. Sebagai contoh penggunan kalor dari
proses pembakaran secara langsung adalah:

 Untuk memasak di dapur-dapur rumah tangga.


 Untuk instalasi pemanas
B. Proses Pembakaran
Dalam pembakaran, proses yang terjadi adalah oksidasi dengan reaksi
sebagai berikut:

Karbon + oksigen = Karbon dioksida + panas

Hidrogen + oksigen = Uap air + panas

Sulfur + oksigen = Sulfur dioksida + panas

Pembakaran di atas dikatakan sempurna bila campuran bahan bakar dan


oksigen (dari udara) mempunyai perbandingan yang tepat, hingga tidak
diperoleh sisa. Bila oksigen terlalu banyak, dikatakan campuran lean (kurus).
Pembakaran ini menghasilkan api oksidasi. Sebaliknya, bila bahan bakarnya
terlalu banyak (atau tidak cukup oksigen) dikatakan campuran rich (kaya).
Pembakaran ini menghasilkan api reduksi.

Api reduksi ditandai oleh lidah api panjang, kadang-kadang sampai


terlihat berasap. Keadaan ini juga disebut pembakaran tidak sempurna. Untuk
menentukan jumlah oksigen yang tepat pada setiap pembakaran, merupakan
hal yang tidak mudah. Pada umumnya dipakai kelebihan udara.
Keuntungannya tidak terjadi pemborosan bahan bakar. Kerugiannya
mengurangi panas hasil pembakaran. Untuk itu konsumsi udara bisa
dimanfaatkan untuk mengefisiensikan bahan bakar, tetapi tidak terlalu banyak
(antara 5-15%).

Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen bumi paling umum yang
jumlahnya mencapai 20,9% dari udara. Bahan bakar padat atau cair harus
diubah ke bentuk gas sebelum dibakar. Biasanya diperlukan panas untuk
mengubah cairan atau padatan menjadi gas. Bahan bakar gas akan terbakar
pada keadaan normal jika terdapat udara yang cukup. Hampir 79% udara
(tanpa adanya oksigen) merupakan nitrogen, dan sisanya merupakan elemen
lainnya. Nitrogen dianggap sebagai pengencer yang menurunkan suhu yang
harus ada untuk mencapai oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran.

Nitrogen mengurangi efisiensi pembakaran dengan cara menyerap panas


dari pembakaran bahan bakar dan mengencerkan gas buang. Nitrogen juga
mengurangi transfer panas pada permukaan alat penukar panas, juga
meningkatkan volum hasil samping pembakaran, yang juga harus dialirkan
melalui alat penukar panas sampai ke cerobong. Bahan bakar yang umum
digunakan seperti gas alam dan propan biasanya terdiri dari karbon dan
hidrogen. Uap air merupakan produk samping pembakaran hidrogen, yang
dapat mengambil panas dari gas buang, yang mungkin dapat digunakan untuk
transfer panas lebih lanjut.

Nitrogen ini juga dapat bergabung dengan oksigen (terutama pada suhu
nyala yang tinggi) untuk menghasilkan oksida nitrogen (Nox), yang
merupakan pencemar beracun. Karbon, hidrogen dan sulfur dalam bahan
bakar bercampur dengan oksigen di udara membentuk karbon dioksida, uap
air dan sulfur dioksida, melepaskan panas masing-masing 8.084 Kkal, 28.922
Kkal dan 2.224 Kkal pada kondisi tertentu, karbon juga dapat bergabung
dengan oksigen membentuk karbon monoksida, dengan melepaskan sejumlah
kecil panas (2.430 Kkal/kg karbon) karbon terbakar yang membentuk CO 2
akan menghasilkan lebih banyak panas lebih per unit bahan bakar dari pada
daripada bila menghasilkan CO atau asap.

Tujuan dari pembakaran yang baik adalah untuk melepaskan seluruh


panas yang terdapat dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan dengan
pengontrolan “tiga T” pembakaran yaitu (1) temperatur atau suhu tinggi
cukup tinggi untuk menyalakan dan menjaga penyalaan bahan bakar, (2)
turbulensi atau pencampuran bahan bakar dan oksigen yang baik, dan (3)
waktu yang cukup untuk pembakaran sempurna.

Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya bahan bakar pada jumlah udara
pembakaran tertentu, dapat mengakibatkan terbakarnya bahan bakar dan
terbentuknya karbon monoksida. Jumlah O2 tertentu diperlukan untuk
pembakaran yang sempurna dengan tambahan sejumlah udara (udara
berlebih) diperlukan untuk menjamin pembakaran yang sempurna. Walau
demikian, terlalu banyak udara berlebih akan mengakibatkan kehilangan
panas dan efisiensi.

C. Dampak Hasil Pembakaran


1 CO2 (Karbon Dioksi)
a. Gas yang tidak bewarna dan tidak berasa
b. Tergolong gas rumah kaca sehingga peningkatan kadar gas CO2 diudara
dapat meningkatkan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan
global
2 CO (Karbon Monoksida)
a. Gas tidak bewarna, tidak berbau dan tidak berasa
b. Bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran
pernapasan, dan paru-paru
c. Bila masuk kedalam darah melalui pernapasan, gas ini bereaksi dengan
hemoglobin darah membentuk karboksihemoglobin (COHb)
3 Partikulat Karbon
Partikulat karbon adalah partikel karbon padat pencemar udara yang
berada di udara bersama-sama dengan zat lain. Biasanya bercampur
dengan asam hasil pembakaran.
4 Timbal (Pb)
Tingginya kadar timbal dalam udara mengakibatkan tingginya kadar
timbal dalam darah.
5 Oksida belerang
a. Dapat larut dalam air hujan menyebabkan terjadinya hujan asam
b. Belerang dioksida yang terisap pernapasan bereaksi dengan air didalam
saluran pernapasan membentuk asam sulfit yang dapat merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit.
6 Asbut (Asab Kabut NOx)
a. Menyebabkan berkurangnya daya pandang
b. Iritasi pada mata dan saluran pernapasan
c. Menjadikan tanaman kayu
d. Menurunkan kualias materi
D. Cara Mengatasi Dampak Pembakaran Bahan Bakar
1 Melarang dan mengurangi penggunaan bensin yang mengandung timbal.
2 Pemeliharaan alat pembakar (knalpot kendaraan) yang menghasilkan
proses kendaraan yang sempurna
3 Memperhatikan kualitas bahan bakar. Makin baik kualitas bahan bakar,
makin baik daya bakarnya sehingga akan mengurangi polusi
4 Mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungn
5 Menurunkan kadar sulfur sehingga pada saat pembakaran mengeluarkan
sulfur oksida lebih sedikit
d. Vidio Pembelajaran Termokimia Pertemuan Ke-1
KD : 3.4. Menjelaskan konsep perubahan entalpi reaksi pada
tekanan tetap dalam persamaan termokimia
IPK :

3.4.1. Mengidentifikasi reaksi yang membutuhkan kalor dan reaksi


yang melepaskan kalor, misalnya reaksi logam Mg dengan
larutan HCl dan pelarutan NH4Cl dalam air.
3.4.2. Memahami penjelasan pengertian energi, kalor, sistem, dan
lingkungan.
3.4.3. Memahami penjelasantentang perubahan entalpi, macam-
macam perubahan entalpi standar, dan persamaan termokimia
Materi :
Vidio pembelajaran termokmia ke-1
https://youtu.be/Jie65a5eVy01
e. Vidio Pembelajaran Termokimia Pertemuan Ke-2 dan E-Modul
Termokimia Pertemuan Ke-2
KD : 3.5. Menjelaskan jenis entalpi reaksi, hukum Hess dan
konsep energi ikatan

IPK :

3.5.1. Menjelaskan jenis entalpi reaksi berdasarkan entalpi


pembentukan standar, atau energi ikatan berdasarkan
hukum Hess.
3.5.2. Menentukan perubahan entalpi reaksi berdasarkan entalpi
pembentukan standar, atau energi ikatan berdasarkan
hukum Hess.
3.5.3. Menganalisis data untuk membuat diagram tingkat energi
suatu reaksi.
Materi :
 Vidio Pembelajaran Termokimia Ke-2

https://youtu.be/U5XCFILCeNQ
 E-Modul

E-MODUL (MODUL
ELEKTRONIK)
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI

KD : 3.5. Menjelaskan jenis entalpi reaksi, hukum Hess dan konsep


energi ikatan

IPK :

3.5.4. Menjelaskan jenis entalpi reaksi berdasarkan entalpi pembentukan


standar, atau energi ikatan berdasarkan hukum Hess.
3.5.5. Menentukan perubahan entalpi reaksi berdasarkan entalpi
pembentukan standar, atau energi ikatan berdasarkan hukum Hess.
3.5.6. Menganalisis data untuk membuat diagram tingkat energi suatu
reaksi.
Materi :

A. Penentuan ∆𝐇 Reaksi Berdasarkan Eksperimen (Kalorimeter)


Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris merupakan penentuan
yang didasarkan atau diukur dari perubahan suhu larutan dan kalorimeter
dengan prinsip perpindahan kalor yaitu jumlah kalor yang diberikan sama
dengan jumlah kalor yang diserap.
Kalorimeter adalah suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang
diserap atau dibebaskan sistem. Data ΔH reaksi yang terdapat pada tabel–
tabel pada umumnya ditentukan secara kalorimetris. Data yang diperlukan
untuk menghitung kalor yang diserap atau yang dikeluarkan oleh sistem
reaksi adalah :
1. Perubahan temperatur sebelum dan sesudah reaksi (ΔT= t a-
tm), dimana ta = temperatur akhir dan Tm = temperatur mula –
mula
2. Massa total larutan (m)
3. Kalor jenis larutan (c)
Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan dirumuskan
sebagai berikut :

Q = m x c x ∆T qlarutan = C x ∆T

qreaksi = - qlarutan

∆Hreaksai total = qlarutan + qkalorimeter

Keterangan :

Q = Kalor yang diserap atau dilepaskan (J)

M = Massa larutan (gram)

Δt = Perubahan temperatur (K)

C = Kalor jenis larutan (J/gram K)

Contoh Soal

Pembakaran 32 gram metana Mr = 16 dalam kalorimeter


menyebabkan suhu kalorimeter naik dari 25,5°C menjadi 90,5°C
jika kalorimeter berisi 4 liter air dan kalor kalorimeter dianggap
0, tentukan harga entalpi pembakaran gas metana tersebut.

Diket :

massa CH₄ = 32 gram

Mr CH₄ = 16

T₁ = 25,5°C

T₂ = 90,5°C
V air = 4 Liter = 4.000 mL

Ditanya : entalpi pembakaran gas metana?

Jawab :

m=pxV

= 1 x 4.000

= 4.000 g

q = m x c x ΔT

= 4. 000 x 4,2 x (90,5 - 25,5)

= 4.000 x 4,2 x 65

= 1.092.000 J = - 1.092 kJ

𝑔𝑟
mol CH₄ = 𝑚𝑟

32
= =2
16

Menentukan entalpi pembakaran gas CH₄ untuk 1 mol

ΔH = -q

= - 1.092 kJ (2 mol CH4)

ΔH untuk 1 mol CH4 :

1
ΔH = - 1.092 x 2

= - 546 kJ

Jadi entalpi pembakaran gas CH₄ = -546 kJ/mol


B. Penentuan ∆𝐇 Reaksi Berdasarkan Hukum Hess
Pada tahun 1840, Henri Germain Hess menyatakan bahwa
perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir, tidak tergantung pada jalannya reaksi. Pernyataan tersebut dikenal
dengan hukum Hess.

Contoh soal:
Diketahui data entalpi reaksi:
1. CH3OH(g) + 2O2(g) → CO3(g) + 2H2O(g) ΔH = - 764 kJ

2. C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH = - 393,5 kJ

3. H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g) ΔH = - 241,8 kJ

Ditanya: Tentukan harga entalpi dari reaksi :

C(s) + 2H2(g) + ½ O2(g) → CH3OH(g)

Jawab:

2. C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH = - 393,5 kJ

3. 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ΔH = - 483,6 kJ

1. CO2(g) + 2H2O(g) → CH3OH(g) ΔH = + 764 kJ

C(s) + 2 H2(g) + 2O2(g) → CH3OH(g) ΔH = + 113,1 kJ

C. Penentuan ∆𝐇 Reaksi Berdasarkan Data perubahan Entalpi


Pembentukan Standar
Kalor dari suatu reaksi juga dapat ditentukan dari data entalpi
pembentukan standar (ΔH0F) zat-zat yang ada pada reaksi tersebut yaitu
zat–zat pereaksi dan zat–zat hasil reaksi.

0 0
ΔHreaksi = ΣΔH F produk - ΣΔH F reaktan
Tabel 3.1 Entalpi pembentukan beberapa zat sebagai berikut:

∆Hof ∆Hof ∆Hof


Zat Zat Zat
(kJ mol-1) (kJ mol-1) (kJ mol-1)
Al2O3(s) –1669,79 CH3OH(g) –200,67 I2(s) 0
BaCO3(s) –1218,8 CH3OH(l) –238,66 KCl(s) –435,89
B2H6(g) 31,4 C2H5OH(l) –277,65 MgCl2(s) –641,83
B2O3(s) –1263,6 CaCO3(s) –1207,1 MgO(s) –601,83
Br(g) 111,75 CaO(s) –635,5 MnO2(s) –519,7
Br2(g) 30,71 Ca(OH)2 (s) –986,6 N(g) 472,71
2Br (l) 0 CuO(s) –155,2 N2(g) 0
BrCl(g) 14,7 Cu2O(s) –166,69 NH3(g) –46,19
C(g) 718,39 Fe2O3(s) –822,16 NH4Cl(s) –315,38
C(diamond) 1,88 Fe3O4(s) –1117,13 NO(g) 90,37
C(grafit) 0 H(g) 217,94 N2O(g) 81,55
CCl4(g) –106,7 H2(g) 0 NO2(g) 33,85
CO(g) –110,54 HBr(g) –36,23 N2O4(g) 9,67
CO2(g) –393,5 HCl(g) –92,30 NOCl(g) 52,59
CH4(g) –74,85 HF(g) –268,61 NaCl(s) –410,99
CH2Cl2(g) –82,0 HI(g) 25,94 O(g) 247,53
C2H2(g) 226,73 H2O(g) –241,84 O2(g) 0
C2H4(g) 52,30 H2O(l) –285,85 O3(g) 142,3
C2H6(g) –84,68 H2S(g) –20,17 PCl3(g) –306,4
C3H8(g) –103,85 HCHO(g) –115,9 PCl5(g) –398,9
CaSO4(s) –1432,7 He(g) 0 S8(s) 0
Cl(g) 121,38 Hg(g) 60,84 SO2(g) –296,90
Cl2(g) 0 Hg(l) 0 SO3(g) –395,2
C6H6(g) 82,93 I(g) 106,61 SO2Cl2(l) –389
C6H6(l) 49,04 I2(g) 62,26 ZnO(s) –347
Contoh soal:
Diketahui entalpi pembentukan:
0
ΔH F CO2 = - 393,51 kJ/mol
0
ΔH F H2O = -285,83 kJ/mol
Reaksi : CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l) ΔH = - 802 kJ.

Ditanya : Berdasarkan entalpi pembentukan standar,


hitunglah Pembentukan CH4(g)?

Jawaban :

0 0
ΔHreaksi = ΣΔH F produk - ΣΔH F reaktan

0 0 0
- 802 kJ = [1 ΔH F CO2 + 2 ΔH F H2O] – [ ΔH F CH4 + 3 ΔHf O2)

0
- 802 kJ = [1(- 393,51) + 2 (-285,83)] – [ ΔH F CH4 + 3 . 0] kJ

- 802 kJ = [- 393,51 + (-571,66)] kJ – [ ΔHf CH4] kJ

ΔH0f CH4 = - 163,17 kJ

Jadi, entalpi pembentukannya CH4 adalah - 163,17 kJ.

D. Penentuan ∆𝐇 Reaksi Berdasarkan Data Energi Ikatan


1. Energi Ikatan
Energi ikatan adalah banyaknya energi yang berikatan dengan satu
ikatan dalam senyawa kimia. Besarnya energi ikatan diperoleh dari
kalor pengatoman. Misalnya, dalam metana energi ikatan C-H adalah
seperempat dari entalpi pada proses.
CH4(g) → C(g) + 4 H(g)
Energi ikatan dapat dihitung dari entalpi pembentukan standar
untuk senyawa itu dan dari entalpi pengatoman unsur– unsurnya. Energi
yang dihitung dengan cara ini disebut dengan energi ikatan rata–rata.
CH4(g) C(g) + 4 H(g) ΔH0 =74,8 kJ
Jadi, energi ikatan C-H = ¼ 74,8 = 18,7 kJ
2. Perhitungan harga perubahan entalpi reaksi berdasarkan energi ikatan
Reaksi kimia terjadi karena adanya pemutusan ikatan dan
pembentukan ikatan yang baru. Ikatan–ikatan pada reaktan akan putus
dan terjadi ikatan yang baru pada produk. Oleh karena itu, perubahan
entalpi dapat dicari dari selisih antara ΔH pemutusan ikatan dan ΔH
pembentukan ikatan.

ΔHreaksi = ΣEpemutusan ikatan - ΣEpembentukan ikatan

Tabel 4.1 Energi Ikatan Rata-Rata

Ikatan Energi Ikatan Energi Ikatan Energi

(kJ/mol) (kJ/mol) (kJ/mol)

H–H
435 O–O 140 C=O 745

C–H
415 C–N 305 C=N 615

N–H
390 C–O 360 N=O 594

O-H 464 C – Cl 330 N=N 418

Cl – H
431 Cl – Cl 240 C= C 828

Br – H
370 Br – Br 195 C=N 891

I–H
300 I–I 150 N=N 946

C–C
350 O=O 498
N–N
160 C=C 611

Contoh Soal:

Diketahui energi ikatan rata rata :

C = C = 607 kJ/mol

C - C = 343 kJ/mol

C - H = 410 kJ/mol

O - H = 460 kJ/mol

C - O = 351 kJ/mol

Tentuakan ΔH reaksi pembentukan C2H5OH menurut reaksi : C2H4 +


H₂O → C2H5OH

Ditanya: ΔH reaksi pembentukan C2H5OH ?

Jawab :

Reaksi : C2H4 + H₂O → C2H5OH

ΔHreaksi = ΣEpemutusan ikatan - ΣEpembentukan ikatan

= {(4 × C-H) + C=C + (2 × O–H)} – {(5 × C–H) + C-C +


C-O + O-H}

= {(4 × 410) + 607 + (2 × 460)} – {(5 × 410) + 343 + 351 +


460}

= {1640 + 607 + 920} – {2050 + 343 + 351 + 460}

= 3167 kJ/mol – 3204 kJ/mol

= - 37 kJ/m
f. E-Modul Pembelajaran Laju Reksi

E- MODUL (MODUL ELEKTRONIK)

LAJU REAKSI

KD : 3.6. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi


menggunakan teori tumbukan

IPK :

3.6.1. Mengidentifikasi beberapa reaksi yang terjadi disekitar kita, misalnya


kertas dibakar, pita magnesium dibakar, kembang api, perubahan warna
pada potongan buah apel dan kentang, pembuatan tape, dan besi berkarat.
3.6.2. Menjelaskan pengertian laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
3.6.3. Menjelaskan teori tumbukan pada reaksi kimia
Materi :
A. LAJU REAKSI
Reaksi kimia berjalan pada tingkat yang berbeda. Beberapa diantaranya
berjalan sangat lambat, misalnya penghancuran kaleng aluminium oleh udara
atau penghancuran botol plastik oleh sinar matahari yang memerlukan waktu
bertahun-tahun bahkan berabad-abad. Beberapa reaksi lain berjalan sangat
cepat misalnya nitrogliserin yang mudah meledak. Selain itu beberapa reaksi
dapat berjalan cepat atau lambat bergantung pada kondisinya, misalnya besi
mudah berkarat pada kondisi lembab, tetapi di lingkungan yang kering,
misalnya di gurun besi berkarat cukup lambat.
Gambar 1: Perkaratan besi merupakan contoh reaksi lambat (a) sedangkan
ledakan merupakan contoh reaksi cepat (b)

1. Pengertian Laju Reaksi


Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses
berlangsung. Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu
perubahan tiap satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit,
jam, hari atau tahun.
Bagaimanakah cara menyatakan laju dari suatu reaksi? Dalam
reaksi kimia, perubahan yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi
pereaksi atau produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka
jumlah zat pereaksi akan makin sedikit, sedangkan yang digunakan
biasanya detik (dt). Sehingga laju reaksi reaksi mempunyai satuan ( M /
detik atau mol / L.detik ).

Laju reaksi A → B, ditunjukkan dengan berkurangnya molekul A


dan bertambahnya molekul B dalam satu satuan waktu maka :
2. Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi
Persamaan yang menghubungkan antara reaksi dan konsentrasi
reaktan dengan kontanta laju dapat dituliskan dalam bentuk persamaan laju
reaksi. Persamaan ini hanya dapat dinyatakan berdasarkan data hasil
percobaan. Berdasarkan data tersebut, dapat ditentukan orde reaksi dan
konstanta laju reaksi.

Dimana A dan B adalah pereaksi, C dan D adalah produk dan


a,b,c,d adalah koefisien penyetaraan reaksi, maka hukum lajunya dapat
diliskan sebagai berikut:

Orde reaksi tidak ada hubungannya dengan koefisien reaksi. Jika


kebetulan orde reaksi sama dengan koefisien reaksinya, artinya x p dan y
q, maka reaksi seperti ini disebut Reaksi Elementer. Orde reaksi hanya
dapat ditentukan melalui data percobaan.

Contoh : Data hasil percobaan reaksi gas Nitrogen oksida dengan


gas Hidrogen pada suhu 800oC diperoleh sebagai berikut :

Percobaan NO H2 Laju reaksi

Ke (M) (M) M det-1

1 4 x 10-2 1,5 x 10-2 32 x 10-5

2 4 x 10-2 3,0 x 10-2 64 x 10-5

3 4 x 10-2 6,0 x 10-2 130 x 10-5

4 2 x 10-2 6,0 x 10-2 32 x 10-5

5 1 x 10-2 6,0 x 10-2 7,9 x 10-5

Dari percobaan 1, 2 dan 3, [NO] dibuat tetap sedangkan [H 2]


diperbesar sebesar 2 kali dari semula, ternyata laju reaksi naik dua kali,
berarti laju reaksi berbanding lurus dengan [H2]. Jadi pada [NO] tetap,
laju reaksi (V) ≈ k [H2]1. Pada percobaan 3, 4 dan 5, konsentrasi H2
dibuat tetap, sedangkan konsentrasi NO diturunkan/diperkecil sebesar
dua kali dari semula, ternyata laju reaksi turun sebesar 4 kali. Jadi pada
[H2] tetap maka laju reaksi berbanding lurus dengan kwadrat [NO]. Jadi
laju reaksi (V) ≈ k [NO]2 Maka untuk reaksi stoikhiometris ; 2NO + 2H2
→ N2 + 2H2O ungkapan persamaan laju reaksi adalah :

V = k [NO]2 [H2]

k adalah tetapan laju reaksi yang dapat dihitung sebagai berikut :


V = k[NO]2 [H2]

3,2 x 10-5 = k (4 x 10-2)2 (1,5 x 10-2)

3,2 x 10-5 = k (2,4 x 10-6)

k =24 x106

B. TEORI TUMBUKAN
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling
bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk
memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena
partikel-partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur.

Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi.


Hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan
yang tepat, yang dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut
tumbukan yang efektif. Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal :

a. Frekuensi tumbukan

b. Energi partikel reaktan

c. Arah tumbukan

Tidak semua tumbukan terjadi walaupun orientasi molekulnya


tepat karena partikelpartikel memerlukan suatu energi minimum untuk
bereaksi. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan,
sehingga menghasilkan tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan
atau energi aktivasi ( Ea ). Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm
memerlukan Ea. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti
memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada
suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
BERDASARKAN TEORI TUMBUKAN
Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan faktor-faktor yang
dapat mempercepat laju reaksi.

Lajureaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ukuran partikel/zat


atau luas permukaan sentuh, suhu, ada tidaknya katalisastor, dan konsentrasi.
Dengan demikian ada reaksi yang memerlukan waktu sangat singkat seperti
meledaknyadinamit. Tetap ada pula yang memerlukan waktu yang relatif
lama seperti susu menjadi asam. Proses perkaratan besi yang memerlukan
waktu lebih dari sebulan. Perkaratan akan lebih cepat terjadi pada keadaan
lembab karena lebih banyak persediaan oksigen dan uap air untuk
membentuk karat (besi III) oksida terhidrat). Sedangkan dinamit dapat
meledak sendiri jika terjadi pemanasan.

1. Luas Permukaan
Suatu zat padat yang berbentuk serbuk mempunyai permukaan
yang lebih luas, yang lebih luas jika dibandingkan dengan zat tersebut
dalam bentuk kepingan yang besar. Dalam suatu reaksi, bentuk serbuk
memiliki bidang sentuhan yang lebih luas bertabrakan dengan
suatu zat lain. Akibatnya, reaksi zat dalam bentuk serbuk akan lebih cepat
dari reaksi zat dikepingan, sebab molekul-molekul dibagian dalam
kepingan harus “menunggu”.

2. Konsentrasi Pereaksi (Molaritas)


Suatu larutan yang pekat (konsentrasi besar) sudah tentu
mengandung molekulmolekulyang lebih rapat (letaknya lebih berdekatan),
jika dibandingkan dengan larutan encer (konsentrasi kecil). Molekul-
molekul yang letaknya berdekatan memiliki kemungkinan yang lebih besar
(lebih mudah dan lebih sering) untuk saling bertabrakan daripada molekul
yang letaknya berjauhan. Itu sebabnya, makin besar konsentrasi suatu
larutan yang kita reaksikan, makin besar pula kecepatan reaksinya. Jika
konsentrasi makin besar makin banyak zat maka tumbukan antar partikel
lebih sering terjadi karena konsentrasi besar maka partikel akan banyak
dan tumbukan antara partikel akan sering terjadi sehingga energi kinetik
semakin besar dan reaksi makin cepat berlangsung.

3. Suhu
Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah bila suhu rendah
berubah. Kenaikan sekitar100C akan menyebabkan harga tetapan laju
reaksi menjadi dua atau tiga kali. Dengan naiknya harga tetapan laju reaksi
(k), maka reaksi akan menjadi lebih cepat. Sebagai data percobaan setiap
kenaikan 100 0C maka laju akan dua kali lebih cepat dibuat rumus:

4. Katalis
Katalis hanya mempercepat laju reaksi tanpa ikut bereaksi.
g. Vidio Materi Pembelajaran Laju Reaksi
KD : 3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi
berdasarkan data hasil percobaan
IPK :
3.7.1 Menjelaskan cara menentukan orde reaksi dan persamaan laju
reaksi.
3.7.2 Mengolah dan menganalisis data untuk menentukan orde
reaksi dan persamaan laju reaksi.
3.7.3 Menjelaskan peran katalis dalam reaksi kimia di laboratorium
dan industri
Materi :

Vidio Pembelajaran:
https://youtu.be/ch2awwDwEQ8

Anda mungkin juga menyukai