Kelas :
1. Sebutkan 4 cara penamaan (tata nama) Alkena dan 4 cara penamaan (tata
nama) Alkuna dengan bahasa sendiri!
Jawab....................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Tuliskan rumus bangun Alkena berikut ini!
a. 2-metil-2-heptuna
b. 2,4-dimetil-1-pentena
c. 1,4-pentadiena
d. 3-etil-1-pentena
e. 2-etil-1-butena
f. 3-bromo-2-oktena
Jawab...................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Apa pengertian isomer posisi, isomer rantai, dan isomer geometri pada
Alkena menurut anda!
Jawab...................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Tuliskan rumus bangun Alkuna berikut!
a. 4-metil-2-heksuna
b. 3-etil-1-pentuna
c. 4,5-dimetil-2-heksuna
d. 4-etil-5,5-dimetil-1-heksuna
e. 2-pentuna
f. Asetilena
Jawab...................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
b. PPT (Power Point) Materi Minyak Bumi
KD : 3.2 Menjelaskan proses pembentukan fraksi-fraksi minyak
bumi, teknik pemisahan serta kegunaannya.
IPK :
3.2.1 Mengidentifikasi jenis bahan bakar minyak (BBM) yang
dijual di SPBU
3.2.2 Memahami proses penyulingan minyak bumi secara distilasi
bertingkat
3.2.3 Menganalisis proses penyulingan bertingkat untuk
menghasilkan minyak bumi menjadi frasksi-fraksinya.
Materi :
Teacher:
Khairun Annisa
MINYAK BUMI
Proses Terbentuknya
Minyak Bumi
Mutu Bensin
????????
MINYAK BUMI
• Hasil penguraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan
berwujud gas dan menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini
dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik
mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama
didalam perut bumi. Baagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik,
warnanyapun berubah menjadi coklat tua. Bintik-bintik itu akan tersimpan
didalam lumpur dan menggeras terkena tekanan bumi. Lumpur tersebu
berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam didalam perut bumi
2. Secondary Processing
Proses tahap kedua ini merupakan proses lanjutan dari Prima Processing.
Proses-proses yang terjadi pada tahap kedua ini meliputi sebagai berikut:
a. Cracking (perengkahan)
Tujuan dari proses cracking adalah untuk mengubah struktur
kimiawi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses dalam cracking:
• Perengkahan atau pemecahan rantai
• Alkilasi (pembentukan alkil)
• Polimerisasi atau penggabungan rantai karbon
• Reformasi atau perubahan struktur
• Isomerisasi (perubahan isomer)
b. Proses ekstraksi yaitu pembersihan produk dengan pelarut
c. Kristalisasi merupakan proses pemisahan fraksi melalui perbedaan titik
cairnya. Contohnya permurnian solar dengan proses pendinginan,
penekanan, dan penyaringan hingga diperoleh produk lilin.
d. Treating atau pembersih dari kontaminasi. Pembersih ini dilakukan untuk
mengantisipasi bila pada Prima Processing terjadi kontaminasi oleh
kotoran.
1. GAS
Gas terdiri dari campuran
antara metana, etana, 3. Nafta (Bensin Berat)
propana, butana, dan Nafta merupakan fraksi
isobutana. Digunakan untuk minyak bumi hasil destilasi
bahan bakar komponen gas dengan titik didih antara
2. Bensin 140 C -180 C. Digunakan
Bensin merupakan fraksi sebagai bahan bakar pada
minyak bumi hasil destilasi proses industri, seperti
dengan titik didih antara 70 pembuatan etilena atau
C ± 140 C. Digunakan senyawa aromatik.
sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor
4. Keroson
Keroson adalah hasil
proses destilasi minyak 6. Residu
bumi dengan titik didih Residu memiliki 2
180 C ± 250 C. Di macam fraksi:
gunakan sebagai • Minyak bisa menguap
pelarut, bahan bakar yang digunakan
rumah tangga, dan sebagai minyak
bahan bakar mesin pelumas, lilin, parafi
kapal terbang. dan vaselin.
5. Solar (Minyak Diesel) • Minyak tak bisa
Solar merupakan menguap yang di
destilat minyak bumi gunakan sebagai
dengan titik didihnya bahan aspal serta
antara 250 C – 350 C. arang minyak bumi.
Dapat digunakan pada
bahan bakar mesin
diesel.
C. MUTU BENSIN
PEMBAKARAN HIDROKARBON
IPK :
Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen bumi paling umum yang
jumlahnya mencapai 20,9% dari udara. Bahan bakar padat atau cair harus
diubah ke bentuk gas sebelum dibakar. Biasanya diperlukan panas untuk
mengubah cairan atau padatan menjadi gas. Bahan bakar gas akan terbakar
pada keadaan normal jika terdapat udara yang cukup. Hampir 79% udara
(tanpa adanya oksigen) merupakan nitrogen, dan sisanya merupakan elemen
lainnya. Nitrogen dianggap sebagai pengencer yang menurunkan suhu yang
harus ada untuk mencapai oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran.
Nitrogen ini juga dapat bergabung dengan oksigen (terutama pada suhu
nyala yang tinggi) untuk menghasilkan oksida nitrogen (Nox), yang
merupakan pencemar beracun. Karbon, hidrogen dan sulfur dalam bahan
bakar bercampur dengan oksigen di udara membentuk karbon dioksida, uap
air dan sulfur dioksida, melepaskan panas masing-masing 8.084 Kkal, 28.922
Kkal dan 2.224 Kkal pada kondisi tertentu, karbon juga dapat bergabung
dengan oksigen membentuk karbon monoksida, dengan melepaskan sejumlah
kecil panas (2.430 Kkal/kg karbon) karbon terbakar yang membentuk CO 2
akan menghasilkan lebih banyak panas lebih per unit bahan bakar dari pada
daripada bila menghasilkan CO atau asap.
Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya bahan bakar pada jumlah udara
pembakaran tertentu, dapat mengakibatkan terbakarnya bahan bakar dan
terbentuknya karbon monoksida. Jumlah O2 tertentu diperlukan untuk
pembakaran yang sempurna dengan tambahan sejumlah udara (udara
berlebih) diperlukan untuk menjamin pembakaran yang sempurna. Walau
demikian, terlalu banyak udara berlebih akan mengakibatkan kehilangan
panas dan efisiensi.
IPK :
https://youtu.be/U5XCFILCeNQ
E-Modul
E-MODUL (MODUL
ELEKTRONIK)
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI
IPK :
Q = m x c x ∆T qlarutan = C x ∆T
qreaksi = - qlarutan
Keterangan :
Contoh Soal
Diket :
Mr CH₄ = 16
T₁ = 25,5°C
T₂ = 90,5°C
V air = 4 Liter = 4.000 mL
Jawab :
m=pxV
= 1 x 4.000
= 4.000 g
q = m x c x ΔT
= 4.000 x 4,2 x 65
= 1.092.000 J = - 1.092 kJ
𝑔𝑟
mol CH₄ = 𝑚𝑟
32
= =2
16
ΔH = -q
1
ΔH = - 1.092 x 2
= - 546 kJ
Contoh soal:
Diketahui data entalpi reaksi:
1. CH3OH(g) + 2O2(g) → CO3(g) + 2H2O(g) ΔH = - 764 kJ
Jawab:
0 0
ΔHreaksi = ΣΔH F produk - ΣΔH F reaktan
Tabel 3.1 Entalpi pembentukan beberapa zat sebagai berikut:
Jawaban :
0 0
ΔHreaksi = ΣΔH F produk - ΣΔH F reaktan
0 0 0
- 802 kJ = [1 ΔH F CO2 + 2 ΔH F H2O] – [ ΔH F CH4 + 3 ΔHf O2)
0
- 802 kJ = [1(- 393,51) + 2 (-285,83)] – [ ΔH F CH4 + 3 . 0] kJ
H–H
435 O–O 140 C=O 745
C–H
415 C–N 305 C=N 615
N–H
390 C–O 360 N=O 594
Cl – H
431 Cl – Cl 240 C= C 828
Br – H
370 Br – Br 195 C=N 891
I–H
300 I–I 150 N=N 946
C–C
350 O=O 498
N–N
160 C=C 611
Contoh Soal:
C = C = 607 kJ/mol
C - C = 343 kJ/mol
C - H = 410 kJ/mol
O - H = 460 kJ/mol
C - O = 351 kJ/mol
Jawab :
= - 37 kJ/m
f. E-Modul Pembelajaran Laju Reksi
LAJU REAKSI
IPK :
V = k [NO]2 [H2]
k =24 x106
B. TEORI TUMBUKAN
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling
bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk
memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena
partikel-partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur.
a. Frekuensi tumbukan
c. Arah tumbukan
1. Luas Permukaan
Suatu zat padat yang berbentuk serbuk mempunyai permukaan
yang lebih luas, yang lebih luas jika dibandingkan dengan zat tersebut
dalam bentuk kepingan yang besar. Dalam suatu reaksi, bentuk serbuk
memiliki bidang sentuhan yang lebih luas bertabrakan dengan
suatu zat lain. Akibatnya, reaksi zat dalam bentuk serbuk akan lebih cepat
dari reaksi zat dikepingan, sebab molekul-molekul dibagian dalam
kepingan harus “menunggu”.
3. Suhu
Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah bila suhu rendah
berubah. Kenaikan sekitar100C akan menyebabkan harga tetapan laju
reaksi menjadi dua atau tiga kali. Dengan naiknya harga tetapan laju reaksi
(k), maka reaksi akan menjadi lebih cepat. Sebagai data percobaan setiap
kenaikan 100 0C maka laju akan dua kali lebih cepat dibuat rumus:
4. Katalis
Katalis hanya mempercepat laju reaksi tanpa ikut bereaksi.
g. Vidio Materi Pembelajaran Laju Reaksi
KD : 3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi
berdasarkan data hasil percobaan
IPK :
3.7.1 Menjelaskan cara menentukan orde reaksi dan persamaan laju
reaksi.
3.7.2 Mengolah dan menganalisis data untuk menentukan orde
reaksi dan persamaan laju reaksi.
3.7.3 Menjelaskan peran katalis dalam reaksi kimia di laboratorium
dan industri
Materi :
Vidio Pembelajaran:
https://youtu.be/ch2awwDwEQ8