Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA

MINYAK BUMI

Disusun oleh:

Farah Nurmalina Putri

Karunia Agustiani

Khansa Nidaul Jihad

Syifa Nur Fauziyah

XI MIA 7

SMAN 3 Depok
Jalan Raden Saleh No. 45 Sukmajaya

Tahun Pelajaran 2019 / 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridho-Nya
makalah yang berjudul Minyak Bumi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Makalah ini membahas komponen dan proses-proses yang terjadi pada minyak
bumi.
Selain sebagai tambahan ilmu pengetahuan, makalah ini juga kami susun guna
memenuhi tugas mata pelajaran Kimia dan semoga dengan terselesaikannya makalah ini
dapat menjadi manfaat bagi pembaca.
Makalah ini dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga semua kebaikannya dibalas oleh
Allah SWT.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami meminta maaf dan turut mengundang pembaca untuk
memberikan kritik serta saran yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Aamiin.

Depok, 22 Agustus 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Komponen Penyusun Minyak Bumi ........................................................................ 2
B. Proses Pembentukan Minyak Bumi ......................................................................... 2
C. Proses Pengolahan Minyak Bumi ............................................................................ 3
D. Dampak Pembakaran Bahan Bakar ......................................................................... 5
BAB III .............................................................................................................................. 9
PENUTUP ......................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang


menyusun minyak bumi memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat
dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah
yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada
pengolahannya.
Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus
memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan
bahan bakar fosil ini, jikalau suatu saat nanti bahan bakar ini habis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen minyak bumi
2. Bagaimana proses pwmbentukan minyak bumi
3. Bagaimana proses pengolahan minyak bumi
4. Apa dampak dari pembakaran minyak bumi

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui komponen-komponen penyusun minyak bumi.
2. Mengetahui proses pembentukan minyak bumi
3. Mengetahui proses pengolahan minyak bumi
4. Mengetahui dampak dari pembakaran minyak bumi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komponen Penyusun Minyak Bumi


Minyak bumi adalah campuran kompleks yang sebagian besarnya (sekitar 90
hingga 97%) terdiri dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak bumi terutama adalah alkana, sedangkan sisanya adalah sikloalkana,
alkena, alkuna, dan senyawa aromatik.
Komponen kecil lainnya selain hidrokarbon adalah senyawa-senyawa karbon
yang mengandung oksigen, belerang, ataupun nitrogen.
1. Golongan Alkana
Golongan alkana yang bercabang sedikit adalah n–oktana, sedangkan alkana
bercabang terbanyak adalah isooktana (2,2,4–trimetilpentana).
2. Golongan Sikloalkana
Golongan sikloalkana yang terdapat pada minyak bumi adalah siklopentana
dan sikloheksana.
3. Golongan Hidrokarbon Aromatik
Golongan hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah
benzena.

B. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Salah satu teori terbentuknya minyak bumi adalah “dupleks”. Menurut teori
ini, minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan
yang telah mati.

Jasad renik itu terbawa air sungai bersamaan dengan lumpur dan mengendap
di dasar laut. Akibat pengaruh waktu yang telah ribuan tahun, temperatur tinggi,
dan tekanan oleh lapisan, jasad renik berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung
minyak atau gas.

Sumber minyak bumi di Indonesia umumnya berada di daerah pantai, yaitu :

1. Pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon)


2. Sumatra Utara dan Sumatra Timur (Aceh, Riau)

2
3. Kalimantan Timur (Tarakan, Balikpapan)
4. Kepala Burung Papua

Minyak dari daerah pengeboran umumnya diangkut dan diolah di tempat-


tempat pengilangan minyak bumi atau diekspor langsung sebagai minyak mentah.
Tempat pengilangan minyak bumi di Indonesia, antara lain :

1. Pangkalan Brandan (5.000 barel/hari)


2. Plaju dan Sungai Gerong (132.500 barel/hari)
3. Dumai dan Sungai Pakning (170.000 barel/hari)
4. Cilacap (300.000 barel/hari)

C. Proses Pengolahan Minyak Bumi


Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran.
Minyak bumi yang ditemukan biasanya akan bercampur dengan gas alam.
Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam berbentuk cairan kental
hitam dan berbau disebut minyak mentah (crude oil). Minyak mentah ini masih
belum bisa dimanfaatkan secara langsung.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian (refining) dengan distilasi
bertingkat. Prinsip distilasi ini adalah pemisahan komponen-komponen campuran
berdasarkan perbedaan titik didih sehingga diperoleh kelompok-kelompok
komponen dalam rentang titik didih tertentu yang disebut fraksi-fraksi.

3
Pengolahan minyak bumi dilakukan pada kilang minyak melalui dua tahap,
antara lain :
1. Pengolahan Tahap Pertama

Dilakukan dengan distilasi bertingkat, yaitu proses distilasi berulang-


ulang sehingga didapatkan berbagai hasil perbedaan titik didihnya. Hasil pada
proses distilasi, antara lain :
1) Fraksi pertama menghasilkan gas yang akhirnya dicairkan kembali dan
dikenal dengan LPG yang digunakan untuk bahan bakar kompor gas dan
mobil BBG atau diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia lainnya.
2) Fraksi kedua (nafta). Nafta tidak langsung digunakan, tetapi diolah lebih
lanjut pada tahap kedua menjadi bensi (premium) atau bahan petrokimia
yang lain.
3) Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin
(minyak tanah) dan avtur (bahan bakar pesawat jet).
4) Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar
mesin diesel.
5) Fraksi kelima disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang
dan dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa
karbon lainnya, dan sisanya sebagai aspal dan lilin.

4
2. Penolahan Tahap Kedua
1) Perengkahan (cracking) : pada proses perengkahan, dilakukan perubahan
struktur kimia senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi pemecahan
rantai, alkilasi (pembenyukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai
karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerisasi (perubahan
isomer).
2) Proses ekstraksi : pembersihan produk dengan menggunakan pelarut
sehingga didapatkan hasil lebih banak dengan mutu yang lebih baik.
3) Proses kristalisasi : proses pemisahan produk-produk melalui peredaan titik
cairnya.
4) Pembersihan dari kontaminasi (treating) : kontaminasi (pengotoran) terjadi
pada proses pengolahan tahap pertama dan tahap kedua. Kotoran-kotoran
tersebut harus dibersihkan dengan menambahkan soda kaustik (NaOH),
tanah liat, atau proses hidrogenasi

D. Dampak Pembakaran Bahan Bakar


Pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas alam) dapat
menyebabkan masalah pencemaran lingkunagan, khususnya pencemaran udara.
Pembakaran sempurna hidrokarbon dalam minyak bumi menghasilkan karbon
dioksida dan uap air. Sementara itu pembakaran tidak sempurna akan
menghasilkan partikel padat yang dikenal dengan asap dan berisi butiran-butiran
halus dari karbon (jelaga), karbon monoksida, karbon dioksida, dan uap air.
Dampak yang mungkin terjadi, akan dibahas berbagai pencemaran udara,
efek rumah kaca dan hujan asam :

1. Pencemaran Udara

Penggunaan bahan bakar fosil jika pembakarannya tidak sempurna dapat


menimbulkan pencemaran udara yang berupa partikulat atau gas dapat
membahayakan kesehatan manusia atau kestabilan bumi. Berikut beberapa
pencemaran yang mungkin terjadi :

5
a) Bahan additif
Untuk menaikkan bilangan oktan dalam bensin ditambahkan zat-zat
additive yang pembakarannya menghasilkan PbBr2 sebagai pencemar
udara karena dapat merusak ginjal, otak dan hati.
b) Karbon dioksida (CO2)
CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor sebenarnya tidak berbahaya
bagi manusia, namun peningkatan suhu permukaan bumi (efek rumah
kaca) atau pemanasan global yang berpengaruh pada iklim dan pencairan
es di kutub
c) Karbon monoksida (CO)
Pembakaran yang berlangsung tidak sempurna selain menghasilkan CO2
juga menghasilkan CO yang beracun dan dapat menimbulkan rasa sakit
pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika CO masuk dalam
darah lalu bereaksi dengan hemoglobin kemudian membentuk
karbosihemoglobin sehingga menghalangi darah pembawa oksigen
sehingga tubuh kekurangan oksigen yang dapat menimbulkan kematian.
d) Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Nitrogen bereaksi dengan oksigen membentuk NO dan setelah keluar
dari knalpot NO bereaksi dengan udara (oksigen) membentuk NO2.
N2 + O2 2NO(g)
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
Sebenarnya NO dan NO2 tidak beracun secara langsung tetapi NO
bereaksi dengan bahan pencemar lain menimbulkan asap kabut atau
Smog yang dapat menimbulkan iritasi pada mata,daya pandang, dan
saluran pernafasan.

2. Efek Rumah Kaca

Cahaya matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan


tanaman atau apa saja yang terdapat dalam rumah kaca. Tanaman atau
material apa saja yang mengalami pemanasan tersebut akan memancarkan
radiasi infra merah (gelombang panas) yang akan diserap kaca dan
meradiasikannya ke dalam rumah kaca dan terjadi peningkatan suhu.

6
Keadaan tersebut merupakan gambaran pengaruh sinar matahari
terhadap suhu permukaan bumi. Di atmosfer yang bertindak sebagai kaca
adalah gas rumah kaca (GRK) yang meliputi karbondioksida (CO2), uap air
(CO), metana (CH4) dan senyawa golongan CFC. Jadi gas-gas tersebut
berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata
sekitar 15˚C dan jika tanpa GRK, suhu permukaan bumi diperkirakan
mencapai -25˚C. Gas-gas rumah kaca (GRK) :
a) Karbon dioksida (CO2)
CO2 merupakan gas rumah kaca paling penting karena paling banyak
diatmosfer. CO2 meningkat dengan adanya pertambahan penduduk dan
semakin banyaknya pabrik, kendaraan dan pembakaran utan.
b) Uap air (H2O)
keberadaannya tidak terkait langsung dengan aktivitas manusia, jadi
peningkatan atau berkurangnya tidak mengkhawatirkan.
c) Metana
Kelimpahan metana jauh lebih sedikit dibandingkan CO2(g) dan H2O
namun mempunyai efek rumah kaca yang lebih kuat daripada CO2 per
molekulnya. Keberadaan CH4 merupakan hasil penguraian sisa-sisa
tumbuhan.
d) Keluarga CFC
CFC merupakan gas rumah kaca namun keberadaannya dapat merusak
lapisan ozon. CFC dihasilkan dari penggunaan lemari es dan berbagai
alat semprot.

3. Hujan Asam
Hujan asam adalah air hujan yang mempunyai pH (derajat keasaman)
kurang dari 5,7 dari air hujan pada umumnya yang memiliki pH 5,7.
Air hujan yang pH nya kurang dari 5,7 dikarenakan diudara banyak
mengandung polutan : SO2, SO3 dan NO2. Dampak hujan asam :
a) Kerusakan hutan
Hujan asam dapat melarutkan unsur hara yang penting seperti kalsium
dan magnesium sehingga tanah bersifat asam yang tidak baik bagi
tumbuhan.
b) Kematian biota air
7
Hujan asam mengakibatkan air sungai dan danau bersifat asam yang
akan mematikan ikan dan tumbuhan air.
c) Kerusakan bangunan
Hujan asam dapat merusak bangunan seperti batu kapur, marmer dan
beton yang mengandung CaCO3 yang akan larut dalam asam.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Minyak bumi adalah campuran kompleks yang sebagian besarnya (sekitar 90


hingga 97%) terdiri dari senyawa hidrokarbon. Menurut teori “dupleks”, minyak
bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah
mati. Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran.
Minyak bumi yang ditemukan biasanya akan bercampur dengan gas alam. Minyak
bumi yang telah dipisahkan dari gas alam berbentuk cairan kental hitam dan berbau
disebut minyak mentah (crude oil). Minyak mentah ini masih belum bisa
dimanfaatkan secara langsung, oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian
(refining) dengan distilasi bertingkat. Dari destilasi bertingkat ini akan
menghasilkan beberapa fraksi yang dibagi berdasarkan titik didihnya. Selain itu
pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas alam) dapat
menyebabkan masalah pencemaran lingkunagan, khususnya pencemaran udara
selain itu juga ada efek rumah kaca dan hujan asam.

B. Saran

Karena minyak bumi adalah sumber daya yg tidak dapat diperbaharui, jadi
kita harus menjaga dan menghemat minyak bumi serta harus memikirkan bahan
bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil
ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis. Selain itu kita juga perlu lebih bijak
penggunaan minyak bumi agar dampak yang ditimbulkan tidak berlebihan.

9
DAFTAR PUSTAKA

 Buku paket kimia


 https://www.studiobelajar.com/minyak-bumi/
 http://indonesiakubicara.blogspot.com/2013/06/proses-pembentukan-dan-
komponen_7.html?m=1
 https://zonaliakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-x/semester-2/4-minyak-
bumi/5-dampak-pembakaran-minyak-bumi/
 https://blog.ruangguru.com/dampak-pembakaran-bahan-bakar-terhadap-
lingkungan
 https://www.studiobelajar.com/minyak-bumi/
 http://yalinissanodhika.blogspot.com/2016/11/materi-kimia-kelas-xi-kurikulum-
2013.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai