Anda di halaman 1dari 17

A.

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

KD3 KD4
3.2 Menjelaskan proses pembentukan 4.2 Menyajikan karya tentang proses

fraksi-fraksi minyak bumi, teknik pembentukan dan teknik pemisahan

pemisahan serta kegunaannya fraksi-fraksi minyak bumi beserta


kegunaannya
IPK IPK
3.2.1 Mendeskripsikan proses 4.2.1 Mengamati video proses
pembentukan minyak bumi pembentukan minyak bumi.
3.2.2 Mendeskripsikan proses 4.2.2 Mengidentifikasi proses
distilasi minyak bumi pembentukan minyak bumi
3.2.3 Mendeskripsikan proses 4.2.3 Mengamati video pemisahan
pengolahan minyak bumi fraksi-fraksi minyak bumi dengan
dengan cara distilasi teknik distilasi bertingkat
bertingkat (berdasarkan prinsip perbedaan
3.2.4 Menyebutkan fraksi-fraksi titik didih)
minyak bumi berdasarkan 4.2.4 Mengidentifikasi zat-zat yang
perbedaan titik didihnya dihasilkan pada itik didih tertentu
3.2.5 Menjelaskan teknik pemisahan pada teknik pemisahan fraksi-fraksi
fraksi-fraksi minyak bumi minyak bumi
berdasarkan perbedaan titik 4.2.5 Menyimpulkan hasil-hasil
didih pemisahan fraksi-fraksi minyak
3.2.6 Menyebutkan kegunaan fraksi- bumi berdasarkan perbedaan titik
fraksi minyak bumi dalam didihnya
kehidupan sehari-hari 4.2.6 Membuat maket untuk menjelaskan
teknik pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi
4.2.7 Mengidentifikasi kegunaan fraksi-
fraksi minyak bumi
4.2.8 Menyimpulkan kegunaan fraksi-
fraksi minyak bumi

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan scientific , peserta didik kelas XI SMA Negeri 10 Bandar
lampung dapat : (1) Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi; (2)
Menjelaskan teknik pengolahan dan pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi ; (3)

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 1


Mengklasifikasikan hasil fraksi-fraksi minyak bumi; (4) Menyebutkan kegunaan
fraksi-fraksi minyak bumi; (5) Mengkomunikasikan hasil karya tentang proses
pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta
kegunaannya melalui kegiatan mengamati, berdiskusi, membaca, dan menafsirkan
data perbedaan titik didih fraksi-fraksi minyak bumi dengan tepat.

C. Petunjuk Penggunan Bahan Ajar


Petunjuk penggunaan bahan ajar ini adalah sebagai berikut :
1. Bahan ajar ini digunakan untuk mencari informasi singkat tentang materi dan
urutan materi
2. Bahan ajar ini dilengkapi dengan media pembelajaran berupa video dan Power
Point
3. Bahan ajar ini dapat digunakan untuk menjawab soal-soal pada LKPD yang
berkaitan
4. Setelah membaca dan memahaminya, kerjakanlah latihan soal yang ada dalam
bahan ajar ini.
5. Setelah mengerjakan latihan soal, setiap siswa menyerahkan tugas latihan
soalnya berupa lembar jawaban pertanyaan.

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 2


MINYAK BUMI

A. PENDAHULUAN
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan
industri berasal dari minyak bumi, gas alam dan batu bara. Ketiga jenis bahan bakar
tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme, sehingga disebut dengan bahan
bakar fosil. Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus– karang
dan oleum– minyak) dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah suatu cairan kental yang
berwarna coklat sampai hitam atau kehijauan, yang mudah terbakar dan berbau kurang
sedap, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.

B. KOMPOSISI MINYAK BUMI


Minyak bumi merupakan komoditi hasil tambang yang sangat besar peranannya dalam
perekonomian Indonesia. Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa.
Penyusun utama minyak bumi adalah hidrokarbon, terutama alkana, sikloalkana, dan
senyawa aromatis.
1. Alkana

Senyawa alkana yang terdapat dalam minyak bumi ada yang memiliki rantai karbon
lurus seperti n-butana dan n-heptana ada juga yang memiliki rantai karbon bercabang
seperti 2,2,4-trimetilpentana (isooktana).

Rumus struktur senyawa alkana tersebut, yaitu sebagai berikut.

H3C – CH2 – CH2 – CH3 H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

n-butana n-heptana

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 3


CH3

H3C – C – CH2– CH – CH3

CH3 CH3 2,2,4-trimetilpentana (isooktana)

Dalam minyak bumi senyawa yang paling banyak ditemukan adalah senyawa
hidrokarbon dengan rantai lurus.

2. Sikloalkana

Sikloalkana yang ditemukan dalam minyak bumi contohnya metilsiklopentana dan


etilsikloheksana dengan rumus struktur sebagai berikut:

3. Hidrokarbon Aromatik

Senyawa hidrokarbon aromatik paling sederhana yang terdapat pada minyak bumi
adalah benzena (C6H6) dan metilbenzena dengan rumus struktur sebagai berikut:

4. Senyawa Lain

Komposisi senyawa-senyawa yang terkandung dalam minyak bumi berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Selain hidrokarbon jenuh terdapat pula senyawa
hidrokarbon tak jenuh. Komponen penyusun minyak bumi selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 1 berikut.

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 4


Tabel 1. Komposisi minyak bumi

Jenis senyawa Jumlah (Presentase) Contoh


Hidrokarbon 90-99% Alkana, sikloalkana, dan
senyawa aromatis
Senyawa belerang 0,1-7% Tioalkana (R-S-R)
Alkanatiol (R-S-H)
Senyawa nitrogen 0,01-0,9% Pirol (C4H5N)
Senyawa oksigen 0,01-0,4% Asam karboksilaat (RCOOH)
Organo logam Sangat kecil Senyawa logam nikel

C. PROSES TERBENTUKNYA MINYAK BUMI


Salah satu teori terjadinya minyak bumi adalah teori “dupleks”. Menurut teori ini,
minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang
telah mati. Jasad renik tersebut terbawa air sungai bersama lumpur dan mengendap di
dasar laut. Akibat pengaruh waktu yang mencapai ribuan bahkan jutaan tahun,
temperatur tinggi, dan tekanan oleh lapisan diatasnya, jasad renik berubah menjadi
bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.

Lumpur yang bercampur dengan jasad renik tersebut kemudian berubah menjadi
batuan sedimen yang berpori, sedangkan bintik minyak dan gas bergerak ke tempat
yang tekanannya rendah dan terakumulasi pada daerah perangkap (trap) yang
merupakan batuan kedap.

Pada daerah perangkap tersebut, gas alam, minyak, dan air terakumulasi sebagai
deposit minyak bumi. Rongga bagian atas merupakan gas alam, sedangkan cairan
minyak mengembang di atas deposit air.

Minyak bumi terbentuk melalui proses yang sangat lama. Oleh karena itu, minyak bumi
dikelompokkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui sehingga harus
digunakan secara tepat dan hemat.

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 5


Gambar 1. Proses Terbentuknya Minyak Bumi

D. PENGOLAHAN MINYAK BUMI


Minyak mentah (crude oil) berwujud cairan kental berwarna hitam yang belum
dapat dimanfaatkan. Agar dapat dimanfaatkan, minyak bumi harus mengalami
proses pengolahan lebih dulu.

Pengolahan minyak bumi dilakukan pada kilang minyak melalui dua tahap.
Pengolahan pertama (primary processing) dilakukan dengan cara destilasi
bertingkat dan pengolahan tahap kedua (secondary processing) dilakukan dengan
berbagai cara.
a. Pengolahan tahap pertama
Pengolahan tahap pertama dilakukan dengan destilasi bertingkat, yaitu proses
destilasi berulang-ulang sehingga didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Hasil pada proses destilasi bertingkat ini meliputi :
1) Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan
dikenal dengan nama LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk
bahan bakar kompor gas dan mobil BBG, atau diolah lebih lanjut menjadi
bahan kimia lainnya.
Bahan Ajar Minyak Bumi Page 6
2) Fraksi ke dua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan
tetapi diolah lebih lanjut pada tahap ke dua menjadi bensin (premium) atau
bahan petrokimia lainnya. Nafta sering disebut juga bensin berat.
3) Fraksi ke tiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak
tanah) dan avtur (bahan bakar pesawat jet).
4) Fraksi ke empat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar
mesin diesel.
5) Fraksi ke lima disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang
dan dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa
karbon lainnya, dan sisanya sebagai aspal dan lilin.
b. Pengolahan tahap kedua
Pada pengolahan tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil
penyulingan pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi:
1) Proses perengkahan (cracking): Pada proses perengkahan, dilakukan
perubahan struktur kimia senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi :
pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan
rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerasi (perubahan
isomer).
2) Proses ekstraksi: Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut
sehingga didapatkan hasil lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
3) Proses kristalisasi: Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik
cairnya. Misalnya, dari pemurnian solar melalui proses pendinginan,
penekanan, dan penyaringan akan diperoleh produk sampingan lilin.
4) Pembersihan dari kontaminasi (treating) : Pada proses pengolahan tahap
pertama dan tahap ke dua sering terjadi kontaminasi (pengotoran). Kotoran-
kotoran ini harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik
(NaOH), tanah liat atau proses hidrogenasi.
Hasil proses tahap ke dua ini dapat dikelompokkan berdasarkan titik didih dan
jumlah atom karbon pembentuk rantai karbonnya.

Gambar 2. Proses Pengolahan Minyak Bumi


Bahan Ajar Minyak Bumi Page 7
E. KEGUNAAN FRAKSI-FRAKSI MINYAK BUMI

Tabel 2. Beberapa fraksi hasil pengolahan minyak bumi dan kegunaannya

Titik Didih Jumlah atom Kegunaan


karbon
<20°C C1-C4 Bahan bakar gas, dikenal sebagai
LPG (elpiji).
Bahan baku pembuatan berbagai
produk petrokimia

20-60°C C5-C6 Dikenal sebagai petroleum eter,


merupakan pelarut non-polar,
digunakan sebagai cairan pembersih
60-100°C C6-C7 Ligrolin atau nafta, pelarut non-
polar, dan cairan pembersih
40-200°C C5-C10 Bensin sebagai bahan bakar minyak
175-325°C C12-C18 Kerosin (minyak tanah), bahan
bakar jet
250-400°C C12 ke atas Solar, minyak diesel
Zat Cair C20 ke atas Oli, pelumas
Zat Padat C20 ke atas Lilin parafin, aspal ter

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 8


F. BENSIN

Hasil pengolahan minyak bumi umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Selain itu,
juga digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia, misalnya plastik dan serat.
Bensin merupakan salah satu bahan bakar hasil pengolahan minyak bumi yang penting.

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 9


Saat ini, ada beberapa jenis bensin yang beredar di pasaran, seperti premium,
pertamax, dan pertamax plus. Harga masing-masing jenis bensin tersebut tidak sama
karena mutunya berbeda.
Mutu bensin ditentukan oleh efektifitas pembakarannya di dalam mesin. Bensin yang
baik tidak menimbulkan ketukan (knocking) pada mesin. Ketukan pada mesin terjadi
bila bensin terbakar tidak pada saat yang tepat sehingga akan mengganggu gerakan
piston pada mesin.

Berdasarkan penelitian, bensin merupakan campuran dari berbagai macam senyawa


hidrokarbon. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk menentukan senyawa
manakah yang paling efektif digunakan sebagai standar dalam menentukan mutu
bensin. Penelitian umumnya dilakukan dengan membuat suatu bensin standar, yaitu
bensin dibuat dari senyawa n-heptana dan isooktana (2,2,4-trimerilpentana). Angka
yang digunakan untuk menunjukkan mutu bensin disebut angka oktan atau bilangan
oktan. Semakin tinggi angka oktan bensin, semakin baik mutu bensin tersebut.

Bensin standar mengandung 100% isooktana diberi angka oktan 100, sedangkan yang
mengandung 100% n-heptana diberi angka oktan 0. Jadi, bensin standar yang
mengandung 60% isooktana dan 40% n-heptana diberi angka oktan 60.

Penentuan angka oktan suatu bahan bakar dilakukan dengan pengujian di


laboratorium, yaitu dengan membandingkan efisiensi pembakarannya dengan bensin
standar. Alkohol yang mempunyai angka oktan 112, bukan berarti bahwa alkohol
tersebut mengandung isooktana 112%. Tetapi, alkohol tersebut mempunyai efisiensi
pembakaran 12% di atas bensin standar yang beredar dengan isooktana 100%. Jadi,
jika suatu bahan bakar mempunyai angka oktan 80, aka mutu (kualitas)
pembakarannya setara dengan bensin standar yang mengandung 80% isooktana dan
20% n-heptana. Tabel berikut memuat angka oktan dari beberapa bahan bakar.

Tabel 3. Angka oktan beberapa bahan bakar

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 10


Senyawa Angka Senyawa Angka
oktan oktan
n-heptana 0 Metilsikloheksana 104
2-metilheksana 41 Benzena 108
3-metilheksana 56 Metilbenzena 124
2,2-dimetilpentana 89 1-heptena 68
2,3-dimetilpentana 87 5-metil-1-heksena 96
2,4-dimetilpentana 77 2-metil-2-heksena 129
3,3-dimetilpentana 95 2,4-dimetil-1-pentena 142
3-etilpentana 64 4,4-dimetil-1-pentena 144
2,2,3-trimetilbutana 113 2,3-dimetil-2-pentena 165
n-heksana 26 2,4-dimetil-2-pentena 135
Sikloheksana 77 2,2,3-trimetil-1-butena 145

Pada umumnya, bensin yang dihasilkan dari proses penyulingan tahap pertama
mempunyai angka oktan antara 70-80. Untuk itu, perlu dinaikkan angka oktannya
agar tidak menyebabkan mesin mudah panas. Peningkatan angka oktan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menambahkan TEL (Tetra Ethyl
Lead) dengan rumus kimia Pb(C2H5)4. Cara ini efektif, tetapi timbal sisa
pembakarannya dapat mengendap di mesin. Oleh karena itu, perlu ditambahkan
senyawa 1,2-dibromoetana (C2H4Br2), yang akan mengikat timbal menjadi PbBr 2 yang
mudah menguap.

Adanya PbBr2 yang berasal dari bensin menimbulkan masalah baru, yaitu dapat
menimbulkan pencemaran. Selain itu, saat ini penggunaan timbal untuk
meningkatkan angka oktan sudah ditinggalkan. Sebagai gantinya, digunakan bahan
lain seperti MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 11


RANGKUMAN

1. Minyak bumi berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme,


sehingga disebut bahan bakar fosil.
2. Komponen utama dari minyak bumi adalah alkana.
3. Minyak bumi dimurnikan dengan destilasi bertingkat.
4. Fraksi-fraksi utama minyak bumi, sesuai dengan
meningkatnya titik didih adalah gas, nafta, bensin, kerosin,
solar dan diesel, pelumas, paraffin, dan residu.
5. Sebagian minyak dan gas bumi digunakan sebagai bahan
bakar sebagian lain untuk industri petrokimia.
Bahan Ajar Minyak Bumi Page 12
6. Mutu bensin dikaitkan dengan banyaknya ketukan yang
ditimbulkan yang dinyatakan dengan nilai oktan.
7. Nilai oktan dapat ditingkatkan melalui reforming, blending,
Bahan Ajar Minyak Bumi Page 13
LATIHAN

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan kerjakanlah pada buku latihan
Anda!

1. Fraksi minyak bumi berikut yang tersusun menurut bertambahnya titik didih
adalah ....
A. parafin, bensin, nafta
B. bensin, kerosene, solar
C. solar, minyak tanah, pelumas
D. bahan bakar jet, nafta, oli
E. Oli, bahan bakar jet, nafta

2. Fraksi minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar dengan angka oktan tinggi
adalah....
A. Kerosin
B. Residu
C. Solar
D. Bensin
E. Bitumen

3. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan pada suhu 300-350 °C adalah ....
A. pelumas
B. bensin
C. metana
D. minyaktanah
E. nafta

4. Berikut ini bukan termasuk fraksi minyak bumi adalah ....


A. solar
B. bensin
C. miyak tanah
D. minyak atsiri
E. nafta

5. Di alam ini, hasil degradasi tumbuhan dan hewan merupakan campuran berbagai
senyawa karbon, baik alifatik maupun aromatik yang dapat membentuk ....
A. gas alam

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 14


B. minyak bumi
C. batubara
D. etana
E. metana

6. Bensin merupakan salah satu fraksi dari minyak bumi dengan kandungan senyawa ....
A. pentana dan metana
B. oktana dan heptana
C. butana dan propona
D. metana dan butana
E. propana dan butane

7. Untuk menaikkan bilangan oktan sebagai peningkatan kualitas bensin, biasanya bensin
diberi zat aditif. Berikut ini yang bukan zat aditif peningkat bilangan oktan adalah ....
A. benzena
B. t-butil metil eter
C. tetra etil timbal
D. heptana
E. MTBE

8. Melalui proses pemecahan dan petrokimia dari minyak diesel dapat dibuat bahan-
bahan yang dapat digunakan sehari-hari. Berikut ini yang bukan produk petrokimia
adalah ....
A. pelarut cat, glikol, plastik
B. gliserin, detergen, karet sintetis
C. plastik, serat sintetis, gliserin
D. detergen, glikol, karet alam
E. pelarut cat, plastik, gliserin

9. Pembakaran bensin yang mengandung zat aditif TEL akan menghasilkan bahan
berbahaya, yaitu logam…..
A. Co D. Mn
B. Cu E. Pb
C. Fe

10. Komponen penyusun minyak bumi dengan persentase tertinggi adalah…..

A. Hidrokarbon jenuh

B. Hidrokarbon tidak jenuh


Bahan Ajar Minyak Bumi Page 15
C. Senyawa belerang

D. Hidrokarbon aromatis

E. Senyawa Nitrogen

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2002. Chemistry Edisi ke-7. New York: McGraw Hill

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 16


Holtzlaw, Robinson, and Odom. 1991. General Chemistry With Analys. Lexington: D.C Heath
and Company.

Purba, Michael. 2001. Kimia Kelas X SMA Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Bahan Ajar Minyak Bumi Page 17

Anda mungkin juga menyukai