KD3 KD4
3.2 Menjelaskan proses pembentukan 4.2 Menyajikan karya tentang proses
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan scientific , peserta didik kelas XI SMA Negeri 10 Bandar
lampung dapat : (1) Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi; (2)
Menjelaskan teknik pengolahan dan pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi ; (3)
A. PENDAHULUAN
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan
industri berasal dari minyak bumi, gas alam dan batu bara. Ketiga jenis bahan bakar
tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme, sehingga disebut dengan bahan
bakar fosil. Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus– karang
dan oleum– minyak) dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah suatu cairan kental yang
berwarna coklat sampai hitam atau kehijauan, yang mudah terbakar dan berbau kurang
sedap, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.
Senyawa alkana yang terdapat dalam minyak bumi ada yang memiliki rantai karbon
lurus seperti n-butana dan n-heptana ada juga yang memiliki rantai karbon bercabang
seperti 2,2,4-trimetilpentana (isooktana).
H3C – CH2 – CH2 – CH3 H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
n-butana n-heptana
Dalam minyak bumi senyawa yang paling banyak ditemukan adalah senyawa
hidrokarbon dengan rantai lurus.
2. Sikloalkana
3. Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik paling sederhana yang terdapat pada minyak bumi
adalah benzena (C6H6) dan metilbenzena dengan rumus struktur sebagai berikut:
4. Senyawa Lain
Komposisi senyawa-senyawa yang terkandung dalam minyak bumi berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Selain hidrokarbon jenuh terdapat pula senyawa
hidrokarbon tak jenuh. Komponen penyusun minyak bumi selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 1 berikut.
Lumpur yang bercampur dengan jasad renik tersebut kemudian berubah menjadi
batuan sedimen yang berpori, sedangkan bintik minyak dan gas bergerak ke tempat
yang tekanannya rendah dan terakumulasi pada daerah perangkap (trap) yang
merupakan batuan kedap.
Pada daerah perangkap tersebut, gas alam, minyak, dan air terakumulasi sebagai
deposit minyak bumi. Rongga bagian atas merupakan gas alam, sedangkan cairan
minyak mengembang di atas deposit air.
Minyak bumi terbentuk melalui proses yang sangat lama. Oleh karena itu, minyak bumi
dikelompokkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui sehingga harus
digunakan secara tepat dan hemat.
Pengolahan minyak bumi dilakukan pada kilang minyak melalui dua tahap.
Pengolahan pertama (primary processing) dilakukan dengan cara destilasi
bertingkat dan pengolahan tahap kedua (secondary processing) dilakukan dengan
berbagai cara.
a. Pengolahan tahap pertama
Pengolahan tahap pertama dilakukan dengan destilasi bertingkat, yaitu proses
destilasi berulang-ulang sehingga didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Hasil pada proses destilasi bertingkat ini meliputi :
1) Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan
dikenal dengan nama LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk
bahan bakar kompor gas dan mobil BBG, atau diolah lebih lanjut menjadi
bahan kimia lainnya.
Bahan Ajar Minyak Bumi Page 6
2) Fraksi ke dua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan
tetapi diolah lebih lanjut pada tahap ke dua menjadi bensin (premium) atau
bahan petrokimia lainnya. Nafta sering disebut juga bensin berat.
3) Fraksi ke tiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak
tanah) dan avtur (bahan bakar pesawat jet).
4) Fraksi ke empat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar
mesin diesel.
5) Fraksi ke lima disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang
dan dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa
karbon lainnya, dan sisanya sebagai aspal dan lilin.
b. Pengolahan tahap kedua
Pada pengolahan tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil
penyulingan pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi:
1) Proses perengkahan (cracking): Pada proses perengkahan, dilakukan
perubahan struktur kimia senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi :
pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan
rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerasi (perubahan
isomer).
2) Proses ekstraksi: Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut
sehingga didapatkan hasil lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
3) Proses kristalisasi: Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik
cairnya. Misalnya, dari pemurnian solar melalui proses pendinginan,
penekanan, dan penyaringan akan diperoleh produk sampingan lilin.
4) Pembersihan dari kontaminasi (treating) : Pada proses pengolahan tahap
pertama dan tahap ke dua sering terjadi kontaminasi (pengotoran). Kotoran-
kotoran ini harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik
(NaOH), tanah liat atau proses hidrogenasi.
Hasil proses tahap ke dua ini dapat dikelompokkan berdasarkan titik didih dan
jumlah atom karbon pembentuk rantai karbonnya.
Hasil pengolahan minyak bumi umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Selain itu,
juga digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia, misalnya plastik dan serat.
Bensin merupakan salah satu bahan bakar hasil pengolahan minyak bumi yang penting.
Bensin standar mengandung 100% isooktana diberi angka oktan 100, sedangkan yang
mengandung 100% n-heptana diberi angka oktan 0. Jadi, bensin standar yang
mengandung 60% isooktana dan 40% n-heptana diberi angka oktan 60.
Pada umumnya, bensin yang dihasilkan dari proses penyulingan tahap pertama
mempunyai angka oktan antara 70-80. Untuk itu, perlu dinaikkan angka oktannya
agar tidak menyebabkan mesin mudah panas. Peningkatan angka oktan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menambahkan TEL (Tetra Ethyl
Lead) dengan rumus kimia Pb(C2H5)4. Cara ini efektif, tetapi timbal sisa
pembakarannya dapat mengendap di mesin. Oleh karena itu, perlu ditambahkan
senyawa 1,2-dibromoetana (C2H4Br2), yang akan mengikat timbal menjadi PbBr 2 yang
mudah menguap.
Adanya PbBr2 yang berasal dari bensin menimbulkan masalah baru, yaitu dapat
menimbulkan pencemaran. Selain itu, saat ini penggunaan timbal untuk
meningkatkan angka oktan sudah ditinggalkan. Sebagai gantinya, digunakan bahan
lain seperti MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan kerjakanlah pada buku latihan
Anda!
1. Fraksi minyak bumi berikut yang tersusun menurut bertambahnya titik didih
adalah ....
A. parafin, bensin, nafta
B. bensin, kerosene, solar
C. solar, minyak tanah, pelumas
D. bahan bakar jet, nafta, oli
E. Oli, bahan bakar jet, nafta
2. Fraksi minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar dengan angka oktan tinggi
adalah....
A. Kerosin
B. Residu
C. Solar
D. Bensin
E. Bitumen
3. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan pada suhu 300-350 °C adalah ....
A. pelumas
B. bensin
C. metana
D. minyaktanah
E. nafta
5. Di alam ini, hasil degradasi tumbuhan dan hewan merupakan campuran berbagai
senyawa karbon, baik alifatik maupun aromatik yang dapat membentuk ....
A. gas alam
6. Bensin merupakan salah satu fraksi dari minyak bumi dengan kandungan senyawa ....
A. pentana dan metana
B. oktana dan heptana
C. butana dan propona
D. metana dan butana
E. propana dan butane
7. Untuk menaikkan bilangan oktan sebagai peningkatan kualitas bensin, biasanya bensin
diberi zat aditif. Berikut ini yang bukan zat aditif peningkat bilangan oktan adalah ....
A. benzena
B. t-butil metil eter
C. tetra etil timbal
D. heptana
E. MTBE
8. Melalui proses pemecahan dan petrokimia dari minyak diesel dapat dibuat bahan-
bahan yang dapat digunakan sehari-hari. Berikut ini yang bukan produk petrokimia
adalah ....
A. pelarut cat, glikol, plastik
B. gliserin, detergen, karet sintetis
C. plastik, serat sintetis, gliserin
D. detergen, glikol, karet alam
E. pelarut cat, plastik, gliserin
9. Pembakaran bensin yang mengandung zat aditif TEL akan menghasilkan bahan
berbahaya, yaitu logam…..
A. Co D. Mn
B. Cu E. Pb
C. Fe
A. Hidrokarbon jenuh
D. Hidrokarbon aromatis
E. Senyawa Nitrogen
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2002. Chemistry Edisi ke-7. New York: McGraw Hill