Kelapa sawit juga merupakan Komoditas unggulan yang cukup penting di Indonesia sehingga
menjadi prospek yang cukup cerah. Peningkatan jumlah kebutuhan dan semakin beragamnya
pemanfaatan produk olahan kelapa sawit menyebabkan perkembangan perusahanan -
perusahaan kelapa sawit di berbagai daerah di negara Indonesia. Usaha pengembangan
perkembangan perkebunan kelapa sawit ini dilakukan oleh perusahaan perkebunan negara dan
perusahaan perkebunan swasta (Adlin U. Lubis 1992 ). Kegiatan tersebut dapat menciptakan
lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian masyarakat menjadi berkembang di setiap
daerah.
Tanaman kelapa sawit mempunyai manfaat yang sangat penting yaitu dapat diolah
sebagai bahan makanan dan bahan bukan makanan. Bahan makanan dari minyak kelapa sawit
yakni digunakan sebagai minyak goreng atau minyak makan yang diperoleh melalui proses
fraksinasi, rasinasi dan hidrogenasi. Sedangkan bahan bukan makanan dari minyak kelapa
sawit dapat dipakai untuk industri penyamakan kulit agar menjadi lembut dan fleksibel, dalam
industri tekstil dipakai sebagai minyak pelumas yang tahan terhadap tekanan suhu tinggi, dan
dalam industri kawat sebagai cold rolling.
Kegiatan budidaya kelapa sawit dengan pola perkebunan merupakan salah satu syarat
untuk tanaman dapat hasil yang optimal maka dilakukan pemeliharaan tanaman yang sangat
penting, dan tahap – tahap pemeliharaan yang rutin serta sesuai dengan standar prosedur
sehingga dapat mengurangi permasalahan terhadap dampak lingkungan sekitar.
Salah satu bagian dari kegiatan perawatan dan pemeliharaan budidaya kelapa sawit adalah
penyemprotan kelapa sawit bertujuan untuk menanggulangi gulma yang tubuh di lahan.
Penyemprotan ini termasuk dalam upaya perawatan chemist tanaman kelapa sawit. Perawatan ini
digunakan bahan kimia berupa herbisida untuk keperluan ini. Sedangkan peralatan yang
digunakan adalah alat semprot yang berjenis knapsack sprayer yang memiliki nozzle polyjet
berwarna merah. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dalam perawatan chemis mencakup
pengendalian ilalang, perawatan piringan, perawatan pasar pikul, dan perawatan gawangan
hara secara efektif dan berimbang yang diberikan secara langsung pada tanaman maupun tidak
langsung ke dalam tanah untuk mempertahankan kesuburan dengan tujuan untuk mencapai
produksi tandan buah segar (TBS) dan kualitas minyak yang optimal.
Pemupukan kelapa sawit adalah pelaksanaan atau aplikasi pupuk di lapangan yang
merupakan bagian dari manajemen pemupukan secara keseluruhan mulai dari penyusunan
rekomendasi pemupukan, pengadaan pupuk serta aplikasinya di lapangan. Pedoman teknis ini
secara khusus dan singkat dibuat untuk keperluan para pekebun dalam pelaksanaan pemupukan
dikemukakan juga dalam pedoman ini. Jenis dan dosis pupuk dan/atau pembenah ta-nah yang
diaplikasikan di kebun harus didasarkan kepada rekomendasi pemupukan yang telah disusun
Pengendalian gulma
Gulma tumbuh hampir dimana saja dan keberadaannya sangat tidak diinginkan di
perkebunan. Gulma akan bersaing berebut unsur hara dan pupuk, menyumbat saluran drainase
yang dapat menyebabkan areal terendam air, menyulitkan evakuasi hasil panen dan pada
akhirnya menurunkan produktifitas kebun. Gulma adalah tanaman yang tumbuh di sekitar
tanaman yang dibudidayakan dan kehadirannya tidak diinginkan. Oleh karena itu gulma
merupakan tanaman yang harus dikendalikan karena menyebabkan kerugian secara langsung
maupun tidak langsung. Kerugian secara langsung dari keberadaan gulma pada budidaya
tanaman adalah terjadinya kompetisi antara tanaman pokok dengan gulma dalam memperoleh
cahaya, ruang, hara dan air. Sedangkan kerugian secara tidak langsung terjadi apabila gulma
tersebut menjadi tanaman inang dari hama dan penyakit tanaman. Pengendalian gulma yang
tepat merupakan faktor penting untuk dapat meningkatkan produksi dari tanaman. Untuk
terlaksananya program penegndalian gulma dengan baik, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan antara lain 1) Biologi Gulma, 2) Daur Hidup, 3) Perkembangbiakan, 4) Cara
Penyebaran dan 5).
Cara Tumbuh. Pada prinsipnya, pengendalian gulma dapat dilakukan dalam bentuk
pencegahan dan pengendalian. Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan peraturan
perundang-undangan untuk mencegah masuk dan menyebarnya suatu jenis gulma dari suatu
daerah atau negara lain. Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan
proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena
mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak
mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma.
Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu.
Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai
gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun
demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang.
Gulma pada tanaman biasanya dikendalikan dengan cara penyiangan (matun). Namun, pengendalian
gulma dengan cara ini dirasa kurang efektif untuk di daerah yang jumlah tenaga kerjanya terbatas. Untuk itu,
solusi pengendalian gulma yang efektif dan efisien adalah dengan menggunakan herbisida. Herbisida adalah
bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan tumbuhan pengganggu (gulma), seperti rumput, alang-
alang dan semak liar. Aplikasi herbisida biasanya ditentukan oleh stadia pertumbuhan tanaman utama dan
gulma.
dan fenilalanin. Tumbuhan akan mati karena kekurangan asam amino yang penting untuk melakukan
Glifosat pertama kali ditemukan oleh ahli kimia perusahaan Monsanto John E. Franz pada tahun 1970.
Herbisida glifosat mulai dipasarkan oleh perusahaan Monsanto pada tahun 1970-an dengan nama dagang
Roundup. Hak paten perusahaan Monsanto terhadap glifosat berakhir pada tahun 2000 (Harini dan
Parameswari, 2015). Menurut Kremer dan Means (2009) glifosat merupakan herbisida yang mudah larut dalam
air, tidak selektif, serta aplikasi herbisida ini melalui daun dapat menyebabkan kematian pada berbagai
tumbuhan herbaceous. Herbisida glifosat memiliki spektrum pengendalian luas, diaplikasikan pascatumbuh,
Glifosat termasuk herbisida yang tidak mencemari lingkungan karena bersifat tidak aktif di dalam
tanah serta dapat didegradasi oleh mikroba tanah. Glifosat didegradasi oleh bakteri tanah dengan dua cara yaitu
melalui jalur sarkosin dan asam aminometilfosfonat (AMPA) (Fan dkk., 2012). Menurut Widowati dkk (2017)
pemutusan ikatan C-P dari glifosat oleh bakteri menghasilkan fosfonat dan sarkosin. Fosfonat digunakan
bakteri sebagai sumber fosfor sedangkan sarkosin digunakan sebagai sumber karbon untuk menghasilkan
glisin. Selain itu, pemutusan ikatan C-N pada struktur glifosat dimanfaatkan bakteri sebagai sumber karbon
dengan menghasilkan asam aminometilfosfonat (AMPA). Rolando dkk. (2017) menyebutkan bahwa glifosat
memiliki DT50 (time for 50% disappearance) pada kisaran 1 – 130 hari tergantung dari jenis tanah dan DT50
hingga 5000 mg kg-1 berat badan tikus. LD50 tersebut tergolong tinggi sehingga herbisida glifosat termasuk
aman bagi manusia dan hewan jika dipakai sesuai dengan petunjuk penggunaan
Pupuk npk
Pada dasarnya, pupuk ini adalah pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur hara makro, yaitu
Nitrogen (N), Phosphate (P), dan Kalium (K). Unsur NPK ini adalah unsur penting yang membantu
tanaman melangsungkan serangkaian proses pertumbuhan. Berikut ini adalah penjabaran manfaat
masing-masing hara tersebut:
1. Unsur N (Nitrogen)
Unsur hara N berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan pembentukan zat hijau daun
(klorofil) yang akan menjadikan tanaman lebih hijau. Kekurangan unsur N akan mengurangi hasil
produksi karena kekurangan N akan mengganggu proses fotosintesis tanaman.
2. Unsur P (Phosphate)
Unsur hara P adalah unsur hara yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman karena fungsinya
sebagai penyimpan dan penyalur energi untuk aktivitas metabolisme tanaman. Oleh sebab itu,
Phosphate dapat membuat akar dan batang lebih kokoh, merangsang pembungaan juga
pembentukan buah, dan membuat tanaman inang lebih tahan terhadap hama & penyakit.
3. Unsur K (Kalium)
Unsur hara K yang adalah aktivator enzim dalam metabolisme tanaman juga sering disebut “unsur
hara mutu” karena peran pentingnya pada ukuran, rasa, bentuk, warna, hingga daya simpan hasil
pertanian.
Pupuk dolomit
Memupuk juga membuat unsur hara tanah menjadi lebih baik sehingga hasil
panen berlimpah.
Banyak pupuk tanaman yang beredar di pasar, baik kimiawi maupun organik.
Di antara pupuk yang paling baik dan aman adalah pupuk dolomit yang
terbuat dari kapur khusus.
Pupuk dolomit memiliki kadar mineral yang mengandung kadar yang cukup
tinggi dari kalsium oksida (CaO) dan magnesium oksida (MgO).
Kedua unsur ini dapat menetralkan pH tanah. Dengan pupuk dolomit, tanah
yang kekurangan hara kalsium dan magnesium, dapat memaksimalkan
produksi tanaman.
Pupuk Dolomit adalah pupuk dengan kandungan hara Kalsium (CaO) dan
Magnesium (MgO). Pupuk dolomit berfungsi untuk menetralkan keasaman
tanah atau menaikkan pH tanah. Fungsi pupuk dolomit lainnya silahkan
Baca : Fungsi CaO dan MgO. Cara penggunaan pupuk dolomit serta dosis
penggunaan disesuaikan dengan pH dan kebutuhan.
Cara Penggunaan:
Pupuk bioneensis
“Pupuk hayati Bioneensis diperlukan tanaman kelapa sawit untuk memenuhi asupan nutrisi hara.
Aplikasi Bioneensis dapat meningkatkan ketersediaan hara di dalam tanah sehingga optimal
dapat diserap oleh tanaman. Dengan nutrisi yang cukup, pertumbuhan tanaman menjadi lebih
Ada beberapa manfaat dari pemberian pupuk hayati BIONEENSIS pada tanaman sawit.
Antara lain: Meningkatkan kesehatan tanah; aplikasi pupuk hayati Bioneensis dapat
meningkatkan kesehatan tanah melalui peningkatan populasi bakteri dan peningkatan
kandungan bahan organik di dalam tanah. Meningkatkan ketersediaan hara N dan P;
aplikasi pupuk hayati Bioneensis dapat meningkatkan ketersediaan hara N hingga 80%
melalui fiksasi N2 dari udara bebas yang ditrans formasikan oleh bakteri penambat
nitrogen di dalam tanah. Selain itu, kadar hara P tersedia dan meningkat hingga 40%
melalui pelepasan hara P dalam tanah yang terikat kuat oleh logam-logam seperti Al, Fe,
dan Ca.