Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KIMIA

MINYAK BUMI

DISUSUN OLEH:

1. Anggie Nur Lailatul Qodriah


2. Kayla Azzahra Hariyanto Manoppo
3. Fianiya Monica Ramli
4. Revalina Abusaeng
5. Zuleyka Kayla Assyifa
6. Rafi Aditya Samadi
7. Najla Putri Zafirah Halatan
MINYAK BUMI
Minyak bumi adalah suatu campuran cairan yang terdiri dari berjuta-juta senyawa kimia. Paling banyak
adalah senyawa hidrokarbon. Senyawa ini terbentuk dari dekomposisi yang dihasilkan oleh fosil tumbuh-
tumbuhan dan hewan.

Minyak bumi merupakan komoditas hasil tambang dengan peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, terutama sebagai sumber energi. Bahan bakar mulai dari elpiji, bensin, solar, hingga kerosin;
serta material seperti lilin parafin dan aspal; serta berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk
pembuatan plastik, karet sintetis, deterjen, obat-obatan, dan lainnya dihasilkan dari minyak bumi.

Proses Pembentukan Minyak Bumi


Minyak bumi terbentuk dari pelapukan berbagai macam sisa-sisa organisme, seperti tumbuhan, hewan,
dan jasad-jasad renik yang sudah tertimbun dalam dasar lautan bersama lumpur selama jutaan tahun
lamanya. Lumpur tersebut akan berubah menjadi berbagai batuan sedimen yang berpori, sedangkan sisa-
sisa organisme akan bergerak ke tempat yang tekanannya rendah dan terkumpul pada sebuah daerah
perangkap, yaitu batuan kedap. Gas alam, minyak, dan air akan terakumulasi sebagai deposit minyak
bumi. Pada rongga bagian atas ada gas alam, sedangkan cairan minyak mengambang di atas deposit air.

== Bila kita urutkan maka akan menjadi seperti ini:

== Jasad renik yang terkubur bersama lumpur

== Diproses jutaan tahun

== Mengendap dari dasar laut

== Menghasilkan bintik minyak dan gas

== Terakumulasi di batuan kedap

== Menjadi deposit minyak bumi

Karena asal minyak bumi terbentuk dari sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam sering juga
disebut sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil tergolong sumber daya alam yang tak terbarukan.
Proses terbentuknya minyak bumi yang sangat lama menjadi alasan dari hal ini.

Komposisi Minyak Bumi


Minyak bumi adalah campuran kompleks yang sebagian besar (sekitar 90% hingga 97%) terdiri
dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana,
sedangkan sisanya adalah sikloalkana, alkena, alkuna, dan senyawa aromatik. Komponen kecil lainnya
selain hidrokarbon adalah senyawa-senyawa karbon yang mengandung oksigen, belerang, ataupun
nitrogen.
Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana suku rendah (C1 – C4) dengan metana sebagai komponen
utamanya. Selain alkana, juga terdapat gas lain seperti CO2, O2, N2, H2S, ataupun gas mulia seperti
helium dalam jumlah yang sangat sedikit.

Proses Pengolahan Minyak Bumi


Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran. Minyak bumi yang ditemukan
biasanya akan bercampur dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam berbentuk
cairan kental hitam dan berbau disebut minyak mentah (crude oil). Minyak mentah ini masih belum bisa
dimanfaatkan secara langsung, oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian (refining) dengan distilasi
bertingkat. Prinsip distilasi ini adalah pemisahan komponen-komponen campuran berdasarkan perbedaan
titik didih sehingga diperoleh kelompok-kelompok komponen dalam rentang titik didih tertentu yang
disebut fraksi-fraksi

1. Destilasi
Pada proses destilasi atau penyulingan ini minyak dipisahkan berdasarkan titik didihnya.
Sedangkan untuk penyulingan yang terfraksi diperlukan untuk larutan (dalam hal ini minyak)
yang mempunyai perbedaan titik didih tidak terlalu jauh atau sekitar 30oC atau lebih.

A. Destilasi Bertingkat
Pada proses ini minyak mentah yang diperoleh tidak dipisahkan menjadi beberapa komponen
murni namun masuk ke dalam fraksi – fraksi yang memiliki kisaran titik didih tertentu.

B. Distilasi Sederhana
Untuk proses distilasi sederhana, dasar pemisahan minyak bumi mentah dilakukan dengan
memisahkan titik didih yang cukup jauh atau dengan menggunakan salah satu komponen yang
memiliki sifat volatil.

D. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan untuk memisahkan komponen yang memiliki titik didih di atas 200
derajat celcius.

E. Distilasi Vakum
Distilasi ini biasanya digunakan untuk senyawa tidak stabil, artinya dapat terdekomposisi bak
sebelum atau memiliki titik didih di atas 150o C.
2. Absorpsi
Biasa digunakan untuk memisahkan komponen yang memiliki titik didih tinggi dengan gas.

3. Adsorpsi
Proses adsorpsi atau penyerapan adalah saat sebuah cairan, fluida atau gas berikatan dengan
padatan atau cairan lainnya (adsorben, zan penyerap) dan membentuk lapisan tipis atau film di
permukaannya.

4. Filtrasi
Pada proses ini digunakan untuk memindahkan lilin yang terdapat pada lilin yang mengandung
destilat.

5. Kristalisasi
Sebelum memasuki tahan filtrasi, lilin harus dibekukan atau dikristalisasi terlebih dahulu untuk
menyesuaikannya menggunakan kristal dengan cara cooling dan stirring.

6. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses memisahkan zat dengan berdasar pada perbedaan kelarutan
terhadap dua cairan tidak terlarut, biasanya antara air dengan pelarut organik.18:10

Produk Minyak Bumi

1. Liquified Petroleum Gas (LPG atau Elpiji)


Gas yang sering digunakan untuk memasak merupakan salah satu olahan dari minyak bumi. LPG
didominasi gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) yang telah dimampatkan sehingga menjadi
cair dan ditempatkan ke dalam tabung logam bertekanan tinggi.

2. Bensin
Bahan bakar kendaraan bermotor ini tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C5 sampai
C11.

3. Nafta
Nafta merupakan bahan baku, sehingga harus diolah pada tahap kedua. Jadi nafta tidak dapat
langsung digunakan. Biasanya, nafta banyak digunakan sebagai bahan baku pembuat plastik,
pelarut, karet, dan industri petrokimia lainnya.

4. Kerosin
Kerosin merupakan salah satu komponen minyak mentah yang banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia.

5. Solar
Solar adalah bahan bakar diesel yang paling umum di Indonesia. Solar merupakan campuran
alkana dengan rantai C15H32–C16H34.
6. Pelumas
Pelumas merupakan zat kimia yang umumnya cairan dan diberikan di antara dua benda yang
bergerak untuk mengurangi gaya gesek.

7. Aspal
Pada dasarnya, aspal merupakan bahan hidrokarbon yang bersifat melekat dan berwarna hitam
kecoklatan. Selain itu, aspal juga tahan terhadap air.

Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan


1. Gas karbon dioksida (CO2)
Polutan gas CO2 yang melebihi batas mengakibatkan gangguan pernapasan dan meningkatnya
suhu bumi yang disebut efek rumah kaca (global warming).

2. Gas karbon monoksida (CO)


Gas CO mempunyai ambang batas di udara 32 ppn, dalam darah bereaksi dengan hemoglobin
membentuk COHb yang bersifat racun, menyebabkan kematian.

3. Partikulat
Partikulat berupa karbon (C) dan timbal (Pb) dapat menimbulkan iritasi pada kulit, mata perih,
gangguan saluran pernafasan dan merusak ginjal.

3. Gas SO2 dan NO2, NO3


Gas sulfur dioksida (SO2) menimbulkan iritasi dan hujan asam yang bersifat korosif, oksida
NOx menghasilkan asap kabut (smog).

Cara Mengurangi Dampak Pembakaran Bahan Bakar

1.) Penghijauan atau pembuatan taman kota untuk melindungi lingkungan dan mengubah gas
buang CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintesis.

2.) Menggunakan sel bahan bakar melibatkan reaksi antara O2 dan H2 dengan produk reaksi
yang ramah lingkungan yaitu H2O.

3.)Penggunaan EFI atau Electronic Fuel Injection pada sistem bahan bakar kendaraan untuk
mengurangi emisi gas polutan.

Fraksi Minyak Bumi dan Manfaat Minyak Bumi


Berikut ini fraksi hidrokarbon dari minyak bumi dan manfaat minyak bumi untuk setiap fraksinya.
Bensin
Bensin merupakan bahan bakar kendaraan bermotor yang memiliki peran penting. Di Indonesia, tersedia
beberapa jenis bensin, misalnya premium, pertamax, dan pertamax plus. Setiap jenis bensin memiliki
mutu yang berbeda. Mutu bensin ditentukan oleh efektivitas pembakarannya di dalam mesin. Mutu bensin
mempengaruhi ketepatan waktu pembakaran sehingga tidak menimbulkan ketukan (knocking) yang
mengganggu gerakan piston pada mesin. Ketukan dapat mengurangi efisiensi bahan bakar, menyebabkan
mesin menggelitik, dan bahkan merusak mesin.

Mutu bensin biasanya dinyatakan dengan bilangan oktan (octane number). Bilangan oktan ditentukan
melalui uji pembakaran sampel bensin sehingga diperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik
tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran berbagai campuran n-heptana dan
isooktana. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar dan menghasilkan
ketukan paling banyak, sedangkan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar dan
menghasilkan ketukan paling sedikit. Sebagai contoh, suatu campuran yang terdiri dari 25% n-heptana
dan 75% isooktana akan mempunyai bilangan oktan (25/100 × 0) + (75/100 × 100) = 75. Jadi, pertamax
dengan bilangan oktan 92 akan memiliki mutu bensin yang setara dengan campuran 92% isooktana dan
8% n-heptana.

Secara umum, bensin yang mengandung alkana rantai lurus akan memiliki nilai bilangan oktan lebih
rendah dibanding yang mengandung alkana rantai bercabang, alisiklik, ataupun aromatik. Sebagai contoh,
n-heksana memiliki bilangan oktan 25, sedangkan 2,2-dimetilbutana memiliki bilangan oktan 92.
Fraksi bensin dari hasil penyulingan umumnya mempunyai bilangan oktan ~70 yang tergolong relatif
rendah. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menaikkan bilangan oktan:

=> Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui proses
reforming;

=> Menambahkan hidrokarbon alisiklik ataupun aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin; atau

=> Menambahkan zat aditif antiketukan ke dalam bensin sehingga memperlambat pembakaran bensin.

Zat antiketukan yang dapat digunakan yaitu TEL (tetraethyl lead) dengan rumus kimia Pb(C2H5)4.
Namun, senyawa timbal (Pb) ini merupakan racun yang dapat merusak otak, sehingga penggunaannya
dilarang dan diganti dengan zat antiketukan lainnya seperti MTBE (methyl tertiary-butyl ether) ataupun
etanol.

Pengaruh Oktan Pada Mesin Bensin


Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan
sebelum bensin terbakar secara spontan.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang
memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa
mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat
terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.

Semakin tinggi persentase isooktananya, maka bilangan oktan dari bensin tersebut semakin
tinggi. Semakin tinggi bilangan oktannya, maka semakin baik kualitas bensin tersebut.

_Semakin tinggi nilai oktannya, maka BBM lebih lambat terbakar, sehingga tidak meninggalkan
residu pada mesin yang bisa mengganggu kinerjanya. Bahan bakar beroktan tinggi cocok
digunakan dengan kendaraan yang menggunakan kompresi tinggi.

Anda mungkin juga menyukai