Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA

O
L
E
H

NAMA : EFREN MANUELA LOBO


KELAS : XI MIA 3

SMA NEGERI 4 KUPANG


KATA PENGANTAR
Yang pertama mari kita panjatkan syukur ke hadirat tuhan yang maha esa, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Minyak Bumi & Pembakaran senyawa
hidrokarbon’ dapat selesai.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Indra V. Agustina selaku guru
mata pelajaran kimia. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan komoditas hasil tambang yang sangat penting peranannya
dalam kehidupan manusia, terutama sebagai sumber energi. Bahan bakar mulai dari elpiji,
bensin, solar, hingga kerosin; serta material seperti lilin parafin dan aspal; dan berbagai reagen
kimia yang dibutuhkan untuk pembuatan plastik, karet sintetis, deterjen, obat-obatan, dan lainnya
dihasilkan dari minyak bumi.

Proses Pembentukan Minyak Bumi


Minyak bumi terbentuk dari pelapukan sisa-sisa organisme, seperti tumbuhan, hewan,
dan jasad-jasad renik yang tertimbun dalam dasar lautan bersama lumpur selama jutaan tahun.
Lumpur tersebut kemudian berubah menjadi batuan sedimen dan sisa-sisa organisme mengalami
peruraian menjadi minyak dan gas di bawah tekanan dan suhu tinggi. Oleh karena berasal dari
sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam sering juga disebut sebagai bahan bakar fosil.
Bahan bakar fosil tergolong sumber daya alam yang tak terbarukan sebagaimana proses
pembentukannya yang sangat lama.

Komposisi Minyak Bumi


Minyak bumi adalah campuran kompleks yang sebagian besarnya (sekitar 90 hingga
97%) terdiri dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi
terutama adalah alkana, sedangkan sisanya adalah sikloalkana, alkena, alkuna, dan senyawa
aromatik. Komponen kecil lainnya selain hidrokarbon adalah senyawa-senyawa karbon yang
mengandung oksigen, belerang, ataupun nitrogen.

Proses Pengolahan Minyak Bumi


Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran. Minyak bumi yang
ditemukan biasanya akan bercampur dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari
gas alam berbentuk cairan kental hitam dan berbau disebut minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah ini masih belum bisa dimanfaatkan secara langsung, oleh karena itu perlu dilakukan
pemurnian (refining) dengan distilasi bertingkat. Prinsip distilasi ini adalah pemisahan
komponen-komponen campuran berdasarkan perbedaan titik didih sehingga diperoleh kelompok-
kelompok komponen dalam rentang titik didih tertentu yang disebut fraksi-fraksi.
BAB 2
ISI
Menjelaskan komposisi minyak bumi
Minyak bumi adalah campuran kompleks yang sebagian besar (sekitar 90% hingga 97%)
terdiri dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama
adalah alkana, sedangkan sisanya adalah sikloalkana, alkena, alkuna, dan senyawa aromatik.
Komponen kecil lainnya selain hidrokarbon adalah senyawa-senyawa karbon yang mengandung
oksigen, belerang, ataupun nitrogen. Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana suku rendah (C1
– C4) dengan metana sebagai komponen utamanya. Selain alkana, juga terdapat gas lain seperti
CO2, O2, N2, H2S, ataupun gas mulia seperti helium dalam jumlah yang sangat sedikit

Mendeskripsikan proses terbentuknya minyak bumi


Minyak bumi terbentuk dari pelapukan berbagai macam sisa-sisa organisme, seperti
tumbuhan, hewan, dan jasad-jasad renik yang sudah tertimbun dalam dasar lautan bersama
lumpur selama jutaan tahun lamanya. Lumpur tersebut akan berubah menjadi berbagai batuan
sedimen yang berpori, sedangkan sisa-sisa organisme akan bergerak ke tempat yang tekanannya
rendah dan terkumpul pada sebuah daerah perangkap, yaitu batuan kedap. Gas alam, minyak,
dan air akan terakumulasi sebagai deposit minyak bumi. Pada rongga bagian atas ada gas alam,
sedangkan cairan minyak mengambang di atas deposit air.
Bila kita urutkan maka akan menjadi seperti ini:
1. Jasad renik yang terkubur bersama lumpur
2. Diproses jutaan tahun
3. Mengendap dari dasar laut
4. Menghasilkan bintik minyak dan gas
5. Terakumulasi di batuan kedap
6. Menjadi deposit minyak bumi
Karena asal minyak bumi terbentuk dari sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam sering
juga disebut sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil tergolong sumber daya alam yang tak
terbarukan. Proses terbentuknya minyak bumi yang sangat lama menjadi alasan dari hal ini.

Mendeskripsikan pengolahan minyak bumi berdasarkan fraksi-


fraksinya
Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran. Minyak bumi yang
ditemukan biasanya akan bercampur dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari
gas alam berbentuk cairan kental hitam dan berbau disebut minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah ini masih belum bisa dimanfaatkan secara langsung, oleh karena itu perlu dilakukan
pemurnian (refining) dengan distilasi bertingkat. Prinsip distilasi ini adalah pemisahan
komponen-komponen campuran berdasarkan perbedaan titik didih sehingga diperoleh kelompok-
kelompok komponen dalam rentang titik didih tertentu yang disebut fraksi-fraksi
Fraksi-fraksi hasil penyulingan minyak bumi berdasarkan kenaikan titik didihnya yaitu fraksi
gas, petroleum eter, bensin, nafta, minyak tanah, solar, minyak bakar, pelumas, lilin dan residu
berupa aspal.

Mendeskripsikan teknik pemisahan minyak bumi

1. Destilasi
Pada proses destilasi atau penyulingan ini minyak dipisahkan berdasarkan titik didihnya.
Sedangkan untuk penyulingan yang terfraksi diperlukan untuk larutan (dalam hal ini minyak)
yang mempunyai perbedaan titik didih tidak terlalu jauh atau sekitar 30oC atau lebih. Hal ini
dilakukan berdasarkan pada perbedaan titik didih dari dua atau lebih cairan yang tercampur
untuk kemudian dipanaskan, jika terdapat komponen yang memiliki titik didih rendah, maka
komponen tersebut akan menguap terlebih dahulu. Dengan melakukan pengaturan suhu secara
hati-hati, lalu menguapkan larutan hingga mengembunkan untuk mendapatkan komponen yang
diinginkan secara bertahap.

A. Destilasi Bertingkat

Pada proses ini minyak mentah yang diperoleh tidak dipisahkan menjadi beberapa komponen
murni namun masuk ke dalam fraksi – fraksi yang memiliki kisaran titik didih tertentu. Hal ini
dilakukan mengingat jika di dalam minyak bumi terdapat komponen hidrokarbon yang cukup
banyak serta isomer – isomer hidrokarbon juga memiliki titik didih berdekatan. Adapun proses
destilasi bertingkat sebagai berikut: Minyak mentah dipanaskan dengan uap air bertekanan tinggi
hingga bersuhu 600o Uap minyak yang diterbentuk dialirkan untuk ditampung di dalam menara
destilasi. Uap minyak di dalam menara destilasi dipindahkan dengan melewati plat – plat atau
tray. Masing – masing tray mempunyai banyak lubang yang juga dilengkapi penutup gelembung
untuk mengaliri uap. Selama proses perjalanan tersebut, uap minyak mentah akan mendingin.
Ada sebagian uap minyak mentah mencapai titik kondensasi membentuk zat cair. Sedangkan zat
cair yang didapat berdasarkan suhu tertentu tersebut disebut dengan fraksi. Untuk fraksi yang
mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan mengalami kondensasi pada
bagian bawah menara distilasi. Sedangkan untuk fraksi yang memiliki titik didih rendah akan
berada di bagian atas menara distilasi.

B. Distilasi Sederhana
Untuk proses distilasi sederhana, dasar pemisahan minyak bumi mentah dilakukan dengan
memisahkan titik didih yang cukup jauh atau dengan menggunakan salah satu komponen yang
memiliki sifat volatil. Ketika campuran minyak bumi mentah dipanaskan, maka komponen yang
memiliki titik didih lebih rendah akan mengalami penguapan terlebih dahulu. Tidak hanya
perbedaan titik didih saja perbedaan bisa diketahui dari kevolatilan yakni kecenderungan sebuah
komponen untuk menjadi gas. Untuk distilasi sederhana dilakukan dengan menggunakan tekanan
atmosfer.

C. Distilasi Fraksionisasi
Pada distilasi fraksionisasi yaitu melakukan pemisahan dua atau lebih komponen berwujud cair
dari sebuah larutan berdasarkan pada perbedaan titik didih. Distilasi fraksionisasi sendiri
diperuntukan untuk campuran yang memiliki titik didih kurang dari 20o C dan juga
menggunakan tekanan atmosfer atau bertekanan rendah. Perbedaannya dengan distilasi
sederhana yaitu terletak pada kolom fraksionasi di mana pada distilasi fraksionasi kolom tersebut
mengalami pemanasan dengan suhu yang berbeda – beda untuk setiap platnya.

D. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan untuk memisahkan komponen yang memiliki titik didih di atas 200
derajat celcius. Distilasi ini juga bisa menguapkan senyawa yang memiliki titik didih 100o C
dengan menggunakan tekanan atmosfer menggunakan air mendidih atau uap. Dasar dari distilasi
uap yaitu dapat dipakai pada campuran yang tidak larut dalam air di semua suhu namun masih
dapat didistilasi dengan menggunakan air.

E. Distilasi Vakum
Distilasi ini biasanya digunakan untuk senyawa tidak stabil, artinya dapat terdekomposisi bak
sebelum atau memiliki titik didih di atas 150o C. Pada distilasi vakum tidak dapat menggunakan
pelarut bertitik didih rendah jika kondensor menggunakan air dingin. Hal ini disebabkan karena
komponen yang menguap tidak bisa dikondensasi oleh air.

2. Absorpsi
Biasa digunakan untuk memisahkan komponen yang memiliki titik didih tinggi dengan gas.
Dalam hal ini digunakan minyak gas untuk menyerap gasolin alami yang berasal dari gas – gas
basah. Gas ini berasal dari tank penyimpanan gas yang diperoleh dari pemanasan matahari lalu
diserap ulang oleh tanaman. Proses absorpsi ini dilakukan untuk mengabsorpsi hidrokarbon
berfraksi ringan serta memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas.

3. Adsorpsi
Proses adsorpsi atau penyerapan adalah saat sebuah cairan, fluida atau gas berikatan dengan
padatan atau cairan lainnya (adsorben, zan penyerap) dan membentuk lapisan tipis atau film di
permukaannya. Pada adsorpsi dilakukan untuk mendapatkan komponen berat dari gas. Hasil
yang diperoleh dari proses ini yaitu bensin dari gas bumi berupa arang aktif.

4. Filtrasi
Pada proses ini digunakan untuk memindahkan lilin yang terdapat pada lilin yang mengandung
destilat. Jika filtrasi menggunakan tanah liat berguna untuk decolorisasi fraksi.
5. Kristalisasi
Sebelum memasuki tahan filtrasi, lilin harus dibekukan atau dikristalisasi terlebih dahulu untuk
menyesuaikannya menggunakan kristal dengan cara cooling dan stirring. Bagian lilin yang tidak
diperlukan, dipindah dan akan menjadi lilin mikrokristalin yang bisa diperjual belikan.
Kristalisasi sendiri merupakan proses pembentukan padatan yang berasal dari larutan endapan,
melt atau endapan dari gas.

6. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses memisahkan zat dengan berdasar pada perbedaan kelarutan
terhadap dua cairan tidak terlarut, biasanya antara air dengan pelarut organik. Proses ekstraksi
sendiri didasari dari bahan tertentu yang berada pada dua bagian dengan sifat larut berbeda.
Demikian tahapan – tahapan dari pemisahan minyak bumi yang dapat dijelaskan. Semoga
informasi di atas dapat bermanfaat.

Membandingkan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktan


Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting
sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-
C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan.
bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai
bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan
oleh bilangan oktan .
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk
mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Semakin tinggi nilai oktan, berartisemakin
sedikit ketukannya, dan semakin baik juga mutunya.
Hidrokarbon  Bilangan Oktan Road Index
n-heptana           0
2-metilheptana   23
n-heksana                 25
2-metilheksana  44
1-heptena          60
n-pentana          62
1-pentena           84
1-butena                   91
Sikloheksana           97
2,2,4-trimetil pentane 100
Angka oktan suatu bensin adalah salah satu karakter yang menunjukkan mutu bakar bensin
tersebut, yang dalam prakteknya menunjukkan ketahanan terhadap ketukan (knocking). Suatu
bensin harus mempunyai mutu bakar yang baik agar mesin dapat beroperasi dengan mulus,
efisien dan bebas dari pembakaran tidak normal selama pemakaianya.
Semakin tinggi nilai oktannya, kualitas bensin semakin baik.
Bensin yang digunakan oleh suatu kendaraan harus mempunyai angka oktana yang sesuai
dengan kebutuhan angka oktana mesin kendaraan. Angka oktana yang lebih rendaha dari
kebutuhan angka oktana mesin kendaraan akan menyebabkan terjadinya ketukan atau detonasi
pada mesin. Ketukan yang terjadi pada mesin menimbulkan bunyi yang tidak enak dan
membuang energi bahan bakar sehingga terjadi pemborosan. Terjadinya ketukan dalam waktu
yang cukup lama akan menyebabkan piston, katup-katup dan busi terlalu panas (overhead) Hal
ini dapat memperpendek umur mesin.
Kualitas bensin ditentukan berdasarkan bilangan oktan, yaitu angka yang menunjukkan
persentase isooktana (2,2,4–trimetilpentana) dalam bensin. Bilangan oktan 100 berarti bensin
tersebut setara dengan isooktana murni dalam hal sifat pembakaran. Sedangkan bilangan oktan 0
berarti bensin tersebut setara dengan heptana murni. Bilangan oktan 75 berarti bensin tersebut
terdiri dari 75% isooktana dan 25% heptana. Semakin tinggi bilangan oktan, semakin baik
kualitas bensin tersebut.  
Cara Menaikkan Angka Oktan
Salah satu cara (banyak cara yg lain) untuk menaikkan nilai oktan adalah penambahan
TEL (tetra ethyl lead) kedalam bensin yg bernilai oktan rendah. Caranya sederhana, mixing saja.
Namun kemudian diketahui penambahan aditif penambah nilai oktan ini berbahaya dari segi
kesehatan dan lingkungan. Pada intinya bensin beroktan tinggi ini bisa didapatkan dengan
merubah struktur molekul hidrokarbon penyusun bahan bakar. Sehingga dengan bantuan katalis
pada kondisi operasi tertentu, struktur molekul parafinik (bernilai oktan rendah), bisa diubah
menjadi struktur naftenik, dan naftenik menjadi aromatik. Dimana nilai oktan aromatik >
naftenik > parafinik.
Menambahkan Naphtalene pada bensin. Naphtalene merupakan suatu larutan kimia yang
memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan angka oktan dari bensin. Besarnya angka
oktan ini dapat diukur dengan mesin CFR. Dalam hal ini terlihat bahwa naphthalene merupakan
bahan yang mampu meningkatkan angka oktan tetapi naphtalene sendiri bukan bahan bakar
sehingga panas pembakaran campuran akan lebih rendah dari pada bensin murni. Karena bentuk
struktur kimia serta sifat kearomatisan tersebut naphtalene seperti halnya benzena, mempunyai
sifat antiknock yang baik. Oleh sebab penambahan naphtalene pada bensin akan meningkatkan
mutu antiknock dari bensin tersebut.
Menambahkan MTBE (Metil tersier-butileter). Bensin jenis premix menggunakan
campuran MTBE tanpa TEL

Menjelaskan reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon yang


sempurna dan taksempurna
reaksi pembakaran sempurna adalah reaksi pembakaran hidrokarbon yang dapat
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O), sedangkan pembakaran tidak
sempurna adalah reaksi pembakaran hidrokarbon yang menghasilkan gas karbon monoksida
(CO) dan uap air (H2O). hal tersebut demikian karena kurangnya oksigen selama reaksi
berlangsung. Di sisi lain, reaksi pembakaran sempurna merupakan reaksi pembakaran yang
terjadi ketika seluruh unsur C, H2, dan S bereaksi dengan unsur O2 dan menghasilkan gas CO2,
H2O, dan SO2. Pembakaran tidak sempurna merupakan reaksi yang terjadi ketika unsur C
bereaksi dengan unsur O2 dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya CO2, melainkan terdapat
pula gas CO.

Menjelaskan dampak pembakaran terhadap lingkungan dan


kesehatan serta upaya mengatasinya
Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan
Penggunaan bahan bakar di sektor tranportasi dan industri memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan di sekitar. Menurut Modul Pembelajaran SMA Kimia karya Setiyana, S.Pd.,
M.Eng, berikut beberapa gas yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar.

1. Gas karbon dioksida (CO2)


Polutan gas CO2 yang melebihi batas mengakibatkan gangguan pernapasan dan meningkatnya
suhu bumi yang disebut efek rumah kaca (global warming).

2. Gas karbon monoksida (CO)


Gas CO mempunyai ambang batas di udara 32 ppn, dalam darah bereaksi dengan hemoglobin
membentuk COHb yang bersifat racun, menyebabkan kematian.

3. Partikulat
Partikulat berupa karbon (C) dan timbal (Pb) dapat menimbulkan iritasi pada kulit, mata perih,
gangguan saluran pernafasan dan merusak ginjal.

4. Gas SO2 dan NO2, NO3


Gas sulfur dioksida (SO2) menimbulkan iritasi dan hujan asam yang bersifat korosif, oksida
NOx menghasilkan asap kabut (smog).

Cara Mengurangi Dampak Pembakaran Bahan Bakar


Untuk mengurangi dampak negatif dari pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan,
berikut ada beberapa cara mengurangi dampak pembakaran bahan bakar, yaitu:
1. Penghijauan atau pembuatan taman kota untuk melindungi lingkungan dan mengubah gas
buang CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintesis.
2. Menggunakan sel bahan bakar melibatkan reaksi antara O2 dan H2 dengan produk reaksi yang
ramah lingkungan yaitu H2O.
3. Menerapkan penggunaan konverter kebalik pada sistem buangan kendaraan bermotor untuk
mengubah gas buang CO2 menjadi lebih aman.
4. Penggunaan EFI atau Electronic Fuel Injection pada sistem bahan bakar kendaraan untuk
mengurangi emisi gas polutan

Menyebutkan bahan bakar alternative selain minyak dan gas alam


energi alternatif adalah semua sumber energi yang dapat digunakan dan bertujuan untuk
menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut.
Energi alternatif merupakan pengganti sumber energi utama yang semakin sedikit jumlahnya.
Umumnya, sumber energi alternatif digunakan untuk pembangkit listrik dan bahan bakar. Istilah
energi alternatif merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu renewable energy. Energi
alternatif tidak akan habis, meskipun terus menerus digunakan. Contoh sumber energi alternatif
adalah energi matahari, energi angin, energi air, dan energi panas bumi.
Berdasarkan buku Ekonomi Hijau (Green Economy), energi alternatif di Indonesia dibagi
menjadi tiga kategori sebagai berikut.
1. Energi alternatif yang telah dikembangkan secara komersial, yaitu biomassa, panas bumi, dan
tenaga air.
2. Energi alternatif yang masih terbatas pemanfaatan dan pengembangannya, yaitu energi
matahari dan angina.
3. Energi alternatif yang pemanfaatannya masih pada tahap riset dan penelitian, yaitu energi
samudra.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan yang kita ambil dari makalah ini adalah pentingnya minyak bumi dan
senyawa hidrokarbon bagi kehidupan manusia sehari hari. Seperti minyak bumi yang di buat
sebagai salah satu sumber daya penting. Mulai dari bahan baku industri, bahan bakar kendaraan,
bahan pembuat perabotan rumah tangga, hingga sebagai bahan produk kecantikan dan kesehatan.
Dan ada juga senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari seperti, Gas metana yang
digunakan sebagai bahan bakar. Etena yang digunakan sebagai bahan obat bius. Propana dan
butana untuk LPG berbentuk cair. Metanol yang digunakan sebagai bahan pembuatan
formaldehida, pembuat serat dan campuran bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai