Anda di halaman 1dari 20

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan

oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental,
berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi
dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi diambil dari
sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur
minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen,
karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya.[1][2] Setelah itu,
minyak bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan
hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam
bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai
reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan.[3] Minyak
bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang
dibutuhkan manusia.[4]

Daftar isi
 1 Proses Pembentukan
o 1.1 Jenis Jebakan
 2 Komposisi
 3 Kimia
 4 Persamaan empiris untuk ciri-ciri termal pada produk hasil olahan
minyak bumi
o 4.1 Panas pembakaran
o 4.2 Konduktivitas termal
 5 Klasifikasi
 6 Penggunaan
o 6.1 Bahan bakar
o 6.2 Produk turunan lainnya
o 6.3 Di Indonesia
 7 Sejarah
 8 Industri minyak mentah
 9 Minyak bumi berdasarkan negara
o 9.1 Statistik konsumsi
o 9.2 Produksi
o 9.3 Konsumsi
o 9.4 Ekspor
o 9.5 Impor
o 9.6 Konsumen minyak mentah tapi tidak memproduksi
 10 Efek pada lingkungan
o 10.1 Pemanasan global
o 10.2 Ekstraksi
 11 Masa depan bagi produksi minyak bumi
 12 Topik terkait
 13 Pranala luar
 14 Buku tentang industri minyak bumi
 15 Penulis yang membahas industri minyak bumi
 16 Referensi

Proses Pembentukan
Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan
hewan di suatu daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut
biasanya berupa laut,batas lagoon (danau) sepanjang pantai ataupun danau dan
rawa di daratan. Sedimen diendapkan bersama-sama dengan materi tersebut dan
kecepatan pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak bagian
materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum
terjadi pembusukan. Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi
hidrokarbon banyak ditemukan pada bagian air laut dalam.

Waktu berjalan terus secara geologis dan daerah pengendapan semakin terbenam
ke dalam permukaan bumi yang lebih dalam, karena bertambahnya berat oleh
sedimen sedimen dan material yang menimbun di atasnya, atau karena gaya gaya
tektonik yang menimbulkan efek subsidence. Material organik terbenam semakin
dalam sehingga mengalami tekanan dan suhu yang semakin tinggi. Proses tersebut
akan menimbulkan perubahan perubahan kimiawi dari material organik tersebut.
Perubahan material ini merupakan cikal bakal terbentuknya campuran bahan
hidrokarbon yang komposisinya sangat kompleks, baik hidrokarbon yang berupa
cairan maupun yang berbentuk gas.

Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 - 55 derajat
celsius per kilometer. Di Sumatera sendiri dapat mencapai kurang lebih sekitar
100 °C/km. Sedangkan habitat minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 -
150 °C yang biasanya berada pada kedalaman 1.5 – 3 km. Pada kedalaman 3 –
6 km batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada minyak. Untuk
kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas
akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut.

Pada umumnya, Minyak Bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen


berpori baik yang memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik).
Karena semakin lama batuan tersebut terendapkan dan tertimbun material di
atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini mengakibatkan nilai
porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di
ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka
fluida tersebut bergerak di dalam batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat
meloloskan fluida disebut sebagai batuan yang permeabel. Permeabilitas batuan
dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis, yaitu akibat perbedaan
densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan
bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam
jebakan lalu berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh.

Jenis Jebakan
Jebakan (trap) adalah adanya lapisan batuan permeabel dan berpori (reservoar
rock) ditumpangi atau dihalangi oleh batuan yang impermeabel yang berfungsi
sebagai pencegah larinya minyak ke tempat lain (caprock). Struktur-struktur
geologi yang dapat menjebak minyak dan gas tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

1. Jebakan struktural, yaitu jebakan yang terbentuk akibat deformasi batuan


batuan reservoar, seperti sesar, antiklin, dan lain lain.
2. Jebakan stratigrafis, yaitu jebakan yang terbentuk oleh pengendapan
seperti reef, kanal, delta atau erosi batuan reservoar seperti ketidaklarasan
sudut (angular unconformity).
3. Jebakan kombinasi, yaitu gabungan elemen elemen struktur dari kedua
bentuk di atas.

Komposisi
Jika dilihat kasar, minyak bumi hanya berisi minyak mentah saja, tapi dalam
penggunaan sehari-hari ternyata juga digunakan dalam bentuk hidrokarbon padat,
cair, dan gas lainnya. Pada kondisi temperatur dan tekanan standar, hidrokarbon
yang ringan seperti metana, etana, propana, dan butana berbentuk gas yang
mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -
127.5°, -43.6°, dan +31.1 °F), sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai dari
pentana ke atas berbentuk padatan atau cairan. Meskipun begitu, di sumber
minyak di bawah tanah, proporsi gas, cairan, dan padatan tergantung dari kondisi
permukaan dan diagram fase dari campuran minyak bumi tersebut.[5]

Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada
juga kandungan gas alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan Bumi lebih
rendah daripada di bawah tanah, beberapa gas akan keluar dalam bentuk
campuran. Sumur gas sebagian besar menghasilkan gas. Tapi, karena suhu dan
tekanan di bawah tanah lebih besar daripada suhu di permukaan, maka gas yang
keluar kadang-kadang juga mengandung hidrokarbon yang lebih besar, seperti
pentana, heksana, dan heptana dalam wujud gas. Di permukaan, maka gas ini akan
mengkondensasi sehingga berbentuk kondensat gas alam. Bentuk fisik kondensat
ini mirip dengan bensin.

Persentase hidrokarbon ringan di dalam minyak mentah sangat bervariasi


tergantung dari ladang minyak, kandungan maksimalnya bisa sampai 97% dari
berat kotor dan paling minimal adalah 50%.

Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak bumi sebagian besar terdiri dari
alkana, sikloalkana, dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah
dengan sebagian kecil elemen-elemen lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur,
ditambah beberapa jenis logam seperti besi, nikel, tembaga, dan vanadium.
Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam dari minyak yang satu ke minyak
yang lain tapi persentase proporsi dari elemen kimianya dapat dilihat di bawah ini:
[6]
Komposisi elemen berdasarkan berat
Elemen Rentang persentase
Karbon 83 sampai 87%
Hidrogen 10 sampai 14%
Nitrogen 0.1 sampai 2%
Oksigen 0.05 sampai 1.5%
Sulfur 0.05 sampai 6.0%
Logam < 0.1%

Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam minyak mentah. Persentase
relatif setiap molekul berbeda-beda tiap lokasi minyaknya, sehingga
menggambarkan ciri-ciri dari setiap minyak.[5]

Komposisi molekul berdasarkan berat


Hidrokarbon Rata-rata Rentang
Parafin 30% 15 sampai 60%
Naptena 49% 30 sampai 60%
Aromatik 15% 3 sampai 30%
Aspaltena 6% sisa-sisa

Kebanyakan minyak mentah di dunia merupakan non-konvensional.[7]

Penampakan fisik dari minyak bumi sangatlah beragam tergantung dari


komposisinya. Minyak bumi biasanya berwarna hitam atau coklat gelap
(meskipun warnanya juga bisa kekuningan, kemerahan, atau bahkan kehijauan).
Pada sumur minyak biasanya ditemukan juga gas alam yang mempunyai massa
jenis lebih ringan daripada minyak bumi, sehingga biasanya keluar terlebih dahulu
dibandingkan minyak. Dalam campuran itu, terdapat juga air asin, yang massa
jenisnya lebih rendah sehingga berada di lapisan di bawah minyak. Minyak
mentah juga dapat ditemukan dengan campuran dengan pasir dan minyak, seperti
pada pasir minyak Athabasca di Kanada, yang biasanya merujuk pada bitumen
mentah. Bitumen yang terdapat di Kanada memiliki karakteristik lengket,
berwarna hitam, bentuknya seperti minyak mentah dalam wujud tar, sehingga
sangat lengket dan berat dan harus dipanaskan terlebih dahulu agar larut dan bisa
dialirkan.[8] Venezuela juga mempunyai cadangan minyak dalam jumlah besar di
pasir minyak Orinoco, meskipun jumlah hidrokarbon yang terkandung lebih cair
daripada di Kanada. Jenis minyak ini disebut dengan minyak ekstra berat. Minyak
yang terdapat dalam pasir minyak ini disebut dengan minyak tak konvensional
untuk membedakannya dari minyak yang dapat diekstrak dengan metode
tradisional biasa. Kanada dan Venezuela diperkirakan mempunyai 3,6 triliun barel
(570×109 m3) bitumen dan minyak ekstra-berat ini, sekitar dua kali dari volume
cadangan minyak konvensional dunia.[9]

Minyak bumi sebagian besar digunakan untuk memproduksi bensin dan minyak
bakar, keduanya merupakan sumber "energi primer" utama.[10] 84% dari volume
hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi diubah menjadi bahan bakar,
yang di dalamnya termasuk dengan bensin, diesel, bahan bakar jet, dan elpiji.[11]
Minyak bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan minyak dengan
kualitas terbaik, tapi karena cadangan minyak ringan dan menengah semakin hari
semakin sedikit, maka tempat-tempat pengolahan minyak sekarang ini semakin
meningkatkan pemrosesan minyak berat dan bitumen, diikuti dengan metode yang
makin kompleks dan mahal untuk memproduksi minyak. Karena minyak bumi
tyang tingkatannya berat mengandung karbon terlalu banyak dan hidrogen terlalu
sedikit, maka proses yang biasanya dipakai adalah mengurangi karbon atau
menambahkan hidrogen ke dalam molekulnya. Untuk mengubah molekul yang
panjang dan kompleks menjadi molekul yang lebih kecil dan sederhana,
digunakan proses fluid catalytic cracking.

Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah, dan
cadangan yang banyak, minyak bumi telah menjadi sumber energi paling utama di
dunia sejak pertengahan tahun 1950-an. Minyak bumi juga digunakan sebagai
bahan mentah dari banyak produk-produk kimia, farmasi, pelarut, pupuk,
pestisida, dan plastik; dan sisa 16% lainnya yang tidak digunakan untuk produksi
energi diubah menjadi material lainnya.

Cadangan minyak yang diketahui saat ini berkisar 190 km3 (1,2 triliun barrel)
tanpa pasir minyak,[12] atau 595 km3 (3,74 triliun barrel) jika pasir minyak ikut
dihitung.[13] Konsumsi minyak bumi saat ini berkisar 84 juta barrel (13,4×106 m3)
per harinya, atau 4.9 km3 per tahunnya. Dengan cadangan minyak yang ada
sekarang, minyak bumi masih bisa dipakai sampai 120 tahun lagi, jika konsumsi
dunia diasumsikan tidak bertambah.

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat
ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara
alami dalam perut Bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan
ilmiah.

Kimia
Oktana, hidrokarbon yang ditemukan pada bensin. Garis-garis melambangkan
ikatan tunggal, bola hitam melambangkan karbon, sedangkan bola putih
melambangkan hidrogen.

Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis


molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus
maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks
seperti aspaltena. Setiap minyak bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-
masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.

Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai
lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan
hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak bumi mengandung
5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah
karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling
menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16
atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon
lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal
mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1
sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG).
Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada
bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala
pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok.
Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan
digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.

Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi


yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus
umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi
memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu


atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom
hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.

Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi


fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar
jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana
(isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus
kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:[14]

2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)


Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak bumi dapat diteliti di
laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut,
kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi
dengan detektor yang cocok.[15]

Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi atau produk hasil olahannya
akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit
oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena
suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang
dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang
dapat menimbulkan asbut.

Persamaan empiris untuk ciri-ciri termal pada


produk hasil olahan minyak bumi
Panas pembakaran

Pada volume yang konstan maka panas pembakaran dari produk minyak bumi
dapat diperkirakan dengan rumus:

.
dengan dalam kal/gram dan d adalah gravitasi khusus pada suhu 60 °F (16 °C).

Konduktivitas termal

Konduktivitas termal dari cairan-cairan yang berasal dari minyak bumi dapat
dirumuskan sebagai berikut:

0.547

Satuan K adalah BTU hr−1ft−2 , t diukur dalam °F dan d adalah gravitasi khusus
pada suhu 60 °F (16 °C).

Klasifikasi
Sebuah sampel minyak mentah dengan klasifikasi berat medium.

Industri minyak bumi pada umumnya mengklasifikasi minyak mentah


berdasarkan lokasi geografis dimana minyak tersebut diproduksi (misalnya West
Texas Intermediate, Brent Blend, atau Dubai crude), Gravitasi API (sebuah
ukuran pada industri minyak mentah untuk mengklasifikasi minyak berdasarkan
massa jenisnya, dan kandungan sulfurnya. Minyak bumi digolongkan ringan
apabila massa jenisnya kecil dan berat apabila massa jenisnya besar. Minyak
bumi juga digolongkan manis apabila kandungan sulfurnya sedikit dan
digolongkan asam apabila kandunga sulfurnya tinggi.

Lokasi geografis merupakan seseatu hal yang penting karena akan mempengaruhi
ongkos transportasi menuju tempat pengilangan. Minyak mentah ringan lebih
disukai daripada yang berat karena menghasilkan bensin lebih banyak, sedangkan
minyak mentah manis juga lebih disukai daripada yang asam karena ongkos
pengilangan minyak asam lebih besar (karena kadar sulfur yang tinggi) dan
minyak manis lebih ramah lingkungan. Setiap minyak mentah mempunyai
karakteristik molekulnya sendiri yang dapat dianalisis menggunakan analisis uji
minyak mentah di laboratorium.

Penggunaan
Informasi lebih lanjut: Produk minyak bumi

Struktur kimia dari minyak bumi sangat heterogen, terdiri dari banyak rantai
hidrokarbon dengan panjang yang berbeda-beda. Maka dari itu, minyak bumi
dibawa ke tempat pengilangan minyak sehingga senyawa-senyawa hidrokarbon
ini bisa dipisahkan dengan teknik distilasi dan proses kimia lainnya. Hasil
penyulingan minyak inilah yang digunakan manusia untuk berbagai macam
kebutuhan.
Bahan bakar

Jenis produk paling umum dari penyulingan minyak bumi adalah bahan bakar.
Jenis-jenis bahan bakar itu antara lain (dilihat dari titik didihnya):[16]

Hasil penyulingan minyak bumi


Nama bahan bakar Titik didih oC
Elpiji (LPG) -40
Butana -12 sampai -1
Bensin -1 sampai 180
Bahan bakar jet 150 sampai 205
Minyak tanah 205 sampai 260
Minyak bakar 205 sampai 290
Diesel 260 sampai 315

Produk turunan lainnya

Beberapa produk hasil olahan hidrokarbon dapat dicampur dengan senyawa non-
hidrokarbon untuk membentuk senyawa lainnya:

 Alkena (olefin), dapat diproduksi menjadi plastik atau senyawa lain.


 Pelumas (oli mesin dan gemuk).
 Wax, digunakan dalam pengepakan makanan beku.
 Sulfur atau Asam sulfat. Merupakan senyawa penting dalam industri.
 Tar.
 Aspal.
 Kokas minyak bumi, digunakan sebagai bahan bakar padat.
 Parafin wax.
 Petrokimia aromatik, digunakan sebagai campuran pada produksi bahan-
bahan kimia lainnya.

Di Indonesia

Di Indonesia, minyak bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar
minyak atau BBM, yang merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan
secara luas di era industrialisasi.

Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, di antaranya adalah:

 Minyak tanah rumah tangga


 Minyak tanah industri
 Pertamax Racing
 Pertamax
 Pertamax Plus
 Pertalite
 Premium
 Bio Premium
 Bio Solar
 Pertamina DEX
 Solar transportasi
 Solar industri
 Minyak diesel
 Minyak bakar

Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan


pemerintah yang ingin mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut
dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi dapat
dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Di
sisi lain, kenaikan tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga barang-
barang lainnya seperti barang konsumen, sembako dan bisa juga tarif listrik
sehingga selalu ditentang masyarakat.

Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah minyak bumi

Pengeboran minyak di Okemah, Oklahoma, 1922.

Minyak bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat
ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak bumi menjadi bahan bakar
utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya
penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik.

Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal
telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak
lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon).[17] Jumlah minyak
yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari Sungai
Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan
obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak
bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu
di China.[18]

Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk


mendistilasi minyak tanah dari minyak bumi, sehingga memberikan alternatif
yang lebih murah daripada harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan
segera, pemakaian minyak bumi untuk keperluan penerangan melonjak drastis di
Amerika Utara.[19] Sumur minyak komersial pertama di dunia yang digali terletak
di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat
cepat di banyak belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa.
Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak
dunia pada akhir abad ke-19.[20][dibutuhkan verifikasi sumber]

Industri minyak mentah

Harga minyak West Texas Intermediate di New York Mercantile Exchange,


1996–2009
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Industri minyak bumi

Hal-hal yang termasuk di dalam industri minyak mentah adalah proses eksplorasi,
ekstraksi, pengilangan, dan transportasi (yang biasanya diangkut dengan kapal
tanker dan jalur pipa). Volume terbesar dari industri ini adalah bahan bakar
minyak dan bensin. Minyak bumi juga merupakan bahan bakar utama dalam
pembuatan produk kimia lainnya, termasuk obat-obatan, pelarut, pupuk, pestisida,
dan plastik. Industri ini biasanya terbagi menjadi 3 komponen besar: upstream,
midstream dan downstream.

Minyak bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi banyak industri,
dan sangat penting untuk menjaga peradaban manusia di zaman industrialisasi ini,
sehingga minyak bumi ini menjadi perhatian serius bagi banyak pemerintahan di
banyak negara. Saat ini minyak bumi masih menjadi sumber energi terbesar di
banyak kawasan di dunia, dengan persentase bervariasi mulai dari yang terendah
32% di Eropa dan Asia, sampai yang paling tertinggi di Timur Tengah, yaitu
mencapai 53%. Di kawasan lainnya, persentase pemakaian minyak bumi sebagai
sumber energi untuk Amerika Selatan dan Tengah mencapai 44%, Afrika 41%,
dan Amerika Utara 40%. Saat ini dunia mengkonsumsi 30 juta barrel (4.8 km³)
minyak per tahunnya, dan pengkonsumsi minyak terbesar tetaplah negara-negara
maju. Menurut data, Amerika Serikat saja mengkonsumsi 24% konsumsi minyak
dunia pada tahun 2004,[21] meskipun pada tahun 2007 persentasenya turun menjadi
21%.[22]

Minyak bumi berdasarkan negara


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Industri minyak bumi

Statistik konsumsi

Emisi karbon global, indikator dari konsumsi minyak mentah dari tahun
1800-2007. Untuk keseluruhan, warnanya hitam, sedangkan untuk minyak
saja warna biru.

Proyeksi penggunaan energi, oleh EIA

Konsumsi minyak mentah per harinya, dari tahun 1980 to 2006


konsumsi minyak bumi berdasarkan persentase wilayah dari tahun 1980-


2006: merah=Amerika Serikat, biru=Eropa, kuning=Asia+Oseania

Produksi

Negara-negara produsen minyak bumi

Grafik dari negara-negara produsen minyak utama dunia, 1960-2006, termasuk


Uni Soviet[23]

Dalam industri minyak mentah, yang dimaksud dengan produksi adalah seberapa
banyak minyak mentah yang berhasil diekstraksi.
Negara 103bbl/hari 103bbl/hari 103bbl/hari 103bbl/hari Pangsa
#
produsen (2006) (2007) (2008) (2009) pasar
Arab Saudi
1 10.665 10.234 10.782 9.760 11,8%
(OPEC)
2 Rusia 1 9.677 9.876 9.789 9.934 12,0%
Amerika
3 8.331 8.481 8.514 9.141 11,1%
Serikat 1
4 Iran (OPEC) 4.148 4.043 4.174 4.177 5,1%
5 China 3.846 3.901 3.973 3.996 4,8%
6 Kanada 2
3.288 3.358 3.350 3.294 4,0%
7 Meksiko 1
3.707 3.501 3.185 3.001 3,6%
Uni Emirat
8 2.945 2.948 3.046 2.795 3,4%
Arab (OPEC)
Kuwait
9 2.675 2.613 2.742 2.496 3,0%
(OPEC)
Venezuela
10 2.803 2.667 2.643 2.471 3,0%
(OPEC) 1
11 Norwegia 1 2.786 2.565 2.466 2.350 2,8%
12 Brasil 2.166 2.279 2.401 2.577 3,1%
13 Irak (OPEC) 3
2.008 2.094 2.385 2.400 2,9%
Aljazair
14 2.122 2.173 2.179 2.126 2,6%
(OPEC)
Nigeria
15 2.443 2.352 2.169 2.211 2,7%
(OPEC)
Angola
16 1.435 1.769 2.014 1.948 2,4%
(OPEC)
17 Libya (OPEC) 1.809 1.845 1.875 1.789 2,2%
18 Inggris 1.689 1.690 1.584 1.422 1,7%
19 Kazakhstan 1.388 1.445 1.429 1.540 1,9%
20 Qatar (OPEC) 1.141 1.136 1.207 1.213 1,5%
21 Indonesia 1.102 1.044 1.051 1.023 1,2%
22 India 854 881 884 877 1,1%
23 Azerbaijan 648 850 875 1.012 1,2%
24 Argentina 802 791 792 794 1,0%
25 Oman 743 714 761 816 1,0%
26 Malaysia 729 703 727 693 0,8%
27 Mesir 667 664 631 678 0,8%
28 Kolombia 544 543 601 686 0,8%
29 Australia 552 595 586 588 0,7%
Ekuador
30 536 512 505 485 0,6%
(OPEC)
31 Sudan 380 466 480 486 0,6%
32 Suriah 449 446 426 400 0,5%
33 Guinea 386 400 359 346 0,4%
Negara 103bbl/hari 103bbl/hari 103bbl/hari 103bbl/hari Pangsa
#
produsen (2006) (2007) (2008) (2009) pasar
Ekuatorial
34 Thailand 334 349 361 339 0,4%
35 Vietnam 362 352 314 346 0,4%
36 Yaman 377 361 300 287 0,3%
37 Denmark 344 314 289 262 0,3%
38 Gabon 237 244 248 242 0,3%
39 Afrika Selatan 204 199 195 192 0,2%
Tidak ada
40 Turkmenistan 180 189 198 0,2%
data

Sumber: U.S. Energy Information Administration


1
Masa produksi minyak maksimum sudah lewat di negara-negara ini

2
Meski produksi minyak Kanada turun, tapi total produksi minyak tetap tumbuh karena produksi
pasir minyak masih meningkat. Jika pasir minyak dimasukkan, Kanada mempunyai cadangan
minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi.

3
Meskipun masih tercatat sebagai anggota, tapi Irak sudah tidak dimasukkan dalam total produksi sejak 1998.

Konsumsi

Menurut CIA World Factbook, konsumsi minyak bumi di dunia pada tahun 2010
adalah 87 juta barel minyak per harinya.

Konsumsi minyak per kapita (warna lebih gelap berarti konsumsinya lebih besar).

Tabel ini berisi tentang berapa banyak minyak mentah yang dikonsumsi tiap
harinya pada tahun 2008 dalam satuan ribu barrel (bbl) dan ribu meter kubik (m3)
[24][25][26]
Konsumsi populasi
(1000 (1000 10 bbl/tahun 10 m3/tahun
pada tahun penduduk
bbl/hari) m3/hari) per kapita per kapita
2008 (juta)
Amerika
1,949,795 309,992.6 314 22.6 3.59
Serikat 1
China 783,100 124,503.0 1345 2.1 0.33
Jepang 2
478,485 76,073.0 127 13.7 2.18
India 2 296,200 47,092.0 1198 0.9 0.14
Rusia 1
291,600 46,360.7 140 7.6 1.21
Jerman 2
256,928 40,848.3 82 11.4 1.81
Brasil 248,500 39,508.3 193 4.7 0.75
Arab Saudi
237,600 37,775.4 25 33.7 5.36
(OPEC)
Kanada 226,136 35,952.8 33 24.6 3.91
Korea Selatan
2 217,491 34,578.3 48 16.4 2.61
Meksiko 1 212,846 33,839.8 109 7.1 1.13
Perancis 2 198,626 31,579.0 62 11.6 1.84
Iran (OPEC) 174,100 27,679.7 74 8.6 1.37
Britania Raya
1 170,966 27,181.4 61 10.1 1.61
Italia 2 163,901 26,058.2 60 10 1.6

Sumber: Informasi Administrasi Energi AS

Data populasi:[27]
1
Masa puncak produksi minyak sudah terlewati di negara-negara ini

2
Negara ini bukanlah produsen minyak utama

Ekspor

Lihat pula: Eksportir minyak mentah dan OPEC


Para negara pengekportir minyak.

Ekspor minyak mentah bersih antara tahun 2006-2009 dalam ribu bbl/hari dan
ribu m³/d:

Negara 103bbl/hari 103m3/hari 103bbl/hari 103m3/hari


#
pengekspor (2009) (2009) (2006) (2006)
Arab Saudi
1 7.322 1.164 8.651 1.376
(OPEC)
2 Rusia 1 7.194 1.144 6.565 1.044
3 Iran (OPEC) 2.486 395 2.519 401
Uni Emirat Arab
4 2.303 366 2.515 400
(OPEC)
5 Norwegia 1 2.132 339 2.542 404
6 Kuwait (OPEC) 2.124 338 2.150 342
7 Nigeria (OPEC) 1.939 308 2.146 341
8 Angola (OPEC) 1.878 299 1.363 217
Aljazair (OPEC)
91 1.767 281 1.847 297
10 Irak (OPEC) 1.764 280 1.438 229
Venezuela
11 1.748 278 2.203 350
(OPEC) 1
12 Libya (OPEC) 1 1.525 242 1.525 242
13 Kazakhstan 1.299 207 1.114 177
14 Kanada 2 1.168 187 1.071 170
15 Qatar (OPEC) 1.066 169 - -
- Meksiko 1 1.039 165 1.676 266

Sumber: US Energy Information Administration


1
Masa produksi minyak maksimum sudah terlewati di negara ini

2
Statistik untuk Kanada sangatlah kompleks karena nyatanya negara ini adalah eksportir dan
importir minyak sekaligus. Negara ini juga banyak sekali melakukan pengilangan untuk minyak-
minyak yang dipasarkan di pasar Amerika Serikat. Kanada merupakan eksportir minyak utama ke
AS, dengan rata-rata impor sekitar 2.500.000 barel/hari (400.000 m3/hari) bulan Agustus 2007.
[1].

Total produksi/konsumsi dunia pada tahun 2005 diperkirakan sekitar 84 juta barel
per harinya (13.400.000 m3/d).

Impor
Impor minyak mentah berdasarkan negara.

Negara importir minyak mentah terbesar, dari tahun 2006 sampai 2009 dalam ribu
bbl/hari dan ribu m³/d:

Negara 103bbl/hari 103m3/hari 103bbl/hari 103m3/hari


#
pengimpor (2009) (2009) (2006) (2006)
Amerika Serikat
11 9.631 1.531 12.220 1.943
2 China 2 4.328 688 3.438 547
3 Jepang 4.235 673 5.097 810
4 Jerman 2.323 369 2.483 395
5 India 2.233 355 1.687 268
6 Korea Selatan 2.139 340 2.150 342
7 Perancis 1.749 278 1.893 301
8 Britania Raya 1.588 252 - -
9 Spanyol 1.439 229 1.555 247
10 Italia 1.381 220 1.558 248
11 Belanda 973 155 936 149
Republik
12 Tiongkok 944 150 942 150
(Taiwan)
13 Singapora 916 146 787 125
14 Turki 650 103 576 92
15 Belgia 597 95 546 87
- Thailand 538 86 606 96

Sumber: US Energy Information Administration


1
Masa produksi minyak maksimum sudah terlewati di negara ini[butuh rujukan]

2
Produsem minyak utama yang jumlah produksinya masih bisa meningkat[butuh rujukan]
Konsumen minyak mentah tapi tidak memproduksi

Negara-negara yang produksi minyaknya kurang atau sama dengan 10% dari
jumlah konsumsinya.

# Negara konsumen (bbl/hari) (m³/hari)


1 Jepang 5.578.000 886.831
2 Jerman 2.677.000 425.609
3 Korea Selatan 2.061.000 327.673
4 Perancis 2.060.000 327,514
5 Italia 1.874.000 297.942
6 Spanyol 1.537.000 244.363
7 Belanda 946.700 150.513
8 Turki 575.011 91.663

Sumber: CIA World Factbook

Efek pada lingkungan

Tumpahan minyak diesel di jalan


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masalah lingkungan dengan minyak
bumi

Karena minyak bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya
di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia
(Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena
alam seperti perembesan minyak[28] dan tar pit adalah bukti bahwa minyak bumi
bisa ada secara natural.

Pemanasan global

Ketika dibakar, maka minyak bumi akan menghasilkan karbon dioksida, salah
satu gas rumah kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara, pembakaran
minyak bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 di atmosfer. Jumlah CO2 ini
meningkat dengan cepat di udara semenjak adanya revolusi industri, sehingga saat
ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv, dari sebelumnya yang hanya 180-
300ppmv, sehingga muncullah pemanasan global.[29][30][31]

Ekstraksi

Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak. Minyak
bumi biasanya diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air, dan digunakan
senyawa kimia khusus yang namanya demulsifier untuk memisahkan air dan
minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal dan terkadang merusak
lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas pantai akan mengganggu
keseimbangan lingkungan di lautan.[32]

Masa depan bagi produksi minyak bumi


Konsumsi minyak bumi pada abad ke-20 dan abad ke-21 bertambah seiring
dengan tumbuhnya penjualan kendaraan. Penjualan mobil ramah lingkungan pun
meningkat semenjak harga minyak yang merangkak naik pada tahun 1980-an di
negara-negara OECD. Pada tahun 2008, adanya krisis ekonomi agaknya sedikit
memukul penjualan kendaraan, tapi konsumsi minyak bumi tetap meningkat tipis.
Neagra-negara BRIC agaknya juga mulai menyumbang pemanasan global, seperti
China yang sudah menjadi pasar mobil terbesar di dunia sejak tahun 2009

Anda mungkin juga menyukai