Anda di halaman 1dari 5

Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan

bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara.
Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas.
Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah,
serta penampungan kotoran manusia dan hewan.

Daftar isi
 1 Komposisi kimia
o 1.1 Kandungan energi
 2 Peyimpanan dan transportasi
 3 Pemanfaatan
 4 Gas alam di Indonesia
 5 Cadangan gas dunia
 6 Referensi

Komposisi kimia
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul
hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-
molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan
butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam
juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.

Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika
terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber
energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon,
memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana
yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang
berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan
pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun
secara berturut-turut).

Komponen %
Metana (CH4) 80-95
Etana (C2H6) 5-15
Propana (C3H8) and Butana (C4H10) < 5

Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat
juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah
kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama
dari gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang
signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas
asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan
tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir,
biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi
bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya
tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan
tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara
pada level yang dapat membahayakan.

Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung
mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,
seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah
meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat
menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah
antara 5% hingga 15%.

Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak


mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang di luar
rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.

Kandungan energi

Pembakaran satu meter kubik gas alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6


kWh).

Peyimpanan dan transportasi

Polyethylene gas main being laid in a trench.


Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan "Natural Gas Underground
Storage", yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang lazim disebut sebagai
"salt dome" yakni kubah-kubah di bawah tanah yang terjadi dari reservoir sumber-
sumber gas alam yang telah depleted. Hal ini sangat tepat untuk negeri 4 musim.
Pada musim panas saat pemakaian gas untuk pemanas jauh berkurang (low
demand), gas alam diinjeksikan melalui kompresor-kompresor gas kedalam kubah
di dalam tanah tersebut. Pada musim dingin, di mana terjadi kebutuhan yang
sangat signifikan, gas alam yang disimpan di dalam kubah bawah tanah
dikeluarkan untuk disalurkan kepada konsumen yang membutuhkan. Bagi
perusahaan (operator) penyedia gas alam, cara ini sangat membantu untuk
menjaga stabilitas operasional pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas alam.

Pada dasarnya sistem transportasi gas alam meliputi :

 Transportasi melalui pipa salur.


 Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal
tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh.
 Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di
daratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut,
untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau).

Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Hilir Migas) telah menyusun
Master Plan "Sistem Jaringan Induk Transmisi Gas Nasional Terpadu". Dalam
waktu yang tidak lama lagi sistem jaringan pipa gas alam akan membentang
sambung menyambung dari Aceh-Sumatera Utara-Sumatera Tengah-Sumatera
Selatan-Jawa-Sulawesi dan Kalimantan. Saat ini jaringan pipa gas di Indonesia
dimiliki oleh PERTAMINA dan PGN dan masih terlokalisir terpisah-pisah pada
daerah-daerah tertentu, misalnya di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera
Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.

Carrier LNG dapat digunakan untuk mentransportasi gas alam cair (liquefied
natural gas, LNG) menyebrangi samudra, sedangkan truk tangki dapat membawa
gasa alam cair atau gas alam terkompresi (compressed natural gas, CNG) dalam
jarak dekat. Mereka dapat mentransportasi gas alam secara langsung ke pengguna-
akhir atau ke titik distribusi, seperti jalur pipa untuk transportasi lebih lanjut. Hal
ini masih membutuhkan biaya yang besar untuk fasilitas tambahan untuk
pencairan gas atau kompresi di titik produksi, dan penggasan atau dekompresi di
titik pengguna-akhir atau ke jalur pipa.

Pemanfaatan
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :

 Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan,
menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV),
sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan
sebagainya.
 Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk,
petrokimia, metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density
polyethylene, LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE = high
density polyethylen, PE= poly ethylene, PVC=poly vinyl chloride, C3 dan
C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan,
hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api
ringan.

 Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural
Gas (LNG.

Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air
conditioner (AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok,
Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.

Gas alam di Indonesia


Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an di mana produksi
gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera
Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT Pupuk Sriwidjaja
di Palembang. Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat
sejak tahun 1974, di mana PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa
gas dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri
II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang. Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien,
pada tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun
oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri IB merupakan
pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi
tinggi. Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga
memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off
shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah
dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten. Pipa gas alam yang
membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok gas alam
antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan
pembangkit listrik tenaga gas dan uap.

Selain untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di Indonesia juga di ekspor dalam
bentuk LNG (Liquefied Natural Gas)

Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Aceh. Sumber
gas alam yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun NGL
Company. Gas alam telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan diekspor ke Jepang
dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggröe Aceh Barôh
(kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk Iskandar Muda pabrik pupuk
urea, dengan bahan baku dari gas alam.

Cadangan gas dunia


Total cadangan dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun kaki kubik.
Daftar 20 besar negara dengan cadangan gas terbesar dalam satuan triliun kaki
kubik (trillion cu ft) adalah:[1]

1. Rusia =1,680
2. Iran =971
3. Qatar =911
4. Arab Saudi =241
5. United Arab Emirates =214
6. Amerika Serikat =193
7. Nigeria =185
8. Aljazair =161
9. Venezuela =151
10. Irak =112
11. Indonesia =98
12. Norwegia =84
13. Malaysia =75
14. Turkmenistan =71
15. Uzbekistan =66
16. Kazakhstan =65
17. Belanda =62
18. Mesir =59
19. Kanada =57
20. Kuwait =56

Total cadangan 20 negara di atas adalah 5,510 triliun kaki persegi dan total
cadangan negara-negara di luar 20 besar di atas adalah 602 triliun kaki persegi.

Daftar ladang gas terbesar dalam satuan (*109 m³):

1. Asalouyeh, South Pars Gas Field (10000 - 15000)


2. Urengoy gas field (10000)
3. Shtokman field (3200)
4. Karachaganak field, Kazakhstan (1800)
5. Slochteren (1500)
6. Troll (1325)
7. Greater Gorgon (1100)
8. Shah Deniz gas field (800)
9. Tangguh gas field , Indonesia (500)
10. Sakhalin-I (485)
11. Ormen Lange (400)
12. Jonah Field (300)
13. Snøhvit (140)
14. Barnett Shale (60 - 900)
15. Maui gas field (?)

Anda mungkin juga menyukai