Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PROSES INDUSTRI PETROKIMIA

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Irdoni HS, MS

Kelompok VIII :

Annisa Rohilina 1907124911

Hasby Herdinasrul 1907195171

M. Dzaky Nadhin Alhadi 1917156499

Rahma Azani 1907195160

Program Studi Sarjana Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Riau

Pekanbaru

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin,segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam
atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah yang berjudul “ Pohon Industri Petrokimia ” disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Proses Industri Oleo dan Petrokimia.

Meskipun telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih
jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana bagi para
pembaca untuk dapat memahami tentang Proses Petrokimia.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil
manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Pekanbaru, 4 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................ii

1.1. Latar belakang .......................................................................................................................3


1.2. Pengertian Petrokimia ............................................................................................................4
1.3. Bahan baku Petrokimia ..........................................................................................................4
BAB II METODE PEMBUATAN ...................................................................................................10

BAB III PENUTUPAN .....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, perusahaan petrokimia lokal terbesar adalah Pertamina. Industri petrokimia


Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu
Kalimantan Timur, Kilang Purified Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di
Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa Tengah.
Industri petrokimia merupakan industri yang memproduksi bahan-bahan kimia yang berasal
dari minyak bumi dan gas alam. Secara umum, industri petrokimia dikelompokkan menjadi dua
kelompok besar yaitu industri hulu yang produknya masih berupa bahan dasar dan setengah jadi dan
industri hilir yang produknya berupa barang jadi. Industri petrokimia menghasilkan berbagai macam
jenis produk yang memiliki manfaat beragam.
Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan merupakan sumber energi yang
menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri, transportasi dan rumah tangga. Selain itu,
pemanfaatan berbagai produk akhir atau produk-produk turunan minyak bumi juga semakin
meningkat sehingga peningkatan akan permintaan minyak bumi di seluruh dunia telah mengakibatkan
pertumbuhan dan ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak mentah. Produk minyak
bumi tidak hanya digunakan untuk bahan bakar saja tetapi dapat juga digunakan sebagai bahan dasar
yang untuk pembuatan serat sintetis seperti pakaian dan plastik, cat, pupuk, insektisida, sabun, dan
karet sintetis. Penggunaan minyak bumi sebagai sumber bahan baku sangat penting untuk dalam
industri yang modern.
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh
dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau
dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak. Tahap awal pengolahan minyak bumi
yaitu pada umumnya berdasarkan prinsip destilasi. Proses destilasi ini akan memisahkan minyak bumi
berdasarkan titik didihnya. Pada proses destilasi bertingkat akan menghasilkan fraksi-fraksi minyak
bumi yang belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu
pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan
blending. Pada proses cracking atau penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar
menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil akan membutuhkan katalis. Pada proses
ini katalis yang digunakan ialah tanah liat yang dimodifikasi sehingga akan menghasilkan kualitas
minyak yang lebih baik. Penyulingan minyak bumi akan mencakup berbagai jenis katalis tanah liat
termodifikasi yang mana akan dilihat paling relevan untuk proses katalisis. Katalis dimodifikasi
dengan perubahan thermal atau suhu, asam dan tukar kation. Selain itu, modifikasi katalis sintetis dari
tanah liat dengan menambahkan logam seperti zeolit dan alumina.

3
1.2 Pengertian petrokimia

Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi.
Indusrtri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan
suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan
kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.

Industri Petrokimia dapat Dibagi atas 2 Bagian Besar, yaitu:


1. Industri petrokimia hulu atau (upstream petrochemical industry)
Yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang masih berupa produk dasar atau
produk primer dan produk antara atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku untuk
produk jadi). Beberapa bahan baku yang dapat dipakai untuk industri petrokimia hulu. Semuanya
merupakan atau terdiri dari hidrokarbon yang merupakan produk-produk industri minyak dan gas
bumi. Dari atas sampai kebawah (gas oil) konsistensinya semakin berat d.p.l. dari gas sampai
kecairan.

Disebelah kanan diurutkan beberapa produk-produk industri petrokimia hulu yang kadang-
kadang disebut “first generation petrochemicals” atau juga “basic petrochemicals” atau
“petrochemical building blocks”. Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut
bumi dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga mengandung senyawa-senyawa tak
jenuh dari C3 dan C4, yakni propylene dan butene atau butadiene.

2. Industri petrokimia hilir atau (downstream petrochemical industry)

Yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa produk akhir dan/atau
produk jadi.
1.3 Bahan baku petrokimia

Dengan kemajuan teknologi, maka bahan mutu petromia yang berasal dari minyak dan gas
bumi, sumbernya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Yang berasal dari kilang minyak


2. Yang berasal dari lapangan gas bumi, baik yang langsung maupun yang dari komponen-
komponennya setelah diadakan pemisahan

Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:


a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia

b. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan


c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfaatkan.

Pada dasarnya hampir semua produk petrokimia umumnya berasal dari tiga jenis bahan baku

4
dasar, yaitu : olefin, aromatika, dan gas – sintesis(syn-gas).
1. Olefin (alkena – alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di seluruh dunia
mencapai miliaran kg per tahun. Di antara olefin yang terpenting (paling banyak diproduksi) adalah
etilena (etena), propilena (propena), butilena (butena), dan butadiena. Olefin pada umumnya dibuat
dari etena, propana, nafta, atau minyak gas ( gas- oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana
dan propana dapat berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi
minyak bumi dengan molekul C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas oil berasal dari fraksi minyak bumi
dengan molekul dari C- 10 hingga C – 30 atau C-40.

CH2 = CH2 CH2 = CH - CH3


Etilena Propilena
CH3 - CH = CH - CH3 CH2 = CH - CH = CH2
Butilena Butadiena

Petrokimia dari Ofelin

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar etilena :


a) Polietilena
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi. Plastik polietilena antara lain
digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus / sampul. Plastik polietilena
( maupun plastik lainya) yang kita kenal, selain mengandung polietilena juga menggandung berbagai
bahan tambahan, misalnya bahan pengisi, plasticer,dan pewarna.
b) PVC
PVC atau polivinilklorida juga merupakan plasik, yang antara lain digunakan untuk membuat
pipa (paralon) dan pelapis lantai.
c) Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari – hari biasa kita kenal sebagai alkohol. Etanol digunakanuntuk
bahan bakar atau bahan antara untuk berbagai produk lain, misalnya asam asetat. Alkohol dibuat dari
etilena:
CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH
d) Etilena glikol atau glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah beriklim
dingin

5
Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar propilena:
a) Polipropilena
Plastik polipropilena lebih kuat dibandingkan dengan plastik polietilena. Polipropilena antara
lain digunakan untuk karung plastik dan tali plastik.

b) Gliserol
Zat ini antara lain digunakan sbagai bahn kosmetik ( pelembab ) industri makanan, dan bahn

peledak ( nitrogliserin).
c) Isopropil alkohol
Zat ini digunakan sebagai bahan – antara untuk berbagai produk petrokimia lainya, misalnay
aseton( bahan pelarut, digunakan sebagai pelarut pelais kuku / kutek).

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar butadiena:

a) Karet sintetis , seperti SBR ( styrene-butadiene-rubber) dan neoprena


b) Nilon, yaitu nilon 6,6

2. Aromatika (benzena dan turunannya)


Aromatika adalah benzena dan turunanaya. Aroamatika dibuat dari nafta melalui proses yang
disebut reforming. Di antara aromatika yang terpenting adalah benzene (C 6H6), toluene (C6H6CH3),
dan xilena (C6H4(CH3)2). Ketiga jenis senyawa ini secara kolektif disebut BTX.
Petrokimia dari Aromatika

Pada industri petrokimia berbahan dasar benzena, umumnya benzena diubah menjadi
stirena,kumena,dan sikloheksena.
a) Stirena digunakan untuk membuat karet sintetis, seperti SBR dan polistirena.
b) Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunakan untuk

membuat perekat dan resin.


c) Sikloheksena digunakan terutama untuk membuat nilon, misalnya nilon-6,6 dan nilon- 6.
Selain itu, sebagian benzena digunakan sebagi bahan dasar untuk membuat detergen, misalnya
ABS dan LAS. Beberapa contoh produk petrokimia berbahan dasar totulen dan xilena antara lain:
a) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)

6
b) Asam tereftalat yang merupakn bahan dasar untuk membuat serat seperti

metiltereftalat.
3. Gas Sintetis
Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H). Syn –
gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut steam reforming atau oksidasi
parsial. Steam reforming adalah campuran metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan pada suhu
dan ekanan tinggi dengan bantuan katalis ( bahan pemercepat reaksi). Sedangkan, oksidasi parsial
yaitu metana direaksikan dengan sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan tinggi.
Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)
Petrokimia dari Gas-Sintetis(Syn-Gas)
Seperti telah disebutkan, gas- sintetik (sn-gas) merupakn campuran dari karbon monoksida (CO)
dan hidrogen(H2). Berbagai contoh petrokimia dari syn-gas adalah :

a) Amonia (NH3)
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Amonia dibuat dari nitrogen dan hidrogen. Pada industri petrokimia gas nitrogen diperoleh
dari udar, sedangkan gas hidrogen dari syn-gas. Sebagian besar produk amonia digunakan untuk
membuat pupuk seperti [CO(NH 2)2] urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA, dan (NH4NO3); amonium nitrat.
Sebagian lainya digunakan untuk membuat berbagai senyawa nitrogen lain,
seperti asam nitrat dan berbagai bahan untuk membuat resin dan plastik.
b) Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) + 2NH3(g) →
NH2COH4(S) NH2CONH4(S) →
CO(NH2)2(S) + H2O(g)

Sebagian besar urea digunakan sebagai pupuk. Kegunaan yang lain yaitu untuk makanan
ternak,industri perekat, plastik, dan resin.
c) Metanol (CH3OH)
CO(g) + 2H3(g) → CH3OH(g)

Metanol dibuat dari syngas melalaui perpanasan suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan
katalis. Sebagian besar metanol diubah menjadi formaldehida. Sebagian yang lain digunakan untuk
membuat serat , dan campuran bahan bakar.
d) Formaldehida (HCHO)
CH3OH(g) → HCHO(g) + H2(g)

Formaldehida dibuat melalui oksidasi metanol dengan bantuan katalis. Larutan Formaldehida

7
dalam air dikenal dengan nama formalin. Formalin digunakan untuk mengawetkan preparat biologi
(termasuk mayat). Akan tetapi, penggunaan utama dari Formaldehida adalah untuk membuat resin
urea- Formaldehida dan lem. Lem Formaldehida banyak digunakan untuk industri kayu lapis.
Bahan baku perokimia dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Yang berasal dari kilang minyak:
Melalui proses pengolahan dalam kilang minyak berupa distilasi minyak bumi pada tekanan
atmosfer biasa (lihat Gambar I-l) akan didapat hasil-hasil pengilangan minyak yang disebut "minyak
intermediate". Produk ini sangat cocok untuk dipakai sebagai bahan baku petrokimia, akan tetapi
pemamfaatannya lebih diutamakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak, seperti:

a) "Fuel gas" (bahan bakar gas untuk kilang).

b) Gas propana dan Gas butana (dicampurkan sebagai gas penyusun utama bahan bakar
LPG).

c) "Mogas" (sebagai bahan bensin/premiun).

d) Nafta (CoHr+-CrzHzo), bahan baku petrokimia ini baik untuk industri olefin dan
aromatik.

e) Kerosin atau minyak tanah, yang kalau diekstrasi akan menghasilkan n-parafin
yaitu bahan baku pembuatan sabun deterjen.

f) Gas-oil" (untuk bahan bakar minyak solar).

g) "Fuel oil" (minyak bakar).

h) "Short-residueAilaxy-residue" (untuk bahan bakar minyak residu lain juga untuk bahan
baku industri petrokimia "Coke" dan "Carbon black" ataupun untuk industri olefin).

Di Indonesia bahan baku petrokimia tersebut dapat dihasilkan dikilang-kilang minyak Cilacap,
Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan, dll.

2. Yangberasal dari lapangan gas bumi


Komponen-komponen gas bumi yang dapat dipergunakan sebagai bahan baku petrokimia
yang berasal lapangan gas bumi adalah:
- Metana (CI{4) Gas ini sekitar 6O7o-80% volume gas bumi yang dihasilkan sesuatu
lapangan gas, dan dapat dipergunakan sebagai bahan baku gas sintetis CO dan Hz yang
selanjutnya dapat dipergunakan untuk pembuatan amonia./urea, metanol, 'tarbon
black", dll.
- Etana (Czllr), dapat dijadikan bahan baku untuk industri olefin untuk menghasilkan

8
bahan-bahan sistetik seperti plastik, sabun deterjen, bahan kosmetik, dll.
- Propana (C:Hs), yang dalam industri olefin dapat dijadikan bahan baku untuk mengl

asilkan polipropilen, suatu bahan plastik sintetik.


- Butana (n-Cdlro), yang merupakan bahan baku untuk pernbuatan karet sintetik

butadiena.
- Kondesat (CsHrz-CrrHz), yang disebut juga sebagai 'hatural gasoline" yang
mempunyai sifarsifat seperti minyak/nafta dan dapat dipergunakan untuk bahan baku
dalam industri olefin atau industri aromatik.

Di Indonesia, bahan baku petrokimia tersebut banyak dihasilkan lapangan - lapangan gas bumi
yang mempunyai cadangan gas yang cukup besar, sehingga pemanfaatannya dapat dipusatkan
didalam suatu area yang luas, seperti:

a) Lapangan gas Arun, yang memanfaatkan gas bumi untuk pembuatan LNG (Liquefied
Natural Gas) dan untuk pupuk urea./amonia di Aceh.

b) Lapangan gas Badak/Bontang, yang memanfaatkan gas bumi untuk pembuatan LNG,
pupuk uera./amonia dan LPG (Liquefied Petroleum Gas) di Kalimantan Timur.

c) Lapangan-lapangan lainnya yang masih dalam rencana seperti lapangan gas Natuna di
Riaull-aut Cina Selatan.

9
BAB II

METODE PEMBUATAN

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan dari minyak dan gas
bumi. Industri Petrokimia dapat Dibagi atas 2 Bagian Besar, yaitu Industri petrokimia hulu atau
(upstream petrochemical industry) Yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang masih
berupa produk dasar atau produk primer dan produk antara atau produk setengah jadi (masih
merupakan bahan baku untuk produk jadi). Dan Industri petrokimia hilir atau (downstream
petrochemical industry) Yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa
produk akhir dan/atau produk jadi. Bahan baku perokimia dibagi menjadi 2 yaitu Yang berasal dari
kilang minyak yaitu Melalui proses pengolahan dalam kilang minyak berupa distilasi minyak bumi
pada tekanan atmosfer biasa akan didapat hasil-hasil pengilangan minyak yang disebut "minyak
intermediate". Dan yang berasal dari lapangan gas bumi yaitu Komponen-komponen gas bumi yang
dapat dipergunakan sebagai bahan baku petrokimia yang berasal lapangan gas bumi

11
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Austin S. 2000. Chemical Process Industries. New York: Mc-Graw Hill.

Anderson A, J. 1999. Refining Oils and Fats for Edible Purposes. New York: Pegamon Press.

Wijayanti F. 2008. Pemanfaatan Minyak [skripsi]. Jakarta: FMIPA-UI.

Badger ,W.L. and Banchero, J.T., 1955, Introduction to Chemical Engineering, International
Student Edition, McGraw Hill Kogakusha Company, Tokyo

Faith, Keyes & Clark, 1957, Industrial Chemicals, John Wiley & Sons, Inc., London

Wijayanti F. 2008. Pemanfaatan Minyak [skripsi]. Jakarta: FMIPA-UI.

12

Anda mungkin juga menyukai