Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

PRODUK OLAHAN INDUSTRI PETROKIMIA


PROSES PEMBUATAN PLASTIK POLYETHYLENE

Diajukan untuk memenuhi tugas individu


Mata Kuliah/SKS: Mata Kuliah Pilihan Petrokimia 1 / 2
Dosen Pengampu: Fahmi Arifan, S.T, M.Eng

Disusun Oleh:
Palupi Diah Utami 40040119650015

PRODI S1 TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
“Proses Pembuatan Plastik Polyethylene” ini saya susun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pilihan Petrokimia 1. Tentunya tak lupa saya sampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, maka dalam
kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Fahmi Arifan, S.T, M.Eng selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pilihan Petrokimia 1 Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro yang telah
memberikan arahan, bimbingan serta dukungan kepada saya dalam menulis
dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Teman-teman TRKI 2019 yang selalu memberikan masukan dan membantu
saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini memiliki banyak kekurangan. Meskipun saya telah mengerahkan segala
kemampuan untuk lebih teliti, tetapi saya masih merasakan adanya kekurangan-
kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini. Untuk itu, saya selalu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi selangkah lebih maju.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Semarang, 9 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….………iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….….iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang………………………………………………...………………1


1.2 Rumusan Masalah………………………….………………………………….2
1.3 Tujuan…………………………………..……………………………………..2
1.4 Manfaat………………………………………………………………………..2
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………3
2.1 Industri Petrokimia………………………………………………………….....3
2.2 Plastik………………………………………………………………………….5
2.3 Jenis Jenis Plastik…………………………………………………………...….5
2.4 Plastik Polyethylene……………………………………………………………7
2.5 Bijih Plastik Polyethylene…………………………………………………..….9
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Plastik Polyethylene……………………….……10
BAB III DESKRIPSI PROSES…………………………………………………11
3.1 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku…………………………….……………..11
3.2 Diagram Alir Produksi………………………………………………………..15
3.3 Produk Plastik Polyethylene LDPE…………………………………………..21
3.4 Unit Pengolahan Limbah……………………………………………………..22
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………...27
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...27
4.2 Saran………………………………………………………………………….27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..……….28

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Plastik Polyethylene……………………………………………………8

Gambar 2. Bijih Plastik LDPE……………………………………………………..9

Gambar 3. Lambang dan Produk LDPE…………………………………………..10

Gambar 4. Proses Polimerisasi Larutan Du-Pont………………………...……….15

Gambar 5. Skema Proses Produksi LDPE………………………………………...16

Gambar 6. Polimerisasi Fase Gas dengan 3 bagian…………………………….…17

Gambar 7. Diagram Alir Pembuatan Plastik Polyethylene LDPE…………….…..18

Gambar 8. Unit Pengolahan Limbah Industri…………………………………….25

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik Air Limbah yang Aman bagi Lingkungan………….……26

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan plastik telah meluas hampir ke seluruh bidang kehidupan.
Berbagai produk dan peralatan dihasilkan dari bahan ini karena dinilai lebih
ekonomis, tidak mudah pecah, fleksibel, dan ringan. Sekarang ini banyak
dijumpai produk-produk rumah tangga yang terbuat dari plastik, seperti alat-
alat dapur, sapu ijuk, kursi, meja, pot bunga, pipa air, talang rumah, ember,
sampai pada kendaraan bermotor. Diantara jenis plastik yang sering digunakan
adalah termoplastik karena dapat didaur ulang. Termoplastik yang sering
digunakan adalah polietilena, polipropilena, polistirena dan lain-lain.
Polietilena adalah polimer termoplastik yang secara komersial banyak
digunakan sehingga diproduksi secara besar. Banyaknya permintaan polietilena
tidak terlepas dari sifat–sifatnya yang tahan terhadap zat kimia, ringan, mudah
dibentuk dan tidak mahal. Polietilena adalah bahan termoplastik yang kuat dan
dapat dibuat dari yang lunak sampai yang kaku. Terdapat dua jenis polietilene
yaitu polietilene densitas rendah (low density polyethylene/ LDPE) dan
polietilene densitas tinggi (high density polyethylene/HDPE). Polietilene
densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan
kantong kemasan, tas, botol, industri bangunan, dan lain-lain. Keduanya
mempunyai sifat yang berbeda, LDPE derajat kristalinitasnya 60%, HDPE
derajat kristalinitasnya 95%. Kelebihan polimer LDPE sebagai matriks antara
lain yaitu mudah diproses, suhu pemrosesan yang lebih rendah dibandingkan
polimer lain serta lebih aplikatif dalam penggunaannya. Polimer termoplastik
seperti polietilen densitas rendah (LDPE) merupakan bahan komposit polimer
komersial yang relatif murah dibandingkan polimer termoset yang tersedia.
Plastik polietilena banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari dan juga
banyak di produksi di industri plastik sebagai produk olahan industri petrokimia
di Indonesia dengan melalui berbagai macam persiapan bahan baku, dan proses
pengolahannya menjadi plastik polietilena yang bermanfaat (Sitepu, 2009).

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu industry petrokimia dan produk olahannya?
2. Apa itu plastik polyethylene?
3. Apa saja jenis jenis plastik?
4. Apa bahan baku pembuatan plastik polyethylene?
5. Bagaimana proses pembuatan plastik polyethylene di industry?
6. Bagaimana produk jadi olahan industry petrokimia plastik polyethylene?
7. Apa kelebihan dan kekurangan plastik polyethylene?
8. Bagaimana pengolahan limbah hasil produksi plastik polyethylene?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, didapatkan tujuan penulisan makalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui tentang industry petrokimia dan produk olahannya
2. Mengetahui plastik polyethylene
3. Mengetahui jenis jenis plastik
4. Mengetahui bahan baku pembuatan plastik polyethylene
5. Mengetahui proses pembuatan plastik polyethylene di industry
6. Mengetahui produk jadi olahan industry petrokimia plastik polyethylene
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan plastik polyethylene
8. Mengetahui pengolahanlimbah hasil produksi plastik polyethylene

1.4 Manfaat
Dari tujuan di atas, didapatkan manfaat penulisan makalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan pengetahuan mengenai pengolahan produk industri
petrokimia tentang produksi plastik polyethylene
2. Sebagai sumber referensi atau penunjang mengenai pengolahan industry
petrokimia tentang produksi plastik polyethylene

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Industri Petrokimia


Petrokimia merupakan industri yang bergerak pada pengolahan bahan kimia
dengan mengunakan bahan baku dari hasil dari proses pengolahan minyak
bumi dan gas bumi. Pola perkembangan industri petrokimia bergantung
pada produk-produk hasil pengolahan minyak dan gas bumi yang tersedia.
(Ahmad, 2017). Pada dasarnya, industri petrokimia terbagi dalam tiga
bagian besar, yaitu:
1. Produk Petrokimia Hulu
Bagian hulu sebagai proses pengolahan produk dasar (premier) dan akan
menghasilkan produk setengah jadi (produk antara) maupun langsung
yang dapat diolah menjadi produk jadi pada bagaian industri hilir.
Contoh produk hulu yang diolah menjadi produk setengah jadi anatara
lain yaitu propilena, benzena, toluena, etilena, methanol.
2. Produk Petrokimia Antara
Produk antara merupakan hasil proses pengolahan petrokimia hulu dan
selanjutnya akan diolah menjadi produk siap pakai atau produk jadi
maupun produk yang masih bisa diolah pada proses selanjutnya, contoh
dari produk antara adalah polietilena, ammonia, butena, dikloroetilen-
vinil klorida.
3. Produk Petrokimia Hilir
Petrokimia hilir merupakan pengolah produk antara menjadi produk jadi
sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Berbagai macam jenis
produk jadi dengan fungsinya masing-masing seperti pupuk, serat
pakaian, alat kosmetik, bahan pelarut, cat, lilin, karet nilon, bahan
peledak, plastik, dan berbagai jenis produk lain.

3
Dalam industri petrokimia pada dasarnya menggunakan bahan baku, yaitu:

1. Olefin
Senyawa olefin merupakan bahan baku utama dalam industri petrokimia
sehingga diproduksi dalam jumlah besar, jenis olefin yang paling
banyak digunakan adalah:
a) Etilena
Jenis ini dapat menghasilkan berbagai macam jenis produk seperi
polietilena (plastik), PVC untuk membuat pipa paralon, etilena
glikol untuk bahan anti beku pada radiator mobil.
b) Propilena
Jenis ini dapat menghasilkan beberapa produk petrokimia seperti
butadina menghasilkan karet sintetis, gliserol dapat digunakan pada
pembuatan bahan pelembab dan peledak, polipropilena digunakan
untuk pembuatan tali dan karung plastik dan isopropyl dapat
digunakan untuk pembuatan bahan lain seperti aseton.
2. Aromatik
Senyawa ini memiliki ikatan rantai rangkap dalam betuk selang-seling.
Berikut bahan aromatik yang digunakan pada industri petrokimia
adalah:
a) Benzena yang dapat menghasilkan sikloheksana (untuk membuat
nilon), kumena (untuk membuat fenol) dan stirena (untuk
pembuatan karet sintetis).
b) Toulena dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk
farmasi.Xilena dapat menghasilkan asam tereftalat untuk bahan
dasar pada pembuatan serat.
3. Syn-Gas (Gas Sintesis)
Bahan ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan
hydrogen (H2), dalam industri petrokimia bahan ini duganakan untuk
menghasilkan berbagai macam produk seperti:
a) Amonia (pupuk,perekat dan plastik)
b) Methanol (alkohol dan spiritus)
c) Formaldehida (dapat diolah menjadi formalin atau pengawet)

4
2.2 Plastik
Plastik merupakan material polimer atau bahan pengemas yang dapat
dicetak menjadi bentuk yang diinginkan dan mengeras setelah didinginkan
atau pelarutnya diuapkan. Plastik berasal dari bijih plastik yang digunakan
untuk pengemas makanan dan minuman yang sifatnya kuat, ringan, dan
praktis. Plastik dapat diolah kembali menjadi bijih plastik sehingga dapat
mengurangi limbah plastik di masyarakat karena sifat polimernya. Polimer
adalah molekul yang besar, mudah dibentuk dari satu bentuk ke bentuk lain
denga satuan struktur yang tersusun secara berulang dan diikat oleh gaya
tarik menarik yang kuat yang disebut ikatan kovalen. Plastik terbentuk dari
kondensasi organik atau penambahan polimer atau dengan menggunakan
zat lain untuk menghasilkan plastik yang ekonomis. Plastik adalah senyawa
polimer dengan struktur kaku yang terbentuk dari polimerisasi monomer
hidrokarbon yang membentuk rantai panjang. Plastik mempunyai titik didih
dan titik leleh yang beragam, hal ini berdasarkan pada monomer
pembentukannya. Monomer yang sering digunakan dalam pembuatan
plastik adalah propena (C3H6), etena (C2H4), vinil khlorida (CH2), nylon,
karbonat (CO3), dan styrene (C8H8). (Lestari, 2016).

2.3 Jenis-Jenis Plastik

Terdapat beberapa jenis plastik dan kegunaannya menurut (Adhi, 2020)


yaitu:
1. Polyethylene Terephthalate (PET atau PETE)
Bahan plastik jenis PET atau PETE biasanya digunakan sebagai kemasan
minuman, minyak goreng, sambal, dan lain lain yang berwarna bening
atau tembus pandang. Plastik PET direkomendasikan hanya untuk sekali
pakai saja. Apabila dipakai berulang kali, apalagi untuk menyimpan air
panas, lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
2. High Density Polyethylene (HDPE)
Bahan plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang keras dan
merupakan bahan plastik yang aman digunakan karena memiliki

5
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara makanan atau minuman
dengan wadah plastiknya. HDPE biasanya dipakai sebagai bahan
pembuatan botol susu atau jus yang berwarna putih, galon air minum,
dan plastik belanja. HDPE direkomendasikan untuk satu kali pemakaian
saja karena pelepasan senyawa antimony trioksida terus meningkat
seiring waktu. Senyawa tersebut dilaporkan dapat menimbulkan beragam
masalah, seperti mengakibatkan iritasi kulit, dan menimbulkan gangguan
pernapasan.
3. Polyvinyl Chloride (PVC atau V)
PVC biasanya dipakai dalam pembuatan botol detergen, botol sabun,
botol sampo, pipa saluran, dan sebagainya. Bahan plastik ini tidak boleh
digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman karena
mengandung zat Diethylhydroxylamine (DEHA) yang dapat merusak
ginjal dan hati.
4. Low Density Polyethylene (LDPE)
LDPE sering dipakai sebagai kantong belanja, plastik kemasan,
pembungkus makan segar, dan botol-botol lembek. Bahan atau jenis
plastik ini memiliki daya resistensi atau perlindungan yang baik terhadap
reaksi kimia. Oleh karena itu, LPDE menjadi salah satu jenis plastik yang
dapat dipakai sebagai pembungkus makanan dan minuman.
5. Polypropylene (PP)
Jenis plastik PP biasanya digunakan dalam pembuatan botol minuman,
kotak makanan, dan wadah penyimpanan makanan lainnya yang dapat
dipakai berulang-ulang. Bahan ini adalah jenis plastik terbaik yang bisa
digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman karena mampu
mencegah terjadinya reaksi kimia dan tahan terhadap panas.
6. Polystyrene (PS)
Jenis plastik PS banyak dipakai sebagai bahan pembuatan Styrofoam,
wadah makanan beku dan siap saji, piring, garpu, dan sendok plastik.
Jenis plastik ini tidak dianjurkan untuk pembungkus makanan. Hal itu
dikarenakan, plastik PS dapat mengeluarkan zat styrene jika bersentuhan
dengan makanan dan minuman apalagi dalam kondisi panas yang dapat

6
menimbulkan banyak masalah kesehatan, di antaranya yaitu kerusakan
otak, mengganggu hormon estrogen, dan mengganggu pertumbuhan dan
sistem saraf. Plastik ini sangat lama terdegradasi di lingkungan.
7. Other (O)
Plastik jenis Other yaitu Styrene acrylonitrile (SAN) Acrylonitrile
Butadiene Styrene (ABS) Polycarbonate (PC) Nylon Plastik jenis SAN
dan ABS adalah jenis plastik yag baik digunakan sebagai kemasan
makanan dan minuman karena memiliki perlindungan yang baik
terhadap reaksi kimia. Sementara, untuk jenis PC, sangat tidak
dianjurkan untuk dipakai sebagai tempat menyimpan makanan dan
minuman karena mengandung Bisphenol-A. Senyawa ini dapat
merugikan kesehatan, seperti gangguan pernafasan, hormone, dan
pencernaan.

2.4 Plastik Polyethylene


LDPE (Low Density Polyethylene) merupakan jenis plastik yang salah
satunya adalah plastik polyethylene (PE) yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari hari. Plastik Polyethylene merupakan plastik yang
transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan serta kelenturan yang baik.
Dengan pemanasan akan menjadi lunak dan mencair pada suhu 110°C.
Plastik ini merupakan kemasan yang umum dan banyak digunakan sebagai
pengemas makanan, minuman dan bahan lainnya karena sifatnya yang
thermoplastik. Kemasan plastik polyethylene ini memiliki kerapatan dan
kelenturan yang baik. Jenis plastik ini paling banyak digunakan dalam
industri karena memiliki sifat mudah dibentuk, tahan bahan kimia, jernih
dan mudah dilaminasi. PE banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan
dan sayuran segar, roti, produk pangan beku dan tekstil (Surya, 2020).

Ukuran Umum Plastik PE yang tersedia :


• Lebar : dari 3.5 cm sd 200 cm.
• Panjang : sesuai permintaan pelanggan.
• Ketebalan : minimal 25 mikron sd maksimal 400 mikron.

7
Fungsi dari Kantong Plastik PE sebagai :
• Kantong Plastik membungkus cairan khususnya jenis minyak dan
santan.
• Kantong Plastik membungkus barang padat dan berat.
• Kantong Plastik khusus es cair atau es batu.
• Kantong Plastik untuk mengisi sampah dalam jumlah banyak.
Bentuk umum dari Plastik PE :
• Plastik PE Kantong / Kemasan.
• Plastik PE Roll / Gulungan.
• Plastik PE Lembaran / Sheet.

Gambar 1. Plastik Polyethylene

Plastik Polyethylene memiliki sifat :


1. Penampakan bervariasi, dari transparan hingga keruh
2. Mudah dibentuk, lemas dan mudah ditarik.
3. Daya rentang tinggi tanpa sobek, bersih, tidak berbau dan higienis.
4. Tidak cocok untuk digunakan mengemas bahan berlemak atau
mengandung minyak.
5. Tidak cocok untuk mengemas produk beraroma karena transmisi gas
cukup tinggi. Tidak tembus cairan khususnya cairan minyak dan santan.
6. Tahan terhadap asam, basa, alkohol dan deterjen, tahan benturan
7. Dapat digunakan untuk menyimpan bahan pada suhu pembekuan
hingga -50°C.
8. Kedap air dan uap air, elastis, lentur, agak buram dan transparan

8
2.5 Bijih Plastik Polyethylene
Bijih plastik memiliki ciri-ciri bersifat lembut dan fleksibel hampir
menyerupai pvc nilex. Biji plastik LDPE merupakan plastik yang ramah
lingkungan, elastis, dapat melar sedikitjika di tarik sehingga tidak mudah
sobek jika membuat kantong plastik disbanding dengan HDPE, biasanya
pemakaian HDPE dan LDPE bisa dicampur/ kombinasikan untuk
mendapatkan hasil sesuai yang kita mau, jika mau lebih keras tambahkan
HDPE jika igin lebih elastis tambahkan LDPE.
Jenis-jenis umum dari Polyethylene (PE) termasuk dalam keluarga
poliolefin dari polimer dan diklasifikasikan berdasarkan kerapatan dan
percabangannya. Jenis polietilen yang paling umum adalah High Density
Polyethylene (HDPE) dan Low Density Polyethylene (LDPE) (Surya, 2020).
Kedua polimer ini sama karena keduanya bernama polietilene. LDPE
memiliki “kepadatan” yang lebih rendah dari HDPE. Itu hanya berarti
memiliki massa sedikit lebih sedikit dibandingkan dengan volumenya
LDPE juga memiliki lebih banyak molekul yang bercabang, Kerapatan
rendah dan molekul bercabang LDPE memberikan sifat yang agak berbeda
dari HDPE, meskipun mereka berbagi beberapa kegunaan yang sama,
seperti pengemasan. Perbedaan LDPE / HDPE biasanya menyebabkan
mereka dikumpulkan secara terpisah untuk didaur ulang, tetapi bisa juga di
gabungkan. LDPE tahan terhadap benturan (tidak mudah pecah), lembab
(tahan air), dan bahan kimia (bisa tahan terhadap banyak bahan berbahaya).
Biasanya plastik LDPE memiliki titik lebur / melt index yang lebih rendah
di banding HDPE dan tekstur LDPE lebih lunak/ lebih lembek di
bandingkan dengan HDPE (Surya, 2020).

Gambar 2. Bijih Plastik LDPE

9
Contoh – contoh produk biji plastik LDPE adalah kantong plastik, botol
plastik, buble warp, bungkus plastik sayur, tutup ompleng, tutup botol
galon, dan plastik lembaran.

Gambar 3. Lambang dan Produk LDPE

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Plastik Polyethylene


1. Kelebihan Plastik Polyethylene LDPE
LDPE sebagai bahan material pembungkus dengan harganya yang murah,
proses pembuatan yang mudah, sifatnya yang fleksibel, mudah didaur
ulang, mempunyai daya proteksi yang baik terhadap uap air. LDPE juga
memiliki ketahanan kimia yang sangat tinggi, namun melarut dalam
benzena dan tetrachlorocarbon (CCl4). Keunggulan lain jenis plastik
berkerangka dasar polietilen dibandingkan dengan jenis plastik lainnya
ialah jenis plastik ini mempunyai nilai konstanta dielektrik kecil, sehingga
sifat kelistrikannya lebih baik. LDPE diproduksi dari gas etilen pada
tekanan dan suhu tinggi dalam reaktor yang berisi pelarut hidrokarbon dan
katalis logam yaitu ziegler catalysts. Polimer yang dihasilkan berupa bubur
yang kemudian difiltrasi dari pelarutnya (Ummah, 2013).
2. Kekurangan Plastik Polyethylene LDPE
Mempunyai daya proteksi yang baik terhadap uap air, namun kurang baik
terhadap gas lainnya seperti oksigen. LDPE merupakan salah satu jenis
plastik sintetik yang bersifat non biodegradable sehingga tidak dapat
terdegradasi oleh mikroorganisme sehingga dapat menyebabkan masalah
lingkungan (Ummah, 2013).

10
BAB III
DESKRIPSI PROSES

3.1 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku


1. Etilena
Sifat-sifat fisika:
Rumus molekul : C2H4
Berat molekul : 28,054 kg/kmol
Fase padat
Titik leleh : -169,05oC
Fase cair
Densitas : 23,281 kg/m
Titik didih : -103,68oC
Panas laten uap : 182,7791 kJ/kg
Fase gas
Densitas : 1,819 kg/m3
Specific grafity : 0,35
Specific volume : 1,48 m3/kg
Cp : 0,033 kJ/(mol K)
Viskositas : 4,99 x 10-6 Pa.s
Konduktivitas : 0,006994 W/(m K)

Sifat-sifat kimia
1. Polimerisasi
Polimerisasi merupakan reaksi kimia di mana dua molekul atau lebih
bergabung pada suhu dan tekanan tertentu membentuk molekul yang lebih
besar disebut polietilen. Reaksi : CH2 = CH2O2, Panas, tekanan (-CH2 -
CH2-)n…………..(1)
2. Hidrogenasi
Etilena dapat diubah menjadi etana melalui proses hidrogenasi langsung
dengan katalis nikel pada suhu 300oC. Reaksi : CH2 = CH2 + H2 300°C ,
Ni CH3 – CH3…...(2)

11
3. Adisi
Penambahan brom (Br2) pada senyawa berikatan rangkap
menghasilkan dibromida senyawa baru menjadi jenuh. Reaksi ini juga
dipakai untuk mengidentifikasi adanya suatu ikatan rangkap yang
ditandai hilangnya warna coklat dari larutan brom.
4. Oksidasi
Oksidasi etilena secara langsung dapat menghasilkan vinyl asetat. Pada
saat ini untuk memproduksi vinyl asetat banyak digunakan etilena
sebagai bahanbakunya disbanding asetilena. Reaksi : CH2 = CH2 +
CH3CO + 1/2 O2 (-CH2-CH2)n

2. Metil Akrilat (Bahan Pendukung)


Sifat-sifat fisika
Rumus molekul : C4H6O2
Berat molekul : 86,091 kg/kmol
Fase padat
Titik leleh : -185,2oC
Fase cair
Densitas : 593 kg/m3
Titik didih : -6,1oC
Panas uap : 182,7791 kJ/kg
Fase gas
Densitas : 1,819 kg/m3
Specific grafity : 0,6013
Specific volume : 1,48 m3/kg
Cp (1 bar, 25oC) : 0,033 kJ/(mol K)
Konduktivitas panas : 0,012 W/(m K)

Sifat-sifat kimia
Metil Akrilat merupakan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah
meledak. Dalam jumlah yang kecil dapat menyebabkan gangguan pada
saluran pernafasan serta iritasi pada kulit mata. Oleh karena itu

12
keberadaannya diudara dibatasi sampai 10 ppm. Dalam industri metil akrilat
digunakan sebagai bahan intermediet, amphoteric surfactan, vitamin B1,
serta sebagai bahan baku komonomer pada industri polimer, yaitu polimer
akrilik. Sebagian besar komonomer ini digunakan pada industri polimer
akrilik termoseting, seperti 2-hidroksi etil akrylat (HEA) dan hidroksi propil
akrylat (HPA). Secara komersial metil Akrilat dapat diperoleh dari sintesa etil
cyanohidrin dengan metana dan diluen asam sulfat, atau melalui reaksi oxo
asetilena dengan karbon monoksida melalui katalis kobalt/nikel. Selain itu
metil akrilat juga dapat diperoleh dari sintesa β-propiolacton.

3. Hidrogen
Sifat-sifat fisika
Rumus molekul : H2
Berat molekul : 2,016 kg/kmol
Fase padat
Titik leleh : -259oC
Fase cair
Densitas : 70,973 kg/m3
Titik didih : -252,8oC
Panas laten penguapan : 454,3 kJ/kg
Fase gas
Densitas : 1,312 kg/m3
Specific Gravity : 0,0696
Specific Volume : 11,986 m3/kg
Cp (1 bar, 25oC) : 0,029 kJ/(mol K)
Viskositas (0oC, 1,013 bar) : 0,021 kJ/(mol K)
Konduktivitas panas : 168,35 mW/(m K)

Sifat-sifat kimia
a) Hidrogen diproduksi dari larutan asam dalam logam atau dari reaksi logam
alkali dalam air. Reaksi tersebut berjalan pada temperatur kamar. Reaksinya:
Zn + 2HCl H2 + ZnCl2 .......................... (4)

13
2Na + 2H2O H2 + 2NaOH .......................... (5)
b) Hidrogen bereaksi dengan O2 membentuk air pada kondisi yang sesuai.
Reaksinya: 2H2 + O2 2H2O ......................... (6)
c) Hidrogen bereaksi dengan karbon pada suhu tinggi membentuk metana.
Reaksinya: 2H2 + C (graphite) CH4 .............. (7)
d) Hidrogen dapat bereaksi dengan nitrogen untuk memproduksi amonia.
Reaksinya: 3H2 + N2 2NH ............................. (8)

4. Sikloheksana
Sifat-sifat fisika
Rumus molekul : C6H12
Berat molekul : 84,156 kg/kmol
Bentuk : cair
Freezing Point : 6,55oC
Boiling Point : 80,74oC
Temperatur kritis : 281oC
Tekanan kritis : 0.04 atm
Viskositas (20°C) : 0,98 cp
Panas laten peleburan : 267 kJ/kg
Panas laten penguapan : 357.55 kJ/kg

Sifat-sifat kimia
Sikloheksana merupakan senyawa cincin non polar yang relatif stabil. Oleh
karena itu dengan perlakuan temperatur dan dengan adanya Aluminium klorida
sedikit isomerisasi menjadi metilsiklopentan. Atau pembukaan cincin yang
terjadi. Pada suhu yang tinggi (700-800oC) sikloheksana terdekomposisi menjdi
butadiena dan produk lainnya. Oksidasi fase cair dari sikloheksana dengan udara
memperoleh campuran Sikloheksanol yang utama dan Sikloheksanon,
merupakan suatu reaksi berantai. Dalam memproduksi polimer nylon-66 perlu
sekali dihasilkan adipic acid sebagai intermediet. Adipic acid ini biasanya
dihasilkan dari oksidasi campuran Sikolheksanol-Sikloheksanon dengan nitric
acid.

14
3.2 Diagram Alir Produksi
Linier low density polyethylene di dapat dari proses polimerisasi etilen yang
dapat diproduksi melalui tiga proses utama yang biasa digunakan untuk
mengubah etilen menjadi linier low density polyethylene, yaitu proses solution
polymerization, suspension, dan fase gas. Perbandingan masing-masing proses
tersebut adalah:

a. Solution Polimerization
Proses Solution pertama kali diinisiasi oleh perusahaan DuPont Canada pada
tahun 1960. Katalis yang digunakan adalah Ziegler-Natta dengan logam titanium
dan vanadium yang harus stabil pada suhu tinggi. Polimerisasi terjadi di atas titik
leleh LLDPE (122oC) yaitu pada suhu 160-220 oC. Sedangkan tekanan adalah
500-5000 psig. Pada keadaan ini polimer larut dalam solven hidrokarbon seperti
siklohexane yang inert. Reaktor yang digunakan berjenis Continuous Stirred
Tank dengan residence time sekitar 2-6 menit.

Gambar 4. Proses Polimerisasi Larutan Du-Pont


Proses solution digunakan untuk meningkatkan kualitas LLDPE melalui
penambahan comonomer berat seperti hexena atau oktena. Comonomer tersebut
kompatibel dengan pelarut hidrokarbon (C6-C9). Apabila comonomer atau
pelarutnya memiliki titik didih rendah akan meningkatkan tekanan operasi pada

15
reaktor sehingga dibutuhkan lebih banyak energi untuk menghindari terjadinya
pemisahan fasa dalam reaktor. Selain itu dibutuhkan sistem kondensasi dan
recovery yang kompleks.

b. Suspension
Polimersisasi suspensi melibatkan proses dispersi monomer secara mekanis
dalam suatu diluent. Hasil polimerisasi yakni polietilen yang tidak larut di dalam
8 reaktor. Diluent yang biasanya digunakan adalah propana, isobutana dan
hexana karena bersifat inert terhadap katalis. Proses ini dijalankan di reaktor
jenis continuous stirred tank reactor. Monomer terdispersi dalam suspensi
setelah proses agitasi yang berkelanjutan dan penambahan zat penstabil seperti
polivinil alkohol dan metil selulosa. Polimer yang dihasilkan berupa butiran
dengan cara difiltrasi atau dengan menyemprotkan ke dalam suatu wadah yang
dipanaskan. Pada proses ini transfer panas sangat efisien sehingga reaksinya
lebih mudah dikontrol.

Gambar 5. Skema Proses Produksi LDPE


c. Fase gas
Proses polimerisasi fase gas pertama kali dilakukan oleh Dye (1962).
Reaktornya terdiri dari tiga bagian concentric superimposed vertical. Partikel
polimer keluar melalui sebuah ekstruder yang terhubung dengan bagian bawah
reaktor.

16
Gambar 6. Polimerisasi Fase Gas dengan 3 bagian

Polimerisasi dijalankan pada suhu 100oC dan tekanan 30 atm dengan bantuan
katalis kromium oksida. Teknologi ini kemudian digunakan oleh perusahaan
Conoco Philip. Penemuan selanjutnya dilakukan oleh Schmid et al. (1967) yang
menambahkan alat di dalam reaktor sebuah pengaduk. Pada konfigurasi ini, partikel
10 polimer dipindahkan searah dengan putaran pengaduk. Penghilangan panas
reaksi sebagian melalui dinding reaktor dan sisanya terbawa oleh aliran gas. Pada
proses ini polimerisasi dijalankan pada suhu 95oC dan tekanan 36 atm dan rasio
antara diameter tabung dengan tingginya sebesar 1:5. Katalis yang digunakan pada
proses ini adalah kromium oksida yang disupport oleh alumnium silikat.Teknologi
ini dipakai oleh perusahaan BASF. Hal yang membedakan dari proses lainnya
adalah polimerisasi fase gas tidak menggunakan bahan berupa liquid. Polimerisasi
terjadi di antarmuka katalis dan monomer penyusun polimer. Polimerisasi fase gas
disebut juga dengan dry polimerization (Dormenval et al., 1975).

17
Gambar 7. Diagram Alir Pembuatan Plastik Polyethylene LDPE

Tahapan proses produksi polietilena terdiri dari Catalyst Injection Unit,


Polimerisation Unit, Deggasing Unit, Pelletizing Unit, dan Product Storage and
Bagging Unit. Berikut ini merupakan penjelasan tentang tahapan proses:
1. Catalyst Injection Unit
Katalis disimpan dalam tote bin sebelum dipindahkan dosing valve. Dosing
valve berfungsi untuk menakar jumlah katalis yang akan diinjeksikan terukur.
Powder katalis memasukki dosing valve, dimana pada dosing valve ini
terhubung dengan high pressure nitrogen drum yang siap menginjeksikan katalis
langsung ke reaktor polimerisasi.
2. Polymerisation Unit (PU)
Etilen, hidrogen, nitrogen dan 1-butena masuk ke dalam reaktor fluidisasi
melalui bagian bawah, yang sebelumnya melewati final cooler dengan tujuan
mengkondisikan umpan agar sesuai dengan kondisi operasi di dalam reaktor.
Sedangkan katalis di injeksikan dengan bantuan N2 high pressure dengan
tekanan 30 barg. Katalis yang digunakan adalah Ziegler Natta dengan
menggunakan kokatalis trietilaluminium (TEA). Kokatalis TEA ini berfungsi
sebagai penghilang impurities pada katalis sehingga dapat menjaga keaktifan
katalis, namun kelebihan Aliran cycle gas akan membentuk fluidisasi dengan

18
bantuan compressor dengan tekanan 22 bar. Gelembung gas yang terbentuk akan
naik keatas dengan ukuran yang makin besar dan akan membawa partikel –
partikel padat. Pada proses ini akan terjadi penghomogenisasian bed. Partikel-
partikel besar akan jatuh turun kebawah sehingga diharapkan terjadi reaksi
polimerisasi menghasilkan resin polietilena. Gas hidrokarbon yang keluar dari
atas reactor masuk kedalam Gas cyclone. Sedangkan, gas bersuhu 86 oC akan
dikontakkan dengan 1-butena cair dengan tujuan untuk merubah fasa 1-butena
menjadi gas. Gas yang telah bercampur dengan 1-butena ini kemudian masuk ke
Primary Cooler untuk didinginkan suhunya dari 86 oC ke 54 oC. Primary Cooler
ini merupakan heat exchanger berjenis shell and tube dengan bagian tube berisi
gas dan bagian shellnya berisi air pendingin. Jika fines tidak dipisahkan dari gas
di Gas cyclone tadi, maka dikhawatirkan akan membentuk kerak pada tube.
Setelah gas keluar dari Primary Cooler, gas kembali dicampurkan dengan bahan
baku sesuai dengan kebutuhan dan masuk kedalam Main kompresor. Kompresor
ini berfungsi untuk menaikkan tekanan gas sampai 2 bar diatas tekanan reaktor.
Main Compressor ini juga berfungsi menyediakan flowrate gas (LLDPE) dan
tekanan sebesar 24 bar. Aliran keluaran dari Main Compressor ini dapat masuk
ke reaktor karena tekanan sedikit lebih tinggi. Dalam final cooler ini, laju alir air
dingin yang divariasikan untuk memberikan suhu gas yang dibutuhkan dalam
reaksi polimerisasi. Setelah suhu, tekanan dan laju alir gas memenuhi kondisi
operasi, maka gas akan kembali masuk ke reaktor polimerisasi.
4. Degassing Unit
Powder polimer keluar dari reaktor polimerisasi bersamaan dengan gas
hidrokarbon dan dikeluarkan menuju unit Primary Degasser. Pada Primary
Degasser ini, gas hidrokarbon dipisahkan dari powder. Gas sisa ini akan dibuang
ke udara. Powder yang telah dihilangkan hidrokarbonnya kemudian ditransfer
ke Mixer. Pada unit ini dialirkan steam dan nitrogen sebagai udara pembawa
yang berfungsi untuk deaktivasi katalis.
5. Pelletizing
Powder dari Degassing Unit sebagian akan dimasukkan menuju ke Ekstruder.
Pada Ekstruder ini akan terjadi proses homogenisasi dan pembentukkan adonan
selama bergerak sepanjang ekstruder. Semua umpan yang telah masuk ke

19
ekstruder dilelehkan hingga suhu 220oC. Suhu pemotongan ini berada pada 60
oC. Fungsi air pendingin ini adalah sebagai pembeku lelehan pelet yang telah
dipotong-potong.
6. Product Storage And Bagging Unit (PBU)
Product Storage and Bagging Unit ini merupakan unit yang bertujuan sebagai
tempat penyimpanan produk pelet polietilen yang telah terbentuk yang
kemudian akan dilanjutkan dengan proses pengepakan.

Tinjauan Termodinamika
Termodinamika merupakan salah satu aspek penting berkatitan dengan energi.
Secara umum reaksi dibagi menjadi reversibel dan irreversibel serta eksotermis dan
endotermis. Penentuan suatu reaksi reversibel atau irreversibel dapat dilihat dari
konstanta kesetimbangan reaksi. Apabila konstanta kesetimbangan lebih dari 1,
maka reaksi tersebut irreversibel dan sebaliknya. Reaksi dikatakan eksotermis
apabila saat proses pembentukan produk menghasilkan panas yang ditandai oleh
nilai negatif entalpi reaksi. Reaksi dikatakan endotermis apabila menyerap
sejumlah panas.
Reaksi polimerisasi etilena memiliki nilai entalpi dan entropi sebesar -109 kJ/mol
dan -155 J/mol.K (Stevens, 1989). Dari nilai entalpi yang negatif menunjukkan
bahwa proses tersebut berjalan secara eksotermis. Proses polimerisasi ini termasuk
proses irreversible karena memiliki nilai konstanta kesetimbangan lebih dari 1. 17
Nilai energi Gibbs polimerisasi etilena adalah sebagai berikut
Δ𝐺𝑝=Δ𝐻𝑝−𝑇Δ𝑆............................................................................................... (4)
Δ𝐺𝑝=−109.000−259 𝑥(−155) Δ𝐺𝑝=−53.355𝑘𝐽𝑚𝑜𝑙
Untuk mencari konstanta kesetimbangan digunakan persamaan sebagai berikut
Δ𝐺=−𝑅𝑇𝑙𝑛𝐾 ..................................................................................................... (5)
−53.355=−8.314 𝑥 359 𝑥 𝑙𝑛 𝐾 𝐾=7,5 𝑥 1017
Keterangan
ΔG : Energi Gibbs (kJ/mol)
ΔH : Entalpi (kJ.mol)
ΔS : Entropi (J/mol.K)
T : Suhu (K)

20
R : Tetapan Gas ( 8.314 J/mol.K)
K : Konstanta Kesetimbangan

Tinjauan Kinetika
Reaksi polimerisasi LLDPE termasuk adisi koordinasi. Mekanisme tersebut
membutuhkan suatu katalis logam transisi dan kokatalis untuk aktivasi. Katalis
yang digunakan adalah Ziegler-Natta dan kokatalisnya adalah TEAL yang
mengandung alkilalumunium. Sisi aktif katalis yakni atom logam (Mt) dikelilingi
oleh suatu ligan (X) yang membentuk ikatan kovalen koordinasi (Mt-X).
Polimerisasi LLDPE berjalan dengan ikatan kovalen dengan logam aktif katalis.
Kecepatan reaksi dari katalis pada mulanya adalah nol. Aktivitas katalis akan
muncul ketika kokatalis mencapai logam aktif.
Kecepatan polimerisasi alkena dengan katalis Ziegler-Natta sebanding dengan
konsentrasi katalis (MtXn) dan monomer namun tidak bergantung kepada
konsentrasi kokatalis (TEAL). Persamaan kinetika polimerisasinya adalah sebagai
berikut.
𝑅𝑝=𝑘𝑝[𝑀𝑡𝑋𝑛]1[𝑀]1[𝐴]0.................................................................................... (6)

3.3 Produk Plastik Polyethylene LDPE


Sifat-sifat fisika
Rumus molekul : (-CH2-CH2-)n
Fase : Padatan
Densitas : 910-968 kg/m3
Berat Molekul : 10.000-100.000 kg/kmol
Warna : Putih
Titik Lebur Kristal : 109-183oC
Koefisien Fraksi : 0,06 – 0,3
Cristallinity : 55 – 85 %
Yield strength tensile : 85.06 – 278.99 atm
Konduktivitas termal : 13.06 – 19.31 W/m2K

21
Sifat-sifat kimia
• Tidak larut dalam pelarut apapun pada suhu kamar, tetapi mengembang oleh
hidrokarbon dan karbon tetraklorida.
• Tahan terhadap asam dan gas.
• Dapat dirusak oleh asam sulfat pekat
• Tidak tahan terhadap cahaya dan oksigen
• Bila dipanasi secara kuat, akan membentuk sambung silang yang diikuti oleh
pembelahan ikatan secara acak suhu lebih tinggi, tetapi polimerisasi tidak terjadi.

3.4 Unit Pengolahan Limbah


Penggunaan polietilena yang sangat luas menjadi masalah lingkungan yang amat
serius. Polietilena dikategorikan sebagai sampah yang sulit didegradasi oleh alam,
membutuhkan waktu ratusan tahun bagi alam untuk mendegradasinya secara
efisien.Secara umum penanganan limbah dari industri polietilena terbagi menjadi
tiga, yakni
1. Landfill
Limbah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian limbah dihamparkan hingga
lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah penutup harian setiap hari
akhir operasi dan dipadatkan kembali setebal 10% - 15% dari ketebalan lapisan
limbah untuk mencegah berkembangnya vektor penyakit, penyebaran debu dan
limbah ringan yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya. Lalu pada bagian
atas timbunan tanah penutup harian tersebut dapat dihamparkan lagi limbah yang
kemudian ditimbun lagi dengan tanah penutup harian. Demikian seterusnya
hingga terbentuk lapisan-lapisan limbah dan tanah. Bagian dasar konstruksi
sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa
pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) yang terbentuk dari proses
penguraian limbah organik. Terdapat juga saluran penyalur gas untuk mengolah
gas metan yang dihasilkan dari proses degradasi limbah organik. Metode ini
merupakan cara yang ideal namun memerlukan biaya investasi dan operasional
yang tinggi.

22
2. Insinerasi
Insinerasi adalah metode pengolahan limbah dengan cara membakar limbah
pada suatu tungku pembakaran. Teknologi insinerasi merupakan teknologi yang
mengkonversi materi padat menjadi materi gas (gas buang), serta materi padatan
yang sulit terbakar, yaitu abu (bottom ash) dan debu (fly ash). Panas yang
dihasilkan dari proses insinerasi juga dapat dimanfaatkan untuk mengkonversi
suatu materi menjadi materi lain dan energi, misalnya untuk pembangkitan
listrik dan air panas. Di beberapa negara maju, teknologi insinerasi sudah
diterapkan dengan kapasitas besar (skala kota). Teknologi insinerator skala besar
terus berkembang, khususnya dengan banyaknya penolakan akan teknologi ini
yang dianggap bermasalah dalam sudut pencemaran udara.
Salah satu kelebihan yang dikembangkan terus dalam teknologi terbaru dari
insinerator ini adalah pemanfaatan enersi, sehingga nama insinerator cenderung
berubah seperti waste-to-energy, thermal converter Insinerasi merupakan proses
pengolahan buangan dengan cara pembakaran pada temperatur yang sangat
tinggi (>800ºC) untuk mereduksi limbah yang tergolong mudah terbakar
(combustible), yang sudah tidak dapat didaurulang lagi Sasaran insinerasi adalah
untuk mereduksi massa dan volume buangan, membunuh bakteri dan virus dan
meredukdi materi kimia toksik, serta memudahkan penanganan limbah
selanjutnya. Insinerasi dapat mengurangi volume buangan padat domestik
sampai 85-95 % dan pengurangan berat sampai 70-80%.
Teknologi insinerasi mempunyai beberapa sasaran, yaitu:
a. Mengurangi massa / volume
Proses insinerasi adalah proses oksidasi (dengan oksigen atau udara) limbah
combustible pada temperatur tinggi. Akan dikeluarkan abu, gas, limbah sisa
pembakaran dan abu, dan diperoleh pula enersi panas. Bila pembakaran
sempurna, akan tambah sedikit limbah tersisa dan gas yang belum sempurna
terbakar (seperti CO). Panas yang tersedia dari pembakaran limbah
sebelumnya akan berpengaruh terhadap jumlah bahan bakar yang dipasok.
Insinerator yang bekerja terus menerus akan menghemat bahan bakar.

23
b. Mendestruksi komponen berbahaya
Insinerator tidak hanya untuk membakar limbah kota. Sudah diterapkan
untuk limbah non-domestik, seperti dari industri (termasuk limbah B3), dari
kegiatan medis (untuk limbah infectious). Insinerator tidak hanya untuk
membakar limbah padat. Sudah digunakan untuk limbah non-padat, seperti
sludge dan limbah cair yang sulit terdegradasi. Teknologi ini merupakan
sarana standar untuk menangani limbah medis dari rumah sakit. Sasaran
utamanya adalah mendestruksi patogen yang berbahaya seperti kuman
penyakit menular. Syarat utamanya adalah panas yang tinggi (dioperasikan
di atas 800 oC). Dalam hal ini limbah tidak harus combustible, sehingga
dibutuhkan subsidi bahan bakar dari luar.
c. Menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan
Faktor penting yang harus diperhatikan adalah kuantitas dan kontinuitas
limbah yang akan dipasok. Kuantitas harus cukup untuk menghasilkan
enersi secara kontinu agar suplai enersi tidak terputus. Teknologi ini mampu
melakukan reduksi volume limbah namun teknologi insinerasi
membutuhkan biaya investasi, operasi, dan pemeliharaan yang cukup tinggi.
Fasilitas pembakaran ini dianjurkan hanya digunakan untuk
memusnahkan/membakar limbah yang tidak bisa didaur ulang, ataupun
tidak layak untuk diurug. Alat ini harus dilengkapi dengan sistem
pengendalian dan kontrol untuk memenuhi batas-batas emisi partikel dan
gas-buang sehingga dipastikan asap yang keluar dari tempat pembakaran
limbah merupakan asap/gas yang sudah netral.
.

24
Gambar 8. Unit Pengolahan Limbah Industri
1. Neutralization Unit
Unit ini digunakan untuk menetralkan catalyst residue slurry yang berasal
dari unit persiapan katalis dan mengurangi kandungan COD/BOD. Catalyst
residue slurry ini mengandung BOD/COD sebesar 11.200 ppm selanjutnya
dimasukkan ke neutralization pit. Dewatering area ini berfungsi untuk
menghilangkan kandungan air yang tercampur dengan catalyst residue
slurry. Setelah kering catalyst residue slurry akan berubah menjadi powder
yang kemudian di pak dalam drum dan dikirim ke Pusat Pengendaliaan
Limbah Industri (PPLI).
2. CPI (Cornugated Plate Interceptor) Separator
CPI Separator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan oli dengan
air dari oily water yang berasal dari central oily water pit. Oli yang terpisah
dari oily water ditampung dalam slop on tank. Di slop on tank terjadi
pemisahan air dengan oli berdasarkan pebedaan massa jenis karena oli yang
masuk ke tangki masih mengandung sedikit air. Oli yang terpisah dalam
slop on tank akan ditransfer ke inecerator untuk dibakar, sedangkan airnya

25
dipompa kembali ke central oily water pit. Air dari CPI separator akan
ditransfer ke aerated lagoon sebelum dibuang ke laut.
3. Aerated Lagoon
Aerated lagoon adalah tempat pengolahan limbah cair yang terakhir
sebelum dibuang ke laut bersama dengan sea water return. Air limbah di
aerated lagoon ini berasal dari CPI Separator dan foul water treatment. Pada
aerated lagoon terjadi proses aerasi dengan menggunakan bantuan 2 buah
lagoon aerator berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara luar sebagai
makanan bakteri aerob (Aerobacter sp, Saccharomyces C, Bacillus sp). Air
olahan dari aerated lagoon dibuang ke laut dengan kapasitas 51,7 m3/hari
pada musim kemarau dan 121,6 m3/hari pada musim hujan.
4. Incinerator Unit
Incinerator adalah alat yang berfungsi sebagai tempat pengolahan atau
pembakaran limbah padat. Incenerator di desain untuk membakar 125
kg/jam material padat dan biasanya dioperasikan 8 jam/hari.

Karakteristik air limbah yang memenuhi standar kualitas adalah seperti


pada tabel berikut:

Tabel 1. Karakteristik Air Limbah yang Aman bagi Lingkungan

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Banyak dijumpai produk-produk rumah tangga yang terbuat dari plastik,
seperti alat-alat dapur, kantung plastik, dan lain lain. Diantara jenis plastik yang
sering digunakan adalah termoplastik karena dapat didaur ulang. Termoplastik
yang sering digunakan adalah polietilena, polipropilena, polistirena adalah
polimer termoplastik yang secara komersial banyak digunakan sehingga
diproduksi secara besar. Banyaknya permintaan polietilena tidak terlepas dari
sifat–sifatnya yang tahan terhadap zat kimia, ringan, mudah dibentuk dan tidak
mahal. Polietilena adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari
yang lunak sampai yang kaku. Terdapat dua jenis polietilene yaitu polietilene
densitas rendah (low density polyethylene/ LDPE) dan polietilene densitas
tinggi (high density polyethylene/HDPE). Polietilene densitas rendah relatif
lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan kantong kemasan, tas,
botol, industri bangunan, dan lain-lain. Keduanya mempunyai sifat yang
berbeda, LDPE derajat kristalinitasnya 60%, HDPE derajat kristalinitasnya
95%. Kelebihan polimer LDPE sebagai matriks antara lain yaitu mudah
diproses, suhu pemrosesan yang lebih rendah dibandingkan polimer lain serta
lebih aplikatif dalam penggunaannya, prosesnya melalui beberapa tahap dan
terdapat pengolahan limbahnya di industry.

4.2 Saran
Dari pembahasan dan informasi yang sudah dijelaskan, penulis menyadari
masih ada kekurangan dalam hal penulisan maupun dalam hal pencarian
informasi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca agar
penulis bisa memperbaikinya

27
DAFTAR PUSTAKA

Adhi. 2020. Jenis-Jenis Plastik. URL: https://www.scribd.com. Diakses 9 Juni


2021.
Ahmad. 2017. Mengenal Industri Petrokimia. URL: https://www.petrokimia.id.
Diakses 9 Juni 2021.
Amalia. 2016. Makalah Petrokimia Industri Etilena dan Polietilena. URL:
https://www.lib.ui.ac.id . Diakses 9 Juni 2021.
Geankoplis, Christine J. 1993. Transport Processes and Unit Operations, 3rd ed.
Prentice-Hall International, Inc. USA.
Hendri. 2018. Prarancangan Pabrik Polietilena dari etilen pada fase cair
Kapasitas 300.000 ton/tahun. URL: https://lib.ump.ac.id. Diakses 9 Juni
2021.
Kern, Donald Q. 1983. Process Heat Transfer. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Tokyo.
Mc Cabe, et al. 1993. Unit Operations of Chemical Engineering Fifth Edition.Mc.
Graw Hill Inc. : Singapore.
Perry, R.H and Green, D.W. 1999. Perry’s Chemical Engineer’s HandBook, 7th
edition. Mc Graw-Hill Book Co. New York.
Sammadikun. 2019. Prarancangan Pabrik Linear Low Density Polyethylene
(LLDPE) Dengan Proses Polimerisasi Gas Kapasitas 200.000 Ton/Tahun.
Diakses 9 Juni 2021.
Sitepu.2009. Polyethylene. URL: https://bisakimia.com. Diakses 9 Juni 2021
Smith, J.M, Van Ness, H.C, Abbott, M.M. 2001. Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics, 6th ed. The McGraw-Hill Companies, Inc.
New York.
Surya. 2020. Bijih Plastik Polyethylene. URL: https://www.abadisurya.co.id.
Diakses 9 Juni 2021.
Ummah. 2013. Kelebihan dan Kekurangan Plastik LDPE. URL:
https://www.academia.edu. Diakses 9 Juni 2021.

28

Anda mungkin juga menyukai