Anda di halaman 1dari 7

1.

4 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang di peroleh dalam praktikum fisiologis sebagai
berikut:
1. Mampu memahami perubahan denyut jantung sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas fisik.
2. Mampu menganalisa perubahan konsumsi energi sebelum dan
setelah aktivitas fisik.
3. Mampu membedakan waktu recovery antara operator laki-laki dan
perempuan.
4. Mampu menganalisa perubahan temperatur pada tubuh operator selama
percobaan.
1.5 Batasan dan Asumsi
Batasan adalah acuan dalam melakukan praktikum dimana batasan ini
akan membuat pengumpulan data menjadi tercukupi, sedangkan Asumsi
adalah pernyataan yang dapat diuji kebenarannya secara empiris
berdasarkan pada penemuan, pengamatan dan percobaan dalam praktikum
yang dilakukan. Berikut ini adalah batasan dan asumsi dalam praktikum
fisiologis.
1.5.1 Batasan
Adapun batasan bagi pratikan dalam melakukan praktikum ini
sebagai bertikut:
1.
Praktikum dilakukan pada hari Rabu 23 Maret 2022, di
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi.
2.
Praktikum fisiologis dilakukan dengan aktivitas berlari diatas
treadmill.
3.
Kecepatan berlari operator adalah 3 Km/Jam, 5 Km/Jam, 7 Km/Jam,
dan 9 Km/Jam dalam waktu 2 menit, 4 menit, dan 6 menit.
4.
Data yang diambil pada percobaan adalah denyut jantung dan suhu
tubuh operator sebelum, sesudah, dan pada saat percobaan.
1.5.2 Asumsi
Adapun batasan bagi pratikan dalam melakukan praktikum ini
sebagai bertikut:
1.
Operator yang melakukan percobaan dalam kondisi sehat.
2.
Peralatan yang akan digunakan dalam keadaan baik.
3.
Operator melakukan percobaan yang sesuai dengan prosedur.
4.
Pengamat mampu memahami dan menganalisa output yang hasilkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerja Fisik dan Kerja Mental
Beban kerja merupakan suatu konsep yang timbul akibat adanya
keterbatasan kapasitas dalam memproses suatu informasi. Apabila didalam
menyelesaikan tugas tersebut mempunyai hambatan untuk tercapainya suatu
hasil kerja yang diharapkan berarti telah terjadinya suatu kesenjangan antara
tingkat kemampuan dan tingkat kapasitas yang dimiliki. Kesenjangan ini
yang menyebabkan timbulnya suatu kegagalan dalam kinerja (performance
failures). Pekerjaan yang sebenarnya adalah pekerjaan yang menggunakan
otot dan pekerjaan mental adalah pekerjaan yang melibatkan pikiran
(Tarwaka, 2014). Adapun kerja fisik dan kerja mental adalah sebagai
berikut.
2.1.1 Kerja Fisik
Kerja fisik secara harfiah dapat diartikan merupakan kerja yang
dilakukan dengan banyak tenaga untuk menyelesaikannya. Oleh sebab
itu, kerja fisik adalah Pekerjaan yang sebenarnya akan menjadi
pekerjaan yang membutuhkan energi yang sebenarnya dari otot
manusia. Kapasitas kerja aktual dan kesehatan aktual tidak ditentukan
oleh kekuatan otot, ketekunan otot, dan ketekunan kardiovaskular
(Hairy, 1989). Pengertian tentang kerja fisik di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kerja fisik merupakan sejauh mana kapasitas
individu pekerja dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya, jumlah pekerjaan yang harus dilakukan sesuai
indikasinya, waktu atau batasan waktu yang dimiliki oleh pekerja
dalam menyelesaikan tugasnya. Tanggung jawab yang sebenarnya
akan diperkirakan berdasarkan batasan fisiologis operator, misalnya,
volume oksigen yang dikonsumsi, denyut nadi, kecepatan denyut, dan
lain-lain. Kerja fisik akan membawa sedikit perubahan pada kapasitas
organ tubuh, selanjutnya tanggung jawab yang sebenarnya dapat
diperkirakan melalui perubahan kapasitas organ tubuh, melalui:
1. Konsumsi oksigen
Konsumsi oksigen oleh tubuh akan jadi sampel oksigen yang
diukur merupakan oksigen hasil percobaaan. Sampel diambil
pada waktu frekuensi denyut jantung objek mencapai nilai
konstan dari oksigen di lingkungan dan hasil pernafasan maka
volume udara pernafasan dapat dihitung dari volume oksigen
yang dikonsumsi tubuh.
2. Detak denyut jantung.
Pengukuran denyut jantung dilakukan dengan menggunakan alat
oximeter finger. Alat ini di letakkan pada salah satu jari tangan lalu
alat akan mengukur sesuai dengan detak jantung. Frekuensi denyut
jantung langsung dapat dibaca pada display dengan satuan denyut
nadi per menit atau bit per menit.
3. Sirkulasi udara di paru-paru
Semakin berat beban kerja maka paru - paru akan bekerja lebih
keras dan lebih cepat untuk melakukan sirkulasi udara, sehingga
akan mempengaruhi denyut jantung yang semakin cepat.
Pengukuran denyut jantung dilakukan terhadap operator, sehingga
hal ini berkenaan dengan jumlah konsumsi oksigen yang dikonsumsi
oleh tubuh operator selama melakukan percobaan.
4. Suhu tubuh
Suhu tubuh merupakan faktor lain yang mempengaruhi besarnya
konsumsi oksigen yaitu suhu Iingkungan. Sernakin tinggi atau
semakin panas suhu Iingkungan maka kebutuhan konsumsi oksigen
cukup besar (Sastrowinoto, 1985). Pada waktu melakukan pekerjaan
fisik yang berat di Iingkungan panas, maka darah akan mendapat
beban tambahan, karena harus membawa oksigen kebagian otot yang
sedang bekerja. Sehingga suhu di dalam tubuh operator juga harus
membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan kulit.
5. Tingkat penguapan.
Tingkat penguapan adalah salah satu yang mempengaruhi konsumsi
oksigen yang berkenaan dengan adanya proses pembakaran dalam
tubuh. Dimana dalam seliap reaksi pembakaran diperlukan adanya
oksigen untuk menguraikan zat-zat makanan. Hasil pembakaran zat-
zat makanan dalam reaksi pembakaran, selanjutnya akan
dimanfaatkan oleh tubuh sebagai energi untuk melakukan kerja,
berdasarkan hasil pengamatan konsumsi oksigen dari operator
menunjukkan nilai konsumsi oksigen cukup tinggi. Frekuensi denyut
jantung dapat meningkat dikarenakan suhu ruangan yang kurang
nyaman, hal ini merupakan beban tambahan yang berupa panas pada
Iingkungan sehingga beban kerja juga berat. Hal ini disebabkan
karena dalam berlari dibutuhkan energi yang cukup besar.
6. Konsentrasi asam laktat dalam darah.
Energi bagi manusia bekerja merupakan hasil dari proses
melabolisme yang terjadi di dalam tubuh. Oksigen yang dikonsumsi
oleh tubuh, dimanfaatkan dalam proses pembakaran di dalam tubuh.
Sebagaimana lazimnya setiap rekasi pembakaran diperlukan oksigen
untuk proses oksidasi. Oksigen ini akan membantu menguraikan zat-
zat makanan yang sebagian besar mengandung karbon, sehingga
terjadi proses oksidasi. Hasil dari proses pembakaran berupa panas,
dimana panas inilah yang berfungsi sebagai energi untuk melakukan
kerja.
7. Komposisi kimia dalam darah dan air seni.
Komposisi kimia dalam darah dan air seni oleh karena tubuh
melakukan kerja fisik maka akan membawa sedikit perubahan pada
warna urin normal berkisar dari kuning muda sampai kuning tua.
Selain disebabkan oleh pigmen normal,warna urine ini juga
dipengaruhi oleh komponen-komponen lain, seperti konsentrasi,
pewarna makanan, darah, dan lain-lain. Pada percobaan air seni
operator tidak mengalami perubahan jernih dan tidak berbau.
2.1.2 Kerja Mental
Kerja mental mencakup sistem penalaran pikiran manusia yang
berpusat pada proses berpikir oleh otak dalam melakukan sebuah
pekerjaan hal ini memiliki hubungan dengan dampak yang ditimbulkan
oleh masa kerja otot manusia. Tanggung jawab mental adalah
persyaratan psikologis individu seperti penalaran, komputasi, dan
menilai sesuatu (Hima, 2011). Pada umumya, tubuh manusia dirancang
untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Massa otot
manusia yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh,
memungkinkan manusia dapat menggerakkan dan melakukan aktivitas
pekerjaannya. Disatu pihak pekerjaan mempunyai arti penting bagi
peningkatan prestasi, kemajuan dan produktivitas, sehingga akan
mencapai suatu produktif didalam satu tujuan hidup. Di pihak lain,
bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya.
Kerja mental yang tidak dirancang dengan baik akan berdampak
efek yang buruk didalam suatu pekerjaan, seperti perasaan lelah,
kebosanan, kurangnya keberhati-hatian dan kesadaran dalam
melakukan suatu pekerjaan. Efek buruk yang ditimbulkan lainnya
seperti lupa dalam menjalankan suatu aktivitas atau tidak melakukan
aktivitas pada waktunya. Berbagai jenis kesalahan maupun
melambatnya reaksi atas suatu stimulus dapat juga terjadi karena beban
kerja mental yang tidak optimal. Pekerjaan yang bersifat mental sulit
diukur melalui perubahan fungsi faal tubuh. Secara fisiologis, aktivitas
mental terlihat sebagai suatu jenis pekerjaan yang ringan sehingga
kebutuhan kalori untuk 13 aktivitas mental juga lebih rendah. Jika
dilihat secara moral dan tanggung jawab, aktivitas mental jelas lebih
berat dibandingkan dengan aktivitas fisik karena lebih melibatkan kerja
otak daripada kerja otot.
Setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi,
interpretasi, dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh
organ sensoris untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat
informasi yang lampau (Grandjean, 1993). Permasalahan yang ada pada
manusia adalah kemampuan untuk memanggil kembali atau mengingat
informasi yang disimpan. Proses mengingat kembali ini sebagian besar
menjadi masalah bagi orang tua. Kemampuan orang tua mengalami
banyak penurunan seperti penurunan daya ingat. Demikian penilaian
beban kerja mental lebih tepat menggunakan penilaian terhadap tingkat
ketelitian, kecepatan maupun konstansi kerja.

Anda mungkin juga menyukai