Anda di halaman 1dari 20

KONSUMSI ENERGI UNTUK

AKTIFITAS KERJA BERAT

ABD. HAMID CHOLILI


@METXEZZHA
OUTLINE
1.Pengantar
2.Manifestasi kerja berat
3.Unit satuan kerja berat
4.Proses metabolisme
5.Definisi konsumsi energi
6.Penilaian beban kerja fisik
7.Pengukuran denyut jantung
8.Penilaian beban kerja berdasarkan denyut nadi kerja
9.Denyut jantung pada berbagai kondisi kerja
10.
Kelelahan (fatigue)
11.
Pengaturan waktu kerja dan istirahat
12.
Penerapan ergonomi dalam konsumsi energi
PENGANTAR

• Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai
sumber tenaganya dan konsumsi energi merupakan faktor utama yang
dijadikan tolok ukur penentu berat atau ringannya suatu pekerjaan.
• Jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot telah berangsur diganti dengan
kekuatan mesin.
• Perlunya menganalisis konsumsi energi yang dipakai, untuk:
1. Pemilihan frekuensi dan periode istirahat
2. Perbandingan metode alternatif pemilihan peralatan untuk mengerjakan suatu
jenis pekerjaan, dll
MANIFESTASI KERJA BERAT

• Dengan bertambah kompleksnya aktivitas otot, maka beberapa hal yang patut dijadikan pokok bahasan dan
analisa terhadap manifestasi kerja berat tersebut antara lain :
1. Konsumsi energi
2. Denyut jantung (heart rate)
3. Tekanan darah (blood presure)
4. Cardiac output
5. Komposisi kimia dalam darah
6. Temperatur tubuh (body temperature)
7. Kecepatan berkeringat (swieting rate)
8. Kemampuan pernafasan (pulmonary ventilation)
UNIT SATUAN YANG DIPAKAI

• Kalorie:
• – 1 kilo kalorie (kcal) = 4,2 kilojoule (KJ).

• Konversi konsumsi energi diukur dalam satuan watt: – 1 watt = 1 joule/sec.

• 1 liter oksigen akan memberikan 4,8 kcal energi yang setara dengan 20 kj, atau:

• 1 liter o2 menghasilkan 4,8 kcal enerji = 20 kj.


PROSES METABOLISME

• Metabolisme yaitu berupa kumpulan - kumpulan dari proses


kimia/energi kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua
bentuk, yaitu :
1. Panas
2. Kerja mekanis dalam tubuh manusia
DEFINISI KONSUMSI ENERGI

• Konsumsi energi merupakan faktor utama dan tolok ukur yang dipakai sebagai
penentu besar/ringannya kerja fisik yang dilakukan
• Konsumsi energi memiliki beberapa aspek, yaitu :
1. Metabolisme basal
2. Kalori untuk bekerja
3. Kalorie untuk aktivitas seharian (leasure calories)
4. Konsumsi enerji total
5. Konsumsi enerji pada waktu kerja
6. Pengukuran konsumsi oksigen
7. Kapasitas kerja
8. Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur
1. Metabolisme basal
• Metabolisme basal adalah konsumsi energi secara konstan pada
saat istirahat dengan perut dalam keadaan kosong.
• Metabolisme basal Tergantung pada: ukuran, berat badan, dan jenis
kelamin.
• Untuk pria 70 kg membutuhkan 1700 kcal per 24 jam
• Untuk wanita dengan berat 60 kg membutuhkan 1400 kcal per 24
jam.
• Pada kondisi metabolisme basal ini hampir semua energi kimia dari
zat makanan dikonversikan menjadi panas.
2. Kalori untuk bekerja.
• Konsumsi energi dimulai pada saat pekerjaan fisik dimulai.
• Kalori kerja = konsumsi energi pada saat bekerja dan konsumsi energi pada saat istirahat
atau pada saat metabolisme basal.
• Kalori kerja menunjukkan tingkat ketegangan otot dalam hubungannya dengan:
1. Jenis pekerjaan
2. Tingkat usaha kerjanya
3. Kebutuhan waktu untuk istirahat
4. Efisiensi pada jenis perkakas kerja
5. Produktivitas dari modul berbagai variasi kerja
3. Kalorie untuk aktivitas seharian (leasure calories)
• Rata-rata konsumsi enerji pria (600 kcal), dan wanita (500-550 kcal).

4. Konsumsi energi total


• Terdiri atas: – metabolisme basal, – kalorie untuk bersantai, – kalorie untuk bekerja

5. Konsumsi energi pada waktu kerja


• Biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan :
a) Pengukuran tekanan darah
b) Aliran darah
c) Komposisi kimia dalam darah
d) Temperatur tubuh
e) Tingkat penguapan dan jumlah udara yang dikeluarkan oleh paru-paru
6. Pengukuran konsumsi oksigen
• Satuan pengukuran konsumsi energi adalah kilocalorie (kcal).
• 1 kcal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 liter air dari 14,5
menjadi 15,5 derajat celcius.
• Jika 1 liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 kcal enerji.

7. kapasitas kerja
• Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi oksigen akan meningkat secara
proporsional sampai didapat kondisi maksimumnya.
• Konsumsi oksigen diberi simbol vo2 dan diukur dalam satuan liter/menit. Dalam perancangan
kerja diharapkan berada dibawah (vo2)max dari rata-rata populasi.
8. Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen
terukur
• Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen.
• Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 kcal energi.
• R = t (b - s)
b – 0.3
• Dimana :
• R : istirahat yang dibutuhkan dalam menit (recoveery)
• T : total waktu kerja dalam menit
• B : kapasitas oksigen pada saat kerja (liter/menit)
• S : kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)
PENILAIAN BEBAN KERJA FISIK

• Dalam kegiatan manusia sehari-hari tidak terhindar dari beban fisik, baik
dalam melakukan kegiatan ringan atau berat.
• Dalam sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun
kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.
• Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang
lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani,
usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan (syamsul bahri,
syarifuddin dan gunawan, 2012).
PENGUKURAN DENYUT JANTUNG

• Derajat beratnya beban kerja tidak hanya tergantung pada


jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga tergantung
pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis.
• Meningkatnya denyut jantung adalah dikarenakan oleh:
1. Temperatur sekeliling yang tinggi
2. Tingginya pembebanan otot statis
3. Semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja.
PENILAIAN BEBAN KERJA BERDASARKAN
DENYUT NADI KERJA

• Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara


antara lain:
1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada
pergelangan tangan
2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope.
3. Menggunakan ecg ( electrocardiograph ), yaitu mengukur
signal elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan
kulit dada.
DENYUT JANTUNG PADA BERBAGAI
KONDISI KERJA
• Muller (1962) memberikan definisi denyut jantung sebagai berikut:
• Denyut jantung pada saat istirahat (resting puls), adalah rata-rata denyut jantung sebelum
pekerjaan dimulai,
• Denyut jantung selama bekerja (working pulse), adalah rata-rata denyut jantung selama (pada
saat) seseorang bekerja,
• Denyut jantung untuk bekerja (work pulse), adalah selisih antara denyut jantung selama
bekerja dan selama istirahat.
• Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost), adalah jumlah
denyut jantung dari berhentinya denyut pada saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan sampai
dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya.
• Denyut kerja total (total work pulse or cardiac cost), adalah jumlah denyut jantung dari
mulainya suatu pekerjaan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya (resting level).
KELELAHAN (FATIGUE)

• Jika seseorang bekerja pada tingkat energi diatas 5,2 kcal per menit, maka pada saat itu akan
timbul rasa lelah (fatigue).
• Kelelahan yaitu overload pada syaraf dan otot sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya
• Kelelahan meliputi :
1. Industry fatique : penurunan dalam performansi kerja pengurangan dalam kecepatan dan
kualitas output yang terjadi bila melewati suatu periode tertentu
2. Psikologis fatique : pengurangan dalam kapasitas kerja perusakan otot atau
ketidakseimbangan susunan saraf untuk memberikan stimulus
3. Functional fatique : laporan-laporan subyektif dari pekerja berhubungan dengan perasaan
gelisah dan bosan
PENGATURAN WAKTU KERJA DAN
ISTIRAHAT
• Tujuan pemberian waktu istirahat :
1. Mencegah kelelahan berdampak pada penurunan kemampuan fisik dan mental, hilangnya efisiensi kerja
2. Kesempatan tubuh untuk pemulihan dan penyegaran
3. Kesempatan untuk kontak sosial

• Macam istirahat:
1. Istirahat spontan : istirahat pendek setelah pembebanan kerja
2. Istirahat curian : terjadi jika beban kerja tak dapat diimbangi oleh kemampuan kerja
3. Istirahat tergantung dari prosedur kerja
4. Istirahat yang ditetapkan atas peraturan perundangan

• Pengaturan jam kerja yang baik dapat minimalisasi istirahat spontan dan curian
PENERAPAN ERGONOMI DALAM KONSUMSI
ENERGI
• Untuk tingkat individu, ergonomi dapat membantu mengurangi penggunaan energi
•  Area dengan warna hijau dapat meningkatkan penggunaan energi serta dapat mengurangi
kebutuhan energi untuk penerangan, pendinginan dan pemanasan

• Untuk tingkat organisasi, ergonomi dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan


energi melalui tata letak ruangan dan peralatan kerja yang ergonomis
•  Tata letak dan penggunaan peralatan yang baik dapat mengurangi waktu dan energi yang
dibutuhkan dalam pelaksaan tugasnya
SEKIAN
HAVE A NICE
DAY...

Anda mungkin juga menyukai