Anda di halaman 1dari 17

PERANCANGAN KERJA DAN

ERGONOMI
IE G2D3
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Rekayasa Industri
Telkom University
BEBAN KERJA DAN KELELAHAN
Beban Kerja Fisik
Beban Kerja Mental
Kelelahan
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Mahasiswa memahami konsep beban kerja fisik
• Mahasiswa memahami konsep beban kerja mental
• Mahasiswa memahami konsep kelelahan
KERJA FISIK DAN
MENTAL
Tingkat intensitas kerja optimum tercipta, ketika tidak ada tekanan dan ketegangan,
dimana Tekanan berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas manusia dari
lingkungannya yang terjadi akibat adanya reaksi individu tersebut tidak mendapatkan
keinginan yang sesuai. Sedangkan, ketegangan merupakan konsekuensi logis yang
harus diterima oleh individu tersebut akibat dari tekanan.

Secara garis besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik
dan kerja mental. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena
terdapatnya hubungan yang erat antar satu dengan
lainnya.

Beban kerja
fisik Beban kerja
mental
KERJA MENTAL
• Kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari
otak kita. Pekerjaan ini mengakibatkan kelelahan mental bila
intensitas kerja ini relatif tinggi. Hal ini bukan diakibatkan oleh
aktifitas fisik secara langsung, melainkan akibat kerja kognitif
(saraf, otak) kita.
PENGUKURAN KERJA MENTAL
MEMPERHATIKAN BEBERAPA HAL
BERIKUT :

Beban waktu
• Waktu yang tersedia
• Pekerjaan yang terlampaui (task Overlapping)

Beban usaha • Beban ini misalnya dalam proses perhitungan, pembuatan keputusan,
menyimpan sejumlah informasi dalam memori ingatan dan
mental memunculkannya dan lain-lain

Beban stress • Hal yang memberikan kontribusi terhadap rasa bingung dan frustasi
operator. Variabel diri operator antara lain motivasi, pelatihan,

psikologi kelelahan dan emosional. Variabel tersebut dimunculkan dalam


bentuk rasa takut akan gagal, terluka, keterasingan dan lain-lain
SKALA BEBAN KERJA
MENTAL
Merupakan suatu ukuran skala untuk mengukur tingkat beban kerja mental suatu
pekerjaan berdasarkan ketiga variabel di atas.
1. Beban Waktu
• Sering memiliki waktu luang (Interupsi dan overlapping antar aktifitas jarang / tidak terjadi)
• Waktu Luang sering terjadi sekali - kali (Interupsi dan overlapping antar aktifitas sering
terjadi)
• Hampir tidak ada waktu luang (Interupsi dan overlappingantar aktifitas sangat sering dan
selalu terjadi)
2. Beban usaha mental
• Sangat sedikit memerlukan konsentrasi, aktifitas bersifat otomatis, memerlukan sedikit
perhatian
• Konsentrasi moderat diperlukan, kompleksitas meningkat sehingga menyebabkan hal
ketidakastian dan keterasingan
• Usaha mental yang intensif dan konsentrasi yang tinggi diperlukan. Aktifitas sangat
kompleks dan memerlukan perhatian penuh.
SKALA BEBAN KERJA
MENTAL (2)
3. Beban stress psikologi
• Sedikit membingungkan, beresiko, frustasi muncul dan dengan mudah
dan diatasi
• Tingkat stress yang menengah / moderate dimana kebingugan dan frustasi
menambah beban kerja. Kompensasi secara signifikan diperlukan untuk
menjaga performansi yang cukup
• Kebingungan dan rasa frustasi yang tinggi sehingga memerlukan kontrol
diri dan determinasi yang tinggi hingga titik ekstrim.
KERJA FISIK
Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi
fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya.
Dalam kerja fisik, konsumsi energi merupakan
faktor utama yang dijadikan tolok ukur penentu
berat atau ringannya suatu pekerjaan
Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada alat-alat tubuh,
yang dapat dideteksi melalui :

• Konsumsi oksigen
• Denyut jantung
• Peredaran udara dalam paru-paru
• Temperatur tubuh
• Konsentrasi asam laktat dalam darah
• Komposisi kimia dalam darah dan air seni
• Tingkat penguapan
KONSUMSI ENERGI
• Konsumsi energi pekerja dalam bekerja merupakan faktor utama
yang dapat membatasi prestasi harian atau performansi kerjanya.
Untuk mengefisienkan konsumsi energi dan mempertahankan
performansi kerja, dibutuhkan perancangan lingkungan kerja yang
baik

• Faktor yang mempengaruhi konsumsi energi diantaranya adalah


metode kerja, sikap kerja, tingkat kerja dan perancangan peralatan
kerja. Sedangkan besarnya konsumsi energi tergantung pada berat
badan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Skala untuk konsumsi energi
adalah kilo kalori (kkal). Satu liter oksigen yang dihasilkan tubuh
manusia menghasilkan rata-rata sebesar 4,8 kkal
PENGUKURAN KONSUMSI
OKSIGEN
• Besarnya pengeluaran energi sebagai akibat kerja fisik sangat berkaitan
dengan konsumsi energi. Satuan pengukuran konsumsi energi adalah kilo
kalori (KKal). 1 KKal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan tempertaur 1 liter air dari 14,5o C menjadi 15,5o C. Energi
yang dikonsumsikan seringkali bisa diukur secara langsung yaitu melalui
konsumsi oksigen (O2) yang dihisap. Menurut Mc. Cormick, volume
oksigen yang dibutuhkan bekerja dapat dipakai sebagai dasar
menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar
persamaan berikut ini :
• 1 liter oksigen = 4,7 – 5 Kkal
• Sedangkan menurut Nurmianto (2000), jika 1 liter oksigen dikonsumsi
oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 KKal energi. Faktor inilah
yang merupakan nilai kalori suatu oksigen.
PENGUKURAN DENYUT
JANTUNG
• Derajat beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang
dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada
pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika
hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot.
• Astrand dan Christensen meneliti pengeluaran energi dari tingkat denyut
jantung dan menemukan adanya hubungan langsung antara keduanya. Tingkat
pulsa dan denyut jantung per menit dapat digunakan untuk menghitung
pengeluaran energi. [Retno Megawati, 2003]
• Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan
pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh lingkungan atau
tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut memberikan pengaruh
yang sama besar. Pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa digunakan
apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan atau situasi
kegiatan dalam keadaan normal.
• Besarnya
Pengukuran
denyut
denyut
jantung
jantung
dapat meningkat
salah satu dapat
alat untuk
disebabkan
mengetahui
karena
beberapa
beban kerja.
hal Hal
antara
ini lain
dapat: dilakukan dengan berbagai cara :
• Merasakan denyut
Temperatur sekeliling
yang
yangadatinggi.
pada arteri radial pada pergelangan
• tangan.
Tingginya pembebanan otot statis.
•• Mendengarkan denyut
Semakin sedikitnya ototjantung dengandalam
yang terlibat stethoscope.
suatu kondisi kerja.
• [Nurmianto, 2000]
Menggunakan ECG (Electrocardiogram), yaitu mengukur signal
elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
KELELAHAN
“Suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang biasanya
terjadi pada setiap individu yang sudah tidak sanggup lagi
melakukan aktivitasnya” - Sutalaksana, 2006

“Suatu kondisi penurunan atau ketidaksesuaian fungsi tubuh


yang diakibatkan oleh aktivitas fisik dan mental yang
berlebihan” – Saito, 1999
JENIS KELELAHAN
Kelelahan Fisik
• fenomena munculnya rasa sakit yang terjadi pada otot
dengan beban berlebih (Grandjean, 1979)

Kelelahan Mental
• sensasi yang dapat menyebar, disertai dengan perasaan
malas dan keengganan untuk setiap aktivitas
(Grandjean, 1979)
DERAJAT TINGKAT KELELAHAN

Anda mungkin juga menyukai