Anda di halaman 1dari 31

FISIOLOGI KERJA

Dina Aryanti, S. Kep., Ns., M. Kep

Page 1
OVERVIEW
Definisi Fisiologi

Beban Kerja Fisik dan Mental

Pembentukan Energi (Proses Metabolisme)

Perhitungan beban kerja

• Pengukuran Konsumsi Oksigen


• Pengukuran Denyut Jantung

Page 2
DEFINISI

FISIOLOGI dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari


fungsi, mekanisme dan cara kerja organ, jaringan dan sel-sel
organisme.

Sedangkan Fisiologi kerja merupakan suatu studi tentang


faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan kelelahan
selama otot bekerja. Relevansinya dengan Ergonomi antara
lain :
• Identifikasi resiko kelelahan otot dan gangguan trauma
kumulatif, dan upaya untuk mencegahnya
• Desain sistem kerja : penjadwalan istirahat, lingkungan kerja,
perancangan alat kerja.
• Pengupahan
Page 3
KERJA FISIK DAN MENTAL

Tingkat intensitas kerja optimum umumnya tercipta ketika tidak ada tekanan
dan ketegangan, dimana Tekanan berkenaan dengan beberapa aspek dari
aktivitas manusia dari lingkungannya yang terjadi akibat adanya reaksi individu
tersebut tidak mendapatkan keinginan yang sesuai. Sedangkan, ketegangan
merupakan konsekuensi logis yang harus diterima oleh individu tersebut akibat
dari tekanan.
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja
fisik dan kerja mental. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna,
karena terdapatnya hubungan yang erat antar satu dengan lainnya.

Beban
kerja fisik Beban kerja
mental
Page 4
KERJA FISIK
Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia
sebagai sumber tenaganya. Dalam kerja fisik, konsumsi energi
merupakan faktor utama yang dijadikan tolok ukur penentu berat atau
ringannya suatu pekerjaan.
• Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller sebagai berikut:
1.Kerja total seluruh tubuh, yang mempergunakan sebagian besar otot
dan biasanya melibatkan dua pertiga atau tiga perempat otot tubuh.
2.Kerja sebagian otot, yang membutuhkan lebih sedikit energi
expenditure karena otot yang digunakan lebih sedikit.
3.Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi
tanpa kerja mekanik. Dimana kerja ini membutuhkan kontraksi
sebagian otot.
Page 5
Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada
alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui:
• Konsumsi oksigen
• Denyut jantung
• Peredaran udara dalam paru-paru
• Temperatur tubuh
• Konsentrasi asam laktat dalam darah
• Komposisi kimia dalam darah dan air seni
• Tingkat penguapan

Page 6
KONSUMSI ENERGI

Konsumsi energi pekerja dalam bekerja merupakan faktor utama yang


dapat membatasi prestasi harian atau performansi kerjanya. Untuk
mengefisienkan konsumsi energi dan mempertahankan performansi kerja,
dibutuhkan perancangan lingkungan kerja yang baik
Faktor yang mempengaruhi konsumsi energi diantaranya adalah
metode kerja, sikap kerja, tingkat kerja dan perancangan peralatan kerja.
Sedangkan besarnya konsumsi energi tergantung pada berat badan, tinggi
badan, dan jenis kelamin. Skala untuk konsumsi energi adalah kilo kalori
(kkal). Satu liter oksigen yang dihasilkan tubuh manusia menghasilkan
rata-rata sebesar 4,8 kkal

Page 7
KERJA MENTAL

Kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir


dari otak kita. Pekerjaan ini mengakibatkan kelelahan mental bila
intensitas kerja ini relatif tinggi. Hal ini bukan diakibatkan oleh
aktifitas fisik secara langsung, melainkan akibat kerja kognitif
(saraf, otak) kita.

Page 8
PENGUKURAN KERJA MENTAL
MEMPERHATIKAN BEBERAPA HAL BERIKUT :

Beban • Waktu yang tersedia

waktu • Pekerjaan yang terlampaui (task Overlapping)

Beban • Beban ini misalnya dalam proses perhitungan,

usaha pembuatan keputusan, menyimpan sejumlah informasi


dalam memori ingatan dan memunculkannya dan lain-
lain
mental
Beban • Hal yang memberikan kontribusi terhadap rasa bingung
dan frustasi operator. Variabel diri operator antara lain
stress motivasi, pelatihan, kelelahan dan emosional. Variabel
tersebut dimunculkan dalam bentuk rasa takut akan
psikologi gagal, terluka, keterasingan dan lain-lain
Page 9
SKALA BEBAN KERJA MENTAL
Merupakan suatu ukuran skala untuk mengukur tingkat beban kerja mental suatu
pekerjaan berdasarkan ketiga variabel di atas.
1. Beban Waktu
• Sering memiliki waktu luang (Interupsi dan overlapping antar aktifitas jarang / tidak
terjadi)
• Waktu Luang sering terjadi sekali - kali (Interupsi dan overlapping antar aktifitas
sering terjadi)
• Hampir tidak ada waktu luang (Interupsi dan overlappingantar aktifitas sangat sering
dan selalu terjadi)

2. Beban usaha mental


• Sangat sedikit memerlukan konsentrasi, aktifitas bersifat otomatis, memerlukan
sedikit perhatian
• Konsentrasi moderat diperlukan, kompleksitas meningkat sehingga menyebabkan
hal ketidakastian dan keterasingan
• Usaha mental yang intensif dan konsentrasi yang tinggi diperlukan. Aktifitas sangat
kompleks dan memerlukan perhatian penuh.
Page 10
SKALA BEBAN KERJA MENTAL (2)

3. Beban stress psikologi


• Sedikit membingungkan, beresiko, frustasi muncul dan
dengan mudah dan diatasi
• Tingkat stress yang menengah / moderate dimana
kebingugan dan frustasi menambah beban kerja.
Kompensasi secara signifikan diperlukan untuk menjaga
performansi yang cukup
• Kebingungan dan rasa frustasi yang tinggi sehingga
memerlukan kontrol diri dan determinasi yang tinggi
hingga titik ekstrim.

Page 11
PROSES METABOLISME

• Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh manusia merupakan


fase yang penting sebagai penghasil energi yang diperlukan untuk
kerja fisik.
• Proses metabolisme ini bisa dianalogikan dengan proses pembakaran
yang kita jumpai dalam mesin motor bakar (combustion engine).
Lewat proses metabolis akan dihasilkan panas dan energi yang
diperlukan untuk kerja mekanis lewat sistem otot manusia. Di sini
zat-zat makanan akan bersenyawa dengan oksigen (O2) yang
dihirup, terbakar dan menimbulkan panas serta energi mekanik.

Page 12
PROSES METABOLISME DALAM TUBUH
MANUSIA

Page 13
PENGUKURAN KONSUMSI OKSIGEN
• Besarnya pengeluaran energi sebagai akibat kerja fisik sangat berkaitan
dengan konsumsi energi. Satuan pengukuran konsumsi energi adalah kilo
kalori (KKal). 1 KKal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan tempertaur 1 liter air dari 14,5o C menjadi 15,5o C. Energi yang
dikonsumsikan seringkali bisa diukur secara langsung yaitu melalui
konsumsi oksigen (O2) yang dihisap. Menurut Mc. Cormick, volume
oksigen yang dibutuhkan bekerja dapat dipakai sebagai dasar menentukan
jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan berikut ini
:
1 liter oksigen = 4,7 – 5 Kkal
• Sedangkan menurut Nurmianto (2000), jika 1 liter oksigen dikonsumsi oleh
tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 KKal energi. Faktor inilah yang
merupakan nilai kalori suatu oksigen.

Page 14
Page 15
PENGUKURAN DENYUT JANTUNG
• Derajat beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang
dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada
pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika
hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot.
• Astrand dan Christensen meneliti pengeluaran energi dari tingkat denyut
jantung dan menemukan adanya hubungan langsung antara keduanya. Tingkat
pulsa dan denyut jantung per menit dapat digunakan untuk menghitung
pengeluaran energi. [Retno Megawati, 2003]
• Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan
pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh lingkungan atau
tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut memberikan pengaruh
yang sama besar. Pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa digunakan
apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan atau situasi
kegiatan dalam keadaan normal.

Page 16
• Besarnya denyut jantung • Pengukuran denyut jantung
dapat meningkat dapat salah satu alat untuk
disebabkan karena beberapa mengetahui beban kerja. Hal
hal antara lain : ini dapat dilakukan dengan
• Temperatur sekeliling yang tinggi. berbagai cara :
• Tingginya pembebanan otot statis. • Merasakan denyut yang ada
• Semakin sedikitnya otot yang terlibat pada arteri radial pada
dalam suatu kondisi kerja.
[Nurmianto, 2000] pergelangan tangan.
• Mendengarkan denyut jantung
dengan stethoscope.
• Menggunakan ECG
(Electrocardiogram), yaitu
mengukur signal elektrik yang
diukur dari otot jantung pada
permukaan kulit dada.

Page 17
MULLER MEMBERIKAN BEBERAPA DEFINISI SEBAGAI BERIKUT

• Denyut jantung pada saat istirahat (resting pulse) : rata-rata denyut jantung
sebelum suatu pekerjaan dimulai.
• Denyut jantung selama bekerja (working pulse) : rata-rata denyut jantung
pada saat seseorang bekerja.
• Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut
jantung selama bekerja dan selama istirahat.
• Denyut jantung selama istirahat total (recovery cost or recovery cost)
adalah jumlah aljabar denyut jantung dari berhentinya denyut pada saat
suatu pekerjaan selesai dikerjakan sampai dengan denyut berada pada
kondisi istirahatnya.
• Denyut kerja total (Total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut
jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai dengan denyut berada pada
kondisi istirahatnya (resting level).
Page 18
• Tahap pertama adalah menyetarakan besaran kecepatan denyut jantung ke dalam
bentuk energi. Untuk merumuskan hubungan antara Energy expenditure kecepatan
denyut jantung dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energi expenditure
dengan kecepatan denyut jantung dengan analisa regresi. Bentuk regresi hubungan
energi dengan kecepatan denyut jantung secara umum adalah regresi kuadratis
dengan persamaan sebagai berikut :

• Di mana : Y = Energi (Kilokalori/menit)

X = Kecepatan denyut jantung (denyut per menit)


• Lalu ditentukan besarnya konsumsi energi yang ada dengan rumus matematis :

KE = Et – Ei
• Dimana :KE = Konsumsi energi untuk kegiatan tertentu (Kkal/mnt)

Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (Kkal/mnt)


Ei = Pengeluaran energi pada waktu istirahat (Kkal/mnt)
Page 19
KEBUTUHAN ENERGI MANUSIA

Grandjean (1988) menyatakan pengeluaran energi untuk


metabolisme basal selama waktu istirahat dan konsumsi energi
untuk keperluan pribadi adalah sekitar 2000 – 2300 Kkal. Ini
Berarti dalam bekerja rata-rata dikeluarkan energi sebesar 4,5 –
5 Kkal/menit. Untuk menjaga kebugaran fisik, setiap hari harus
dicukupi kebutuhan energi minimal 3000 Kkal untuk pria dan
2400 Kkal untuk wanita.

Page 20
KEBUTUHAN FISIK AKAN BERBEDA UNTUK SETIAP AKTIVITAS.
SEMAKIN TINGGI BEBAN FISIK, MAKA SEMAKIN TINGGI PULA
KEBUTUHAN ENERGINYA. DR.LUCIEN BROUCHA TELAH MEMBUAT
TABEL KLASIFIKASI BEBAN KERJA DALAM REAKSI FISIOLOGI,
UNTUK MENENTUKAN BERAT RINGANNYA PEKERJAAN :

Page 21
ADA BEBERAPA DEFINISI MULLER (1962)
SEBAGAI BERIKUT :
a. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah
rata-rata denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai
b. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah
rata-rata denyut jantung selama seseorang bekerja
c. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih
antara denyut jantung selama bekerja dan selama istirahat
d. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost
or recovery cost) adalah jumlah aljabar denyut jantung
saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan sampai dengan
denyut berada pada kondisi istirahatnya
Dari grafik tersebut e. Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah
dapat diketahui bahwa jumlah denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan
seseorang dalam sampai denyut berada pada kondisi istirahatnya (resting
“keadaan normal” level)

Page 22
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat
penting di dalam peningkatan cardiac output dari istirahat
sampai kerja maksimum. Peningkatan yang potensial dalam
denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum tersebut oleh
Rodahl (1989) didefinisikan sebagai Heart Rate Reserve (HR
Reserve). HR Reserve tersebut diekspresikan dalam presentase
yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

% HR Reserve =

Page 23
Lebih lanjut, Manuaba & Vanwonteerghem (1996) menentukan klasifikasi
beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan
dengan denyut nadi maksimum karena beban kerja kardiovaskuler
(cardiovasculair load = %CVL) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut

Dimana :
Denyut nadi istirahat = rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai
Denyut nadi kerja = rerata denyut nadi selama bekerja
Denyut nadi maksimum = (220 – umur) untuk laki-laki dan (200 –
umur) untuk wanita.

Page 24
DARI HASIL PERHITUNGAN %CVL TERSEBUT KEMUDIAN
DIBANDINGKAN DENGAN KLASIFIKASI YANG TELAH
DITETAPKAN SEBAGAI BERIKUT :

< 30% = Tidak terjadi kelelahan


30 s.d. < 60% = Diperlukan perbaikan
60 s.d < 80% = Kerja dalam waktu singkat
80 s.d <100% = Diperlukan tindakan segera
> 100% = Tidak diperbolehkan
beraktivitas

Page 25
STUDY CASE

Dikarenakan setiap harinya Bapak Ergo diberi target


untuk membersihkan seluruh gedung baru sebuah
Universitas swasta baru di Dayeuh Kolot, maka beliau
bekerja lebih keras dari sebelumnya. Seorang mahasiswa
Teknik Industri mencatat denyut istirahat Bapak Ergo
sebesar 70 pulse/menit sedangkan denyut kerjanya
sebesar 123 pulse/menit. Berapa besar %CVL dari
pekerjaan Pak Ergo membersihkan gedung baru tersebut
jika umur Pak Ergo saat ini adalah 47 tahun dan berikan
rekomendasi! Jika beliau bekerja 11 jam perhari!
Page 26
JAWABAN

Denyut nadi istirahat = denyut nadi sebelum = 70


Denyut nadi kerja = denyut kerja = 123
Denyut nadi maksimum = (220 – umur) = 173

%CVL = 100 x (123 – 70) / (173 – 70) = 51.46 %

Kesimpulan : Dikarenakan %CVL adalah 51.46 %


Sehingga diperlukan perbaikan

Page 27
REKOMENDASI PERBAIKAN
Jika dilihat dari segi energi yang dikeluarkan, maka kita bisa melihat bahwa
konsumsi energi yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :
Energi saat bekerja :

Y = 1,80 – 0,022 (123) + 4,71 x 0,0001 x (123x123)


Y = 6.2198
Energi saat istirahat :

Y = 1,80 – 0,022 (70) + 4,71 x 0,0001 x (70x70)


Y =2.5679
KE = Et – Ei
KE =6.2198 – 2.5679 = 3.6519 Kkal/mnt
Page 28
Konsumsi energi Pak Ergo adalah 3.7 kkal/mnt.
Jika beliau bekerja selama 11 jam, maka Total energi yang
dikeluarkan adalah = 11 x 60 x 3.7 = 2442 kkal
Sedangkan menurut angka kecukupan gizi 2013 menunjukan
bahwa nilai gizi seorang laki-laki berusia 47 tahun adalah 2350
kkal (Diasumsikan bahwa energi yang dikonsumsi Pak Ergo
sesuai dengan anka kecukupan gizi tersebut).

Karena Energi Output >


Energi Input. Maka
masalah tersebut tidak bisa
diselesaikan hanya dengan
memenuhi gizi Pak Ergo
Page 29
Page 30
Maka solusi yang disarankan adalah

• Perancangan alat bantu ergonomis,


• Faktor lingkungan harus diperbaiki
• Pengurangan pembebanan

Page 31

Anda mungkin juga menyukai