Anda di halaman 1dari 37

Rehabilitasi pasien dgn Luka Bakar

Masalah yg dihadapi pd Luka bakar


1. 2. 3. 4. 5. 6. Kontraktur kulit dan sendi Perubahan penampilan dan fungsi Ekstremitas superior Ekstremitas inferior Parut hipertropik Masalah psikologi

Kontraktur kulit dan sendi

Perubahan penampilan dan fungsi

Ekstremitas superior

Ekstremitas inferior

Parut hipertropik

Tujuan Progam rehabilitasi


1. 2. 3. 4. Mencegah kecacatan Meringankan derajat disabilitas Memaksimalkan fungsi yg masih ada Mencapai kapasitas fungsional yang berdiri sendiri

Tim Rehab
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dokter rehabilitasi medik Fisioterapis Terapis akupasional Ahli ortose-protese Psikologi Pekerja sosial Konselor pekerjaan

Program Rehab Dini


Dilakukan segera mengikuti perawatan luka 1. Kontrol edema 2. Mempertahankan mobilitas sendi dan kulit 3. Splinting dan posisi anti deformitas 4. Memfasilitasi pasien dan keluarga

Program latihan
Mobilisasi dan latihan ROM ROM dimulai secara pasif, bertahap Perhatikan dampak ROM

Posisi anti Deformitas


1. Mengurangi efek pemendekan tendon, kapsul sendi 2. Mengurangi edema
AWAS Posisi nyaman = Posisi kontraktur

Splin
1. Mencegah kontraktur 2. Mencegah deformitas 3. Mengontrol parut

? Rehab selama fase penyembuhan luka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Latihan pasif secara kontinyu Latihan meningkatkan ROM aktif Latihan kekuatan dan ketahanan Mengurangi edema Latihan ADL Memperbaiki kemampuan untuk hidup mandiri Management parut Membuat penderita memperhatikan perubahan sensoris 9. Mempersiapkan untuk kerja/ bermain/ sekolah

Manajement parut
*. Proses yg terus berjalan *. Tumbuh secara kontinyu dan dinamis serta mengalami perubahan seiring dengan proses maturasinya(hingga 18 bulan) *. Parut hipertropik terjadi akibat jaringa inflamasi dan respon berlebih fibroblast saat penyembuhan luka *. Karakteristik parut : red, raised, rigid

Management parut
1. 2. 3. 4. 5. Pemijatan parut Custom pressure garment(jobst sleeve) Silicon topikal Injeksi steroid Eksisi dan autograft

Pemijatan Parut
1. Penekanan ! remodeling 2. Mengurangi rasa gatal 3. Kondisi luka dan donor lembab dan lentur 4. Cara 3-4 x/ hari a. gunakan lotion b. penekanan secukupnya c. penekanan sirkuler, vertikal, horisontal

Modalitas fisik
1. 2. 3. 4. COLD Heat Tens Parafin

ADL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Makan Mandi. bak, bab Berpakaian Berdandan Pekerjaan rumah tangga sehari hari Ketrampilan kerja Menyetir

Tindakan-tindakan yang digunakan untuk mencegah dan menangani kontraktur meliputi terapi posisi, ROM exercise, dan pendidikan pada klien dan keluarga.

Posisi Terapeutik Tabael dibawah ini merupakan daftar tehnik-tehnik posisi koreksi dan terapeutik untuk klien dengan LB yang mengenai bagian tubuh tertentu selama periode tidak ada aktifitas (inactivity periode) atau immobilisasi. Tehnik-tehnik posisi tersebut mempengaruhi bagian tubuh tertentu dengan tepat untuk mengantisipasi terjadinya kontraktur atau deformitas.

Exercise Latihan ROM aktif dianjurkan segera dalam pemulihan pada fase akut untuk mengurangi edema dan mempertahankan kekuatan dan fungsi sendi. Disamping itu melakukan kegiatan/aktivitas sehari-hari (ADL) sangat efektif dalam mempertahankan fungsi dan ROM. Ambulasi dapat juga mempertahankan kekuatan dan ROM pada ekstremitas bawah dan harus dimulai bila secara fisiologis klien telah stabil. ROM pasif termasuk bagian dari rencana tindakan pada klien yang tidak mampu melakukan latihan ROM aktif.

Pembidaian (Splinting) Splint digunakan untuk mempertahankan posisi sendi dan mencegah atau memperbaiki kontraktur. Terdapat dua tipe splint yang seringkali digunakan, yaitu statis dan dinamis. Statis splint merupakan immobilisasi sendi. Dilakukan pada saat immobilisasi, selama tidur, dan pada klien yang tidak kooperatif yang tidak dapat mempertahankan posisi dengan baik. Berlainan halnya dengan dinamic splint. Dinamic splint dapat melatih persendian yang terkena.

Pendidikan Pendidikan pada klien dan keluarga tentang posisi yang benar dan perlunya melakukan latihan secara kontinue. Petunjuk tertulis tentang berbagai posisi yang benar, tentang splinting/pembidaian dan latihan rutin dapat mempermudah proses belajar klien dan dapat menjadi lebih kooperatif.

Mengatasi Scar Hipertropi scar sebagai akibat dari deposit kolagen pada luka bakar yang menyembuh. Beratnya hipertropi scar tergantung pada beberapa faktor antara lain kedalaman LB, ras, usia, dan tipe autograft. Metode nonoperasi untuk meminimalkan hipertropi scar adalah dengan terapi tekanan (pressure therapy). Yaitu dengan menggunakan pembungkus dan perban/pembalut elastik (elastic wraps and bandages).

TATALAKSANA MUTAKHIR

TATALAKSANA MUTAKHIR

Sedangkan tindakan pembedahan untuk mengatasi kontraktur dan hipertropi scar meliputi : 1) Split-thickness dan full-thickness skin graft 2) Skin flaps 3) Z-plasties 4) Tissue expansion.

Rehabilitasi
Fase rehabilitasi adalah fase pemulihan dan merupakan fase terakhir dari perawatan luka bakar. Penekanan dari program rehabilitasi penderita luka bakar adalah untuk peningkatan kemandirian melalui pencapaian perbaikan fungsi yang maksimal. Tindakan-tindakan untuk meningkatkan penyembuhan luka, pencegahan atau meminimalkan deformitas dan hipertropi scar, meningkatkan kekuatan dan fungsi dan memberikan support emosional serta pendidikan merupakan bagian dari proses rehabilitasi. Perhatian khusus aspek psikososial

Rehabilitasi psikologis adalah sama pentingnya dengan rehabilitasi fisik dalam keseluruhan proses pemulihan. Banyak sekali respon psikologis dan emosional terhadap injuri luka bakar yang dapat diidentifikasi, mulai dari ketakutan sampai dengan psikosis . Respon penderita dipengaruhi oleh usia, kepribadian (personality), latar belakang budaya dan etnic, luas dan lokasi injuri, dan akibatnya pada body image. Disamping itu, berpisah dari keluarga dan teman-teman, perubahan pada peran normal klien dan tanggungjawabnya mempengaruhi reaksi terhadap trauma LB. Fokus perawatan adalah pada upaya memaksimalkan pemulihan psikososial klien melalui intervensi yang tepat. (lihat Rencana Perawatan).

Terdapat 4 tahap respon psikososial akibat trauma LB yang ditandai oleh Lee sebagai berikut: impact; retreat or withdrawal (kemunduran atau menarik diri); acknowledgement (menerima) dan reconstructive (membangun kembali).

Dampak Psikologis pasien


Impact Reatreat Acknowledgement Reconstruction

Impact.
Periode impact terjadi segera setelah injuri yang ditandai oleh shock, tidak percaya (disbelieve), perasaan overwhelmed. Klien dan keluarga mungkin menyadari apa yang terjadi tetapi kopingnya pada waktu itu buruk. Pada penelitian yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa keluarga dengan klien yang sakit kritis mempunyai kebutuhan untuk kepastian (assurance), kebutuhan untuk dekat dengan anggota keluarga yang lain dan kebutuhan akan informasi. Lebih spesifik lagi keluarga ingin mengetahui kapan anggota keluarganya dapat ditangani, apa yang akan dilakukan terhadap klien/anggota keluarganya, fakta-fakta tentang perkembangan/kemajuan klien, dan mengapa tindakan/prosedur dilakukan terhadap klien.

Retreat or withdrawal (kemunduran atau menarik diri)


Kemunduran (retreat) ditandai oleh represi, menarik diri (withdrawal), pengingkaran/penolakan (denial) dan supresi.

Acknowledgement (menerima)
Fase ketiga adalah menerima, dimulai bila klien menerima injuri dan perubahan gambaran tubuh (body image). Selama fase ini klien dapat mengambil manfaat dari pertemuanya dengan klien luka bakar lainnya, baik dalam kontak perorangan maupun dengan kelompok.

Reconstructive (membangun kembali)


Fase terakhir adalah fase rekonstruksi, dimulai bila klien dan keluarga menerima keterbatasan yang ada akibat injuri dan mulai membuat perencanaan masa datang.

Shower Bed

Anda mungkin juga menyukai