Anda di halaman 1dari 5

ANOREKSIA NERVOSA

Anoreksia berasal dari bahasa Yunani, a kata depan untuk negasi dan orexis nafsu makan sehingga anoreksia berarti hilangnya atau tidak adanya nafsu makan. Atau bisa juga diartikan Anoreksia Nervosa yaitu suatu gangguan khas khususnya bagi remaja putri, dimana terdapat penurunan berat badan yang hebat secara disengaja, amenorrhoea dan terdapatnya psikopatologi yang spesifik. Anoreksia Nervosa sering terjadi pada usia 14-18 tahun dan ada beberap orang yang mengalaminya pada umur-umur yang lebih muda. Menurut penelitian pengidap gangguan ini 90-95% diderita oleh remaja putri dan banyak ditemukan pada golongan sosial-ekonomi menengah ke atas. Contoh Kasus: Isabel Caro, model dan aktris asal Prancis yang menjadi simbol internasional untuk perjuangannya dengan anoreksia meninggal dunia di usia 28 tahun. Nama Caro mulai mencuat pada 2007 setelah berpose bugil membintangi sebuah iklan kontroversial tentang pencegahan anoreksia di Italia. Model ini menggemparkan dunia saat memamerkan tubuh polosnya yang tinggal tulang berbalut kulit. Saat itu berat badannya 30,8 kg dengan tinggi sekitar 1,6 meter. Caro yang mengidap anoreksia sejak usia 13 tahun, bersedia tampil tanpa busana dalam iklan itu, karena dia berniat membuat wanita menyadari bahaya anoreksia atau kelainan pola makan lainnya. Sayangnya, karena cukup menghebohkan, iklan ini dilarang tayang di beberapa negara. Meskipun berita kematiannya baru terkuak baru-baru ini, namun mantan pelatih aktingnya Daniele Dubreuil-Prevot mengungkapkan, Caro meninggal pada 17 November 2010. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Caro dirawat selama dua minggu di rumah sakit akibat komplikasi pneumonia (radang paru- paru), sepulang menyelesaikan pekerjaan di Tokyo, Jepang. Agar perjuangannya tidak sia-sia, pada 2008, Caro menulis sebuah buku bertajuk The Little Girl Who Didnt Want to Get Fat. Ia juga sering mengampanyekan bahaya anoreksia di beberapa media. Salah satunya di acara yang dipandu Jessica Simpson, The Price of Beauty. Dalam acara itu, Caro blakblakan mengungkapkan kisahnya yang ingin bertubuh langsing di masa remaja hingga akhirnya menjadi pengidap anoreksia. Sayangnya, ketika ia menyadari bahaya anoreksia, dan berjuang keras untuk sembuh dari kelainan pola makan itu, semuanya sudah terlambat. Ia pun meninggal di usia muda.

Pencegahan dan Penanggulangan Bulimia: Proses Penyembuhan: Terapi yang menyeluruh dibutuhkan untuk menangani kasus anoreksia nervosa, termasuk didalamnya hospitalisasi jika dibutuhkan dan psikoterapi terhadap individu dan keluarganya. Hospitalisasi: Yang menjadi perhatian utama dalam penanganan anoreksia nervosa adalah mengembalikan keadaan gizi pasien, sebab dehidrasi, kelaparan dan gangguan keseimbangan elektrolit dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Keputusan untuk memasukkan pasien ke rumah sakit didasarkan pada kondisi medis umum pasien atau dari kerja sama pasien. Psikoterapi: Kebanyakan pasien anoreksia nervosa membutuhkan tindak lanjut setelah keluar dari rumah sakit. Bahkan dalam kasus yang kurang parah, hospitalisasi bahkan tidak dibutuhkan. Kebanyakan pasien mengalami gangguan pada masa remaja. Meskipun psikodinamik, peran keluarga pada terapi tidak dibutuhkan pada tingkatan awal terapi, terutama jika pasien anoreksia nervosa masih merasa lapar. Psikoterapi yang berorientasi pada insight hanya berguna pada pasien anoreksia nervosa yang telah stabil. Terapi biologis: Anti depresiva sering digunakan dan sering berguna. Siproheptadin (periactin) mungkin membantu, karena khasiat samping yang menambah berat badan. Anti depresiva sertonik seperti fluaksetin (prozae), sertralin (zoloft) dan paroksetin (paxil) mungkin dapat membantu. Beberapa bukti menunjukkan elektrokonvulsiva terapi (ECT) berguna bagi kasus-kasus anoreksia nervosa dan gangguan depresi mayor.

BULIMIA NERVOSA
Bulimia berasal dari bahasa Yunani bous yang artinya sapi atau kerbau, dan limos yang artinya rasa lapar. Gambaran dari istilah tersebut adalah makan yang terus menerus, seperti sapi yang memamah biak. Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang melibatkan episode berulang-ulang dari tindakan makan berlebihan ( binge ) tak terkontrol yang diikuti dengan tindakan kompensatoris untuk mengenyahkan makanan itu (Durand dan Balow, 2007). Bulimia merupakan salah satu kelainan mental, penyebab bulimia belum diketahui secara biologis. Namun karena ini berhubungan dengan behavioral health, maka para ahli meyakini ada beberapa factor yang bisa menyebabkan penyakit ini: -Masalah keluarga -Perilaku -Budaya yang terlalu menitik beratkan kepada penampilan fisik. Masalah penampilan serta berat badan merupakan factor utama yang penyebab bulimia pada seorang wanita. Seorang penderita bulimia biasanya mempunyai ketahanan mental yang kurang, kurang percaya diri dan memiliki masalah dengan berat badan dan ini yang membuatnya menjadi terobsesi dengan penurunan berat badan. Hal-hal seperti di atas juga bisa menjadi akibat bulimia yang mengerikan. -Maladaptive -Pertentangan Identitas Diri

Contoh Kasus : Mr. X memulai harinya dengan telur dan roti bakar. Kemudian ia mulai makan kue-kue kering, donat, bagel yang diolesi mentega, krim keju dan jelly, granola, permen, serta semangkuk sereal dan susu semuanya dalam waktu 45 menit. Kemudian ia tidak dapat memakan apa pun lagi dan mengalihkan perhatiannya dengan memuntahkan apa yang sudah ia makan. Ia pergi ke kamar mandi, menyalakan air untuk menutupi suara yang akan timbul, minum segelas air, dan membuat dirinya muntah. Setelah itu ia berjanji, Mulai besok saya akan berubah. Tetapi ia menduga bahwa besok mungkin akan menjadi bab yang sama dari cerita yang sama. Pencegahan dan Penanggulangan Bulimia: Terapi nutrisi: Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap kesehatan. Konseling : Terapi ini untuk membantu pasien yang depresi, terganggu secara emosional, atau adanya faktor sosial sehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Terapi dilaksanakan agar pasien mampu mengeluarkan perasaan dan permasalahannya sehingga terapis dapat membantu penderita menghadapi perubahan hidup dan memperkuat rasa percaya diri.

Psikoterapi: Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu masalah, dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan. Pengobatan: Penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik seperti Imipramine (dengan merek dagang tofranil) dan desipramine hydrochloride (norpramin); atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors (ssris) seperti fluoxetine (antiprestin, courage, kalxetin, nopres, dan prozac), sertraline (zoloft), dan paroxetine (seroxat). Umumnya penderita penyakit ini merasa malu dan cenderung menyembunyikan keadaannya, bahkan menyangkal menderita penyakit ini. Namun keadaan ini tidak boleh diabaikan atau dianggap penyakit ini akan hilang dengan sendirinya. Diet: Pengaturan diet untuk penderita bulimia dilakukan secara bertahaptergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit penyerta. Kebutuhan energi disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin, dihitung berdasarkan berat badan ideal, bukan berat badan yang sebenarnya. Selain dengan pengaturan makan yang sehat dan berimbang diperlukan pula olahraga secara tepat dan teratur. Olahraga yang teratur dapat menormalkan kembali kerja kelenjar yang abnormal sehingga akan diperoleh kadar serotonin yang sesuai dengan kebutuhan penderita .

Anda mungkin juga menyukai