Anda di halaman 1dari 38

1 Gangguan Neurokognitif &

4 Gangguan Terkait Penuaan


1. Gangguan Neurokognitif
– Delirium
– Gangguan Neurokognitif Berat & Ringan
– Berbagai Subjenis Gangguan Neurokognitif Berat &
Ringan

2. Gangguan Psikologis Terkait Penuaan


– Gangguan Kecemasan
– Depresi
– Gangguan Tidur
Gangguan Neurokognitif

• Gangguan neurokognitif (DSM terdahulu


"gangguan kognitif"): Gangguan pikiran/ingatan,
yang menunjukkan penurunan nyata pada fungsi
kognitif.
– Gangguan ini disebabkan oleh:
• kondisi fisik atau medis
• penggunaan/putus obat

yang mempengaruhi fungsi otak.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 3


Gangguan Neurokognitif: Jenis-jenis
Utama
• Tiga jenis utama dari gangguan
neurokognitif yang dikenal dalam
DSM-5 adalah:
– delirium
– gangguan neurokognitif berat
– gangguan neurokognitif ringan

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 4


Gangguan Neurokognitif: Delirium

• Delirium adalah kondisi kebingungan mental.


– Kata delirium berasal – Jadi, delirium berarti
dari bahasa Latin de- "pergeseran dari garis
yang berarti “dari”, dan (norma)"; dalam persepsi,
lira yang berarti “garis” kognisi, dan perilaku.
atau “alur”.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 5


Gangguan Neurokognitif: Delirium

• Kondisi delirium ditandai dengan gejala seperti:


1. Perhatian yang melemah
2. Disorientasi
3. Pemikiran yang berantakan dan bicara yang kacau
4. Tingkat kesadaran yang menurun
5. Gangguan perseptual

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 6


7
Gangguan Neurokognitif: Delirium

• Delirium disebabkan oleh:


– Kebanyakan, dari – Dapat juga muncul pada
penghentian minum pasien yang dirawat,
alkohol (seperti dalam terutama setelah operasi
bentuk DT). bedah besar.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 8


Gangguan Neurokognitif Berat

• Gangguan neurokognitif berat (demensia) adalah


kemunduran/pelemahan kognitif yang signifikan.
– Gangguan ini dibuktikan dengan:
1. Penurunan ingatan
2. Penilaian yang terganggu
3. Perubahan kepribadian
4. Gangguan fungsi kognitif yang lebih tinggi
(seperti kemampuan memecahkan masalah, dan berpikir
abstrak)

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 9


Gangguan Neurokognitif Berat: Penyebab

• Ada berbagai penyebab gangguan


neurokognitif berat:
– penyakit Alzheimer (AD)
– penyakit Pick
– infeksi dan gangguan otak

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 11


Gangguan Neurokognitif Berat:
Paresis Umum
• Paresis umum: Bentuk demensia akibat bakteri,
signifikan secara historis dalam perkembangan
"model medis" dari gangguan mental.
– Dari bahasa Yunani parienai yang berarti “tenang” atau
“relaksasi” otak, dalam konotasi negatif.
– Bentuk demensia ini akibat neurosifilis (bentuk sifilis
stadium akhir) yang ditularkan melalui hubungan seksual,
yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 12


Gangguan Neurokognitif Berat: Onset

• Demensia biasanya menyerang usia di atas 80 tahun.


– Permulaan setelah usia 65 tahun, disebut onset lambat atau
demensia senilis.
– Permulaan pada usia 65 tahun atau sebelumnya, disebut
onset dini atau demensia prasenilis.

• Meskipun risikonya lebih besar pada usia lanjut,


demensia bukanlah konsekuensi normal dari penuaan
—gangguan ini adalah tanda penyakit otak
degeneratif.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 13


Gangguan Neurokognitif Ringan

• Sebelumnya disebut pelemahan kognitif ringan


(MCI), gangguan neurokognitif ringan mengacu
pada penurunan fungsi kognitif yang lebih ringan.
– Penderita gangguan ini mampu berfungsi;
namun harus mengerahkan "upaya lebih" atau
menggunakan "strategi pengganti",
untuk mengimbangi penurunan kognitifnya.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 14


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Alzheimer
• Penyakit Alzheimer (AD) adalah penyakit otak
progresif yang ditandai oleh:
– Hilangnya ingatan dan kemampuan kognitif secara
progresif
• Perhatikan:
Jika hanya sesekali hilang ingatan atau menjadi pelupa, maka
sekadar konsekuensi normal dari proses penuaan.
– Memburuknya fungsi kepribadian dan kemampuan
perawatan diri

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 15


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Alzheimer
PLAK YANG TERKAIT DENGAN
PENYAKIT ALZHEIMER
•Jaringan saraf di otak ber-
degenerasi, membentuk
gumpalan (plak) seperti sabut
baja dari fragmen protein beta-
amiloid.
– Di sebelah ini, plak tampak
sebagai area bernoda abu-abu
tua, di korteks serebral.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 16


Pemindaian PET otak, orang tua yang sehat (kiri) dan pasien AD (kanan).
Berlebihnya bagian abu-abu tua menunjukkan perubahan/pelemahan aktivitas otak.
Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Alzheimer
• Penelitian terhadap penyebab penyakit ini
difokuskan pada:
– Peran faktor genetik
– Ketidakseimbangan neurotransmiter di otak, khususnya
asetilkolin

• Tidak ada penyembuhan/pengobatan yang efektif


untuk AD.
– Obat yang tersedia kini hanya menawarkan efek sedang.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 18


LIHAT lebih dekat

Mengambil Sebuah Halaman dari Facebook:


Ilmuwan Saraf Meneliti Jaringan Otak pada Pasien AD
OTAK ANDA DI FACEBOOK
• Facebook menghubungkan orang-orang melalui tautan yang sama
(hub) berdasarkan kenalan atau pola minat yang sama.
• Ilmuwan saraf menemukan bahwa otak pasien Alzheimer memiliki hub
—yaitu, jaringan saraf yang saling terhubung yang kurang
berkembang—yang dapat membantu menjelaskan pelemahan kognitif
atas ingatan dan proses berpikir.

19
Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Vaskular
• Stroke, atau kecelakaan serebrovaskular (CVA),
terjadi saat bagian otak ada yang menjadi rusak
karena gangguan suplai darah.
– Gangguan ini biasanya akibat gumpalan darah yang
tersangkut di arteri yang melayani otak, yang mengganggu
sirkulasinya.

• Gangguan neurokognitif vaskular (dahulu,


demensia vaskular atau demensia multi-infark):
Bentuk gangguan neurokognitif akibat stroke.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 20


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Frontotemporal
• Gangguan ini, awalnya dikenal sebagai penyakit
Pick, ditandai deteriorasi (penipisan/penyusutan)
jaringan otak di lobus frontal dan temporal dari
korteks serebral.
– Gejalanya meliputi hilang ingatan dan ketidakpantasan
sosial (seperti hilang kesopanan, atau perilaku seksual yang
menyolok).
– Diagnosis pastinya hanya melalui otopsi:
• Ketiadaan simpul neurofibrilar dan plak (bukan AD)
• Keberadaan tubuh Pick dalam sel saraf

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 21


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Frontotemporal
• Penyakit Pick atau Alzheimer?
– Biasanya, berbentuk demensia progresif (mirip AD).
– Tidak seperti AD, penyakit ini biasanya dimulai pada
paruh baya (ketimbang akhir masa dewasa), tetapi
terkadang mempengaruhi dewasa muda (usia 20-an).
• Risikonya menurun seiring usia, sampai setelah 70 tahun.

• Sering terjadi di satu keluarga besar, dengan bukti


tentang sebuah komponen genetik penyebabnya.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 22


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Cedera Otak Traumatik
• Trauma kepala akibat jaringan otak yang
tergoncang, terbentur, atau terpotong (biasanya,
karena kecelakaan atau serangan) dapat mencederai
otak, dan kadang-kadang sangat parah.
– Jika cukup parah, cedera otak traumatik bisa
mengakibatkan kelumpuhan atau kematian.
– Demensia progresif akibat cedera otak traumatik lebih
cenderung disebabkan oleh beberapa jenis trauma kepala,
ketimbang bentuk kejadian tunggal.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 23


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Cedera Otak Traumatik
• Amnesia (hilang • Jenis amnesia umum:
ingatan) sering kali – Amnesia retrograde:
terjadi setelah Hilangnya kejadian
peristiwa traumatik, masa lalu dan informasi
seperti: pribadi.
– benturan di kepala – Amnesia anterograde:
– sengatan listrik Ketidakmampuan atau
kesulitan untuk
– operasi bedah besar membentuk/menyimpa
n ingatan baru.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 24


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Amnesia
• Selain trauma otak, penyebab lain amnesia adalah:
1. Operasi otak
2. Hipoksia, yaitu mendadak kehilangan oksigen ke otak
3. Infeksi/penyakit otak
4. Infarksi, yaitu penyumbatan pembuluh darah ke otak
5. Penggunaan zat psikoaktif tertentu yang kronis/parah
(paling sering, alkohol)

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 25


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Zat/Pengobatan
• Penggunaan/pemutusan akan zat/obat psikoaktif
dapat melemahkan fungsi otak dalam banyak cara.
– Contoh paling umum, sindrom Korsakoff, melibatkan
hilang ingatan yang tidak sembuh (permanen) akibat
kekurangan vitamin B1 (tiamin).
• Sindrom ini terkait kecanduan alkohol kronis—karena cenderung
tidak mempedulikan kebutuhan nutrisi, atau hati sudah tercemar
sehingga tidak mampu untuk metabolisme efisien.
• Selain itu, kurangnya tiamin selama masa sulit (contoh, selama
perang).

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 26


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Zat/Pengobatan
• Sindrom Korsakoff sering didahului penyakit
Wernicke, juga akibat kekurangan tiamin.
– Paling sering terjadi pada orang yang kecanduan alkohol.
– Ditandai dengan:
• Kebingungan dan disorientasi
• Ataksia, yaitu kesulitan menjaga keseimbangan saat berjalan
• Kelumpuhan/paralisis otot yang mengendalikan gerak mata

• Jika penyakit ini segera diobati, sindrom Korsakoff


mungkin akan tidak muncul.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 27


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Badan Lewy
• Badan Lewy: Endapan/gumpalan protein abnormal
dalam nukleus sel di bagian otak, yang mengganggu
proses pengendalian ingatan dan kendali motorik.
– Penurunan kognitif yang jelas, mirip dengan AD.
– Seringnya halusinasi visual dan pergerakan tubuh yang
kaku serta otot yang pegal, biasa pada penyakit Parkinson.
– Kewaspadaan dan perhatian yang fluktuatif, yang ditandai
dengan seringnya perasaan mengantuk dan menatap ke
angkasa, unik pada gangguan ini.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 28


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Parkinson
• Penyakit Parkinson: • Penyakit ini
1. Tremor (getaran- diakibatkan rusaknya
getaran yang tidak sel saraf yang
terkendali) menghasilkan
2. Kekakuan dopamin.
3. Gangguan pada postur – Kerusakan ini di daerah
tubuh (membungkuk) otak substantia nigra
4. Kurang kendali (“zat hitam”), yang ikut
terhadap gerakan mengendalikan
tubuh pergerakan tubuh.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 29


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Parkinson
• Kelumpuhan
motoriknya parah,
tetapi fungsi kognitif
tampak masih baik
selama tahap awal
penyakit ini.
• Demensia lebih
sering terjadi pada tahap lanjutan, atau pada serangan
bentuk penyakit yang lebih parah.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 30


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Huntington
• Penyakit Huntington (Huntington’s chorea)
melibatkan "kemunduran progresif" basal ganglia—
yang ikut mengatur pergerakan dan postur tubuh.
– Gejala fisik yang paling menyolok adalah gerakan
berkedut/tersentak tanpa sadar (koreiform—dari bahasa
Yunani choreia, “berdansa”).
• Terjadi pada wajah (menyeringai), leher, tungkai, dan badan.
• Berlawanan dengan kurangnya gerakan pada penyakit Parkinson.
– Sekitar 15-20 tahun setelah awalnya, hilang kendali
terhadap fungsi tubuh (yang mengakibatkan kematian).

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 31


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Huntington
• Penyakit Huntington disebabkan oleh kerusakan
genetik pada satu gen, yang menghasilkan endapan
protein abnormal dalam sel saraf di otak.
• Penyakit ini diturunkan secara genetik, dari salah
satu orang tua ke anaknya (dari kedua gender).
– Orang tua dengan penyakit ini berpeluang 50%
mewariskannya.
– Orang yang mewarisi gennya akhirnya akan terjangkiti
penyakit ini.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 32


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Huntington
• Tes genetik dapat menentukan
dibawanya gen rusak yang
menyebabkan penyakit
Huntington.
– "Apakah orang yang orang tuanya
menderita penyakit ini menjalani
tes genetik itu atau tidak?" adalah
pertanyaan yang kontroversial
dan sangat pribadi.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 33


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Infeksi HIV
• Human immunodeficiency virus (HIV), yaitu virus
penyebab AIDS, dapat menyerang sistem saraf pusat
dan menyebabkan gangguan neurokognitif.
– Dampak kognitif utama infeksi HIV meliputi:
• kepikunan
• menurunnya konsentrasi
• kemampuan memecahkan masalah
– Demensia jarang terjadi pada pengidap HIV yang belum
berkembang penuh menjadi AIDS.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 34


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Prion
• Prion adalah molekul protein yang ditemukan secara
normal pada sel tubuh.
– Dalam penyakit prion, sekelompok prion abnormal akan:
• terbentuk dan menular
• mengubah molekul-molekul prion lain menjadi abnormal
• dapat menimbulkan penyakit
– Dalam penyakit ini, sekelompok molekul prion abnormal
itu dapat menyebar ke dan merusak otak.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 35


Subjenis Gangguan Neurokognitif:
Penyakit Prion
• Contohnya yang paling dikenal adalah penyakit
Creutzfeldt-Jakob (langka, namun mematikan),
ditandai pembentukan "rongga kecil di otak"
menyerupai lubang pada spons, yang merusak dan
umumnya mengakibatkan demensia.
– Gejalanya dimulai pada akhir usia 50-an—tidak ada
penanganannya, terjadi kematian setelah beberapa bulan.
– Varian penyakit ini terkait penyakit sapi gila yang fatal,
yang ditularkan dari memakan daging sapi yang terinfeksi.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 36


Gangguan Psikologis Terkait Penuaan:
Perubahan & Gangguan
• Seiring proses penuaan:
– Banyak perubahan fisik yang terjadi
– Perubahan kognitif juga terjadi

• Gangguan kecemasan • Gangguan tidur


umum dan fobia adalah seperti insomnia, juga
bentuk gangguan umum terjadi pada usia
kecemasan yang paling lanjut.
sering pada usia lanjut.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 37


Gangguan Psikologis Terkait Penuaan:
Depresi
• Depresi, dengan derajat
bervariasi, juga umum di
kalangan usia lanjut.
– Kejadian ini dapat terkait
penurunan ingatan.
• Penurunan ini melibatkan pelemahan
ingatan yang progresif dan
ireversibel,
• Pelemahan ini mungkin hilang bila
depresinya sembuh.

BAB 14 Gangguan Neurokognitif & Gangguan Terkait Penuaan 38

Anda mungkin juga menyukai