Abstrak
Kajian penelitian ini membuktikan bahwa individu yang memahami dan menghayati pelaksanaan
ibadah, mampu mengatasi permasalahan kehidupan yang sedang dialami, sehingga cenderung
memiliki kesehatan mental yang baik. Kajian penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya dari
Christian Zwingmann, Larson dan Dadang Hawari yang menyatakan bahwa pendekatan agama
berperan dalam mengatasi masalah-masalah psikologis dan fisik individu.Kajian penelitian ini
berbeda dengan pendapat beberapa tokoh besar seperti Sigmund Freud, Richard Dawkins dan
Nietzsche yang memandang agama sebagai sisi negatif terhadap kesehatan jiwa individu. Individu
yang beragama dianggap sebagai penderita neurosis, menderita delusi dan ide tentang Tuhan hanya
akan menghambat kreativitas manusia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan
rancangan grounded theory. Populasi dalam penelitian ini, merupakan Jema’ah di salah satu Masjid
di daerah Kota Tanggerang Selatan,.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini,
menggunakan teknik pusposive sampling. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian
ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Adapun data primer dalam penelitian ini meliputi
metode wawancara dan metode observasi, yang berpedoman pada teori dari Audah dan Mursa yang
mengungkapkan indikator kesehatan mental yang terdiri dari: 1) Dimensi spiritual; 2) Dimensi
Psikologis; 3) Dimensi Sosial; 4) Dimensi Biologis.Sedangkan data sekunder meliputi metode
dokumentasi.Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data Model Miles
and Huberman yang terdiri dari tahap reduction, displaydan verification.
ISSN: 2502-728X
IREDHO FANI REZAEfektivitas Pelaksanaan Ibadah dalam Upaya…|107
ISSN: 2502-728X
IREDHO FANI REZAEfektivitas Pelaksanaan Ibadah dalam Upaya…|109
mengenal diri sendiri dengan baik; 2) “Dan Sungguh akan kami berikan
Pertumbuhan, perkembangan, dan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
perwujudan diri yang baik; 3) Integrasi diri kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan buahan, dan berikanlah berita gembira kepada
pandangan, dan tahan terhadap tekanan- orang-orang yang sabar”.
tekanan yang terjadi; 4) Otonomi diri yang Dari beberapa pemahaman terhadap
mencangkup unsur-unsur pengatur kelakuan kesehatan mental, penulis memfokuskan
dari dalam atau kelakuan-kelakuan bebas; 5) pendapat dari Daradjat yang mengungkapkan
Persepsi mengenai realitas, bebas dari kesehatan mental merupakan terwujudnya
penyimpangan kebutuhan, serta memiliki keserasiaan yang sungguh-sungguh antara
empati dan kepekaan sosial; 6) Kemampuan fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya
untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi penyesuaian diri antara manusia dengan
(Dalam A.F. Jaelani, 2001). dirinya sendiri dan lingkungannya,
Magarius mengatakan kesehatan berlandaskan keimanan dan ketakwaan, seta
mental adalah kesediaan seseorang menerima bertujuan untuk mencapai hidup yang
kesanggupannya secara realistik, kesanggupan bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat
seseorang menikmati hubungan-hubungan (Dalam Ramayulis, 2013).
sosialnya, kejayaan seseorang dalam Menurut Arcius, indikator kesehatan
pekerjaanya dan kerelaannya terhadap kerja mental diantaranya: 1) Menerima keadaan
tersebut, kegembiraan hidup secara umum, diri; 2) Menumbuhkan interaksi sosial yang
kesanggupan menghadapi kekecewaan- baik; 3) Mampu menyelesaikan pekerjaan
kekecewaan hidup sehari-hari, luasnya dengan sukses dan merasa puas dengan
horizon kehidupan psikologis, kesanggupan karyanya; 4) Mampu menghadapi kehidupan
memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan motiv- dan mampu mencari sisi positif dari
motiv, ketetapan sikap, kesanggupan memikul kehidupan tersebut; 5)Merasa berkecukupan;
tanggung jawab pekerjaan dan keputusan dan 6) Berani bertanggung jawa; 7) Memiliki
keseimbangan emosi (Dalam Hasan ketegaran dan kestabilan siri; 8) Mampu
Langgulung, 1992). memnuhi kebutuhan biologis dan psikologi
Hawari mengatakan kesehatan jiwa secara proporsional; 9) Berperan serta dalam
menurut paham ilmu kedokteran adalah satu kegiatan sosial; 10) Memiliki pedoman hidup
kondisi yang memungkinkan perkembangan (Dalam Utsman Najati, 2008).
fisik, intelektual, dan emosional yang oprimal Selanjutnya, tokoh yang menetapkan
dari seseorang dan perkembangan itu berjalan indikator kesehatan mental dengan
selaras dengan keadaan orang lain (Dalam memasukan unsur agama diantaranya,
Dadang Hawari, 1997).Selanjutnya dalam Daradjat menetapkan indikator kesehatan
QS.al-Baqarah ayat 155 disebutkan bahwa mental dengan memasukan unsur keimanan
manusia memang akan menerima cobaan dan ketakwaan diantaranya: 1) Terbebas dari
kehidupan dari Allah Swt: gangguan dan penyakit jiwa; 2) Terwujudnya
keserasiaan antara unsur-unsur kejiwaan; 3)
Mempunyai kemampuan dalam
menyesuaikan diri secara fleksibel dan
menciptakan hubungan yang bermanfaat dan
menyenangkan antar individu; 4) Mempunyai
Artinya:
kemampuan dalam mengembangkan potensi
diri serta memanfaatkannya untuk dirinya dan
110| PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015
orang lain; 5) Beriman dan bertakwa kepada adalah individu yang sesuai dimensi spiritual,
Allah dan selalu berupaya merealisasikan psikologis, sosial, biologis.
tuntutan agama dalam keidupan sehari-hari Begitu banyak faktor-faktor yang
sehingga tercipta kehidupa yang bahagia di mempengaruhi aspek kehidupan manusia.
dunia dan di akhirat (Dalam Ramayulis, Akan tetapi dalam kajian ini, akan
2013). diterangkan beberapa pendapat dari tokoh dan
Al-Ghazali menetapkan indikator beberapa hasil penelitian mengenai faktor-
kesehatan mental didasarkan kepada seluruh faktor kegoncangan psikologis yang
aspek kehidupan manusia berupa habl min mempengaruhi kesehatan mental. Penelitian
Allah, habl min al-nas, dan habl min al-alam. yang dilakukan oleh Gottesman,
Adapun indikator kesehatan mental menggunakan alat ukur diagnostic yaitu
diantaranya: 1) Keseimbangan yang terus Minnesota Multiphasic Personality Inventory,
menerus antara jasmani dan rohani dalam yaitu suatu ukuran diagnostic yang banyak
kehidupan manusia; 2) Memiliki kemuliaan digunakan dalam klinik-klinik sebagai alat
akhlak dan kezakiyahan jiwa, atau memiliki bantu dalam diagnostik terhadap beberapa
kualitas iman dan takwa yang tinggal; 3) kumpulan kembar siam. Penelitian ini
Memiliki makrifat kepada Allah (Dalam menghasilkan beberapa temuan diantaranya
Ramayulis, 2013). adalah bahwa kegoncangan-kegoncangan
Selanjutnya menurut Az-Zahrani psikologik, terutama berkenaan dengan
indikasi kesehatan jiwa diantaranya: 1) Sisi pikiran sakit dan histeria, kebanyakannya
Spiritualitas; 2) Sisi Sosial; 3) Sisi biologis berasal dari faktor-faktor lingkungan.
(Dalam Ramayulis, 2013). Menurut Faraj Sedangkan pengaruh faktor-faktor keturunan
indikator kesehatan mental diantaranya: 1) Nampak pada kasus-kasus kerisauan
Merasa aman dan tentram; 2) Bila menerima patologis, depresi psikologis, dan was-was
diri sendiri; 3) Mampu menguasai diri secara (Dalam Hasan Langgulung, 1992).
proporsional ketika dituntut melakukan hal Selanjutnya, penelitian yang dilakukan
yang spontan dan memiliki kemampuan untuk oleh Baron dari Institute of Personality
memulai sesuatu; 4)Mampu menumbuhkan Studies and Measurement. Hasil dari
interaksi aktif dan memuaskan pihak lain; penelitian ini menyatakan bahwa yang
5)Memiliki pandangan yang realistis dalam menjadi faktor-faktor yang mempengauhi
menjalani kehidupan dan bisa menghadapi kesehatan mental diantaranya faktor keluarga
berbagai problem dengan wajar (Dalam yang bersifat tentram, tenteram sosial, tentram
Utsman Najati, 2008). dari segi emosi, dan tentram dari segi
Dari pelbagai macam pendapat ahli ekonomi (Dalam Hasan Langgulung, 1992).
tentang indikator kesehatan mental, penulis Menurut Kartono (2009) usaha untuk
memfokuskan indikator kesehatan mental mencapai mental yang sehat dan penyesuaian
berdasarkan pendapat Audah dan Mursa diri serta adaptasi pada lingkungan ialah
Menurut Audah dan Mursa, indikator struktur kepribadian individu yaitu bagaimana
kesehatan mental diantaranya: 1) Dimensi bentuk respon-responnya yang alami dan
spiritual; 2) Dimensi Psikologis; 3) Dimensi respon-respon pribadi berkat latihan, serta
Sosial; 4) Dimensi Biologis. Sebagaimana cara individu memasak pengalaman-
yang telah disebutkan sebelumnya pada pengalaman hidupnya. Keadaan individu
pendahuluan (Dalam Utsman Najati, tersebut sangat ditentukan oleh faktor-faktor:
2008).Berdasarkan pendapat Audah dan 1) Kondisi dan konstitusi fisik; 2)
Mursa bahwa orang yang sehat mentalnya, Kematangan taraf pertumbuhan dan
ISSN: 2502-728X
IREDHO FANI REZAEfektivitas Pelaksanaan Ibadah dalam Upaya…|111
ISSN: 2502-728X
IREDHO FANI REZAEfektivitas Pelaksanaan Ibadah dalam Upaya…|113
serangkaian perilaku ibadah seperti salat dan program pendidikan yang bertujuan untuk
zikir. Hal ini dilakukan mengingat, pandangan merealisasikan keseimbangan antara dimensi
dari jemaah, ibadah merupakan kewajiban material dan dimensi spiritual dalam pribadi
seorang muslim sebagai sarana bersyukur atas manusia, diantaranya: 1) Berkonsentrasi
apa yang telah di dapatkan (Wawancara menguatkan dimensi spiritual dalam diri
dilakukan terhadap tiga orang jemaah Masjid. manusia dengan cara beriman dan bertakwa
Waktu pelaksanaan tentatif pada tanggal 17 kepada Allah, dan menjalankan berbagai
Maret 2014 sampai 29 Maret 2014). Hal ini ritual ibadah; 2) Berkonsentrasi untuk
senada dengan pendapat James menegaskan mengendalikan dimensi material dalam diri
bahwa, selama manusia masih memiliki naluri manusia (hawa nafsu); 3) Berkonsentrasi pada
cemas dan mangharap, selama itu pula pengajaran yang meliputi semua aspek tradisi
manusia akan beragama (berhubungan dengan untuk kematangan emosi dan sosial.
Tuhan). Itulah sebabnya mengapa perasaan Dari hasil pengamatan dan wawancara
takut merupakan salah satu dorongan yang yang telah dilakukan, terlihat bahwa
terbesar untuk beragama (Dalam Shihab, cenderung jemaah yang rutin melaksanakan
1996). ibadah memiliki tingkat kesehatan mental
Lebih lanjut, berdasarkan observasi yang baik.Hal ini dikarenakan, ibadah yang
yang dilakukan terhadap beberapa jemaah, dilakukan sebagai proteksi diri dalam
bahwa terlihat jemaah cenderung memiliki menghadapi pelbagai macam tekanan
kesehatan mental yang baik.Terlihat dengan hidup.Hal ini senada dengan penelitian yang
seimbangnya antara aktivitas bekerja dengan dilakukan oleh Zwingmann dkk (2006)
aktivitas pelaksanaan ibadah (Observasi terhadap pasien penderita kangker payudara
terhadap beberapa jemaah dengan bidang di Jerman.Hasil penelitian menunjukkan
pekerjaan berbeda-beda seperti dagang dan bahwa antara pemecahan masalah melalui
ojek (Jemaah yang terjangkau oleh peneliti agama dapat mengatasi depresi pada pasien
untuk diamati) tentatif pada tanggal 17 Maret penderita kangker payudara di jerman.
2014 sampai 29 Maret 2014). Selanjutnya hasil penelitian ini
Selain itu, berdasarkan wawancara didukung oleh penelitian Larson yang
yang dilakukan dengan beberapa orang menunjukkan bahwa ada hubungan antara
jemaah, aktivitas ibadah yang dilakukan komitmen agama dengan penyakit
membuat jemaah merasa beban dalam kardiovaskuler.Dalam studi yang dilakukan
kehidupan ini lebih ringan, seperti setelah Larson disebutkan bahwa, kelompok yang
melaksanakan salat (Wawancara terhadap menjalankan ibadah keagamaan secara rutin,
salah satu jemaah di Masjid pada tanggal 24 memiliki resiko lebih rendah untuk terkena
Maret 2014).Berdasarkan hasil wawancara kardiovaskuler (Dalam Dadang Hawari,
terhadap salah satu jemaah, mengatakan 1997).Pentingnya peranan agama dalam
bahwa, bila mengingat kebutuhan di dunia ini, kesehatan mental, hal ini dikarenakan agama
terutama masalah ekonomi, banyak yang memiliki nilai-nilai yang terkandung di
tidak cukupnya.Akan tetapi, bila bersyukur dalamnya.Hawari mengemukakan,
dengan yang telah di dapatkan, semua terasa bagaimanapun perubahan-perubahan sosial
cukup (Wawancara terhadap salah satu budaya tersebut terjadi, maka pendidikan
jemaah di Masjid pada tanggal 19 Maret agama hendaknya tetap diutamakan.Sebab
2014). agama terkandung nilai-nilai moral, etik dan
Senada dengan pendapat Utsman pedoman hidup sehat yang universal (Dalam
Najati (2008) bahwa dalam Islam terdapat Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan,
114| PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015
ISSN: 2502-728X
IREDHO FANI REZAEfektivitas Pelaksanaan Ibadah dalam Upaya…|115
ISSN: 2502-728X