Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI IMPLIKASI INDUSTRI PENGOLAHAN KERTAS TERHADAP SIKLUS

KEHIDUPAN
KETEKNIKAN SISTEM
OLEH: KELAS M
1. ISTIANAH HIDAYANI 115100901111005
2. RIFNY ARDIANITA 115100901111009
3. LILIS SURYANINGSIH 115100900111021
4. CHARISTA DEWA 115100907111015
5. ARIO WICAKSANA 115100900111035

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang mempunyai peranan penting
dalam perkembangan perekonomian Indonesia di era tahun 1990-an di samping industri
manufaktur lainnya seperti tekstil, perajutan, dan elektronik. Ada beberapa alasan yang
melatarbelakangi pentingnya sumbangan industri pulp dan kertas terhadap sektor industri
manufaktur di Indonesia, seperti produk pulp dan kertas harganya banyak ditentukan dalam
nilai dolar dengan potensi pasar international yang cukup besar.
a. Penggunaan Energi
Adapun penggunaan energi pada mesin produksi kertas pada industri kertas tentunya
memiliki cara tersendiri salah satunya demi tujuan-tujuan tertentu, misal penghematan biaya
dengan mengkonversi bahan bakar. Dibawah ini adalah proses penggunaan energi suatu
perusahaan Industri Kertas yaitu PT. Kertas Leces.







Proses : Uap bertekanan tinggi (44 bar, 440
o
C) dihasilkan Power Boiler (PB) dengan
Chemical Recovery Boiler (RB), digunakan menggerakan Extraction Back Preassure Turbine
(EBPT), Condensing Turbine (CT), dan Extraction Condensing Turbine (ECT). Selain dari
ektraksi, pada kebutuhan uap proses Medium Pressure (MP; 12,5 bar 200
o
C) dan Low
Pressure (LP;5 bar 165
o
C) dipenuhi dengan Velve Desuperheater. Dalam pemenuhan
kebutuhan energi, steam power plant bekerja dengan mode thermal match (Gambar 2) yaitu
mode operasi turbin yang lewat ekstraksi atau exhaustnya memenuhi kebutuhan uap proses
kekurangan listrik dipenuhi dari condensing part. Extraction Back Preassure Turbine (EBPT)
dan Extraction Condensing Turbine (ECT) adalah turbo-generator yang bekerja berdasarkan
kebutuhan uap sedangkan Condensing Turbine (CT) bekerja berdasarkan kebutuhan listrik.
Dalam kondisi normal dimana Pulp Plant tidak beroperasi , uap MP tidak diperlukan maka
ECT dioperasikan sedangkan EBPT tidak beroperasi. Dengan kondisi Thermal Match listrik
yang dibangkitkan 14 MW, sedangkan listrik yang dibutuhkan 24 MW. Selisih antara listrik
yang dibutuhkan dan listrik yang dibangkitkan dipenuhi dari condensing part CT atau ECT.
Ketidaksesuaian atau kesetimbangan antara kebutuhan uap proses dan listrik akan
menyebabkan steam power plant tidak dapat mencapai maksimum efisiensi.
Pemakaian bahan bakar gas mengurangi emisi CO
2
, dibanding pembakaran residu.
Disamping karena pemakaian gas lebih rendah, hal ini disebabkan kandungan karbon di gas
alam sekitar 71%, sedangkan di residu sekitar 86% pada konsumsi pemproduksian kertas ini.
Dan pengurangan emisi CO
2
ini mengurangi efek rumah kaca.
Industri pulp dan kertas pada PT. Kertas Leces menggunakan energi dalam jumlah
cukup besar dimana biaya energi lebih besar 15% dari total biaya produksi. Konversi bahan
bakar yang diintegrasikan dengan menggunakan bahan bakar minyak (residu) dengan gas
dapat mengurangi biaya bahan bakar pada proses produksi sehingga konsumsi bahan bakar
menjadi lebih rendah, produk yang dihasilkan lebih banyak untuk konsumsi konsumen, serta
tentunya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk penggunaan kertas.
b. Tingkat Keamanan (safety)
Peninjauan aspek tingkat keamanan ini berdasarkan pelaksanaan operasional dari
proses pembuatan kertas tersebut pada industri pengolahan. Pada hakekatnya disimpulkan
bahwa system keamanan dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap segala bentuk
penyebab kerugian, termasuk didalamnya kerugian secara fisik dan non fisik, berwujud atau
tidak berwujud atau adanya berbagai kerugian yang disebabkan oleh berbagai sebab.
Perusahaan memberikan jaminan keamanan dan kesehatan karyawan, berupa jamsostek dan
adanya pemeriksaan kesehatan secara gratis sesuai dengan ketentuan perusahaan. Perusahaan
juga memberikan standar keamanan dalam kerja dengan cara mengharuskan karyawan bagian
produksi dan operasional menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). APD disediakan bila
diperlukan dan digunakan secara benar serta dipelihara selalu dalam kondisi layak pakai.
APD yang digunakan dipastikan telah dinyatakan baik dan dipakai sesuai dengan standar dan
atau peraturan perundangan yang berlaku. Macam-macam APD ini yaitu alat pelindung untuk
kepala, mata, alat pernafasan, tangan/kaki, dan pelindung organ-organ vital lain seperti
penggunaan pakaian kerja. Prosedur wajib diberikan kepada karyawan sebelum memulai
pekerjaan, karena ini sangat penting bagi karyawan untuk memahami prosedur kerja dengan
baik sebelum menjalankan pekerjaan.
Tindakan yang dapat dilakukan dalam pencegahan kecelakaan kerja adalah
mengurangi kondisi tidak aman, menekankan keamanan pada karyawan, memberikan
pelatihan bagi karyawan dalam penggunaan mesin-mesin produksi, memberikan prosedur
yang tepat kepada para karyawan, memperingatkan tentang bahaya-bahaya yang mungkin
terjadi, menjaga keamanan di sekitar tempat kerja, dan melakukan inspeksi keamanan dan
kesehatan karyawan secara rutin.
Tujuan manajemen perusahaan membuat keamanan sistem kerja yaitu mengurangi
dampak bahaya yang ditimbulkan akibat kerja. Menyiapkan langkah-langkah penyelamatan
untuk melindungi manusia (karyawan dan masyarakat sekitar) dan harta benda. Tanggap saat
menghadapi emergency dan menyediakan fasilitas yang diperlukan. Menerapkan sistem
pemulihan agar komunitas menjadi normal setelah terjadi bencana.
c. Limbah Industri
Pabrik Kertas menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg dan
Cu. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang
berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa. Limbah cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang
sembarangan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Pada proses pembuatan kertas
terdapat zat yang berpotensi mencemari lingkungan.
Menurut Rini (2002), limbah proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari
lingkungan tersebut dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
Limbah cair, yang terdiri dari :
Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen.
Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin,
terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan
BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi.
Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas.
Bahan anorganik seperti NaOH, Na
2
SO
4
dan klorin.
Limbah panas.
Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
Partikulat yang terdiri dari :
Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain.
Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium.
Gas yang terdiri dari :
Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan
dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan
kimia.
Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery
furnace danlime kiln (tanur kapur).
Uap yang mengganggu jarak pandangan.
Limbah padat yang terdiri dari :
Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder.
Limbah dari potongan kayu.
Adapun dampak dari limbah industri kertas yaitu pencemaran lingkungan dan
kesehatan manusia, dan ini dampak bagi pencemaran lingkungan antara lain :
1. Membunuh ikan, kerang, dan invertebrata akuatik lainnya.
2. Memasukkan zat kimia karsinogenik dan zat pengganggu aktivitas hormon ke dalam
lingkungan.
3. Menimbulkan resiko terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya dari
limbah industri yang mencemari lingkungan.
4. Menurunkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Untuk mengurangi dampak dari pencemaran limbah industri pengolahan kertas yaitu
dengan menerapkan teknologi pengolahan limbah baik padat, cair maupun gas secara tepat
melalui IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Selain itu, para pelaku industri harus mulai
menerapkan sistem teknologi bersih untuk mengurangi volume bahan pencemar yang
dihasilkan dari proses produksi. Jika memang tidak ada lahan yang memadai untuk
pembangunan IPAL maka proses lumpur aktif, parit oksidasi dan trickling filter dapat
digunakan dengan hasil kualitas yang sama tetapi membutuhkan biaya operasional yang
tinggi. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair
yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas,
teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak
demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya
dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri
kehutanan untuk memhami dasar-dasar pengolahan limbah cair.
Masyarakat juga turut andil dalam
pengelolaan limbah pabrik kertas. Limbah pabrik
kertas dapat didaur ulang menjadi karton yang
memiliki nilai jual tinggi. Karton hasil
pengolahan limbah pabrik kertas ini disebut
dengan kertas gembos. Proses pembuatannya
relatif sederhana. Sludge dan kertas pemulung
diproses menjadi bubur kertas. Kemudian dicetak
menjadi lembaran dengan ukuran 66 x 78 cm.
Setelah itu, dijemur di bawah terik matahari selama empat jam. Kemudian dihaluskan dengan
rol kalender. Kemudian di pak dengan berat 25 kg..
Tidak ada salahnya jika masyarakat
meluangkan waktu untuk mengasah kreativitas
dengan membuat kerajinan dari kertas daur ulang.
Kegiatan bisa menghasilkan penghasilan baru atau
hanya untuk menjadikan hiasan dirumah dengan
menggunakan kertas-kertas bekas yang sudah tidak
terpakai. Hal ini tentu saja terasa lebih bernilai
ekonomis serta dapat mengurangi dampak terhadap
lingkungan.
d. Penggunaan Air
Pada tahap operasional pengolahan kertas di pabrik, tentunya membutuhkan konsumsi
energi air yang sangat besar. Pemakaian air yang berlebihan akan mengurangi keuntungan
perusahaan, sementara itu disisi lain, perlindungan alam juga harus dijaga dengan memakai
air secara efisien mungkin. Ada beberapa rekomendasi yang diberikan untuk memanfaatkan
air secara efisien. Untuk mengidentifikasi pemakaian air dari masing-masing unit proses,
direkomendasikan membuat neraca massa air untuk seluruh unit proses, dari data ini bisa
diketahui unit proses mana yang masih bisa ditekan penggunaan airnya dan air dari proses
yang satu mungkin masih bisa dipakai untuk proses yang lain tanpa dilakukan pengolahan
lebih dahulu. Air dari pompa vakum direkomendasikan untuk dimanfaatkan kembali pada
bagian proses lain yang membutuhkan air panas (misalnya pada tahap akhir pencucian pulp)
sejalan dengan perlindungan terhadap air. Rekomendasi lainnya adalah memperbaiki
kebocoran yang terjadi pada pipa-pipa air.
Kegiatan untuk mengolah air sisa produksi atau back water adalah dengan
menambahkan zat kimia untuk memisahkan serat dengan air. Serat yang berhasil dipisahkan
akan dipress untuk mengurangi kadar air kemudian dikirim ke tempat penyimpanan bahan
baku untuk diproses kembali ke dalam pulper. Sedangkan white water akan dikirim ke tangki
air untuk digunakan kembali sebagai media pembuburan bahan baku dalam proses produksi.
Alat yang digunakan untuk memisahkan serat dan air ini disebut purgomat dan
pengoperasiannya dikendalikan atau dilakukan dengan menggunakan komputer di ruang
Distribution Control System (DCS).
Pengolahan air sisa produksi ini merupakan upaya untuk menghemat penggunaan air
dan mengurangi volume limbah cair yang harus diolah oleh WWT. Selain itu serat yang
diperoleh dari proses recovery ini digunakan kembali untuk proses produksi, hal ini dapat
menghemat penggunaan sumber daya alam dan sangat menguntungkan dari segi ekonomi
bagi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai