Anda di halaman 1dari 4

SAMPAH PLASTIK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah plastik merupakan permasalahan lingkungan hidup yang
dihadapi oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Sampah plastik di Indonesia
mencapai 9,52 ton per tahun. Berdasarkan data Jambeck (2015),
menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil
sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Cina
yang mencapai 262,9 juta ton (Kompas, 23 Januari 2018). Sampah plastik
akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat terurai
dengan cepat. Plastik diperkirakan membutuhkan 100 hingga 500 tahun
hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna (Nurhenu K, 2003 :
6). Sampah plastik yang dibuang sembarangan juga dapat menyumbat saluran
drainase, selokan dan sungai sehingga bisa menyebabkan banjir. Sampah
plastik yang dibakar bisa mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi
kesehatan manusia (Surono, 2011).
Sebenarnya sudah banyak alat yang dibuat untuk mengatasi sampah
plastik, salah satunya seperti alat yang sudah terdaftar pada paten DJKI
Nomor P00201803077 tanggal 26 april 2018 dengan judul reaktor pengolah
sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif dengan menggunakan energi
panas matahari dimana pada alat tersebut menggunakan panas matahari
sebagai pemanas untuk memanaskan plastik pada proses pirolisisnya. Alat
tersebut masih memiliki kelemahan yaitu pengoprasian alat masih tergantung
cuaca dan tidak bisa digunakan ketika tidak ada sinar matahari.
Oleh karena itu harus ada alternatif pengolahan limbah plastik yang
baik dan benar tidak merugikan lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan
manusia, dengan pyrolysis reactor plastic portable, plastik dapat diolah
dengan baik dan efektif dengan proses pirolisis. Teknologi pirolisis
merupakan teknologi terbarukan dalam mengkonversi limbah plastik menjadi
fase cair dan gas. Limbah plastik dimasukkan ke dalam reaktor pada suhu

1
350ᵒ C sampai dengan 500ᵒ C (Endang, 2006). Tambahan limbah oli bekas di
dalam tabung reaktor pada proses pirolisis akan mempermudah plastik untuk
menjadi cair dan menguap. Penambahan oli bekas juga dimaksudkan agar
residu sisa hasil proses pirolisi juga dapat diolah kembali menjadi briket.
Pyrolysis reactor plastic portable ini memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Kelebihanya yaitu lebih efektif dalam proses pemanasannya
karena pemanas bisa diatur dari suhu 30 sampai 500 derajat celcius dan residu
hasil proses pirolisis bisa diolah kembali menjadi bahan bakar padat berupa
briket. Kelemahanya adalah dalam penggunaanya masih memerlukan kunci
pas untuk membuka dan menutup tungku. Diharapkan mesin ini dapat
menjadi salah satu langkah untuk mengurangi sampah limbah plastik yang
efektif dan ramah lingkungan.
Pyrolysis reactor plastic portable ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu:
tungku sebagai tempat pemanasan limbah plastik sampai menjadi uap,
kondensor yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi cair, dan rangka
sebagai tempat penopang tungku dan kondensor. Pyrolysis reactor plastic
portable ini terdiri dari 2 tabung kondensor. Setiap kondensor terdiri dari 4
bagian yaitu tabung kondensor, tabung kondensat, pipa saluran kondensor,
dan dudukan kondensor. Tabung kondensor berfungsi sebagai tempat
sirkulasi air untuk mendinginkan uap. Pipa saluran kondensor berfungsi
sebagai tempat aliran uap yang di didinginkan didalam tabung kondensor,
tabung kondensat sebagai tempat menampung cairan hasil kondensasi uap
dan dudukan kondensor berfungsi untuk menopang dua buah kondensor.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah antara lain :
1. Limbah plastik masih belum diolah dengan tepat.
2. Alat pengolah limbah plastik yang sudah masih meninggalkan residu hasil
dari proses pirolisis.
3. Alat yang pernah dibuat tidak memiliki sistem pengontrol panas.

2
4. Desain alat pengolah limbah plastik yang ada tidak menggunakan oli bekas
sebagai campuran.
5. Desain alat pengolah limbah plasttik yang sudah ada residunya tidak bisa
bisa digunakan menjadi bahan bakar.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penyusun memfokuskan
masalah pada proses “Proses pembuatan kondensor pada pyrolysis reactor
plastic portable”.

D. Rumusan Masalah
Dari masalah yang sudah ditentukan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana desain kondensor pyrolysis reactor plastic portable?
2. Bagaimana proses dan standar operasional pembuatan kondensor
pyrolysis reactor plastic portable?
3. Bagaimana hasil kinerja kondensor pyrolysis reactor plastic portable?

E. Tujuan
Tujuan penulisan laporan proses pembuatan kondensor pyrolysis
reactor plastic portable adalah mengetahui:
1. Membuat kondensor yang tepat pada pyrolysis reactor plastic portable.
2. Membuat dan menyusun standar operasional prosedur kondensor
pyrolysis reactor plastic portable.
3. Mengetahui kinerja kondensor pyrolysis reactor plastic portable.

F. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari proses pembuatan kondensor
pada pyrolysis reactor plastic portable antara lain sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Proyek Akhir yang wajib ditempuh
guna mendapatkan gelar Ahli Madiya di Jurusan Pendidikan Teknik

3
Mesin UNY, selain itu juga pengaplikasian ilmu yang sudah dipelajari
selama kuliah.
2. Sebagai pembelajaran inovasi teknologi di bidang teknik mesin
3. Menambah pengetahuan dalam bidang manufaktur.
4. Meningkatkan kerja sama tim.
5. Menambah kreatifitas dan inovasi dalam proses pembuatan sebuah
mesin.

Anda mungkin juga menyukai