Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada saat sekarang sampah meru- pakan masalah utama yang dialami oleh
masyarakat dan pemerintah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Untuk
sampah khususnya sampah anorganik berjenis plastik, menurut hasil survei, penggunaan
bahan plastik ini sangat banyak sekali yaitu pada industri bangunan sebesar 26 %,
pengemasan sebesar 24 %, elektronika 14 %, industri permesinan
9 %, rumah tangga 5 %, mebel 5 %, transportasi 4 %, lain-lain 13 %, sehingga penggunaan
plastik ini menjadi permasalahan tersendiri apabila sudah menjadi sampah. Salah satu
solusinya yaitu dengan cara mengolah kembali sampah tersebut sehingga sampah tersebut
bisa digunakan kembali. dengan mesin daur ulang plastik dalam rangka meningkatkan
pendapatan masya- rakat.
Usaha limbah plastik ini hampir terdapat di setiap daerah di Indonesia bahkan juga di
di Samarinda. Sementara itu setiap rumah selalu memproduksi limbah plastik setiap
harinya rata-rata 0,05 kg/hari sehingga menghasilkan total sampah plastik di Indonesia
4.078.800 ton/tahun (www.limbahplastik.com).
Bagi yang kini sedang berbisnis daur ulang limbah plastik, sebelum dijual ke
pabrik, tentunya limbah plastic tersebut perlu dicuci dan dicacah, setelah itu harus
dikeringkan karena pabrik tidak akan menerima, jika produk dalam keadaan kotor dan
basah. Untuk mencuci dan mencacah, banyak pengusaha telah menggunakan mesin
pencacah sedangkan untuk mengeringkannya, para pengusaha masih menggunakan cara
manual/alami yakni dijemur di bawah teriknya sinar matahari.
Permasalahan yang ada tersebut bisa teratasi bila pengusaha tersebut mempu- nyai
alat pengering hasil cacahan limbah plastik. Untuk menjawab permasalahan tersebut, tujuan
dari perencanaan ini adalah meng-implementasikan teori gaya sentrifugal dan gaya gravitasi
dalam alat sentris pengering plastik (centrifugal dryer). Dengan mengimplementasikan
teori tersebut, diharapkan proses pengeringan tidak bergantung lagi kepada matahari dan
harga jual plastik hasil gilingan bisa meningkat sehingga biaya produksi dapat tertutup oleh
keuntungan yang lebih besar.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dirumuskan dalam pengajuan untuk perancangan ini adalah


bagaimana usulan perancangan “Mesin pengering cacahan limbah plastik” yang ekonomis
dan mampu meningkatkan produksi bagi para pengolah limbah khususnya plastik dalam
pengepakan dan pengiriman sampah plastik untuk proses selanjutnya yaitu daur ulang.

1.3 Batasan Masalah

Agar pemecahan masalah yang dilakukan tidak menyimpang dari ruang lingkup yang
ditentukan, maka akan dilakukan pembatasan sebagai berikut:

1. Alat pengering cencacahan sampah plastik yang dirancang hanya untuk pengering
cacahan plastik
2. Hasil usulan perancangan alat pencacah plastik dievaluasi menggunakan metode uji
coba.
3. Data pengukuran yang diambil hanya sebatas pada pengukuran data statis.
4. Metode yang digunakan untuk merancang alat pengering cecacahan plastik adalah
metode rasional yang didukung analisis statis.

1.4 Tujuan Pembuatan Mesin Pengering cecacahan Plastik

Dilihat dari latar belakang yang ada, maka tujuan dari pembuatan alat atau mesin
pencacah plastik ini yaitu :

1. Sebagai mesin yang dapat mengelola sampah plastik sebagai bahan daur ulang.
2. Sebagai mesin pendukung untuk meningkatkan produksi para pengusaha pencecahan
limbah plastik
3. Dapat mengurangi sampah plastik dari lingkungan dan sampah plastik dapat berguna
kembali.
4. Memanfaatkan sumber sampah ini sebagai bahan untuk menjadikan sebuah produk
yang layak dipakai.
5. Mendapatkan desain yang sesuai untuk digunakan dan lebih efisien.
6. Untuk mempermudah dalam pengepakan dan pengiriman sampah plastik untuk proses
selanjutnya yaitu daur ulang.
1.4 Manfaat perencanaan

Berdasarkan perencanaan ini diperoleh beberapa manfaat antara lain:

1) Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar (D4) Teknik mesin di Politehnik Negeri
Samarinda.
2) Menambah wawasan dari pengusaha daur ulang limbah plastik.
3) Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah ke dalam bentuk
praktik langsung pembuatan suatu alat.
4) Meningkatkan daya kreativitas, inovasi, dan keahlian mahasiswa.
5) Menambah pengetahuan tentang cara merancang dan menciptakan suatu karya teknologi.
6) Meningkatkan kedisiplinan dan kerjasama antar mahasiswa, baik secara individual
maupun kelompok.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Kajian perancangan

Mesin ini di buat dengan 1 ukuran tepat , dan dengan tingkat presisi yang tinggi .
berfungsi untuk mengeringkan semua jenis gilingan plastik . dan juga berfungsi untuk
membersihkan sisa kotoran yang masih menempel pada hasil gilingan / Scraps . Mesin ini
Sangat Vital untuk usaha pencecahan limbah plastik , karna bukan hanya untuk
meningkatkan kwalitas produksi, mesin ini juga sangat membantu dalam proses oprasional
kerja , karna sudah tidak perlu lagi menjemur dan menungggu terik matahari . Saat Musim
Hujan pun masih dapat berproduksi dengan lancar . dan juga akan mengurangi cost
oprasional, karna sudah tidak memerlukan Operator untuk menjemur Material plastik .
kemudian mesin ini dilengkapi dengan rotari pengangkut cecahan dari bak pencucian
kedalam pengering dan rotari ini juga berfungsi untuk meniriskan air yang ada dimaterial.
Mesin ini direncanakan dengan Material berstandart industry , Kuat dan tahan lama
direncanakan dengan tingkat presisi yang tinggi , rendah getaran dan juga dengan design
baling baling terbaru yang sangat mempengaruhi tingkat kekeringan dan kebersihan Ouput
mudah dalam perawatan , dan mudah di bersihkan pada saat mengganti jenis material plastik
yang berbeda ( tanpa harus di bongkar ) dengan kapasitas maksimal 4 Ton / hari.untuk itu
mesin ini direncanakan dengan kecepatan putar 3000 rpm dengan tenaga penggerak Power
Diesel 8-12 pk atau motor listrik 7,5-10 HP.

2.2 Sampah plastik


Sampah plastik, plastik yang seperti apa yang dapat diperoses menjadi bijih plastik?
Terdapat bermacam macam jenis plastik didunia ini. Jenis jenis plastik tersebut digolongkan
dalam beberapa kelompok berkode. Untuk plastik kemasan produk pangan, terdapat tujuh
kelompok dengan kode angka 1 hingga 7 diikuti singkatan nama bahan. Angka tersebut biasa
ditulis ditengah gambar segitiga (simbol daur ulang).

Jenis plastik yang yang biasa dicacah di pencacahan plastik adalah jenis plastik yang
berkarakter cenderung keras dan tebal ( bukan tipis seperti tas plastik atau tas kresek) contoh
adalah botol minuman, kursi plastik dan sebagainya. Biasanya berkode PETE ( poly Ethlene
Theraphalate) HDPE ( High Density Polyethylene) PVC ( Poly Vinyl Chlorida) PP (Poly
Propylene) dan PS ( pli styrene).

PET umumnya dipakai pada botol minuman atau bahan konsumsi cair lainnya, HDPE
pada botol deterjen, PVC pada pipa dan furnitur, sedangkan PP pada tutup botol minuman,
sedotan dan beberapa jenis mainan. Dan PS sering dipakai untuk pembuat kotak makan,
kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya.
Gambar 2. Macam-Macam Jenis Plastik

1. PET atau PolyEthylene Terephthalate adalah Jenis Plastik yang hanya bisa sekali
pakai, seperti biasa Botolair Mineral dan hampir semua Botol minuman lainnya. Jika
pemakaiannya dilakukan secara berulang, terutama menampung air panas, lapisan
polimer botol meleleh mengeluarkan zat karsinogenik dan dapat menyebabkan
Kanker.

2. HDPE atau High Density PolyEthylene merupakan Jenis Plastik yang Aman jika
dibandingkan dengan Jenis Plastik PET karena memiliki sifat tahan terhadap suhu
tinggi. Sering dipakai untuk Botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, Botol
Galon air minum, dan lain-lain. Meski demikian, jenis plastik disarankan untuk tidak
dipakai berulang.

3. PVC atau PolyVinyl Chloride merupakan Jenis Plastikyang sulit didaur ulang, seperti
botol-botol Plastik dan Plastik Pembungkus. Jangan gunakan Plastik jenis ini untuk
membungkus makanan karena jenis plastik ini memiliki kandungan PVC atau DEHA
yang berbahaya untuk Ginjal dan Hati.

4. LDPE atau Low Density PolyEthylene merupakan Jenis Plastik yang bisa didaur
Ulang, baik dipakai untuk tempat minuman maupun makanan.

5. PP atau PolyPropylene juga baik digunakan untuk tempat minuman maupun


makanan. Jenis Plastik semacam ini lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap
yang rendah dan biasanya digunakan untuk botol minum bayi.
6. PS atau PolyStyrene merupakan Jenis Plastik yang digunakan untuk tempat
minum atau makanan sekali pakai. Mengandung bahan bahan Styrine yang berbahaya
untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada
masalah reproduksi dan sistem saraf.

Gambar 3. Contoh beberapa jenis plastik


2.3 Kriteria Perencanaan dan Perancangan

Merancang adalah aplikasi kreativitas untuk merumuskan dan memberikan solusi atas
suatu permasalahan, atau memberikan solusi yang sudah dipecahkan dengan cara yang
berbeda. Kriteria perencanaan dan perancangan mesin pengering cacahan plastik sebagai
berikut:

 Konstruksi mesin yang akan dirancang bentuk dan kapasitasnya direncanakan dengan
banyaknya limbah plastik yang tersedia. Karena mempertimbangkan efektivitas,
efisiensi, praktis, serta ekonomis.

 Mudah dalam pengoperasian dan perawatannya sehingga operator tidak perlu harus
mempunyai keahlian khusus tentang mesin

2.4 Komponen-komponen alat/mesin

2.4.1. Poros

Poros merupakan salah satu bagian dari mesin yang sangat penting karena hampir semua
mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran, oleh karenanya poros memegang
peranan utama dalam transmisi dalam sebuah mesin. Poros dibedakan menjadi tiga macam
berdasarkan penerusan dayanya (Sularso, 1991:1) yaitu:

a.Poros transmisi
Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk, atau sprocket rantai
dll.
b.Spindel
Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran yang disebut spindel. Syarat utama yang harus dipenuhi
poros ini adalah deformasi harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
c.Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat
beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar hanya
memperoleh beban lentur kecuali jika digerakkan oleh penggerak dia akan mengalami
beban puntir juga Perhitungan yang digunakan dalam merancang poros utama yang
mengalami beban puntir dan beban lentur antara lain:

2.4.2 Perhitungan poros


Apabila poros hanya menerima beban momen puntir atau torsi, maka

diameter dari poros dapat dihitung dengan persamaan torsi, yaitu :


Dimana :

T = Momem puntir

J = Momen inersia polar penampang poros

ԏ = Tegangan geser

r = Jari-jari poros

sedangkan momen inersia poolar untuk poros pejal adalah :

Sehingga di peroleh :

Gambar poros

2.4.3 Motor listrik


Dengan menggunakan torsi dan kecepatan yang bekerja maka daya motor dapat ditentukan
dengan rumus:

=2πn.

= daya motor (watt)


= kecepatan yang bekerja (Nmm)

n = putaran akibat motor listrik

Perhitungan sabuk

Sabuk-V sebagai penerus daya dari motor listrik ke poros,dapat dihitung dengan
rumus:

1. Perbandingan transmisi
2.

3. =

n1= putaran poros pertama (rpm)


n2 = Putaran poros kedua (rpm)
d1= diameter puli penggerak (mm)
d2= diameter puli yang digerakan (mm)
4. Kecepatan sabuk

Dimana :
V = kecepatan sabuk (m/s)
d = diameter puli motor (mm)
n = putaran motor listrik (rpm)

5. Panjang sabuk :

Dimana :
L = panjang sabuk (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)
D1 = diameter puli penggerak (mm)
D2 = diameter puli poros (mm)
Gambar Poros
2.4.4 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran dan
gerakan bolak-baliknya dapat berlansung secara halus,aman, dan tahan lama. Pada
bantalan terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui
elemen gelinding seperti bola (peluru), rol jarum dan rol bulat. Bantalan gelinding pada
umumnya cocok

Gambar Bantalan

2.4.5 Motor listrik


Motor listrik merupakan alat yang mengkonversikan listrik menjadi energi mekanik.
Output dari alat ini berupa kopel atau putaran.Dibandingkan dengan motor yang bersumber
pada energi lain, motor listrik merupakan motor yang mempunyai efisiensi yang paling
tinggi. Motor listrik yang digunakan dalam perancangan poros dan sistem penggerak pada
mesin pencacah limbah plastik ini bersumber dari motor arus bolak-balik (AC).
Gambar Motor Listrik
2.4.6 Pulli
Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung
dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat
diteruskan, dimana sebuah sabuk dibelitkan sekeliling pulli pada poros. Transmisi dengan
elemen mesin dapat digolongkan atas transmisi sabuk, Transmisi rantai dan transmisi kabel
atau tali. Dari macam-macam transmisi tersebut, kabel atau tali hanya digunakan untuk
maksud yang khusus. Bentuk pulli adalah bulat dengan ketebalan tertentu, ditengah-tengah
pulli terdapat lubang poros. Pulli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC
30, dan ada pula yang terbuat dari baja.

Gambar Pulli
2.4.7
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan,
teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar.
Sabuk-V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit akan
mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan
juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya
yang besar pada tegangan yang relatif rendah.
Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-V jika dibandingkan dengan
sabuk rata. di bawah ini menunjukkan berbagai porsi penampang sabuk-V yang umumnya
dipakai .
Gambar Sabuk-V

2.4.8 Mur dan Baut


Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu rangkaian
mesin. Untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin, pemilihan mur dan baut
sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan ukuran yang sesuai
dengan beban yang diterimanya. Pada mesin ini, mur dan baut digunakan untuk mengikat
beberapa komponen, antara lain :
1. Pengikat pada bantalan
2. Pengikat pada dudukan motor listrik
3. Pengikat pada puli

Macam-macam Mur dan Baut.

Untuk menentukan jenis dan ukuran mur dan baut, harus


memperhatikan berbagai faktor seperti sifat gaya yang bekerja pada baut,
cara kerja mesin, kekuatan bahan, dan lain sebagainya. Adapun gaya-gaya
yang bekerja pada baut dapat berupa :
1. Beban statis aksial mur
2. Beban aksial bersama beban punter
3. Beban geser
2.3. Prinsip kerja alat

2.4.9 Rantai Dan Spocket


Pada bagian sebelumnya yaitu sabuk, slip dapat saja terjadi. Untuk menghindari
terjadinya slip maka digunakan rantai baja. Rantai yang terdiri darisejumlah link kaku yang
berengsel dan di sambung oleh pin untuk memberikan fleksibilitas yang
diperlukan..Sedangkan Sprocket adalah salah satu jenis transmisi. Sprocket selalu
berpasangan dan dihubungkan dengan chain (rantai). Transmisi sprocket-chain mirip dengan
pulley-sabuk. Walaupun mirip keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Secara umum orang Indonesia mengenal sprocket dengan istilah gear (roda gigi). Mekanisme
sprocket dan gear sangat berbeda. Menurut saya kurang tepat bila anda menyebut sprocket
sebagai gear. Transmisi sprocket dan rantai dapat anda jumpai pada sepeda dan sepeda motor.

Rantai Dan Sprocket

2.4.10 Bola (Ball Bearing)


Bantalan bola menggunakan bola untuk membawa beban yang diterapkan. Karena ada
titik kontak (dibandingkan dengan kontak line untuk bantalan tol [Roll Bearing]) beban
daya dukung lebih rendah dari pada bantalan rol [Roll Bearing]. Bantalan rol dapat
mendukung kedua Radial (Tegak Lurus pada poros) dan Aksial beban (Parelel ke poros).
Untuk bantalan ringan dimuat, bola menawarkan gesekan lebih rendah dari rol. Self-
menyelaraskan bantalan bola juga dapat beroperasi ketika cincin bantalan sejajar.
Bantalam bola yang paling umum adalah bantalan bola dalam alur. Bola presisi biasanya
lebih murah untuk menghasilkan dari pada bentuk seperti rol, dikombinasikan dengan
volume tinggi penggunaan, bantalan sering jauh lebih murah daripada bantalan lain dari
dimensi yang sama.
Gambar Ball Bearing

2.4.11 Gear
Gear adalah sebutan untuk roda gigi yang bekerja pada suatu mesin yang fungsinya
adalah untuk mentransmisikan daya. Gear merupakan bagian mesin yang bentuk
sederhananya bergerigi, dapat berputar dan biasanya terhubung dengan gear lain untuk
mengirimkan torsi. Dua buah gear atau lebih yang bekerja bersama-sama akan menghasilkan
tenaga mekanis melalui perputarannya merupakan definisi sederhana dari mesin. Dengan
begitu dapat di simpulkan bahwa sebuah mesin pasti memiliki bagian yang di sebut gear.

Gambar Gear

2.4.12 Besi / Rangka


Pada mesin pengering ini rangka merupakan suatu komponen yang sangat mendukung
semua komponen-komponen yang digunakan. Hal ini di karenakan rangka merupakan
penopang semua komponen-komponen lain yang ada pada alat ini, sehingga beban yang akan
di terima rangka relatif besar di bandingkan komponen yang lain. Kontruksi pada rangka juga
harus di perhatikan, untuk mendapatkan rangka yang kuat maka dalam mendesain bentuk dari
rangka haruslah benar dan baik. Rangka yang kokoh akan membuat umur alat/mesin menjadi
lebih panjang atau awet. Selain itu, rangka merupakan bagian/komponen yang vital dalam
perancangan suatu alat. Memilih bahan dasar yang kokoh dan baik merupakan hal utama
yang harus di perhatikan. selain konstruksi rangka yang baik dan kokoh, bahan dasar rangka
juga harus kuat dan mampu di kerjakan fabrikasi dan pemesinan.

Gambar besi
2.4.13 Besi stenlis
Gambar besi stenlis

Dalam perencanaan alat pengering cecahan limbah plastik ini ada beberapa bagian yang
didesain menggunakan Baja tahan karat (stainless steel), adalah salah satu logam ferro
yangbanyak digunakan dalam dunia teknik, misalnya: digunakan untuk kontruksi bangunan,
mesin perkakas, dan lain-lain.

2.4.14 Mesin Diesel


Cara Kerja Mesin Diesel 4 Tak Secara Rinci adalah salah satu jenis motor
pembakaran dalam yang melakukan pembakaran secara internal. Mesin diesel, pada
prinsipnya sama dengan mesin bensin. Namun beda dalam hal pengapian dan bahan bakar
yang digunakan.
Mesin diesel ditemukan pertama kali oleh seorang insinyur Rudolf Diesel pada tahun 1892
untuk menggantikan mesin uap. Penamaan Diesel diambil dari nama belakang sang penemu.
Awalnya mesin rancangan diesel ini berbahan bakar batubara dan minyak kacang (Biodiesel)
kemudian mesin ini mendapatkan penyempurnaan oleh Charles F Kettering.

Kelebihan mesin diesel dibandingkan mesin bensin

 Memiliki efisiensi thermal yang lebih baik


 Memiliki efisiensi bahan bakar yang tinggi
 Torsi lebih kuat
 Memiliki ketahanan yang lebih baik
BAB III
KONSEP PERANCANGAN

3.1 Konsep Dasar Perancangan

Perancangan adalah kegiatan awal dari sebuah usaha dalam merealikasikan sebuah
produk yang keberadaannya diperlukan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya (Darmawan, 2004). Perancangaan itu sendiri terdiri dari serangkaian kegiatan yang
berurutan, karena itu perancangan disebut sebagai proses perancangan yang mencakup
seluruh kegiatan yang terdapat dalam perancangan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam proses
perancanagan di sebut fase. Fase-fase dalam proses peracangan berbeda satu dengan yang
lainnya. Fase-fase proses perancangan tersebut dapat di gambar dalam diagram alir berikut:

3.2 Diagram alir perancangan :

Start

Analisa .Definisi perencanaan,


kebutuhan Perancangan alat dan
Penyusunan Spesifikasi
Teknis alat.
Data
Lapangan

Perencanaan dan
konsep produk

Perakitian

Uji Coba

Hasilny Tidak
a Baik?

Ya
Pembuatan
Laporan

Selesai
3.3.Definisi perencanaan, Perancangan alat dan Penyusunan Spesifikasi Teknis alat.

Definisi perencanaan dan kegiatan-kegiatan lain dalam fase ini menghasilkan antara
lain:
 Pernyataan tentang masalah/produk yang akan dirancang.
 Beberapa kendala yang membatasi solusi masalah tersebut.
 Spesifikasi teknis produk.
 Kriteria keterimaan dan criteria lain yang harus dipenuhi oleh produk.
 Recana perancangan.

3.4.Perancangan Konsep Produk

Spesifikasi teknis produk hasil fase pertama prose perancangan menjadi dasar fase
berikutnya, yaitu fase perancangan konsep produk. Tujuan fase ini adalah menghasilkan
alternatif konsep produk sebanyak mungkin. Konsep produk yang dihasilkan fase ini masih
berupa skema atau dalam bentuk skets. Pada prinsipnya, semua alternatif konsep produk
tersebut memenuhi spesifikasi teknik produk. Pada akhirnya fase perancangaan konsep
produk, dilakukan evaluasi pada hasil rancangan konsep produk untuk memilih satu atau
beberapa konsep produk terbaik untuk dikembangkan pada fase ketiga fase perancangaan
produk.

3.5.Perancangan Produk
Fase perancangan produk merupakan pengembangan alternatif dalam bentuk skema
atau skets menjadi produk atau benda teknik yang berbentuk material dan dimensi elemen-
elemenya ditentukan. Fase perancangan produk diakhiri dengan perancangan detail elemen-
elemen roduk, yang kemudian dituangkan dalam gambar-gambar detail untuk proses
pembuatan.

3.6.Dokumen Untuk Pembuatan Produk

Dokumen atau gambar hasil rancangan produk tersebut dapat dituangkan dalam
bentuk gambar tradisional diatas kertas/papan gambar (2 dimensi) atau gambar dalam bentuk
modern yaitu informasi digital yang disimpan dalam memori Komputer. Informasi dalam
bentuk digital tersebut dapat berupa print-out untuk menghasilkan gambar tradisional atau
dapat dibaca oleh sebuah software komputer.

Gambar hasil rancangan produk terdiri dari :


A. Gambar semua elemen produk lengkap dengan geometrinya dan dimensinya.
B. Gambar susunan komponen (assembly).
C. Gambar susunan produk.
D. Spesifikasi yang membuat keterangan-keterangan yang tidak dapat
E. dimuat dalam gambar.
F. Bill of material

3.7.Pernyataan Kebutuhan
kebutuhan masyarakat akan plastik semakin meningkat.Sebagai kemasan, plastik memiliki
banyak keunggulan. Plastik cenderung lebihringan dibanding dengan bahan lain, tidak
berkarat, mudah dibentuk, murah dantidak mudah pecah. Hampir semua pusat perbelanjaan
masih menggunakankantong plastik bagi konsumen. Sebagai contoh, kantong belanja di
hipermarket,supermarket, dan minimarket masih berupa kantong plastik. Demikian pula
ditoko-toko lain, seperti toko buku, bahkan sampai pada material material bangunan dan
peralatan otomiti. Menurut Prasetyo(2008) plastik yang dikonsumsi masyarakat Indonesia
mencapai 1,5 juta ton atau tujuh kilogram per kapita. Padaha menumpuknya sampah plastik
di permukaan tanah menyebabkantertutupnya pori-pori tanah sehingga air tidak dapat diserap
ke dalam tanah.Dengan tidak terserapnya air ke dalam tanah, dalam jangka panjang
dapatmenyebabkan banjir. Bukan hanya di darat, di laut pun, sampah plastik menyebabkan
matinya ribuan hewan laut.Untuk mengatasi hal itu, plastik harus diolah dengan cara
daurulang. Sebelum didaur ulang plastik perlu di cacah dan dikeringkan. Selama ini proses
pengeringan masih memiki kendala karena masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan
cara menjemurnya dibawah terik matahari, kendala tersebut akan memakan waktu, biaya
dalam proses pengeringan.

3.8.Analisis Kebutuhan
Berdasarkan pernyataan kebutuhan diatas maka, diperlukan beberapa langkah analisis
kebutuhan untuk memperjelas tugas perancangan mesin pengering cecahan limbah plastik.
Langkah-langkah analisis kebutuhan terdiri dari :

A. Spesifikasi Tenaga Pengerak


Tenaga pengerak tidak lagi mengunakan tenaga manusia sebagai sumber
tenaga pengerak utamanya melainkan dengan mengunakan tenaga pengerak
lain.
B. Standar Penampilan
Mesin pengering cecahan limbah plastik ini memiliki kontruksi yang telah
disesuaikan dengan kenyamanan dalam bekerja, keamanan pemakai dan
kemudahan dalam pengoperasiannya. Mesin ini memiliki dimensi yang tidak
cukup besar, sehingga mesin ini dapat dengan mudah dipindah tempatkan dari
satu tempat ke tempat yang lain.

3.9. Pertimbangan Perancangan

Berdasarkan uraian analisis kebutuhan di atas maka pertimbangan


perancangan yang dilakukan pada mesin pengering cecaha limbah plastik ini antara lain :
3.10.Pertimbangan Teknis
Pertimbangan nilai teknis identik dengan kekuatan konstruksi mesin
sebagai jaminan terhadap calon pengguna. Dimana pertimbanagan teknis
dari mesin pengering cecahan limbah plastik ini adalah sebagai berikut :
A. Konstruksi yang kuat dan proses finishing yang baik untuk menambah umur mesin.
B. Proses assemblies mesin relatif mudah sehingga perawatan dan maintenance mesin
dapat dilakukan dengan mudah dan murah.
3.11Pertimbangan Ergonomis
Pertimbangan ergonomis mesin pengupas kulit kopi berdasarkan analisis kebutuhan
adalah sebagai berikut:
A. Mesin pengering cecahan limbah plastik ini tidak lagi menggunakan tenaga manusia
sebagai tenaga pengerak utamanya melainkan telah mengunakan motor listrik atau
bisa juga dengan motor Diesel atau Bensin sebagai sumber tenaga pengerak utamanya
B. Konstruksi mesin yang sederhana dan proposional memungkinkan setiap orang dapat
mengoperasikannya dengan mudah.
C. Berdasarkan spesifikasi mesin yang cukup proporsional,dapat mempermudah proses
pemindahan tempat mesin serta pengaturan lingkungan tempat kerja pemakai.
3.12 Pertimbangan Lingkungan
Pertimbangan lingkungan sebagai pendukung diterimanya produk oleh masyarakat
dan calon pembeli adalah mesin pengering cecahan limbah plasti yang bebas polusi dan tidak
bising, sebagai pendukung kenyamanan operator.
3.14 Pertimbangan Keselamatan Kerja
Pertimbangan kesela atan kerja merupakan syarat ketentuan mesin untuk dapat
dikatakan layak pakai. Syarat tersebut dapat berupa bentuk komponen mesin yang berfungsi
sebagai pengaman atau pelindung operator pada bagian mesin yang berpotensi terhadap
kecelakaan kerja.
3.15Tuntutan Perancangan
Berdasarkan uraian pertimbangan perencanaan, dapat diuraikan menjadi
tuntutan perencanaan. Tuntutan perencanaan mesin pengupas kulitkopi terdiri dari:
3.16 Tuntutan Konstruksi
A. Kontruksi/Rangka dapat menahan beban dan juga getaran saat mesin sedang
dioperasikan.
B. Perawatan dapat dilakukan pada konstruksi mesin tanpa harus membongkar mesin
secara keseluruhan.
3.17.Tuntutan Ekonomi
A. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin relatif murah atau terjangkau.
B. Perawatan mesin dapat dilakukan dengan mudah dan tidak memerlukan biaya yang
mahal.
3.18Tuntutan Fungsi
A. Tidak lagi mengunakan tenaga manusia sebagai tenaga pengerak
utamanya melainkan diganti dengan sumber tenaga lain.
B. Kecepatan putaran mesin dapat diatur sesuai dengan kebutuhan saat kerja.
3.19 Tuntutan Pengoperasian
A. Proses pengoperasian mesin cukup mudah tanpa pengaturan-pengaturan yang sulit
dipahami oleh operator.
B. Mesin ini tidak menuntut pemakainya untuk harus mempunyai latar belakang
pendidikan yang tinggi dan juga keahlian khusus untuk mengoperasikannya.
3.20.Tuntutan Keamanan
Komponen-komponen mesin yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja
operator dibutuhkan pelindung atau pengamanan dalam bentuk komponen yang sesuai.
3.21.Tuntutan Ergonomis
A. Mesin ini tidak memerlukan ruangan yang luas atau lebar karena
ukurannya tidak terlalu besar.
B. Mesin init dapat dipindah-pindah tempat sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan karena bobot mesin yang tidak terlalu berat.

Anda mungkin juga menyukai