Anda di halaman 1dari 48

MESIN 

PENCACAH SAMPAH PLASTIK UNTUK PROSES
RECYCLING LIMBAH MENJADI PRODUK ASBES PLASTIK
DENGAN METODE MOLDING
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penggunaan plastik pada peradaban manusia yang amat modern ini
sangatlah meningkat, dikarenakan plastik ini sangatlah ekonomis dan
banyak manfaat untuk penggunaannya, selain itu sifat plastik yang ringan,
praktis dan dapat menggantikan fungsi dari barang – barang lain. Sifat
plastik yang praktis dan ekonomis menyebabkan plastik sebagai barang
sekali pakai, sehingga semakin banyaknya pengguna perlengkapan dari
bahan plastik tersebut, menyebabkan semakin banyaknya pula sampah dari
plastik ini. Hal inilah yang menyebabkan jumlah sampah plastik meningkat
terus menerus dan menyebabkan masalah lingkungan yang amat serius. 
Sampah dari plastik merupakan masalah yang amat serius bagi
lingkungan, dikarenakan plastik merupakan bahan yang sulit terurai oleh
bakteri. Dan memerlukan waktu puluhan atau bahkan ratusan tahun untuk
terurainya sampah plastik secara alami. Untuk itu diperlukan upaya
memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan daur ulang agar berkurangnya
jumlah sampah yang telah ada. 
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah non organik
yang secara garis besar meliputi kegiatan pengumpulan sampah,
penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses
produksi. Dengan daur ulang, sampah yang tadinya tak berguna disulap
menjadi produk baru yang bernilai guna sama maupun produk baru yang
punya fungsi berbeda. Dalam upaya memanfaatkan sampah plastik sebagai
bahan daur ulang, maka diperlukan penciptaan sebuah alat atau mesin yang
dapat dioperasikan sebagai alat untuk pencacah Plastik. 
Hasil dari cacahan plastik dari sampah plastik yang berupa biji plastik
(flakes, keping-keping plastik yang lebih kecil, sehingga lebih mudah diolah
lagi) akan berguna sebagai bahan baku untuk pengelolaan daur ulang
plastik. Permintaan bahan baku ini amatlah besar terutama pada pabrik
pembuatan plastik sendiri
Selain dijadikan biji plastik yang nantinya akan kami teruskan
prosesnya menjadi plastik cair. Plastik cair ini memiliki tujuan agar nantinya
dalam proses pemebentukan asbes plastik menjadi mudah dengan metode
molding. 
1.1. Alat Yang Sudah Ada

Gambar 1.1 Mesin Pencacah Plastik


Mesin pencacah plastik yang sudah ada dipasaran adalah mesin yang
tanpa adanya furnace dan molding pencetak berbentuk asbes. Alat ini hanya
menghasilkan potongan limbah plastik yang siap di daur ulang. Mekanisme
mesin crusher ini mempuyai ruang pencacahan yang terdiri dari sebuah
poros pencacahan dengan permukaan kasar yang terbuat dari batu gerinda.
Pada ruang ini terdapat sirip yang terbuat dari plat besi yag berfungsi untuk
menahan material yang kasar agar tidak jatuh ke bawah apabila dimensinya
masih kasar. Pada ujung bodi dipasang sebuah pulley sebagai v-belt yang
merupakan transmisi gerak dari putaran input motor ke ruang pencacahan,
sedangkan pada tangkai belakang poros diberi penutup sebagai rumah dari
bearing.
Material dari hasil pencacahan akan keluar melalui saluran yang
terdapat pada bagian bawah crusher dan kemudian di lakukan proses
pengayakan dengan penyaring Pada penyaringan ini terbuat dari plat yang
dirol dan dilubangi. Saringan di taruh di dalam hooper agar saringan tidak
bergeser – geser.
Kemudian lanjut ke proses peleburan material kedalam furnace dan
setelah material sudah mengalami peleburan dan pencampuran sempurna
maka akan dilanjutkan ke proses molding hingga tercetaklah berbentuk
Asbes siap pakai.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah dalam perancangan ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana menentukan komponen-komponen pada alat?
2. Bagaimana menentukan perhitungan daya dan gaya yang dikeluarkan?
3. Bagaimana mengolah limbah plastik menjadi asbes?
1.3. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari Perencanaan Elemen Mesin adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui komponen-komponen pada alat
2. Untuk mengetahui perhitungan daya dan gaya yang akan diberikan
3. Untuk memberikan solusi pengolahan limbah plastik menjadi asbes
1.4. Luaran Produk
Luaran yang dihasilkan dari pelaksanaan Perencanaan Elemen Mesin ini
adalah:
1. Terciptanya perencanaan pengolah limbah plastik menjadi asbes.
2. Adanya laporan yang akan terus diperbarui mengenai perhitungan daya
dan gaya maupun mengenai komponen yang akan digunakan.
1.5. Manfaat
Manfaat dari proses perencanaan ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa
Mengembangkan wawasan dan kreativitas mahasiswa mengenai
pemanfaatan sumber energi dan pengaplikasian keilmuan guna
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Menyelesaikan permasalahan masyarakat dalam hal
penumpukan limbah plastik. Dan memungkinkan masyarakat dapat
mendapatkan asbes dengan harga yang lebih terjangkau.
3. Bagi Pemerintahan
Mendukung upaya pemerintah dalam rangka program
mengurangi sampah plastik serta mendukung kebersihan lingkungan
bagi masyarakat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dampak Sampah Plastik
Bahan plastik dapat Dengan mudah ditemukan di berbagai produk,
mulai dari kemasan makanan dan minuman, kantong belanja, hingga
peralatan rumah tangga. Ketika tidak lagi digunakan, produk dari bahan
plastik tersebut bisa menumpuk dan menjadi sampah di mana-mana.
Dibandingkan dengan jenis sampah lainnya, proses penguraian sampah
plastik memakan proses yang jauh lebih lama karena memerlukan bantuan
radiasi sinar UV. Bahkan, penguraian sampah plastik bisa memakan waktu
hingga 20–500 tahun lamanya.
Sampah plastik yang dibuang sembarangan berpotensi merusak dan
mencemari lingkungan. Limbah plastik juga termasuk dalam sumber polusi
lingkungan terbesar di seluruh dunia. Beberapa dampak dari sampah plastik
adalah sebagai berikut :
1. Pencemaran air, sampah plastik, baik yang bentuknya masih utuh atau
sudah hancur menjadi partikel kecil, bisa mengakibatkan pencemaran
air. Hal ini dapat terjadi karena plastik membawa zat kimia, seperti
bifenil poliklorinasi dan pestisida, yang dapat mengontaminasi air serta
meracuni dan merusak habitat makhluk hidup yang tinggal di
sekitarnya.
2. Pencemaran tanah, partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia
hasil dari proses penguraian plastik dapat masuk ke dalam lapisan tanah
serta menempel pada tumbuhan yang tertanam di dalamnya, seperti
sayuran dan buah-buahan. Bila sayuran dan buah tersebut dikonsumsi
oleh manusia, risiko terjadinya berbagai jenis penyakit pun dapat
meningkat. Kontaminasi sampah plastik ini juga bisa membuat kondisi
tanah menjadi tidak subur.
3. Pencemaran udara, proses pembakaran sampah plastik yang dilakukan
secara terbuka bisa mengakibatkan terjadinya polusi udara. Hal itu
disebabkan oleh adanya partikel mikroplastik, logam berat seperti
kadmium dan timbal, serta bifenil poliklorinasi yang terlepas dan
mencemari udara. Selain berbagai polusi di atas, masalah sampah
plastik juga kerap memperparah pemanasan global dan perubahan iklim
di seluruh dunia.
2.2. Atap Asbes
Atap asbes adalah jenis atap yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Atap ini terbuat dari asbes semen atau fiber.
Bentuknya berupa lembaran tipis bergelombang yang memiliki ragam
gelombang, baik kecil maupun besar. Ukuran panjang dan tebalnya pun
bermacam-macam. Atap ini tidak bisa memantulkan sinar matahari. Akan
tetapi, ia menyerap sinar matahari. Atap asbes sering digunakan sebagai
penutup atap garasi. Selain itu, ada banyak orang juga yang
menggunakannya sebagai atap rumah mereka tinggal.
a. Kelebihan
- Pertama yang membuat atap asbes banyak dipakai adalah harganya
yang murah sehingga semua kalangan bisa membelinya dan banyak
digunakan. Selain murah, atap asbes juga sangat mudah ditemukan di
toko material bangunan terdekat kamu.
- Karena berbentuk lembaran, bobotnya menjadi lebih ringan dan
membuatnya mudah dipasang. Selain itu, kamu nggak perlu memakai
banyak penyangga karena luasnya yang cukup lebar.
b. Kelemahan
- Seperti yang dikatakan di awal, atap asbes menyerap panas. Jika kamu
memiliki rumah dengan atap asbes, Anda akan merasa sangat panas
berada di dalamnya. Dengan begitu, sebenarnya atap asbes nggak
disarankan untuk digunakan di daerah yang panas.
- Karena berbentuk lembaran panjang yang tipis, atap asbes sangat rapuh
dan mudah sekali sobek. Saat memasangnya, kamu harus super hati-
hati. Kalau atap asbes retak atau sobek, kamu harus menggantinya
dengan atap asbes yang baru. Paling parah, atap asbes membawa
dampak kesehatan yang membahayakan.
2.3. Plastik PET
Botol plastik adalah termasuk golongan Polyethylene Terephthalate
(PET), merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah
dibentuk ketika panas. Kepekatannya adalah sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc, ini
membuatnya kokoh, rumus molekulnya adalah (- CO-C6H5-CO-O-CH2-
CH2-O-)n. Polyethylene terephthalate (PET) bersifat jernih dan transparan,
kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 180C dan mencair
dengan sempurna pada suhu 200C. Tidak untuk air hangat apalagi panas,
Untuk jenis ini, disarankan hanya untuk satu kali penggunaan dan tidak untuk
mewadahi pangan dengan suhu kurang dari 60C.

Gambar 2.1 Plastik Jenis Polyethylene Terephthalate (PET)

Gambar 2.2 Asumsi Hasil Pemotongan


Volume plastik hasil pemotongan :
V   = p x l x t..........................................................
Dimana :   
V   = Volume plastik ( cm3 )
p      = Panjang pemotongsn plastik ( cm )
l      = Lebar pemotongan plastik ( cm )
t      = Tebal pemotongan plastik ( cm )
  Berat plastik yang dipotong :
ρp x V.................................................................................... 
Dimana :
ρp    = Berat jenis plastik untuk bahan baku LDPE ( Kg/cm2 )
V      = Volume plastik hasil pemotongan ( cm3 )

2.4. Mesin Pencacah


Mekanisme mesin crusher ini mempuyai ruang pencacahan yang terdiri
dari sebuah poros pencacahan dengan permukaan kasar yang terbuat dari batu
gerinda. Pada ruang ini terdapat sirip yang terbuat dari plat besi yag berfungsi
untuk menahan material yang kasar agar tidak jatuh ke bawah apabila
dimensinya masih kasar. Pada ujung bodi dipasang sebuah pulley sebagai v-
belt yang merupakan transmisi gerak dari putaran input motor ke ruang
pencacahan, sedangkan pada tangkai belakang poros diberi penutup sebagai
rumah dari bearing.
Material dari hasil pencacahan akan keluar melalui saluran yang terdapat
pada bagian bawah crusher dan kemudian di lakukan proses pengayakan
dengan penyaring Pada penyaringan ini terbuat dari plat yang dirol dan
dilubangi. Saringan di taruh di dalam hooper agar saringan tidak bergeser –
geser.
Bagian-bagian mesin crusher :
1. Hopper : Tempat menampung bahan sebelum dicacah
2. Stator : bagian pisau yang tidak bergerak
3. Rotor : bagian pisau yang bergerak
4. Grinder :batu penghancur (ada yang bergerak dan ada yang diam)
5. P intu pemasukan : untuk mengatur pemasukan bahan ke grinder
6. Pulley : tempat sabuk/ V belt
7. V belt : sabuk penghubung dua buah pulley
8. Motor Bensin : sebagai sumber tenaga penggerak
9. Saluran pengeluaran : tempat penyaluran bahan yang telah dicaca
10. Tangkai Pengunci ; untuk mengunci stator (tutup grinder)
2.5. Poros dan Pisau Pencacah
Bahan mata pisau Diketahui bahwa bahan mata pisau crusher plastik
adalah jenis baja AISI 1080 (baja karbon tinggi). Dengan kekerasan 32
HRC, dimana diperlakuan panas dengan perbedaan penahan waktu sangat
berpengaruh terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro baja tersebut.
Dikarenakan setelah melakukan pengujian ternyata nilai kekerasan paling
optimal.
Untuk menghancurkan botol plastik dibutuhkan pisau pencacah, dimana
pisau pencacah yang digunakan haruslah mempunyai kekuatan serta
ketajaman yang sesuai agar dapat menghancurkan plastik menjadi potongan
kecil. Pisau mempunyai ketajaman tertentu, dimana pisau tidak boleh
mempunyai sudut terlalu lancip karena pisau yang lancip mempunyai
ketebalan yang tipis sehingga mengakibatkan pisau cepat rusak tetapi juga
tidak boleh terlalu tumpul karena tidak akan mudah untuk menghancurkan
botol plastik.

Gambar 2.3 Gambar Pisau


2.6. Motor Listrik
Motor listrik adalah sebuah alat yang terdiri dari dua komponen utama
yaitu stator dan rotor. Motor listrik tersebut akan mengikutsertakan kedua
kumpulan lilitan yang dililitkan pada atau yang ditanamkan dalam celah
besi. Satu atau kedua lilitan dapat dialiri. Motor listrik berfungsi sebagai
pengubah energi listrik menjadi energi mekanik (putaran) dan juga sebuah
alat yang terdiri dari dua komponen utama yaitu stator oleh arus bolakbalik
atau arus searah, maka rotor dan stator harus dililitkan untuk kutub yang
sama banyaknya supaya menghasilkan sebuah motor listrik.

Gambar 2.4 Motor Listrik


2.7. Puli dan Sabuk
Putaran mesin penghancur plastik sebuah motor listrik dengan daya
yang diperlukan. Putaran yang dihasilkan oleh motor listrik tersebut
dipindahkan melalui sebuah puli penggerak dan dihubungkan langsung ke
puli yang digerakkan yang menempel pada poros pisau, dimana penghubung
antara kedua puli ini adalah sebuah sabuk V – tipe B. 5 Untuk memindahkan
daya dan putaran baik dari motor listirk maupun motor bakar, sebagai
penggerak ke poros maka digunakan sabuk tipe – V. Sabuk – V terbuat dari
karet dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan tetoron atau
semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang
besar. Sabuk – V dibelitkan di keliling alur puli yang berbentuk V pula.
Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan
sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga
akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan
transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal ini
merupakan salah satu keunggulan Sabuk – V dibandingkan dengan sabuk
rata-rata.

Gambar 2.5 Puli dan Sabuk


Panjang sabuk adalah panjang total dari sabuk yang digerakkan
untuk menghubungkan penggerak dengan yang digerakan. Panjang sabuk
dihitung dengan rumus ( Sumber : Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002 ):

L =x (D1 + D2) + 2x1


Dimana :
L = panjang sabuk V yang digunakan ( mm )
D1 = diameter nominal puli penggerak (mm )
D2 = diameter nominal puli yang digerakan ( mm )
x = jarak sumbu poros (mm )

2.8. Bearing
Bearing adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakannya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur. Bearing menjamin poros serta elemen mesin lainnya bekerja
dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh
system akan menurun atau tidak dapat bekerja secara mestinya. Jadi, bearing
dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
Bahan untuk bearing luncur memenuhi persyaratan berikut :
1. Mempunyai kekuatan cukup (tahan beban dan kelelahan).
2. Dapat menyesuaikan terhadap lenturan poros yang tidak terlalu
besar atau terhadap perubahan bentuk yang kecil.
3. Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros
jika terjadi kontak dan gesekan antara logam dengan
4. Tahan karat dan cukup tahan aus
5. Dapat membenamkan kotoran atau debu kecil yang terkurung di
dalam bantalan
6. Harga ekonomis dan tidak perlu terpengaruh oleh temperatur

 
Gambar 2.6 Macam Bearing

2.9. Rangka
Rangka utama merupakan bagian penting dalam konstruksi mesin
penghancur botol plastik. Karena tugas utamanya adalah menahan beban.
Untuk menahan beban selama proses penghancuran botol plastik, rangka
utama harus dibuat kaku dan kuat. Rangka pada mesin penghancur botol
plastk ini memiliki dimensi dengan panjang 500 mm, lebar 148 mm dan
tinggi 100 mm terbuat dari besi profil siku. Untuk menahan beban selama
motor penggerak dan puli bekerja konstruksinya harus dibuat kaku dan kuat.
Pemilihan jenis materialnya yang perlu diperhatikan pada pemilihan bahan
sebuah komponen adalah fungsi, pembebanan dan umur lalu kemampuan
dibentuk dan diproduksi. Berikut merupakan kostruksi mesin penghancur
plastik.

Gambar 2.7 Rangka

2.10. Mesin Furnace


A. Tabung Pelebur
Perancangan tabung sebagai wadah atau bejana pada gambar 
dalam poses peleburan dan pencampuran dengan diameter 350 mm dan
tinggi 500 mm. Material yang dipilih dalam perencanaan dan produksi
tabung ini yaitu plat stainless steel agar mendapatkan hasil panas yang
maksimal dalam proses peleburan. 

Gambar 2.8 Rancangan Tabung Pelebur


B. Pengaduk
Seperti yang terlihat pada gambar nomor , Jumlah blade yang terdapat
pada poros pengaduk berjumlah 4. Adapun dalam pembuatan blade
pengaduk, dipilih besi pejal dengan material S 45 C dengan ukuran
diameter 10 mm sepanjang 140 mm dengan jumlah 8 unit. Sebuah plat
besi dengan ketebalan 3 mm juga di desain terhadap 4 sisi blade tersebut
sebagai bagian dari blade pengaduk seperti yang terlihat pada gambar.

Gambar 2.9 Rancangan Poros Pengaduk

C. Rangka Mesin
Pada gambar , dijelaskan mengenai rangka mesin yang merupakan
suatu komponen penting dalam suatu manufaktur suatu alat atau mesin
yang berfungsi sebagai penopang dari berbagai komponen suatu alat atau
mesin yang dirakit. Material yang digunakan sebagai rangka yaitu besi
siku 30x30x3 mm berbahan dasar baja karbon.
Gambar 2.10 Rancangan Rangka Mesin

D. Corong Masuk dan Pembuangan

Gambar 2.11 Rancangan Corong Masuk dan Corong Pembuangan


Corong masuk dirancang sebagai jalur masuk bagi limbah plastik ke
dalam tabung peleburan seperti yang terlihat pada gambar nomor 9.
Sementara Cerobong asap dirancang dengan fungsi sebagai pembuangan
asap hasil pembakaran yang berbahaya bagi kesehatan. Dari perakitan
komponen tersebut, dengan menggunakan fitur assembly pada software
Solidworks, maka didapatkan hasil perancangan detail seperti terlihat
pada gambar nomor 10 sebagai berikut: 
Gambar 2.12 Rancangan Detail

2.11. Proses Peleburan Plastik PET


Untuk mengetahui proses kerja alat pelebur limbah plastik menjadi
biji plastik, maka dilakukan pengujian untuk mengambil data operasi yang
akan memberikan gambaran kinerja alat tersebut. Parameter yang di ambil
dalam langkah pengujian yaitu:
a) Berat Bahan Material
Sebelum melakukan proses peleburan, langkah yang diambil terlebih
dahulu yaitu dengan melakukan penimbangan bahan plastik untuk
dapat mengetahui jumlah dan berat bahan yang akan dimasukkan
kedalam tabung pelebur.
b) Memasukan Bahan Plastik Kedalam Tabung Masukan potongan
bahan plastik kedalam tabung pelebur dengan ditekan  agar potongan
plastik lebih cepat meleleh bahan plastik tersebut.
c) Temperatur peleburan plastik
Pengambilan suhu pada saat melakukan proses peleburan , dimulainya
pada titik cair peleburan.
d) Waktu Proses peleburan
Pengambilan waktu pada saat melakukan proses peleburan yaitu
dengan mencatat waktu, Pada saat dimulainya proses peleburan dan
juga pada saat proses peleburan selesai.
e) Proses Penampungan Cairan Biji Plastik Setelah terjadi proses
peleburan, kemudian cairan biji plastik mengalir melalui pipa spiral, 
keluar menuju tungku dan tempat penampungan diberi air untuk
pendinginan biji plastik. Proses ini terus- menerus sampai bahan
plastik mencair.
2.12. Proses Molding
BAB 3
PERENCANAAN, ANALISA GAYA DAN KEKUATAN ALAT

3.1. Mesin Pencacah Plastik


3.1.1. Menentukan Kapasitas Mesin
Pencacah plastik yang dirancang dengan kapasitas 50 kg/jam untuk
dapat memproses plastik khususnya 50 kg/jam untuk dapat memproses
plastik khususnya jenis plastik PET yang akan dicacah cacahan. Untuk
menentukan kapasitas yang diproduksi mesin khususnya mesin pencacah
plastik menggunakan rumus sebagai berikut :
kg
Q=m x n( )
jam
Dimana :
Q = Kapasitas Mesin (kg/jam)
M =Massa plastik untuk satu kali putaran pencacahan (kg)
N =Frekuensi pencacahan plastik (jumlah pencacahan per jam)

50 kg 1 jam
Q= x
jam 60 menit
kg
Q=0,83
menit
gram
Q=830
menit
Untuk menentukan putaran mesin diawali dengan :
A. Menetapkan satu putaran dengan perbandingan 2: 1
B. Menentukan putaran puli pisau pencacah
Diketahui :
1 Pp = 6 kali pencacahan
Whc = 0,2 gram/cacahan
Dimana :
Pp = Putaran puli
Whc = Berat hasil cacahan 1 mata pisau
Sehingga berat cacahan satu putaran puli
gram gram
nmin=Jumlah 1 Pp x Whc=6 x 0,2 nmin=1,2
cacahan cacahan
Q 830
nmin= = nmin=691,66=692rpm
berat cacahan satu putaran puli 1,2

Dimana :
Nmin = Putaran minimum

3.1.2. Gaya Potong Pisau


Massa mata pisau pencacah
Diketahui:
P = Panjang 15 (cm)
L = Lebar 8 (cm)
T = Tebal 1,5 (cm)
ρ = Massa jenis baja 7,85 g/cm3
Massa pisau=P x L x T x ρ
g
Massa pisau=15 cm x 8 cm x 1,5 cm x 7,85 Massa Pisau=1,413 kg
c m3
Jumlah mata pisau berjumlah 6 buah sehingga total massa pisau
menjadi
Total Massa Pisau=1,413 kg x 6
Total Massa Pisau=8,478 kg
Gaya potong pisau dihitung menggunakan rumus:
F=m x g
Dimana :
F = Gaya pemotongan mata pisau (N)
m = Massa pisau (kg)
g = percepatan gravitasi 9,8 (m/s)

Maka :
m
F=8,378 kg x 9,8 2 F=83,084 N
s
Daya pada volume pemberat (Vp) Dimana pada volume pemberat
(Vp) adalah :
2
Vp=π r 2 +2 πrt Vp=3,14 x ( 15,24 ) cm +2 x 3,14 x 15,24 x 7 cm
2 2 2
Vp=3,14 x 232,25 cm + 699,95 cm Vp=1399,215 cm

3 g
Vol=1399,215 cm x 0,4 cm ¿ 559,686 cm x 7,85 3 ¿ 4,393 kg
2
cm
m
F=m x g F=4,393 x 9,8 F=43,052 N
s2
Ftotal=Fmassa pisau+ Fvp Ftotal=83,084 N + 43,052 N
Ftotal=126,136 N

Kecepatan sudut :
Dihitung dengan rumus :
2π n
V=
60
Dimana
V= Kecepatan sudut (rad/s)
n = Putaran rencana = 3600 (rpm)
r = Jari – jari rotor = 9 cm
maka :
2 x 3,14 x 3600 rad
V= V =375,8
60 s
Perhitungan kebutuhan daya mesin Dihitung dengan rumus :
P=FxV
Maka:

P=FxV P=126,136 N x 376,8 ( rad


s )
x 0,09 m P=4277,524
Nm
s
P=4277,524 Watt P=4.277 Kw
Menentukan daya rencana motor penggerak (Pd). Daya rencana dapat
dihitung dengan mengalikan daya yang akan ditransmisikan dengan
faktor koreksi.

Pd=PxFc
Dimana:
Pd =Daya rencana
Fc = Faktor koresi (1,2)
Maka :
Pd=4,277 x 1,2Pd=5,132 Kw
Motor bensin yang digunakan pada mesin pencacah plastik ini adalah
sebesar 7.5 HP dengan putaran 2600 rpm.
3.1.3. Perencanaan Poros
A. Pemilihan bahan poros mesin Sesuai dengan yang direncancakan
bahwa poros yang digunakana direncanakan adalah poros yang terbuat
dari bahan baja karbon yaitu S35C-D dengan kekuatan Tarik 53
kg/mm2. Dipilihnya bahan ini karena mudah diperoleh di pasaran dan
harganya pun tidak terlalu mahal atau harga yang relatife murah.
B. Menentukan ukuran dan kekuatan poros penggerak Dalam
perencannan mesin pencacah plastik ini digunkanan poros yang
berfungsi sebagai pemutar poros penggerak (perangkat rotor) untuk
melakukan proses pencacahan. Untuk merencanakan diameter poros
maka dilakukan pembahasan sebagai berikut :
(1). Menentukan tengangan geser izin (τa) bahan poros
ςb
τa=
sf 1 x sf 2
(2). Menentukan momen puntir atau torsi yang terjadi
Pd
T =9,74.105
n
Dimana :
T = Torsi (kg.mm)
Pd = Daya rencana = 5,132 KW
n = Putaran poros penggerak rotor = 692 rpm
maka torsi yang terjadi adalah =
5
9,74.10 5,132 T =7.223 kg
T=
692 mm
(3). Menentukan diameter poros (ds)
Bahan poros pada perencanaan ini bahannya adalah baja
karbon konstrusi standar JIS G 4501, dengan lambing S35C-D,
dan kekuatan tarik 53 kg/mm2. Menentukan diameter poros
yang diizinkan Diameter poros (ds) penggerak
1

ds= [
5,1
4,41
x 2 x 2 x 7223 ] 3¿
¿

Dimana:
ds = Diameter poros (mm)
τa = Tegangan geser izin = 4,42 (kg/mm2)
kt = Faktor koreksi tumbukan = 2
cb = Faktor akibat lenturan = 2
T = Torsi = 7223 (kg/mm)
Maka:
1

ds=
[
5,1
4,41
x 2 x 2 x 7223
] 3¿
¿ ds=32,20 mm

Maka diameter poros yang digunakan adalah 32 mm.


3.1.4. Perancangan Puli
(1). Bahan puli Bahan puli terbuat dari besi cor, dipilihnya bahan ini
adalah ditinjau dari segi aspek kekuatan yang disesuaikan pada
poros penggerak, kemudian harga yang lebih ekonomis serta
bahan ini mudah didapat di pasaran.
(2). Ukuran puli Pada mesin pencacah plastik ini, puli yang
digunakan sebanyak 2 buah, yaitu puli yang terapasang pada
poros motor penggerak dengan ukuran 3 (inci) dan puli yang
terpasang pada poros penggerak sebesar 6 (inci).
3.1.5. Perancangan Sabuk
Sabuk digunakan untuk mentransmisikan dayan dari puli pengrak ke
puli yang digerakkan. Bahan sabuk terbuat dari karet dan sebagai inti
digunakan tenunan tetoron. Sabuk yang akan digunakan disesuaikan dengan
putaran dan daya yang diinginkan, kemudian disesuaikan dengan diagram
pemilihan sabuk V (Sularso, Elemen Mesin, 1997,hal 164), Gambar 2 dan 3
dibawah ini.

Gambar 2. Diagram
pemilihan sabuk (Sularso,
Elemen Mesin, 1997,hal 164)

Gambar 3. Ukuran sabuk V


(Sularso, Elemen Mesin, 1997,hal 164)

Kecepatan linier sabuk


π . dp . n1
V= Diamana :
60.1000
V = Kecepatan liner sabuk (m/s)
dp = Diameter puli penggerak (mm)
n1 = Putaran puli penggerak (rpm)
3,14 x 76,2 x 2600 m
V= V =10,36
60.1000 s

Panjang keliling sabuk (L)


C=2 x Dp
Dimana :
C = Jarak sumbu kedua poros (mm)
Dp = Diameter puli yang digerakkan (mm)
C=2 x 152,4 mmC=304,8 mm
Untuk sementara harga ini dapat dipergunakan untuk menghitung
berapa panjang keliling sabuk dan jarak sumbu yang diperlukan :
π 1
L=2 C+ ( dp + Dp )+ ( Dp−dp )2
2 4c
3,14 1
L=2 ( 304,8 ) + ( 76,2+152,4 )+ (76,2−152,4 )2
2 4 x 304,8
L=973,444 mm
Jadi panjang keliling sabuk yang digunakan adalah 973 mm sesuai
dengan table sabuk V standart. Berdasarkan sabuk V standart dengan nomor
nominal 39 inchi atau 973 mm.(Tabel Sularso, Elemen Mesin, 1997,hal 164)
Maka : L = 973 mm
Dalam penjualan terdapat bermacam - macam sabuk, namun untuk
mendapatkan sabuk yang panjangnya sesuai dengan hasil perhitungan
umumnya sulit. Maka jarak sumbu poros
1228 √ 1.461.532,48
¿ ¿ 304,62
8
1. Tegangan sabuk
T 1 µƟ
=e
T2
Dimana :
T1 = Tegangan sisi kencang sabuk (kg)
T2 = Tegangan sisi kendur sabuk (kg)
E = Konstanta = 2,71282
µ = Koefisien gesek antara sabuk dengan puli
µ = 0,45 – 0,6
T1
=2,712820,5 x (2,81 )
T2
2. Menentukan kekuatan sabuk
2β = 400
Β = 200 X = tangen 20 x 9
= 3.275 mm
b = 12,5 – 2 X
b = 12,5 – 2 (3,275)
b = 5,95 mm
3.1.6. Perancangan Pisau Pencacah
Pisau pencacah dipasang pada poros pencacah. Dengan
demikian pisau akan terus berputar pada saat poros berputar, mata
pisau terbuat dari bahan sebenarnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
b+ √ b −8 ( Dp−dp )
2 2
C=
8
Dimana:
b=2 L−π ( Dp+dp )b=2 x 973−3,14 ( 152,4+76,2 )b=1946−718
b=1228 mm
Jadi jarak antara sumbu poros penggerak dengan poros pencacah
adalah sebagai berikut ini :

b+ √ b −8 ( Dp−dp )
2 2

C=
8

1228+ √1228 −8 ( 152,4−76,2 )


2 2

C=
8

Gambar 4. Penampang Sabuk (Sularso, Elemen Mesin, 1997,hal 164)

1. Luas penampang sabuk


1 1 T1 T1
A= ( b+c ) xt A= (5,95+ 12,5 ) x 9,0 A=83,025 mm =2,7181,21 =3,4 T 1=ς x A
2 2 T1 T2

Dimana:
ς = Tegangan Tarik bahan sabuk bahan karet
ς = 0,4 – 0,5 kg/mm2
T1 = 0,4 x 83,025= 33,21 kg
T1 = 3,4 x T2
33,21
T 2= baja tempa SF 40 sebanyak 6 buah. Dengan data
3,4
pisau yaitu :
Panjang = 15 cm =150 mm
Lebar = 8 cm = 80 mm
Tebal = 1,6 cm = 16 mm

Gambar 5. Pisau pencacah (http//www.mata-pisau.com)

3.1.7. Perancangan Rangka Mesin Rangka


Mesin berfungsi sebagai tempat untuk dudukan mesin pencacah
dan motor penggerak, dimana rangka ini dipilih menggunakan baja
karbon konstrusi SF25C dari profil U 65 mm x 42 mm x 5,5 mm.
Maka keseluruhan rangka yang direncanakan adalah 744 cm.

3.1.8. Kesimpulan Mesin Pencacah


Mesin pencacah plastik berfungsi untuk mencacah sampah
plastik guna untuk dapat diolah Kembali.
Pada proses pencacahan plastik dimasukkan dari corong masuk
dan akan tercacah oleh mata pisau yang perputar, plastik yang
tercacah akan melewati saringan sebelum keluar melalui corong
keluar

Berdasarkan spesifikasi tugas, hasil survei, Analisa pemeriksaan


dan perhitungan serta standart yang ada dalam perencanaan mesin
pencacah plastik dengan kapasitas 50 Kg/jam, maka dapat
disimpulkan ;
1. Motor Penggerak
a. Daya = 7.5 HP
b. Putaran = 2600 Rpm
2. Puli
a. Ukuran Puli Motor = 3 inci
b. Ukuran Puli Poros Pencacah = 6 inci
3. Poros Poros mesin pencacah plastik yang digunakan adalah poros
bertinggkat yang bertujuan untuk mengurangi konsentrasi tegangan
a. Bahan Poros S35C-D dengan kekuatan Tarik 53 kg/mm2
b. Diameter poros 31,28 mm
c. Panjang poros 300 mm
4. Pasak
a. Bahan pasak S30 C dengan tegangan tarik 48 kg/mm2
b. Panjang pasak 3 mm
5. Sabuk
a. Kecepatan linier sabuk 5,58 m/s
b. Panjang keliling sabuk 991 mm
c. Kekuatan sabuk 9,7 kg
6. Bantalan
a. Beban pada bantalan 213,54 kg
b. Beban ekivalen 196,81 kg
c. Umur bantalan 18625 jam
3.2. Mesin Pengaduk
3.2.1. Daya Pengadukan
A. Bilangan Reynold
2
D .n. ρ
Nr=
μ
Diketahui :
 Nr = Bilangan Reynold
 D = Diameter pengaduk = 0,28 m
 n = Putaran mixer = 250 rpm = 26,18 rad/s
 ρ = massa jenis plastic = 0,94 kg/m3
 μ = Viskositas plastic pada suhu 250°C = 3,6 N.s/m2
2 rad kg
(0,28) . 26,18 .0,94 3
s m
Nr= 2
36 N . s/m
rad kg
0,078 m. 26,18 .0,94 3
s m
Nr=
36 N . s / m2
N r =0,533
B. Koefisien daya

[ ] [ ] [ ]
−0,365 −0,165 0,140
T C H
P0=1,507 n B0,171
D D T
Diketahui
 P0 = Koefisien daya adukan
 T = Diameter Tangki = 0,35 m
 D = Diameter Pengaduk = 0,28 m
 H = Ketinggian cairan = 0,2 m
 C = Tinggi pengaduk dari dasar tabung = 0,012
m
 NB = jumlah blade = 4

[ ] [ ] [ ]
−0,365 −0,165 0,140
0,35 0,012 0,2 0,171
P0=1,507 (4)
0,28 0,28 0,35
−0,365
P0=1,507 [ 1,25 ] [ 0,042 ]−0,165 [ 0,571 ] 0,140( 4)0,171
P0=1,507 . 0,927. 1,687.0,924 .1,267
P0=2,741
C. Daya pengaduk
P=P 0 . μ . n2 . D3
 P = Daya pengadukan
 P0 = Koefisien daya pengaduk
 µ = Viskositas plastic pada suhu 250° = 3,6
N.S/m2
 n = Putaran mixer = 250 rpm = 26,18 rad/s
 D = Diameter Pengaduk = 0,28 m
P=2,741 . 3,6 .(26,18)2 .( 0,28)3
P=2,741 . 3,6 . 685,392. 0,021
P=142,026 watt=0,142 kW

D. Daya motor dengan penyesuaian factor keamanan


Pd=f c . P
Diketahui :
 Pd = daya perencanaan
 Fc = factor koreksi = 1,2
 P = Daya motor = 0,142 kW

Pd=1,2 .0,142
Pd=0,204 kW =0,228 HP
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
daya perencanaan yang dibutuhkan untuk menggerakkan poros mixer
yaitu sebesar 0,1704 kW atau setara dengan 0,228 HP. Pemilihan
motor yang sesuai perhitungan tersebut yaitu motor listrik arus AC
dengan spesifikasi daya sebesar 0,746 kW atau setara dengan 1 HP
dan putaran yang dihasilkan sebesar 1330 rpm.
3.2.2. Pulley dan V-belt
Perencanaan pulley dan v – belt didasarkan pada spesifikasi motor
listrik yang telah ditentukan yakni dengan daya sebesar 1 HP atau 0,746 kW
dan putaran yang dihasilkan sebesar 1330 rpm.
Berdasarkan spesifikasi tersebut, maka dipilihlah v – belt dengan tipe
A.

Gambar. Diagram pemilihan V – belt


Adapun dimensi dari v – belt tipe A ditentukan berdasarkan standar
yang telah ditetapkan yaitu :

Gambar. Standar Dimensi V-belt


A. Panjang sabuk
( R 2−R 1)2
L=π ( R 1+ R 2 ) +2 x+
x
Dimana :
 L = Panjang v belt (mm)
 R1 = Jari-jari pulley (mm)
 R2 = Jari –jari pulley yang digerakkan (mm)
 X = Jarak antara dua pulley (mm)

2
( 100−40)
L=3,14 ( 40+100 ) +2( 440)+
440
L=439,6+880+19,09
L=1338,69 mm
B. Kecepatan sabuk
π × D1 × N 1
V=
60
Dimana :
 V = Kecepatan sabuk (m/s)
 D1 = Diameter pulley penggerak (m)
 N1 = Putaran mesin (rpm)
3,14 × 0,08 ×1330
V=
60
V =5,568m/ s
C. Rasio Kecepatan
N 2 d1
=
N1 d2
Dimana :
 N1 = Kecepatan putaran pulley penggerak (rpm)
 d1 = Diameter pulley penggerak (mm)
 N2 = Kecepatan putaran pulley digerakkan (rpm)
 d2 = Diameter pulley digerakkan (mm)
N2 80
=
1330 200
80 . 1330
N 2=
200
N 2=532 rpm
D. Sudut kemiringan
R 2−R 1
sin α=
x
Dimana :
 α = Sudut kemiringan
 R2 = Jari – jari pulley yang digerakkan (mm) = 100
mm
 R1 = Jari – jari pulley penggerak (mm) = 40 mm
 x = Jarak antara dua poros (mm) = 440 mm
100−40
sin α =
110

sin α=0,09
−1
α =sin 0,09
α =5,16 °

E. Sudut Kontak
(180−2 α ) π
θ=
180
Dimana :
 θ = Sudut kontak (Rad)
 α = Sudut kemiringan = 5,16°
( 180−2 ( 5,16 ) ) 3,14
θ=
180
532,795
θ=
180
θ=2,96 rad
F. Daya yang ditransmisikan
P= (T 1−T 2 ) V
Dimana :
 P = Daya yang ditransmisikan (Watt) = 400 watt
 T1 = Tegangan pada Sisi Kencang (kg)
 T2 = Tegangan pada Sisi Kendor (kg)
400=( T 1−T 2 ) 5,568
400
( T 1−T 2 )=
5,568
( T 1−T 2 )=71,83 kg
G. Rasio tegangan
T1
2,3 log =μ .θ
T2
Dimana :
T1
 = Rasio tegangan (kg.mm)
T2
 μ = Koefisien gesek pulley dan belt = 0,3
(berdasarkan material belt yaitu rubber)
 θ = Sudut kontak (Rad) = 2,96 rad
T1
2,3 log =0,3.2,96
T2
T 1 0,888
=
T 2 log 2,3
T1
=2,459
T2
T 1=2,459 .T 2

( T 1−T 2 )=71,83 kg
( 2,459 T 2−T 2 )=71,83 kg
1,459 T 2=71,83 kg
71,83 kg
T 2=
1,459
T 2=49,232 kg . mm
T 1=2,459 .T 2
T 1=2,459 .(49,232)
T 1=121,061kg .mm
H. Luas Penampang
a+ b
A=t ×
2
Dimana :
 A = Luas penampang belt (mm2 )
 t = Ketinggian belt (mm) = 8 mm
 α = Sudut kemiringan = 5°
 b = Lebar belt (mm) = 13 mm

5+13
A=8 ×
2
2
A=72mm
I. Tegangan Tarik
T1
F=
A
Dimana :
 F = Tegangan tarik sabuk (MPa)
 T1 = Tegangan pada Sisi Kencang (kg.mm) =
121,061 kg.mm
 A = Luas penampang belt (mm2 ) = 72 mm2
121,061
F=
72
kg
F=1,681 2
× 9,8
mm
F=16,47 mPa
3.2.3. Poros
A. Daya rencana
Pd=Fc . P
Dimana :
 Pd = Daya perencanaan (kW)
 P = Daya motor (kW) = 0,746 kW
 Fc = Faktor koreksi = 1,2 (faktor koreksi diambil
berdasarkan daya rata – rata yang diperlukan)
Pd=1,2 .0,746
Pd=0,895 kW
B. Torsi
5 Pd
T =9,47 . 10 .
n1
Dimana :
 T = Torsi (kg.mm)
 Pd = Daya perencanaan (kW) = 0,895 kW
 n = Putaran pulley yang digerakkan (rpm) = 532 rpm
5 0,895
T =9,47 . 10 .
532
T =1638,59 kg . mm
C. Tegangan Geser
σB
τ A=
sf 1 . sf 2
Dimana :
 τA = Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2 )
 σB = Kekuatan tarik material (kg/mm2 ) = 58
kg/mm2
 Sf1 = safety factor 1 (Sf1) = 6,0 (bahan S-C dengan
pengaruh massa, baja paduan)
 Sf2 = safety factor 2 (Sf2) = 1,5 (pertimbangan
kekasaran, pasak dan poros bertingkat)
58
τ A=
6 . 1,5
τ A =6,444 kg/mm2
D. Diameter
1 /3
5,1
Ds =[ . Kt . Cb .T ]
τA

Dimana :
 τA = Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2 ) =
6,444 kg/mm2
 Kt = Faktor koreksi = 2 (diperkirakan terjadi
tumbukan)
 Cb = Faktor pembebanan lentur (Cb) = 1,2
(diperkirakan terjadi beban lentur)
 T = Torsi (kg.mm) = 1638,59 kg.mm
1/ 3
5,1
D s =[ . 2 .1,2 . 1638,59]
6,444
1 /3
D s =[3112,405]
Ds =14,561mm

Mesin pelebur plastik berfungsi untuk meleburkan biji plastik guna


untuk dapat dicetak. Pada proses peleburan plastik dimasukkan dari corong
keluar dan akan dileburkan di dalam tungku dan diaduk, plastik yang telahg
melebur akan melewati di tuangkan kedalam cetakan

3.2.3.
BAB 4
ASPEK KEUANGAN
4.1. Kebutuhan Modal Awal
Berikut adalah kebutuhan modal untuk membuat TEM dengan
jumlah produksi dalam sebulan sebanyak 2 pieces dan dengan asumsi
setahun sama dengan 360 hari
A. Investasi
Harga Umur
Total Biaya
No Komponen Jumla Satuan Per Unit(Rp) Ekono
(Rp)
h mis
(Tahun)
Rp Rp
1 Peralatan 1 Unit 1
1.675.000 1.675.000
Tools
Rp 1.895.000 Rp
2 Las SMAW 1 Unit 1
1.895.000

Rp 3.570.000 Rp
TOTAL
3.570.000

Tabel 4.1. Investasi


B. Biaya Produksi
No Bahan Harga Jumlah Jumlah Total Total
Produksi per bahan produk Harga Harga
Pieces per per Produksi / Produksi /
(Rp) Bulan Bulan Tahun (Rp)
produk (Rp)
1 Flanged Rp 1 2 Rp Rp
Bearing 512.000 1.024. 12.288.000
Pengaduk 000
2 Poros Rp 1m Rp Rp
Pencacah 174.000 2 348.00 4.176..000
0
3 Motor AC Rp 1 2 Rp Rp
Pencacah 3.750.00 7.500. 90.000.000
0 000
4 Bearing Rp 2 4 Rp Rp
Pencacah 83.000 332.00 3.984.000
0
5 Blade Rp 7.656 1 m2 2 m2 Rp Rp
Pencacah /m 15.312 183.744
6 Besi Hollow Rp 8m 16 m Rp Rp
Rangka 34.250 / 548.00 6.576.000
Pencacah meter 0
7 Besi Cor Rp 2 4 Rp Rp
Puli Pencacah 83.000 332.00 3.984.000
0
8 Sabuk Rp 1 2 Rp Rp
Pencacah 71.000 142.00 1.704.000
0
9 Motor AC Rp 1 2 Rp Rp
Pengaduk 950.000 1.900. 22.800.000
000
10 Sabuk Rp 1 2 Rp Rp
Pengaduk 71.000 142.00 1.704.000
0
11 Besi Hollow Rp 16 m 32 m Rp Rp
Rangka 34.250 / 1.096. 13.152.000
Pengaduk meter 000

12 Poros Rp 1 2 Rp Rp
Pengaduk 174.000 348.00 4.176..000
0
13 Puli Pengaduk Rp 1 2 Rp Rp
83.000 332.00 3.984.000
0
14 LPG Rp 1 2 Rp Rp
21.000 42.000 504.000
15 Kompor Rp. 1 2 Rp. Rp.
171.000 342.00 4.104.000
0
16 Valve Rp 1 2 Rp Rp
39.500 79.000 948.000
17 Jasa Molding Rp. 1 2 Rp. Rp.
800.000 1.600. 19.200.000
000
18 Pipa Rp. 1m 4m Rp. Rp.
122.000 488.00 5.856.000
0
19 Plat Baja Rp 7.656 20 m2 40 m Rp.61 Rp.
/m 2.000 7.349.000
TOTAL Rp 32.519.000 Rp
390.228.
000

4.2. Biaya Operasional

Biaya / Bulan Biaya / Tahun


No Komponen
(Rp) (Rp)
1 Listrik Rp 150.000 Rp 1.800.000
2 Biaya Promosi Rp 50.000 Rp 600.000
3 Tenaga Kerja 5 Orang Rp 3.000.000 Rp 36.000.000
4 Sewa Tempat Rp 600.000 Rp 7.200.000
JUMLAH Rp 3.800.000 Rp 44.500.000
Gambar Tabel 4.3 Biaya Operasional
Kebutuhan modal awal untuk membuat produk TEM adalah
sebesar Biaya Peralatan + Biaya Bahan Baku + Biaya Operasional

= Rp. 3.570.000 + Rp. 8.535.000 + Rp. 3.800.000

= Rp. 15.905.000
A. Total biaya
Biaya Investasi = Rp. 3.570.000 / tahun
Biaya Produksi = Rp. 390.228.000 / tahun
Biaya Operasional = Rp. 44.500.000 / tahun
Total Biaya = Rp. 438.298.000 / tahun

B. Harga pokok produksi


Biaya Tetap = Total Biaya
= Rp. 438.298.000 / tahun
HPP = Rp. 438.298.000 / (24)
= Rp. 18.262.416

C. Harga jual per unit


Keuntungan = Rp. 18.262.416 x 30% = Rp. 5.478.724
Jadi Harga Jual = Rp. 18.262.416 + Rp. 5.478.724
= Rp. 23.741.140

D. Analisis RC/ROI
Total Biaya Produksi = Biaya Investasi +Biaya Produksi + Biaya
Operasional

= Rp. 3.570.000 / tahun + Rp. 390.228.000 /


tahun + Rp 44.500.000/ tahun

= Rp. 438.298.000 / tahun


Total Pendapatan =Harga Jual x Jumlah Produksi
= Rp. 23.741.140 x 24 / tahun
= Rp. 569.787.360 / tahun
= Rp. 47.482.280 / bulan

Keuntungan = Total Pendapatan – Total Biaya Produksi


= Rp. 569.787.360 / tahun - Rp. 438.298.000 /
tahun
= Rp. 131.389.360 / tahun
= Rp. 10.957.446./bulan
R/C = Total Pendapatan : Total Biaya Produksi
= Rp. 569.787.360 / tahun : Rp. 438.298.000 /
tahun
= 1,3
Maka usaha TEM menguntungkan karena nilai R/C
> 1
ROI = Keuntungan : Total Biaya Produksi x 100%
= Rp. 131.389.360 / tahun: Rp. 438.298.000 / tahun x 100%
= 29,97%

E. Kalkulasi BEP

BEP = Total Biaya Produksi : Keuntungan


= Rp. 438.298.000 / tahun : Rp. 131.389.360 / tahun

= 3,3 = 4

Jadi, jumlah produk yang harus terjual selama 1 tahun untuk


memenuhi penutupan moda adalah 4 pieces.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai