PENCACAH SAMPAH PLASTIK UNTUK PROSES
RECYCLING LIMBAH MENJADI PRODUK ASBES PLASTIK
DENGAN METODE MOLDING
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan plastik pada peradaban manusia yang amat modern ini
sangatlah meningkat, dikarenakan plastik ini sangatlah ekonomis dan
banyak manfaat untuk penggunaannya, selain itu sifat plastik yang ringan,
praktis dan dapat menggantikan fungsi dari barang – barang lain. Sifat
plastik yang praktis dan ekonomis menyebabkan plastik sebagai barang
sekali pakai, sehingga semakin banyaknya pengguna perlengkapan dari
bahan plastik tersebut, menyebabkan semakin banyaknya pula sampah dari
plastik ini. Hal inilah yang menyebabkan jumlah sampah plastik meningkat
terus menerus dan menyebabkan masalah lingkungan yang amat serius.
Sampah dari plastik merupakan masalah yang amat serius bagi
lingkungan, dikarenakan plastik merupakan bahan yang sulit terurai oleh
bakteri. Dan memerlukan waktu puluhan atau bahkan ratusan tahun untuk
terurainya sampah plastik secara alami. Untuk itu diperlukan upaya
memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan daur ulang agar berkurangnya
jumlah sampah yang telah ada.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah non organik
yang secara garis besar meliputi kegiatan pengumpulan sampah,
penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses
produksi. Dengan daur ulang, sampah yang tadinya tak berguna disulap
menjadi produk baru yang bernilai guna sama maupun produk baru yang
punya fungsi berbeda. Dalam upaya memanfaatkan sampah plastik sebagai
bahan daur ulang, maka diperlukan penciptaan sebuah alat atau mesin yang
dapat dioperasikan sebagai alat untuk pencacah Plastik.
Hasil dari cacahan plastik dari sampah plastik yang berupa biji plastik
(flakes, keping-keping plastik yang lebih kecil, sehingga lebih mudah diolah
lagi) akan berguna sebagai bahan baku untuk pengelolaan daur ulang
plastik. Permintaan bahan baku ini amatlah besar terutama pada pabrik
pembuatan plastik sendiri
Selain dijadikan biji plastik yang nantinya akan kami teruskan
prosesnya menjadi plastik cair. Plastik cair ini memiliki tujuan agar nantinya
dalam proses pemebentukan asbes plastik menjadi mudah dengan metode
molding.
1.1. Alat Yang Sudah Ada
2.8. Bearing
Bearing adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakannya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur. Bearing menjamin poros serta elemen mesin lainnya bekerja
dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh
system akan menurun atau tidak dapat bekerja secara mestinya. Jadi, bearing
dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
Bahan untuk bearing luncur memenuhi persyaratan berikut :
1. Mempunyai kekuatan cukup (tahan beban dan kelelahan).
2. Dapat menyesuaikan terhadap lenturan poros yang tidak terlalu
besar atau terhadap perubahan bentuk yang kecil.
3. Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros
jika terjadi kontak dan gesekan antara logam dengan
4. Tahan karat dan cukup tahan aus
5. Dapat membenamkan kotoran atau debu kecil yang terkurung di
dalam bantalan
6. Harga ekonomis dan tidak perlu terpengaruh oleh temperatur
Gambar 2.6 Macam Bearing
2.9. Rangka
Rangka utama merupakan bagian penting dalam konstruksi mesin
penghancur botol plastik. Karena tugas utamanya adalah menahan beban.
Untuk menahan beban selama proses penghancuran botol plastik, rangka
utama harus dibuat kaku dan kuat. Rangka pada mesin penghancur botol
plastk ini memiliki dimensi dengan panjang 500 mm, lebar 148 mm dan
tinggi 100 mm terbuat dari besi profil siku. Untuk menahan beban selama
motor penggerak dan puli bekerja konstruksinya harus dibuat kaku dan kuat.
Pemilihan jenis materialnya yang perlu diperhatikan pada pemilihan bahan
sebuah komponen adalah fungsi, pembebanan dan umur lalu kemampuan
dibentuk dan diproduksi. Berikut merupakan kostruksi mesin penghancur
plastik.
C. Rangka Mesin
Pada gambar , dijelaskan mengenai rangka mesin yang merupakan
suatu komponen penting dalam suatu manufaktur suatu alat atau mesin
yang berfungsi sebagai penopang dari berbagai komponen suatu alat atau
mesin yang dirakit. Material yang digunakan sebagai rangka yaitu besi
siku 30x30x3 mm berbahan dasar baja karbon.
Gambar 2.10 Rancangan Rangka Mesin
50 kg 1 jam
Q= x
jam 60 menit
kg
Q=0,83
menit
gram
Q=830
menit
Untuk menentukan putaran mesin diawali dengan :
A. Menetapkan satu putaran dengan perbandingan 2: 1
B. Menentukan putaran puli pisau pencacah
Diketahui :
1 Pp = 6 kali pencacahan
Whc = 0,2 gram/cacahan
Dimana :
Pp = Putaran puli
Whc = Berat hasil cacahan 1 mata pisau
Sehingga berat cacahan satu putaran puli
gram gram
nmin=Jumlah 1 Pp x Whc=6 x 0,2 nmin=1,2
cacahan cacahan
Q 830
nmin= = nmin=691,66=692rpm
berat cacahan satu putaran puli 1,2
Dimana :
Nmin = Putaran minimum
Maka :
m
F=8,378 kg x 9,8 2 F=83,084 N
s
Daya pada volume pemberat (Vp) Dimana pada volume pemberat
(Vp) adalah :
2
Vp=π r 2 +2 πrt Vp=3,14 x ( 15,24 ) cm +2 x 3,14 x 15,24 x 7 cm
2 2 2
Vp=3,14 x 232,25 cm + 699,95 cm Vp=1399,215 cm
3 g
Vol=1399,215 cm x 0,4 cm ¿ 559,686 cm x 7,85 3 ¿ 4,393 kg
2
cm
m
F=m x g F=4,393 x 9,8 F=43,052 N
s2
Ftotal=Fmassa pisau+ Fvp Ftotal=83,084 N + 43,052 N
Ftotal=126,136 N
Kecepatan sudut :
Dihitung dengan rumus :
2π n
V=
60
Dimana
V= Kecepatan sudut (rad/s)
n = Putaran rencana = 3600 (rpm)
r = Jari – jari rotor = 9 cm
maka :
2 x 3,14 x 3600 rad
V= V =375,8
60 s
Perhitungan kebutuhan daya mesin Dihitung dengan rumus :
P=FxV
Maka:
Pd=PxFc
Dimana:
Pd =Daya rencana
Fc = Faktor koresi (1,2)
Maka :
Pd=4,277 x 1,2Pd=5,132 Kw
Motor bensin yang digunakan pada mesin pencacah plastik ini adalah
sebesar 7.5 HP dengan putaran 2600 rpm.
3.1.3. Perencanaan Poros
A. Pemilihan bahan poros mesin Sesuai dengan yang direncancakan
bahwa poros yang digunakana direncanakan adalah poros yang terbuat
dari bahan baja karbon yaitu S35C-D dengan kekuatan Tarik 53
kg/mm2. Dipilihnya bahan ini karena mudah diperoleh di pasaran dan
harganya pun tidak terlalu mahal atau harga yang relatife murah.
B. Menentukan ukuran dan kekuatan poros penggerak Dalam
perencannan mesin pencacah plastik ini digunkanan poros yang
berfungsi sebagai pemutar poros penggerak (perangkat rotor) untuk
melakukan proses pencacahan. Untuk merencanakan diameter poros
maka dilakukan pembahasan sebagai berikut :
(1). Menentukan tengangan geser izin (τa) bahan poros
ςb
τa=
sf 1 x sf 2
(2). Menentukan momen puntir atau torsi yang terjadi
Pd
T =9,74.105
n
Dimana :
T = Torsi (kg.mm)
Pd = Daya rencana = 5,132 KW
n = Putaran poros penggerak rotor = 692 rpm
maka torsi yang terjadi adalah =
5
9,74.10 5,132 T =7.223 kg
T=
692 mm
(3). Menentukan diameter poros (ds)
Bahan poros pada perencanaan ini bahannya adalah baja
karbon konstrusi standar JIS G 4501, dengan lambing S35C-D,
dan kekuatan tarik 53 kg/mm2. Menentukan diameter poros
yang diizinkan Diameter poros (ds) penggerak
1
ds= [
5,1
4,41
x 2 x 2 x 7223 ] 3¿
¿
Dimana:
ds = Diameter poros (mm)
τa = Tegangan geser izin = 4,42 (kg/mm2)
kt = Faktor koreksi tumbukan = 2
cb = Faktor akibat lenturan = 2
T = Torsi = 7223 (kg/mm)
Maka:
1
ds=
[
5,1
4,41
x 2 x 2 x 7223
] 3¿
¿ ds=32,20 mm
Gambar 2. Diagram
pemilihan sabuk (Sularso,
Elemen Mesin, 1997,hal 164)
b+ √ b −8 ( Dp−dp )
2 2
C=
8
C=
8
Dimana:
ς = Tegangan Tarik bahan sabuk bahan karet
ς = 0,4 – 0,5 kg/mm2
T1 = 0,4 x 83,025= 33,21 kg
T1 = 3,4 x T2
33,21
T 2= baja tempa SF 40 sebanyak 6 buah. Dengan data
3,4
pisau yaitu :
Panjang = 15 cm =150 mm
Lebar = 8 cm = 80 mm
Tebal = 1,6 cm = 16 mm
[ ] [ ] [ ]
−0,365 −0,165 0,140
T C H
P0=1,507 n B0,171
D D T
Diketahui
P0 = Koefisien daya adukan
T = Diameter Tangki = 0,35 m
D = Diameter Pengaduk = 0,28 m
H = Ketinggian cairan = 0,2 m
C = Tinggi pengaduk dari dasar tabung = 0,012
m
NB = jumlah blade = 4
[ ] [ ] [ ]
−0,365 −0,165 0,140
0,35 0,012 0,2 0,171
P0=1,507 (4)
0,28 0,28 0,35
−0,365
P0=1,507 [ 1,25 ] [ 0,042 ]−0,165 [ 0,571 ] 0,140( 4)0,171
P0=1,507 . 0,927. 1,687.0,924 .1,267
P0=2,741
C. Daya pengaduk
P=P 0 . μ . n2 . D3
P = Daya pengadukan
P0 = Koefisien daya pengaduk
µ = Viskositas plastic pada suhu 250° = 3,6
N.S/m2
n = Putaran mixer = 250 rpm = 26,18 rad/s
D = Diameter Pengaduk = 0,28 m
P=2,741 . 3,6 .(26,18)2 .( 0,28)3
P=2,741 . 3,6 . 685,392. 0,021
P=142,026 watt=0,142 kW
Pd=1,2 .0,142
Pd=0,204 kW =0,228 HP
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
daya perencanaan yang dibutuhkan untuk menggerakkan poros mixer
yaitu sebesar 0,1704 kW atau setara dengan 0,228 HP. Pemilihan
motor yang sesuai perhitungan tersebut yaitu motor listrik arus AC
dengan spesifikasi daya sebesar 0,746 kW atau setara dengan 1 HP
dan putaran yang dihasilkan sebesar 1330 rpm.
3.2.2. Pulley dan V-belt
Perencanaan pulley dan v – belt didasarkan pada spesifikasi motor
listrik yang telah ditentukan yakni dengan daya sebesar 1 HP atau 0,746 kW
dan putaran yang dihasilkan sebesar 1330 rpm.
Berdasarkan spesifikasi tersebut, maka dipilihlah v – belt dengan tipe
A.
2
( 100−40)
L=3,14 ( 40+100 ) +2( 440)+
440
L=439,6+880+19,09
L=1338,69 mm
B. Kecepatan sabuk
π × D1 × N 1
V=
60
Dimana :
V = Kecepatan sabuk (m/s)
D1 = Diameter pulley penggerak (m)
N1 = Putaran mesin (rpm)
3,14 × 0,08 ×1330
V=
60
V =5,568m/ s
C. Rasio Kecepatan
N 2 d1
=
N1 d2
Dimana :
N1 = Kecepatan putaran pulley penggerak (rpm)
d1 = Diameter pulley penggerak (mm)
N2 = Kecepatan putaran pulley digerakkan (rpm)
d2 = Diameter pulley digerakkan (mm)
N2 80
=
1330 200
80 . 1330
N 2=
200
N 2=532 rpm
D. Sudut kemiringan
R 2−R 1
sin α=
x
Dimana :
α = Sudut kemiringan
R2 = Jari – jari pulley yang digerakkan (mm) = 100
mm
R1 = Jari – jari pulley penggerak (mm) = 40 mm
x = Jarak antara dua poros (mm) = 440 mm
100−40
sin α =
110
sin α=0,09
−1
α =sin 0,09
α =5,16 °
E. Sudut Kontak
(180−2 α ) π
θ=
180
Dimana :
θ = Sudut kontak (Rad)
α = Sudut kemiringan = 5,16°
( 180−2 ( 5,16 ) ) 3,14
θ=
180
532,795
θ=
180
θ=2,96 rad
F. Daya yang ditransmisikan
P= (T 1−T 2 ) V
Dimana :
P = Daya yang ditransmisikan (Watt) = 400 watt
T1 = Tegangan pada Sisi Kencang (kg)
T2 = Tegangan pada Sisi Kendor (kg)
400=( T 1−T 2 ) 5,568
400
( T 1−T 2 )=
5,568
( T 1−T 2 )=71,83 kg
G. Rasio tegangan
T1
2,3 log =μ .θ
T2
Dimana :
T1
= Rasio tegangan (kg.mm)
T2
μ = Koefisien gesek pulley dan belt = 0,3
(berdasarkan material belt yaitu rubber)
θ = Sudut kontak (Rad) = 2,96 rad
T1
2,3 log =0,3.2,96
T2
T 1 0,888
=
T 2 log 2,3
T1
=2,459
T2
T 1=2,459 .T 2
( T 1−T 2 )=71,83 kg
( 2,459 T 2−T 2 )=71,83 kg
1,459 T 2=71,83 kg
71,83 kg
T 2=
1,459
T 2=49,232 kg . mm
T 1=2,459 .T 2
T 1=2,459 .(49,232)
T 1=121,061kg .mm
H. Luas Penampang
a+ b
A=t ×
2
Dimana :
A = Luas penampang belt (mm2 )
t = Ketinggian belt (mm) = 8 mm
α = Sudut kemiringan = 5°
b = Lebar belt (mm) = 13 mm
5+13
A=8 ×
2
2
A=72mm
I. Tegangan Tarik
T1
F=
A
Dimana :
F = Tegangan tarik sabuk (MPa)
T1 = Tegangan pada Sisi Kencang (kg.mm) =
121,061 kg.mm
A = Luas penampang belt (mm2 ) = 72 mm2
121,061
F=
72
kg
F=1,681 2
× 9,8
mm
F=16,47 mPa
3.2.3. Poros
A. Daya rencana
Pd=Fc . P
Dimana :
Pd = Daya perencanaan (kW)
P = Daya motor (kW) = 0,746 kW
Fc = Faktor koreksi = 1,2 (faktor koreksi diambil
berdasarkan daya rata – rata yang diperlukan)
Pd=1,2 .0,746
Pd=0,895 kW
B. Torsi
5 Pd
T =9,47 . 10 .
n1
Dimana :
T = Torsi (kg.mm)
Pd = Daya perencanaan (kW) = 0,895 kW
n = Putaran pulley yang digerakkan (rpm) = 532 rpm
5 0,895
T =9,47 . 10 .
532
T =1638,59 kg . mm
C. Tegangan Geser
σB
τ A=
sf 1 . sf 2
Dimana :
τA = Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2 )
σB = Kekuatan tarik material (kg/mm2 ) = 58
kg/mm2
Sf1 = safety factor 1 (Sf1) = 6,0 (bahan S-C dengan
pengaruh massa, baja paduan)
Sf2 = safety factor 2 (Sf2) = 1,5 (pertimbangan
kekasaran, pasak dan poros bertingkat)
58
τ A=
6 . 1,5
τ A =6,444 kg/mm2
D. Diameter
1 /3
5,1
Ds =[ . Kt . Cb .T ]
τA
Dimana :
τA = Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2 ) =
6,444 kg/mm2
Kt = Faktor koreksi = 2 (diperkirakan terjadi
tumbukan)
Cb = Faktor pembebanan lentur (Cb) = 1,2
(diperkirakan terjadi beban lentur)
T = Torsi (kg.mm) = 1638,59 kg.mm
1/ 3
5,1
D s =[ . 2 .1,2 . 1638,59]
6,444
1 /3
D s =[3112,405]
Ds =14,561mm
3.2.3.
BAB 4
ASPEK KEUANGAN
4.1. Kebutuhan Modal Awal
Berikut adalah kebutuhan modal untuk membuat TEM dengan
jumlah produksi dalam sebulan sebanyak 2 pieces dan dengan asumsi
setahun sama dengan 360 hari
A. Investasi
Harga Umur
Total Biaya
No Komponen Jumla Satuan Per Unit(Rp) Ekono
(Rp)
h mis
(Tahun)
Rp Rp
1 Peralatan 1 Unit 1
1.675.000 1.675.000
Tools
Rp 1.895.000 Rp
2 Las SMAW 1 Unit 1
1.895.000
Rp 3.570.000 Rp
TOTAL
3.570.000
12 Poros Rp 1 2 Rp Rp
Pengaduk 174.000 348.00 4.176..000
0
13 Puli Pengaduk Rp 1 2 Rp Rp
83.000 332.00 3.984.000
0
14 LPG Rp 1 2 Rp Rp
21.000 42.000 504.000
15 Kompor Rp. 1 2 Rp. Rp.
171.000 342.00 4.104.000
0
16 Valve Rp 1 2 Rp Rp
39.500 79.000 948.000
17 Jasa Molding Rp. 1 2 Rp. Rp.
800.000 1.600. 19.200.000
000
18 Pipa Rp. 1m 4m Rp. Rp.
122.000 488.00 5.856.000
0
19 Plat Baja Rp 7.656 20 m2 40 m Rp.61 Rp.
/m 2.000 7.349.000
TOTAL Rp 32.519.000 Rp
390.228.
000
= Rp. 15.905.000
A. Total biaya
Biaya Investasi = Rp. 3.570.000 / tahun
Biaya Produksi = Rp. 390.228.000 / tahun
Biaya Operasional = Rp. 44.500.000 / tahun
Total Biaya = Rp. 438.298.000 / tahun
D. Analisis RC/ROI
Total Biaya Produksi = Biaya Investasi +Biaya Produksi + Biaya
Operasional
E. Kalkulasi BEP
= 3,3 = 4