Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BERSIH

Disusun Oleh :
Janu Wahyu Hidyat
G1E020018

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah plastik menjadi permasalahan lingkungan yang hangat
dibicarakan dalam era globalisasi. Hampir semua kalangan masyarakat mulai
menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan. Salah
satu penyebab kerusakan lingkungan tersebut dikarenakan pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh menumpuknya sampah yang berasal dari
kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Menumpuknya sampah ini
dikarenakan banyaknya penggunaan plastik untuk berbagai keperluan
sehingga produksi plastik semakin meningkat, yang mana distribusi limbah
plastik dikaitkan dengan populasi manusia. Penumpukan sampah plastik ini
merupakan masalah serius yang harus segera ditangani. Pengetahuan
mengenai pengolahan sampah plastik menjadi sesuatu yang berguna amatlah
penting untuk diketahui oleh generasi muda seperti para mahasiswa. Oleh
karena ini pengetahuan mengenai pengolahan sampah plastik ini wajib
diketahui dan disampaikan melalui perkuliahan.
Mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak dimaksudkan
untuk dapat memanfaatkan sampah plastik yang melimpah di muka bumi
dengan menjadikannya sebagai sumber energi alternatif. Pemanfaatan sampah
plastik ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan dapat memulihkan
teknologi tepat guna sumber energi. Selain itu, juga dapat meminimalisir
tumpukan sampah plastik yang dapat menimbulkan polusi dan berdampak
pada makhluk hidup.
Perlu adanya alternatif proses daur ulang yang lebih menjanjikan dan
berprospek ke depan. Salah satunya mengonversi sampah plastik menjadi
minyak. Menggunakan sistem pirolisis. Hal ini bisa dilakukan karena pada
dasarnya plastik berasal dari minyak bumi, sehingga tinggal dikembalikan ke
bentuk semula. Selain itu plastik juga mempunyai nilai kalor cukup tinggi,
setara dengan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar.

1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum sebagai berikut :
a. Mahasiswa mengetahui salah satu alternatif pengolahan sampah
plastik.
b. Mahasiswa mampu merancang dan merekayasa unit pengolahan
sampah plastik.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum sebagai berikut :
a. Terciptanya bahan bakar terbarukan sebagai energi alternatif.
b. Mengurangi limbah sampah plastik yang susah terurai.
c. Memberikan alternatif penanganan masalah lingkungan yang
disebabkan oleh limbah plastik.
d. Meningkatkan nilai ekonomis dari limbah plastik.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan di dunia saat ini. Karena
ringan, tahan lama, efisiensi energi, ditambah dengan tingkat produksi dan
fleksibilitas desain yang lebih cepat, plastik ini digunakan di seluruh area industri
dan domestik. Plastik diproduksi dari turunan minyak bumi dan terutama terdiri
dari: Pembuangan limbah plastik menimbulkan bahaya besar bagi lingkungan dan
metode yang efektif belum diterapkan. Plastik adalah polimer biodegradable yang
sebagian besar mengandung karbon-hidrogen, dan beberapa elemen lain seperti
nitrogen. Karena sifatnya yang tidak dapat terurai, sampah plastik memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap masalah pengelolaan sampah. Menurut survei
nasional yang dilakukan pada tahun 2000, sekitar 6000 ton sampah plastik
dihasilkan setiap hari di India, dan hanya 60% di antaranya yang didaur ulang,
sisanya 40% tidak dapat dibuang. Saat ini sekitar 129 juta ton sampah plastik
diproduksi setiap tahun di seluruh dunia, di mana 77 juta ton di antaranya
dihasilkan dari minyak bumi (Sarker dan Rashid, 2017).
Limbah plastik LDPE dengan katalis (aluminium oksida/zeolit)
dimasukkan ke dalam reaktor dan dipanaskan menggunakan burner selama 60
menit pada temperatur tertentu. Limbah plastik LDPE akan terdekomposisi dan
rantai panjang hidrokarbon plastik akan terpotong menjadi rantai pendek. Produk
yang dihasilkan dari proses pirolisis adalah arang(char), minyak dan gas. Gas
yang dihasilkan akan naik keatas menuju separator. Pada separator, gas akan naik
keatas dan keluar melalui tiga pipa keluaran. Gas akan turun menuju water
condensor dan dikondensasi menjadi minyak. Minyak yang berada didalam water
condenser dapat dikeluarkan dengan cara membuka valve yang berada di bagian
bawah water condenser (Aswan, et.al 2021).
Pirolisis atau devolatilisasi adalah proses fraksinasi material oleh suhu.
Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya
udara atau dengan udara terbatas. Proses dekomposisi pada pirolisis ini juga
sering disebut dengan devolatilisasi. Produk utama dari pirolisis yang dapat
dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Arang yang terbentuk dapat
digunakan untuk bahan bakar ataupun digunakan sebagai karbon aktif. Sedangkan

3
minyak yang dihasilkan dapat digunakan sebagai zat additif atau campuran dalam
bahan bakar. Sedangkan gas yang terbentuk dapat dibakar secara langsung
(iswadi, et.al 2019).
Beberapa penelitian terkait produksi biodiesel dari plastik HDPE dan
LDPE telah dilakukan oleh peneliti dalam dan luar negeri. Minyak plastik pirolisis
meningkatkan efisiensi sebesar 15-20% pada bajaj. 100 cc motor dibandingkan
menggunakan bensin, peningkatan sfisiensi termal bensin, minyak pirolisis dari
HDPE memiliki densitas yang sama dengan bensin dan minyak pirolisis LDPE
memiliki densitas yang sama dengan solar, dan proses pirolisis pada suhu yang
cukup rendah diperlukan katalis agar efisien dalam pembakaran. Minyak pirolisis
dari LDPE memiliki kandungan yang mirip seperti solar, meskipun viskosistas
dan nilai kalornya masih sedikit rendah. Keunggulan minyak pirolisis memiliki
residu karbon dan sulfur yang lebih rendah sehingga lebih murah dibandingkan
dengan harga solar yang mencapai 20 rupe per liter (Istoto, et.al 2019).
Pengemasan platik dapat menyebabkan adanya modifikasi atmosfir
dengan menekan proses respirasi buah tomat. Jenis plastik pengemas diantaranya
adalah plastik Low Density Polyethylene (LDPE), High Density Polyethylene
(HDPE), dan Polypropylene (PP). Pelastik HDPE lebih tahan terhadap zat kimia
dibandingkan dengan LDPE dan memiliki ketahanan yang baik terhadap minyak
dan lemak. Polipropilen memiliki densitas yang lebih rendah dan memiliki titik
lunak lebih tinggi dibandingkan polietilen, permeabilitas gas sedang, tahan
terhadap lemak dan bahan kimia, Plastik propilen lebih kaku, terang dan kuat
dibanding polietilen. pengemasan buah rambutan menggunakan jenis plastik
stretch film pada suhu ruang tidak efektif, karena jenis ini mempunyai lapisan
plastik yang lebih tipis. Namun, hal ini masih tetap memungkinkan terjadinya
proses respirasi dan transpirasi yang sangat besar. Jenis plastik PP pada suhu
ruang memiliki tingkat efektifitas yang hampir sama dengan plastik jenis HDPE,
dimana keduanya mampu melindungi kesegaran buah rambutan lebih lama dari
penggunaan plastik stretch film (Johansyah, et.al 2018).
Polietilen densitas rendah tahan panas, rapuh, fleksibel dan kaku. Plastik
ini tidak memiliki komponen yang berbahaya bagi tubuh manusia, penggunaannya
disebut aman untuk wadahminuman dan makanan. Berbeda dengan HDPE, LDPE

4
memiliki lebih banyak percabangan yang menghasilkan kekuatan antarmolekul
yang lebih lemah, sehingga menurunkan kekuatan dan kekerasan. Namun, LDPE
memiliki keuletan yang lebih baik daripada HDPE yang manadengan adanya
percabangan menyebabkan struktur menjadi kurang kristal dan mudah dibentuk.
Ini memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap air. Salah satu cara untuk
memulihkan energi dan mengurangi limbah LDPE, pirolisis LDPE untuk produk
minyak telah mendapat banyak perhatian oleh para peneliti sekarang (Abdullah,
et.al 2020).

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Pelaksanaan Praktikum


a. Waktu Praktikum
Selasa, 03 Oktober 2022.
b. Tempat Praktikum
Jln. Kokok Segara II Lingkungan Kekalik Baru, Pagesangan Barat. Kota
Mataram, Nusa Tenggara Barat.
3.2 Alat dan bahan Praktikum
a. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan ;
Botol kaca (Tempat penyimpanan hasil), Gelas beker/Wadah plastik,
gunting, kaleng besar,kaleng kecil, kompor, lem plastic steel
(dextone),selang (~15mm; 2-4m), pipa aluminium (diameter ~15mm;
panjang 1-1,5m), thermometer dan wadah.
b. Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan ;
Air, Es Batu dan Plastik LDPE (Low Density Polyethylene) (500 gram).
3.3 Prosedur Praktikum
Cara kerja dalam praktikum :
a. Menyiapkan kaleng besar dan kecil yang telah diberi lubang sesuai ukuran
pipa dan selang.
b. Merakkit alat/prototype sesuai dengan alat dan bahan yang telah
disediakan.
c. Menggunting plastik dalam ukuran kecil.
d. Menimbang plastik sesuai dengan ketentuan yaitu 500 gram
e. Memasukkan plastik ke dalam Kaleng besar.
f. Memasukkan air dingin pada kaleng kecil.
g. Memanaskan kaleng besar sampai plastik meleleh selama 1-2 jam.

6
h. Mengamati asap yang dihasilkan dari hasil pemanasan yang akan mengalir
melewati pipa alumunium dan selang menuju kaleng kecil yang telah di
beri air dingin untuk proses kondensasi.
i. Menampung hasil kondensasi.
j. Mengamati sifat fisik larutan yang dihasilkan.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


a) Tabel 1.1 karakteristik fisik cairan.

1 Warna a. Pada saat waktu sudah berjalan 5 menit, sudah


terlihat cairan berwarna bening.
b. 15 menit kemudian cairan yang semula
berwarna bening itu perlahan berubah menjadi
kuning muda.
c. Pada menit ke-25 cairan yang semulanya
berwarna kuning muda berubah menjadi kuning
keemasan.
d. Menit ke-25 sampai selesai masih berwarna
kuning keemasan dan tidak mengalami
perubahan sama sekali.
2 Bau a. Tahap awal : : bau menyengat
b. Tahap proses : : tidak ada bau
c. Hasil akhir di produk cairan : bau menyengat
seperti bau bensin
3 Volume a. Volume awal : -
b. Volume cairan sesudah dibakar : 60

4.2 Pembahasan
Praktikum ini menggunakan jenis plastik LDPE (Low Density
Polyethyle) contohnya seperti kantong kresek. Metode yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu menggunakan metode pirolisis, metode ini mampu untuk
mengetahui karakteristik fisik cairan yang dihasilkan dari sampah plastik
seperti cairan yang dihasilkan dari sampah plastik seperti warna, cairan dan
volume awal dan akhir setelah pembakaran.
warna yang dihasilakan dalam kurun waktu 5 menit awal
menghasilakan warna putih bening, kemudian seiring berjalannya waktu yaitu

8
di menit 15 cairan yang semulanya bening perlahan berubah menjadi warna
kuning muda. Pada kurun 10 menit kemudian yaitu tepatnya di menit ke-25
cairan yang semulanya berwarna kuning muda perlahan berubah menjadi
warna kuning keemasan. Setelah menit ke-25 sampai selesai masih berwarna
kuning keemasan dan tidak berubah sama sekali. Hal ini terjadi karena tahap
pembakaran mendapatkan perlakuan luar berupa peningkatan panas di
kompor. Hal ini dilakukan karena kecendrungan cairan atau uap air yang
dihasilkan masih sangat sedikit.
Karakteristik bau yang dihasilkan dalam proses awal pembakaran yaitu
di menit ke-5 sangatlah menyengat. Hal ini terjadi karena kebocoran pada
selang dan setelah adanya perlakuan luar, uap gas yang keluar sudah tidak
lagi. Sehingga di menit 15 sampai selesai aroma yang ditimbulkan dari proses
pembakaran tersebut sudah tidak menyengat lagi dan juga cairan yang
dihasilakan meningkat. Aroma tidak menyengat ini dikarenakan tempat
melakukan percobaan ini duluar ruangan dan rancangan alat yang sangat
tertutup.
Hasil uji pembakaran volume cairan yang dihasilkan pertama sebelum
hasil pembakaran ialah 0 mL. Hal ini terjadi karena hasil pirolisis yang
dihasilkan berupa minyak yang berasal dari uap panas yang berada di
pembakaran tabung reaktor. Dari uji pembakaran hasil warna pada cairan
dipengarui oleh proses pembakaran berupa uap yang dihasilkan. Banyaknya
perlakuan dari luar mengakibatkan volume pada proses pembakaran tidak
efektif. Dalam penelitian sebelumnya, bahwa cairan tidak termasuk bensin
premium, akan tetapi cairan yang bersifat bahan bakar yang tidak spesifik
dengan bahan bakar bensin premium.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktikum rekayasa instalasi pengelolaan lombah plastik sederhana
sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Salah satu alternatif dalam pengelolaan sampah plastik dapat dilakukan
dengan menggunakan metode pirolisis yang memanfaatkan sampah plastik
menjadi cairan (minyak) hasil dari metode pirolisis dengan menggunakan
plastik LDPE adalah minyak berwarna kuning pekat.
b. Cara merancang dan merekayasa pengeolaan sampah bisa dilakukan
dengan menggunakan alat prototype. Alat prototype ini termasuk kedalam
metode pirolisis yang dilakukan dengan menggunakan proses destilasi
yang mengandalkan uap yang dihasilkan ketika terjadi pembakaran dan
dialirkan ke air dingin untuk mengubah uap menjadi bentuk cairan
minyak.

5.2 Saran
Pembuatan alat destilasi uap sederhana pada limbah anorganik dari
Janis plastik LDPE (Low Density Polyethyle), sebaiknya peneliti selanjutnya
merancang alat yang lebih baik dan teliti agar hasil yang diperoleh jauh lebih
baik.

10

Anda mungkin juga menyukai