Anda di halaman 1dari 14

Oleh

Andi Muhammad Raihan


NIM: 1514038
Sampah plastik merupakan permasalahan lingkungan yang akhir-akhir
ini semakin mengkhawatirkan. Permasalahan ini timbul akibat
banyaknya orang yang membuang sampah plastik sembarangan, dan
kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan

Salah satu alternatif penanganan sampah plastik adalah dengan


melakukan proses daur ulang (recycle). Pirolisis sampah plastik
merupakan salah satu bentuk proses daur ulang dengan mengubah
plastik menjadi bahan bakar. Selain bermanfaat untuk mengurangi
jumlah sampah plastik, pirolisis sampah plastik juga bermanfaat untuk
menyediakan bahan bakar dengan nilai energi yang cukup tinggi.
Secara umum, kurang lebih 950 ml minyak bakar bisa diperoleh dari
pirolisis 1 kg plastik Polyolefin misalnya Polypropylene, Polyethylene
dan Polystyrene
Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagamaina proses pendaur-ulangan sampah plastik menjadi produk baru
yang siap pakai?
2. Bagaimana proses mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar
untuk pembangkit listrik dan energi alternatif?
3. Bagaimana proses pirolisis mampu menanggulangi masalah sampah plastik
global?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui proses penanggulangan sampah plastik dengan
menggunakan metode pirolisis
2. Untuk mengetahui proses pengubahan limbah sampah plastik menjadi
sumber energi bahan bakar pembangkit listrik dan energi alternative
lainnya

Manfaat Penelitian
Bedasarkan tujuan penelitian diatas diharapkan akan memberi manfaat
sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi limbah sampah plastik
dengan mengolahnya menjadi bahan bakar energi alternatif dan energi
pembangkit listrik
2. Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang metode pirolisis
untuk menanggulangi sampah atau limbah plastik
Pendekatan pengelolaan sampah di masyarakat seyogyanya dilakukan
melalui pendekatan berbasis 3R dan berbasis masyarakat, pengelolaan
sampah secara terpadu dengan melaksanakan pengelolaan sejak dari
sumbernya. 3R adalah upaya yang meliputi kegiatan mengurangi (reduce),
menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah (recycle).

Pirolisis merupakan proses thermal cracking yaitu proses perekahan atau


pemecahan rantai polimer menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui
proses thermal (pemanasan/pembakaran) dengan tanpa maupun sedikit
oksigen. Pirolisis merupakan proses endotermis artinya proses pirolisis
hanya bisa terjadi ketika dalam sistem diberikan energi panas.
Ada berbagai macam jenis platik. Plastik yang digunakan untuk
membuat botol air mineral tentu berbeda dengan plastik untuk
membuat mangkuk, sedotan, kursi, dan pipa. Untuk mengetahui
jenis plastik yang digunakan sebagai material dasar sebuah
produk kita bisa melihat pada symbol yang dicetak pada plastik.
Simbol ini berupa sebuah angka (dari 1-7) dalam rangkaian
tanda panah yang membentuk segitiga, biasanya dicetak
dibagian bawah benda plastik. Setiap simbol mewakili jenis
plastik yang berbeda dan membentuk pengelompokkan dalam
melakukan proses daur ulang


Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Alternatif
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengkonversi
sampah plastik menjadi bahan bakar cair, antara lain: pyrolysis,
thermal cracking, and catalitic cracking. Diantara ketiga metode
tersebut, metode pirolisis adalah metode yang dianggap paling
menjanjikan karena mampu mengurangi residu bahan bakar buang gas
hingga 20 kali lipat

Manfaat Daur Ulang Sampah Plastik
Sudah pasti daur ulang sampah sangat banyak manfaatnya,
karena dengan daur ulang sampah-sampah yang ada di lingkungan
dapat diminimalisir. Pengelolaan sampah yang baik memberikan
dua manfaat penting yaitu:
1) menjaga kelestarian lingkungan, dan
2) meningkatkan ekonomi Pemanfaatan sampah dapat
meningkatkan nilai ekonomi atas benda yang bersangkutan,
sehingga menguntungkan masyarakat tertentu yang mengelolanya..
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai Desember 2019
di Balai Besar Kimia dan Kemasan, Jakarta Timur

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa:
1. Material plastik yang digunakan sebagai bahan baku dalam penelitian ini
adalah plastik dari jenis polyprophelene (PP) berupa gelas plastik yang
digunakan sebagai kemasan air minum dalam kemasan (AMDK), gelas plastik
ini diperoleh dari pengepul.
2. Minyak tanah dan solar yang digunakan sebagai bahan bakar pembanding
diperoleh dari Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU) Pertamina sehingga
spesifikasi bahan bakar yang diperoleh sesuai standar Pertamina.
3. 1 set reaktor pirolisis
4. Air sebagai pendingin
5. Timbangan digital
6. Stopwatch
7. Gelas ukur
8. Termometer
9. Pipet
10. Tungku pembakaran
11. Cawan
Rangkaian alat pirolisis yang digunakan pada penelitian ini
ditunjukkan pada gambar berikut


a. Massa Jenis
Pengaruh massa jenis pada penlitian ini adalah untuk mengetahui kualitas minyak
hasil pirolisis. Suatu benda yang memiliki massa jenis yang semakin tinggi maka
semakin besar pula massa setiap volumenya.

b. Suhu
Pada penelitian ini, minyak hasil pirolisis plastik diuji dengan menggunakannya
sebagai bahan bakar untuk memasak air sehingga dapat diketahui besarnya
temperatur air.

c. Lama Pembakaran
Lama pembakaran digunakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
minyak untuk membakar habis suatu benda.

d. Volume Air
Banyaknya volume air yang hilang akibat pemanasan yang dilakukan dengan
menggunakan masing-masing sampel bahan bakar
Prosedur Penelitian
Gelas plastik dalam kondisi kering sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam
alat pirolisis yang dilengkapi sistem pendingin dan penampung destilat.


Gelas plastik (PP) pada fase padat selanjutnya diubah menjadi fase cair
(minyak) dengan menggunakan proses thermo cracking (pirolisis).

Alasan pemilihan plastik jenis PP adalah minyak bakar yang dihasilkan dari
pirolisis PP memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan PVC maupun
PET

Proses perubahan fase dari padat menjadi cair berlangsung dalam dua tahap.
Tahap pertama, perubahan fase padat menjadi gas dilakukan dengan cara
memanaskan gelas plastik (padat) dengan menggunakan kompor LPG. Tahap
kedua, perubahan fase gas menjadi cair dengan cara mengkondensasikan gas
yang terbentuk pada tahap pertama sehingga diperoleh destilat berupa
minyak (cair).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai