Anda di halaman 1dari 9

BIOPLASTIK

Disusun Oleh
Kelompok 7 :

1. Afifah Rahmawita
2. Billa Cahya Saputri
3. Kevin Putra Yudha
4. Rahman Fajar Irnawan

Kelas : XI IA 1

Guru Pembimbing : Cici Arini, S.Pd

SMA NEGERI 3 PRABUMULIH


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia penulis yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Prabumulih, 23 Februari 2020

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………..............……………………………...1
DAFTAR ISI…………………..............………………………………..2

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………...............……………………………..3
1.2. Rumusan Masalah…………………...............…………………….3
1.3. Tujuan………………………………………...............…………...3

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Plastik…………………………………………………..................4
2.2. Bioplastik…………………................……………………………5
2.3. Manfaat Bioplastik …………………................………………….5
2.4. Jenis Bioplastik…………………………… …................………..5

BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan……………………………………………................ 7
3.2. Saran…………………………………………………...............…7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………….................8

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang

Plastik konvensional yang terbuat dari minyak bumi berbaris sintesis polimer yang tidak
dapat terdegradasi oleh lingkungan, seperti ditempat pembuangan sampah, telah
menyebabkan masalah serius bagi lingkungan (Chevillard, 2011). Pada saat ini, sebanyak 200
juta ton plastik diproduksi di seluruh dunia per tahunnya. Plastik menjadi sumber utama
pembentukan limbah karena memiliki kemampuan degradasi yang rendah (Rim, 2007). Pada
umumnya plastik terbuat dari poliethylene dan polyprophilene yang sulit terurai oleh
mikroorganisme di lingkungan (Gonzales-Gutierres,2010). Kekhawatiran terhadap terhadap
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui yang terbatas pada lingkungan, penggunaan
sumber daya yang tidak dapat terbaharui untuk memproduksi material kemasan biodegradable
yang dapat menjaga kualitas produk dan mengurangi masalah limbah buangan saat ini sedang
dijajaki (Rim,2007).

 Didorong oleh meningkatnya kesadaran pemerintah dan masyarakat, penggunaan


polimer yang berasal dari sumber daya terbarukan dan berkelanjutan untuk mengembangkan
bioplastik merupakan alternative yang inovatif dan menjanjikan. Penggunaan material
biodegradable dari sumber daya alam sangat membantu mengurangi presentase jumlah plastik
yang ada. Oleh karena itu, sudah dilakukan beberapa upaya untuk mempercepat laju
penguraian dari plastik polimer dengan cara mengganti beberapa atau seluruh polimer sintetis
dengan polimer alami dengan banyak aplikasi sebagai upaya untuk meminimalisasi masalah
lingkungan.

1.2.  Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan plastik ?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan bioplastik?
1.2.3. Apa manfaat bioplastik ?
1.2.4. Apa saja jenis bioplastik ?

1.3.  Tujuan Penulisan
1.3.1.    Dapat memahami apa yang dimaksud dengan bioplastik
1.3.2.    Bisa menerapkan cara pembuatan bioplastik
1.3.3.    Bisa membuat bioplastik dari tumbuhan nanas
1.3.4. Dapat mengetahui apa saja jenis bioplastik

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.  Plastik

Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul-molekul kecil
(monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai panjang dengan struktur yang kaku yang
berbahan baku petroleum, turunan dari minyak bumi yang bernama naftha. Plastik merupakan
senyawa sintetis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan
reaksi polimerisasi molekul-molekul kecil (monomer) yang sama, sehingga membentuk rantai
panjang yang kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur pembentukannya.

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik, namun ada
beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik terbentuk dari kondensi organik atau
penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau
perekonomian. Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan
karbon rantai panjang dan memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme.

Para pemerhati lingkungan menganjurkan kita untuk mengurangi penggunaan kantung


plastik/kresek dengan istilah “diet kantung plastik” dalam segala hal. Contoh nyata adalah:
1).   Mengurangi menggunakan kantong plastik pada saat berbelanja, dengan
menggunakan tas pribadi sebagai penggantinya.
2).   Membawa tempat minuman pribadi (tumbler) supaya mengurangi konsumsi botol
plastik kemasan.
3).   Makan di kantin atau makan ditempat supaya tidak dibungkus, hal itu dapat
mengurangi penggunaan kantong plastik sebagai media pembawanya.
4).   Contoh lain dapat dilakukan sesuai dengan ide kreatif masing-masing.

Plastik konvensional merupakan produk yang tidak ramah lingkungan karena:


1).   Berbahan baku dari minyak bumi, yang merupakan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui.
2).   Memerlukan waktu sekitar 500 tahun agar dapat terurai.
3).   Kedap air dan udara sehingga dapat merusak ekosistem jika dibuang.
4).   Memiliki indikasi toksisitas yang cukup tinggi jika tertelan maupun tersinggung
langsung dengan makanan.

Mungkin dari beberapa orang berpendapat bahwa membakar plastik merupakan solusi
yang mudah dilakukan. Memang mudah dilakukan, namun itu ukan solusi. Hal tersebut
dikarenakan emisi gas hasil dari pembakaran akan megandung CO2, NOx, dan SOx yang
merupakan emisi gas yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Belum lagi
residu pembakaran yang berwarna hitam pekat dapat menjadi racun bagi kehidupan tanah dan
merusak berbagai ekosistem sekitar.
4
Beberapa alasan di atas, memancing beberapa peneliti untuk mencari penyelesaian
masalah-masalah tersebut. Khususnya para Engineer, orang-orang yang memang didesain
untuk merekayasa suatu penemuan agar dapat diaplikasikan ke masyarakat umum. Muncullah
inovasi berupa bioplastik. Pengertian dari bioplastik sendiri sangat beragam, (1) plastik ramah
lingkungan, (2) plastik yang dapat terurai dengan cepat, (3) bahan baku berasal dari sumber
yang dapat diperbaharui, (4) tidak toksik baik untuk lingkungan dan manusia, dan berbagai
definisi lainnya.

Akhir-akhir ini memang sudah menjamur penggunaan plastik ramah lingkungan di


berbagai ritel, mereka mengaku bahwa plastik mereka dapat terurai dalam kurun waktu 6
bulan. Namun, jika kita menelusuri lebih jauh, plastik yang mereka anggap ramah lingkungan,
bagi Saya, bukan lah plastik yang cukup ramah lingkungan. Plastik tersebut memang dapat
terurai, namun sebagian besar bahan penyusun plastik masih berasal dari petroleum yang
ditambah sedikit zat aditif agar plastik tersebut dapat "pecah", bukan "terurai", dan yang
secara struktur kimia tidak dapat terurai menjadi molekul sederhana dan tetap berbahaya bagi
lingkungan.

2.2.  Bioplastik

Bioplastik adalah plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional,
namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir berupa air dan
gas karbondioksida setelah habis terpakai dan terbuang kelingkungan tanpa meninggalkan
sisa yang beracun, karena sifatnya yang dapat kembali ke alam, plastik biodegradable
merupakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan. Bioplastik dapat diperolah melalui
sumber-sumber yang bervariasi. Seperti protein, lipid dan polisakarida. 

Bioplastik juga dapat diartikan sebagai plastik yang berbahan baku dari biomassa yang
terbarukan, dapat terurai secara sempurna menjadi CO2 (karbondioksida) dan H2O (molekul
air) jika berinteraksi dengan enzim dari mikroorganisme tanah/lingkungan dalam jangka
waktu maksimal 180 hari.Beberapa plastik yang berlabel ramah lingkungan yang ada
sekarang hanyalah plastik konvensional yang dapat pecah menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil dalam waktu yang relatif cepat dan tetap tidak ramah lingkungan.

2.3.Manfaat Bioplastik
Kami telah mengidentifikasi lima keuntungan utama bioplastik dalam catatan ini
 Berpotensi jejak karbon yang jauh lebih rendah
 Biaya energi yang lebih rendah dalam pembuatan
 Tidak menggunakan minyak mentah yang langka
 Mengurangi sampah dan meningkatkan kompos dari menggunakan bioplastik yang
dapat terbiodegradasi
 Peningkatan akseptabilitas ke banyak rumah tangga

2.4. Jenis Bioplastik

 Bioplastik berbahan pati


Bioplastik berbahan pati merupakan sekitar 50 persen dari pasar bioplastik,
termoplastik pati, saat ini merupakan bioplastik yang paling banyak digunakan. Pati murni
memiliki karakteristik mampu menyerap kelembaban, dan dengan demikian digunakan

5
untuk produksi kapsul obat di sektor farmasi. Flexibiliser dan peliat
seperti sorbitol dan gliserin ditambahkan sehingga pati juga dapat diproses thermo-plastis.
Dengan memvariasikan jumlah zat aditif, karakteristik material dapat disesuaikan dengan
kebutuhan khusus (juga disebut "thermo-pati dari plastik"). Plastik pati sederhana dapat
dibuat di rumah.
 Bioplastik berbahan selulosa
Pembungkus makanan terbuat dari bioplastik berbahan selulosa. Bioplastik berbahan
selulosa terutama ester selulosa, (termasuk selulosa asetat dan nitroselulosa) dan
turunannya, termasuk seluloid.
 Beberapa Poliester Alifatik
Biopoliester alifatik terutama polihidroksialkanoat (Odha) seperti poli-3-
hidroksibutirat (PHB), polihidroksivalerat (PHV) dan polihidroksiheksanoat (PHH).
 Plastik asam polilaktik (PLA)

Plastik mulsa terbuat dari asam polilaktik (PLA).PLA adalah plastik yang terbuat


dari tebu atau glukosa. Dalam hal karakteristik, plastik ini bukan hanya menyerupai
plastik petrokimia konvinsional (seperti PE dan PP) tetapi juga dapat diproses dengan
mudah, meskipun lebih mahal, pada peralatan standar yang sudah ada untuk produksi
plastik konvensional.
 Poli-3-hidroksibutirat (PHB)
Biopolimer poli-3-hidroksibutirat adalah poliester anggota polihidroksialkanoat yang
dihasilkan oleh bakteri tertentu pengolah glukosa, pati jagung atau air
limbah. Karakteristiknya menyerupai petroplastik polipropilena. PHB dibedakan
berdasarkan karakteristik fisiknya. Material ini akan membentuk lapisan transparan pada
titik leleh melebihi 130 derajat celcius, dan dapat terurai tanpa sisa.
 Polihidroksialkanoat (PHA)
Polihidroksialkanoat adalah poliester linier yang diproduksi di alam dalam proses
fermentasi gula atau lemak oleh bakteri. Poliester ini diproduksi oleh bakteri untuk
menyimpan karbon dan energi. Pada proses produksi di tingkat industri, poliester
diekstrak dan dimurnikan dari bakteri dengan mengoptimalkan kondisi fermentasi gula.
Lebih dari 150 monomer yang berbeda dapat dikombinasikan dalam keluarga ini untuk
memberikan bahan dengan sifat yang sangat berbeda. PHA lebih ulet dan kurang elastis
dibanding plastik lainnya, dan juga dapat terurai. Plastik ini sedang banyak digunakan
dalam industri medis.
 Poliamida 11 (PA 11)
PA 11 adalah biopolimer yang berasal dari minyak alami. polimer ini juga dikenal
dengan nama dagang Rilsan B, dikomersialisasikan oleh Arkema. PA 11 masuk dalam
keluarga polimer teknis dan tidak dapat terurai. Sifat-sifatnya yang mirip dengan PA 12,
meskipun dalam proses pembuatannya, menggunakan lebih sediki emisi gas rumah kaca
dan konsumsi sumber daya tak terbarukan. Daya tahan terhadap panas juga lebih tinggi
dibandingkan dengan PA 12. Kelebihan ini yang membuat PA 11 digunakan dalam
aplikasi yang memerlukan performa tinggi seperti saluran bahan bakar otomotif,
pneumatik tabung rem, selubung kabel listrik, pipa minyak fleksibel dan pipa gas, sepatu
olahraga, komponen perangkat elektronik, dan kateter. Plastik yang serupa dengan PA 11
adalah Poliamida 410 (PA 410), 70% berasal dari minyak jarak, di bawah nama dagang
EcoPaXX yang dikomersialisasikan oleh DSM. PA 410 adalah poliamida dengan
performa tinggi yang menggabungkan keunggulan dari titik lebur yang tinggi (sekitar
250 °C), penyerapan air rendah dan ketahanan yang sangat baik untuk berbagai zat kimia.
6
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam menjalani aktifitas sehari-hari kita tidak dapat terpisahkan dari barang atau
benda yang terbuat dari plastik, kita ambil satu contoh misal botol minum, kebanyakan kita
selalu membawa minuman yang di kemas dalam kemasan plastik untuk “menemani” kita
dalam menjalani aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu pada saat ini telah ada teknologi baru
yang dapat membuat kemasan dari bahan organik yang kita sebut dengan bioplastik.

Pada saat ini telah ada riset yang mampu untuk membuat rantai molekul dari bahan
tanaman,yang memiliki rantai molekul yang sama dari minyak bumi, jadi kita dapat
mengurangi atau bahkan menggantikan penggunaan minyak bumi sebagai bahan dasar
pembuatan plastik dengan menggunakan bahan yang alami sehingga lebih ramah lingkungan.
Kelebihan dari penggunaan bioplastik ini antara lain pada kondisi tertentu dapat membusuk
dalam waktu delapan sampai dua belas minggu.

Kemasan bioplastik dapat dengan mudah di dapatkan di pasar-pasar swalayan di


Eropa, seperti di negara Italia, Inggris, Belanda dan Austria. Sayangnya di Indonesia
Bioplastik belum dapat kita jumpai di pasaran karena masih dalam tahap riset dan belum
diproduksi secara massal. Bioplastik ini memiliki kelebihan di bandingkan plastik
konvensional yaitu memiliki tingkat permeabilitas penguapan oksigen dan uap air yang lebih
besar sehingga dapat menjaga kesegaran buah dan sayuran tiga hari lebih lama, selain itu
penggunaan Bioplastik ini dapat mereduksi gas buang CO2 sebesar 50%.

3.2. Saran

Diharapkan masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
menciptakan bioplastik yang dapat membantu menurunkan tingkat pencemaran lingkungan,
dan menjaga keberlangsungan ekosistem yang ada.

7
DAFTAR PUSTAKA

Adistya, Rizki. 2013. Sifat Biokomposit Serat Alami ( Boehmeria Nivea L ) dengan
Matriks Polipropillen .Bogor:Institut Pertanian Bogor.

Ardiansyah, R. 2011. Pemanfaatan Pati Umbi Garut untuk Pembuatan Plastik


Biodegradable. Depok:Universitas Indonesia.

Wikipedia. 2019. Bioplastik. (https://id.wikipedia.org/wiki/Bioplastik), diakses pada 23


Februari 2020.

Holler, F.J., Skoog, D.A., dan Crouch, S.R. 2017. Principles of Instrumental Analysis.
USA: Brooks Cole.

Anda mungkin juga menyukai