PENDAHULUAN
jumlah penduduk. Salah satu jenis sampah yang menjadi perhatian adalah sampah
botol plastik. Peningkatan pemanfaatan plastik ini terjadi karena plastik bersifat
diperkirakan mebutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terurai
produk sisa dalam bentuk padat sebagai kegiatan manusia yang dianggap tidak
bermanfaat lagi.
Untuk mengatasi hal ini tentu saja diperlukan cara untuk mengolah limbah
plastik tersebut menjadi hal yang lebih berguna dan juga memiliki manfaat bagi
manusia, salah satu caranya dengan mendaur ulang limbah plastik tersebut
menjadi bahan bakar berupa minyak. Karena tidak bisa dipungkiri, permintaan
1
pasokan minyak bumi sebagai bahan bakar semakin meningkat setiap tahunnya.
Dengan mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak, selain dapat
mengurangi limbah plastik maka kita juga bisa ikut menghemat persedian minyak
bumi di alam. Pengolahan plastik menjadi minyak ini tentu saja dapat dilakukan
dengan cara yang sangat sederhana, dan bisa diterapkan oleh masyarakat tanpa
plastik berasal dari minyak bumi, jadi limbah plastik tersebut seolah mengalami
proses daur ulang. Selain itu, minyak yang dihasilkan dari plastik ini juga
memiliki nilai kalor yang cukup tinggi setara dengan bahan bakar fosil seperti
solar dan bensin. Untuk membuat sebuah inovasi baru tersebut diperlukan suatu
alat yang dapat mengubah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
bahan. Dalam penyulingan ini, Campuran zat dididihkan sehingga menguap dan
uap tersebut kemudian dididihkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.Destilasi pada
dasarnya adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas sebagai
ini karena plastik jenis ini sangat banyak dijumpai sebagai produk buangan
masyarakat . Mesin destilasi yang dirancang bangun memang tidak dibatasi pada
2
suatu jenis plastik saja, bisa juga digunakan untuk berbagai jenis plastik, akan
tetapi dengan terbatasnya waktu dan biaya maka penelitian ini hanya
hingga temperatur dalam ruang berkisar antara 300-4000C. Uap hasil pembakaran
SEDERHANA”.
B. Identifikasi Masalah
berikut :
2. Sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai dalam
tanah.
3
4. Adanya potensi untuk memanfaatkan limbah plastik jenis PET (Polyethylene
jenis solar.
C. Batasan Masalah
SEDERHANA.
D. Rumusan Masalah
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali pembuatan bahan bakar
Terephtalate)?
E. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
4
1. Untuk mengetahui manfaat limbah sampah plastik terutama botol plastik yang
biasanya dibuang begitu saja tanpa mengetahui manfaat dari plastik itu
sendiri.
F. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
1. Bagi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, dengan adanya penelitian ini
2. Bagi Peneliti, dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan
yang sangat sulit terurai oleh tanah dan akan membahayakan polusi udara
apabila dibakar.
5
e) Untuk memberikan solusi tentang krisinya minyak bumi dengan
plastik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
dilakukan oleh Pandam Eko Prihatmoyo, dkk (2018) dengan judul “Rancang
bangun mesin destilator pengubah limbah plastik menjadi minyak” dari peneitian
stainless steel 304 dengan ketebalan 3 mm. Yang terdiri dari tungku
menggunakan plat besi ASTM A36 ketebalan 2mm dan ditopang dengan
akan dibakar untuk mengetahui apakah ini benar-benar minyak atau bukan
6
Penelitian yang berkaitan dengan pembuatan bahan bakar dari plastik
dilakukan oleh Jatmiko Wahyudi, dkk (2018) dengan judul “Pemanfaatan limbah
platik sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar alternatif” dari penelitian
yang digunakan untuk membakar habis suatu benda adalah 4,02 menitt.
temperatur 75oC pada waktu pemasakan 4 menit dengan volume air yang
proses destilasi dilakukan oleh Pribadyo & T.Kausar (2018) dengan judul “Kajian
minyak tradisional di desa Pasir Putih Aceh Timur)” dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
tradisional nilai berat jenis adalah sebesar 877,6 kg/m3 dan minyak solar
standart mutu SNI berat jenisnya adalah sebesar 815-860 kg/m3. Dari hasil
adalah sebesar 48 dan minyak solar standart mutu SNI nilai angka setana
adalah sebesar 48-51. Maka berat jenis dan angka setana minyak solar
B. Limbah
7
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah dan
kehadirannya pada suatu saat tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah terdiri dari bahan kimia
pabrik ataupun manusia yang mengandung zat kimia berupa sampah dan dapat
orang mengatakan bahwa limbah adalah sampah yang sama sekali tidak berguna
dan harus dibuang, namun jika pembuangan dilakukan secara terus-menerus maka
akan menimbulkan penumpukan sampah. Limbah bukanlah suatu hal yang harus
dibuang tanpa guna, karena dengan pengolahan dan pemanfaatan secara baik
Limbah akan menjadi suatu yang sangat berguna dan memiliki nilai jual
tinggi jika diolah secara baik dan benar. Limbah yang tidak diolah akan
menyebabkan berbagai polusi baik polusi udara, polusi air, polusi tanah, dan juga
polusi lain yang akan menjadi sarang penyakit. Pada lingkungan tempat
pembuangan sampah bisa dipastikan udara sekitar tidak sehat dengan bau yang tak
sedap dari limbah, sumber air sekitar lingkungan akan tercemar dengan resapan
limbah dan tanah yang ada di lingkungan ini akan terkontaminasi dengan zat
8
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa
suatu usaha atau kegiatan. Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan,
limbah dibagi menjadi tiga yaitu limbah padat, limbah cair, dan gas dengan
1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat
2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam
air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air
bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas
dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga
1. Plastik
raksasa yang bisanya memiliki bobot molekul tinggi, dibangun dari pengulangan
unit-unit dan akan membentuk rantai yang sangat panjang. Molekul sederhana
yang membentuk unit-unit ulangan ini dinamakan monomer, yakni rantai yang
9
paling pendek. Bila rantai tersebut dikelompokan bersama-sama dalam satu pola
acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir
sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras (Syarief, et al.,198).
Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses
adalah karbon dan hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang
sering digunakan adalah Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan
minyak bumi atau gas alam. Sebagai gambaran untuk membuat 1 kilogram plastik
bahwa setiap 100 toko memproduksi sampah plastik sebesar 10,95 juta ton
Indonesia tidak jauh berbeda dengan Malaysia (14%) dan Thailand (16%) namun
total produksi sampah di Indonesia mencapai 198 setiap harinya jauh lebih besar
ini disebabkan jumlah penduduk indonesia yang lebih besar dibandingkan dengan
10
bisa didaur ulang, dan dicetaklagi dengan pemanasan ulang, contohnyaPolietylene
Sedangkan thermosetting adalah jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau
11
2. PET (Polyethylene Terephtalate)
Salah satu jenis plastik yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari adalah polyethylene terephtalate atau biasa disebut PET. Plastik PET
mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, sifat fisik yang transparan, tidak
beracun, tidak berpengaruh terhadap rasa, dan permeabilitas yang dapat diabaikan
diuraikan menjadi bahan bakar jenis solar atau bensin melalui proses pemutusan
rantai karbon dengan bantuan panas, proses ini dikenal dengan proses pirolisis
membuat botol susu, botol deterjen, botol shampo, botol pelembab, botol minyak,
mainan, dan beberapa tas plastik. HDPE merupakan plastik yang paling umum
didaur ulang dan dianggap plastik paling aman. Proses daur ulang plastik ini
cukup sederhana dan tidak membutuhkan biaya banyak. Plastik HDPE ini sangat
keras dan tidak mudah rusak karena pengaruh sinar matahari, panas yang tinggi,
atau suhu yang dingin. Karena itu, HDPE digunakan untuk membuat meja piknik,
tempat sampah, dan produk lain yang membutuhkan ketahanan terhadap cuaca.
Plastik PVC memiliki sifat lembut dan fleksibel. Plastik jenis ini biasa
digunakan untuk membuat plastik pembungkus makanan, botol minyak sayur, dan
12
mainan anak-anak seperti pelampung renang. Selain itu juga digunakan untuk
mencemari makanan. Plastik ini juga sukar didaur ulang. Produk PVC sebaiknya
LDPE biasa ditemukan pada pembungkus baju, kantung pada layanan cuci
kering, pembungkus buah-buahan agar tetap segar, dan pada botol pelumas.
LDPE dianggap memiliki tingkat racun yang rendah dibandingkan dengan plastik
yang lain. LDPE tidak umum untuk didaur ulang, jika didaur ulang plastik LDPE
6. PP (Polypropylene)
mampu menjaga bahan yang ada di dalamnya dari kelembaban, minyak dan
sereal sehingga tetap kering dan segar. PP juga digunakan sebagai ember, kotak
margarin dan yogurt, sedotan, tali, isolasi, dan kaleng plastik cat. Plastik dari PP
7. PS (Polystyrene)
Biasanya plastik PS digunakan sebagai botol minuman ringan, karton telor, kotak
makanan, dan pembungkus bahan yang akan dikirim dalam jarak jauh. Plastik PS
13
ini mudah rusak dan rapuh, sehingga mudah terpotong-potong menjadi kecil dan
mungkin bisa lepas dari plastik tersebut dan jika terkonsumsi dapat memicu
kanker dan gangguan sistem reproduksi. Oleh karena itu, jika memungkinkan kita
Kategori plastik dengan kode 7 ini digunakan sebagai kode plastik dengan
bahan selain bahan yang telah dipaparkan sebelumnya. Plastik ini biasanya
digunakan untuk membuat aksesoris kendaraan, namun ada juga pabrik yang
menggunakan plastik ini sebagai bahan baku botol minuman bayi dan
pembungkus makanan sangat tidak dianjurkan, karena salah satu zat penyusun
D. Bahan Bakar
Kebutuhan sumber energi alternatif sebagai sumber energi utama saat ini
semakin gencar, ditambah lagi negara-negara maju saat ini sudah mulai
menipisnya bahan bakar fosil, dan juga seiring pesatnya laju pertumbuhan
14
Counters (OPEC) bulan september 2017, dalam situsnya “Pertumbuhan
permintaan minyak dunia pada 2017 meningkat sebesar 1,42 juta barel per hari
atau lebih tinggi 50 ribu barel per hari dari publikasi sebelumnya”
bakar di Indonesia ini sudah semakin menipis persediannya. Ditinjau dari sudut
teknis dan ekonomis,bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar
pengeluaran kalor. Bahan bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor
bercampur dengan baik dengan udara dan tercapainya suhu pembakaran. Bahan
sebagai berikut:
Bahan bakar padat adalah bahan bakar yang secara fisik berupa padat dan
biasanya menjadi sumber daya panas yang diperoleh dari bumi yang dalam
kelompok kelompok ini adalah bensin dan minyak bakar kemudian dikerosin.
Seperti contohnya kayu serta batu bara, daya panas yang dihasilkan dapat dipakai
15
Gambar 2 Bahan Bakar Padat
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tak rapat, berbeda
dengan bahan bakar padat, seperti contoh bensin, premium, minyak tanah,
ataupun minyak solar. Bahan bakar cair ini sering sekali digunakan oleh
masyarakat sebagai bahan bakar untuk transportasi dan masih banyak lagi
Bahan bakar gas adalah bahan bakar yang sering digunakan di tempat-
tempat yang banyak menghasilkan gas, yang ekonomis dipakai yakni gas alam,
gas dapur tinggi dan gas dari pabrik gas. Serta ada dua type, yaitu Compressed
Alami Gas (CNG) serta Liquid Petroleum Gas (LPG). Yang sering sekali kita
jumpai bahan bakar gas dengan type Liquid Petroleum Gas (LPG). LPG sendiri
sudah menjadi pengganti bahan bakar minyak bagi kebutuhan rumah tangga,
seperti memasak.
16
Gambar 4 Bahan Bakar Gas
Beberapa sifat utama bahan bakar menurut Naif Fuhaid (2011) yang perlu
diperhatikan ialah :
3. Uap bahan bakar harus dapat dinyatakan dan terbakar segera dalam campuran
kesehatan.
E. Solar
Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak
yang jernih (Pertamina: 2005). bumi mentah bahan bakar ini berwarna kuning
coklat Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua
jenis mesin Diesel dengan putaran tinggi (di atas 1000 rpm), yang juga dapat
kecil yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa
17
disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel (Pertamina:
2005).
bahan bakar dengan karakteristik tertentu yang berbeda dengan minyak Diesel.
a. Kualitas Penyalaan
bahan bakar solar dinyatakan dalam angka cetane, dan dapat diperoleh
b. Volatilitas
18
destilasi ASTM (ASTM D 86-90). Makin tinggi titik didih atau makin berat
bahan bakar diesel, makin tinggi nilai kalor untuk setiap galonnya dan makin
asap dan endapan karbon serta dapat mempengaruhi operasi mesin. Sehingga
bahan bakar diesel harus mempunyai komposisi yang berimbang antara fraksi
c. Viskositas
Viskositas bahan bakar solar perlu dibatasi. Viskositas yang terlalu rendah
viskositas yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi kerja cepat alat injeksi
Bahan bakar solar harus dapat mengalir bebas pada suhu atmosfer
terendah dimana bahan bakar ini digunakan. Suhu terendah dimana bahan
bakar solar masih dapat mengalir disebut titik tuang. Pada suhu sekitar 10 oF
diatas titik tuang, bahan bakar solar dapat berkabut dan hal ini disebabkan
oleh pemisahan kristal malam yang kecil-kecil yang disebut titik kabut.
19
(Compressionignition engine) yang beredar di pasaran Indonesia diatur dan
Limit
No Properties
Min Max
1. Sulphur content % wt - 0.5
3. Cetane Number 45 48
20
Tabel 2 Spesifikasi Bahan Bakar
a. Solar 48
Bahan bakar solar 48 adalah bahan bakar yang mempunyai angka sentana
dibatasi dengan spesifikasi bahan bakar minyak solar jenis 48 sesuai dengan
b. Solar 51
Bahan bakar minyak solar 51 adalah bahan bakar minyak solar yang
dibanding solar 48. Kandungan sulfur solar 51 ini maksimal 0,05% m/m atau
500 ppm sedang solar 48 maksimal 0,35% m/m atau 3500 ppm. Mutu minyak
solar jenis 51 sesuai dengan surat keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas
F. Penyulingan (Destilasi)
1. Pengertian Destilasi
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat
cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destilasi dilakukan dengan
memanaskan atau menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali
21
mendinginkan uap panas dari kolom destilasi sehingga berubah bentuk menjadi
cair kembali.
suhu, dan tekanan. Hasil dari proses destilasi disebut dengan destilat yaitu larutan
hasil destilasi yang sudah terkondisi yang berada di penampung yang telah
tersedia.
Destilasi merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi kimia
menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini
termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan masa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa suatu larutan masing-masing akan menguap pada
Destilasi adalah suatu proses pemurnian untuk senyawa cair, yaitu suatu
lalu mengembunkan uap yang akan terbentuk kemudian ditampung dalam wadah
Proses yang terjadi pada destilasi adalah perubahan fase cair menjadi fase
uap atau gas dengan perpindahan dan kondensasi pengembun, tetapi destilasi
bukan merupakan dua urutan proses penguapan kondensasi. Tekanan uap selalu
22
2. Prinsip Percobaan destilasi
Prinsip percobaan dari destilasi adalah berdasarkan pada teori bahwa pada
suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya dan
hukumroult bahwa tekanan uap dari sebuah komponen tertentu sebanding dengan
tekanan uap murni dikalikan dengan mol fraksinya dalam larutan tersebut
(Brady,1999).
3. Jenis-Jenis Destilasi
a. Destilasi Sederhana
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dahulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
b. Destilasi Fraksionasi
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi
ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang
dari 20o dan berkerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah
(Anonim, 2010)
c. Destilasi Uap
senyawa organik yang tidak atau sukar larut dalam air serta memisahkan zat
23
yang mempunyai tekanan uap relatif rendah (5-10 mg Hg) pada sekitar
100oC.
d. Destilasi Vakum
Destilasi vakum adalah digunakan untuk cairan yang terurai dekat dengan
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
1. Alat Penelitian
b. Kondensor, berfungsi sebagai aliran uap hasil rekasi serta untuk aliran air
keran.
c. Thermometer, untuk mengukur suhu pada tabung reactor agar suhu tetap
2. Bahan Penelitian
25
a. Plastik Tipe PET (polyethylene terephthalate).
C. Parameter Penelitian
melalui metode observasi pada proses destilasi sampah plastik jenis PET yang
diagram alir dapat dilihat pada gambar diagram alit dibawah ini:
26
Gambar 5 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Pemanfaatan limbah plastik tipe PET sebagai bahan baku pembuatan bahan
bakar solar
Input
Memasukan sampah plastik PET
Proses Destilasi
Pengujian dengan proses destilasi sederhana dalam jangka waktu lebih
kurang 90 menit dengan suhu pembakaran 200-400 oC
Output
Minyak hasil dari proses destilasi plastik
Pengujian Hasil
Selesai
27
F. Proses Pengujian
a. Tempat Destilasi
pernapasan.
b. Persiapan Bahan
bahan menjadi ukuran kecil tujuannya adalah supaya bahan yang lebih
cepat melebur dan juga tabung dapat lebih banyak menanmpung bahan
pada tabung gas elpigi. Untuk itu, perlu dilakukan pengecekan klem
28
d. Pemasukan Air Kondensor
e. Proses Pembakaran
f. Proses Kondensasi
g. Penampungan Minyak
29
membiarkan minyak yang bercampur dengan air tersebut hingga
pipet ukuran.
G. Data Penelitian
1. Proses Perubahan
DAFTAR PUSTAKA
30
Dewi, Y., & Raharjo, T. (2019). Aspek Hukum Bahaya Plastik Terhadap
Herfiandhani, W., Azniah, A., & Irmayani, I. (2018). KISAH SUKSES BANK
Wahyudi, J., Prayitno, H. T., & Astuti, A. D. (2018). Pemanfaatan limbah plastik
31
Renilaili, R. (2019). Metode Pyrolisis Upaya Untuk Mengkonversi Limbah Plastik
Industri, 4(1), 9-16.
Wahyudi, J., Prayitno, H. T., & Astuti, A. D. (2018). Pemanfaatan limbah plastik
Rais, I. U. N., Hastuti, S., Hardono, H., & No, J. K. S. (2018). Analisa Vacuum
Collection), 1(1).
32
Fuhaid, N., Sahbana, M. A., & Arianto, A. (2011). Pengaruh medan
elektromagnet terhadap Konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang pada
motor bensin. PROTON, 3(1).
33