Abstract
This design aims to minimize the problem of landfill, especially in Banyumas Regency and to overcome various negative
impacts that can be overcome, namely by designing and making pyrolysis tools for plastic waste, this design uses a
descriptive method that begins with the steps to compile specifications technical, making function block diagrams, making
block diagram planning, making morphological matrices, followed by making product sketches, compiling product
concept evaluation criteria, and deciding selected concepts by making a decision matrix analysis, and finally determining
the pyrolysis tool specifications along with calculations- the calculation. The workings of this pyrolysis tool is to put the
plastic waste that has been chopped into the reactor, close the reactor and ldsock using size 14 bolts, then burn the reactor
at the bottom using a High Pressure stove, the burned plastic will boil and become steam, then the steam will flowed into
the condenser so that the steam condenses and becomes liquid again, the result of the condensation liquid is placed in a
container that has been provided under the condenser..
Keywords : Pyrolysis Equipment, Reactor, Plastic
1
karbon sekitar 84,9%. Penelitian ini dengan massa 500 kecap, botol sambal, dan hampir semua botol
gram menghasilkan gas 45,40%, wax 36,42%, dan char minuman lainnya. Untuk pertekstilan, PET
18,18%. digunakan untuk bahan serat sintetis atau lebih
Taunan Landi dan Arijanto (2017) telah dikenal dengan polyester PETE/PET
melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Dan direkomendasikan HANYA UNTUK SEKALI
Uji Alat Pengolah Plastik Jenis Ldpe (Low Density PAKAI. Penggunaan berulang kali terutama pada
Polyethilene) Menjadi Bahan Bakar Alternatif”. Dengan kondisi panas dapat menyebabkan melelehnya
jenis plastik LPDE dan menggunakan 3 variasi lapisan polimer dan keluarnya zat karsinogenik dari
temperatur yaitu 350°C, 500°C dan 700°C, pirolisis bahan plastik tersebut, sehingga dapat menyebabkan
tersebut disimpulkan hasil perbandingan densitas dari kanker untuk penggunaan jangka panjang. (Hafid
bahan bakar hasil pirolisis jenis plastik LDPE relatif Rochman, 2016). Seperti terlihat pada gambar 2.1 di
sama, nilai rata-rata dari berbagai temperatur untuk bawah.
plastik LDPE yaitu sebesar 0,739667 kg/l, nilai ini
mendekati dengan nilai densitas bahan bakr minyak
yaitu bensin (0,68 kg/l) dan minyak tanah (0,78-0,81
kg/l). Sehingga di lihat dari densitas yang hampir
menyeupai densitas minyak tanah dan minyak, bahan
bakar hasil pirolisis ini mempunyai potensi besar sebagai Gambar 2.1 jenis plastik PET/PETE
bahan bakar alternatif.
Endang K, Mukhtar G, Abed Nego, Angga 2. High Density Polyethilene (HDPE)
Sugiyana (2016) telah melakukan penelitian dengan Pada plastik jenis ini biasanya di bagian bawah
judul “Pengolahan Sampah Plastik Dengan Metoda kemasan tertera logo daur ulang dengan angka 2 di
Pirolisis Menjadi Bahan Bakar Minyak”. Menunjukkan tengahnya, serta tulisan High Density Polyethilene
bahwa minyak pirolisis terbanyak adalah dari sampah (HDPE) di bawah segitiga. Jenis ini memiliki sifat
PP, di peroleh dari proses pirolisis temperatur 400°C, bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
sedangkan sampah plastik LDPE di peroleh dari pirolisis tahan terhadap temperatur yang tinggi. HDPE biasa
temperatur 300°C. Nilai densitas hasil pirolisis plastik di gunakan sebagai botol kosmetik, botol obat,
jenis PP dan LDPE mendekati nilai densitas dari minyak botol minuman, botol susu yang berwarna putih
tanha dan solar. Nilai viskositas minyak hasil pirolisis susu, tupperware, galon air, kursi lipat, jerigen
PP dan LDPE mendekati nilai viskositas bensin. Nilai pelumas dan lain-lain. Walaupun demikian sama
kalor minyak hasil pirolisis PP dan LDPE mendekati halnya seperti PET, HDPE juga direkomendasikan
nilai kalor solar. Nilai kalor plastik PP dan LDPE hanya untuk sekali peakaian, karena pelepasan
meningkat dengan peningkatan suhu dinding reaktor. senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring
waktu. Bahan HDPE bila ditekan tidak kembali ke
2.2 Kajian Teori bentuk semula. Logo plastik HDPE di perlihatkan
2.2.1 Plastik pada gambar 2.2 di bawah.
Plastik adalah bahan polimer sintetis yang
terbagi menjadi banyak jenis berdasarkan sifat fisis,
mekanis, dan kimia. Plastik umumnya ringan, bersifat
isolator, dan proses pembuatannya lebih murah di
bandingkan dengan bentuk kemasan lainnya. Menurut
identifikasi, jenis plastik yang banyak terdapat di
masyarakat banyak berasaldari bahan polyethilene. Gambar 2.2 Jenis Plastik HDPE
Polyethilene sendiri terbagi menjadi dua, yaitu High
3. Polyvinyl Chloride (PVC)
Density Polyethilene (HDPE) dan Low Density
Polyethilene (LDPE), HDPE banyak di gunakan sebagai Plastik jenis ini biasanya memiliki logo daur ulang
botol minuman, sedangkan LDPE banyak di gunakan dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V di
sebagai kantong plastik. (Indonesia students, 2017). bawah logo daur ulang. PVC adalah jenis plastik
yang paling sulit didaur ulang. Jenis plastik PVC
Plastik dibedakan menjadi beberapa jenis, ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling
diantaranya yaitu : wrap), untuk mainan, selang, pipa bangunan, taplak
1. Polyethilene Therephtalate (PETE) meja plastik, botol kecap, botol sambal, botol
Pada jenis plastik ini biasanya tertera logo daur ulang sampo dll. PVC mengandung DEHA yang
dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau berbahaya bagi kesehatan. Makanan yang dikemas
PET (Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. dengan plastik berbahan dapat terkontaminasi
Biasa dipakai untuk botol plastik berwarna jernih, karena DEHA lumer pada suhu -15oC. Reaksi yang
tembus pandang/transparan seperti botol air mineral, terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas
botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk
2
ginjal, hati dan berat badan. Logo plastik PVC
terlihat pada gambar 2.3 di bawah.
3
minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat
mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke
dalam makanan dan minuman yang berbahaya bagi Tabel 2.2 Nilai kalor plastik dan bahan lainnya
kesehatan sehingga dianjurkan untuk tidak digunakan
sebagai tempat makanan ataupun minuman. Material Nilai Kalor (Mj/Kg)
Ironisnya banyak botol susu yang terbuat dari PC dan Polyethilene 46,3
sangat mungkin mengalami proses pemanasan untuk Polypropilene 46,4
tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan Polyvinyl chloride 18,0
dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau Polystyrene 41,4
air panas. Coal 24,3
Petrol 44,0
Diesel 43,0
Heavy fuel oil 41,1
Light fuel oil 41,9
LPG 46,1
Kerosene 43,4
Gambar 2.7 Logo plastik lainnya
2.3 Pirolisis
2.2.2 Sifat Thermal Bahan Plastik Pirolisis berasal dari kata pyro (fire/api) dan Lyo
Pengetahuan sifat thermal dari bahan plastik sangat (Loosening/pelepasan) untuk dekomposisi thermal dari
penting dalam proses pembuatan dan daur ulang suatu bahan organik. Pirolisis merupakan suatu bentuk
plastik. Sifat-sifat thermal yang penting adalah titik penguraian bahan organik secara kimia melalui
lebur (Tm), temperatur transisi (Tg) dan temperatur pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen
dekomposisi. Temperatur transisi adalah temperatur lainnya. Proses pirolisis atau devolatilisasi merupakan
di mana plastik mengalami perenggangan struktur roses perengkahan plastik pada temperatur tinggi, di
sehingga terjadi perubahan dari kondisi kaku menjadi mulai pada temperatur sekitar 230°C. Perengkahan
lebih fleksibel. Di atas titik lebur plastik mengalami plastik pada temperatur tinggi adalah proses aling
pembesaran volume sehingga molekul bergerak lebih sederhana untuk daur ulang plastik. Pada senyawa yang
bebas yang di tandai dengan peningkatan berderajat polimerisasi tinggi, pirolisis merupakan reaksi
kelenturannya. depolimerisasi dan pada suhu tinggi mengikuti
Temperatur lebur adalah temperatur dimana plastik mekanisme radikal bebas. Reaksi ini melalui 3 tahap,
mulai melunak dan berubah menjadi cair. yaitu tahap memulai, tahap perambatan dan tahap
Temperatur dekomposisi merupakan batasan dari penghentian, pada proses ini material polimer atau
proses pencairan. Jika suhu di naikan di atas plastik di panaskan pada suhu tinggi. Proses pemanasan
temperatur lebur, plasti akan mudah mengalir dan ini menyebabkan struktur makro molekul yang lebih
strukturnya akan mengalami dekomposisi. kecil dan hidrokarbon rantai pendek terentuk. Produk
Dekomposisi terjadi karena energi thermal yang di hasilkan berupa fraksi gas, residu padat dan
melampaui energi yang mengikat rantai molekul. fraksi cair yang mengandung prafin, olefin, naphta, dan
Secara umum polimer akan mengalami dekomposisi aromatis. (Taufan Landi. 2017) Alat pirolisis seperti
pada susu di atas 1,5 kali dari temperatur transisinya. terlihat pada gambar 2.8 di bawah ini.
(Untoro Budi S. 2013) Proses daur ulang plastik bisa
di lihat pada tabel berikut :
4
yang kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan dalam rangka memenuhi ketentua perancangan yang
efisien. efektif, efisien dan terbuka maka spesifikasi teknis harus
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif memenuhi persyaratan dan perlu memperhatikan
yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau kejelasan spesifikasi teknis yang meliputi :
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai 1. Spesifikasi teknis tidak benra-benar sesuai kebutuhan
faktor-faktor serta hubungan antar fenomena yang pengguna.
diselidiki atau diteliti. 2. Tidak mengarah pada merek atau produk tertentu,
kecuali untuk suku cadang atau komponen tertentu.
3.2 Flow Chart Perancangan 3. Memaksimalkan produk dalam negri.
Sejalan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang 4. Memamksimalkan penggunaan Standar Nasional
sudah dijelaskan pada bab 1, berikut ini akan disajikan Indonesia (SNI).
flow chart pembuatan alat pirolisis. 5. Metode pelaksanaan yang diinginkan harus logis, realistis
dan dapat dilaksanakan.
Flow chart adalah gambaran utama yang dipergunakan 6. Adwal pelaksanaan perancangan harus sesuai metode
untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan.
perancangan diperlukan suatu flow chart yang bertujuan
untuk mempermudah dalam pelaksanaan proses IV. Hasil dan Pembahasan
perancangan. Menurut darmawan 2004, perancangan itu
4.1 Langkah-langkah Perancangan
terdiri dari serangkaian kegiatan yang beruntun, karena
itu disebut sevagai proses perancangan. Kegiatan dalam Pada saat hendak merancang suatu mesin atau alat
proses perancangan disebut fase. Fase-fase dalam proses diperlukan beberapa tahapan-tahapan yang harus
perancangan berbeda satu dengan yang lainnya. Fase- dilaluinya agar mendapatkan hasil yang maksimal dan
fase proses perancangam tersebut dapat digambarkan mampu menciptakan suatu mesin atau alat yang
dalam flow chart sebagai berikut : diinginkan dan tepat waktu.
5
6. Tabung gas dibagi menjadi 2, jadi beban yang digunakan untuk
7. Reservoir air kondensor mengkalkulasi beban di penampang 1 adalah :
8. Pipa air pendingin WM = 74 kg : 2
9.Pompa air = 37 kg
10. Kondensor I1 = I2 = 0,77 m
11. Pipa uap
12. Pressure gauge
Pada konsep 3 kondensor menggunakan 2 tabung dengan
pipa lurus, pendinginnya menggunakan air yang disusun
paralel dan pemanasnya menggunakan kompor.
ƩMA = 0
4.2 Perencanaan Alat Pirolisis W1 . I1 – A2 (I1 + I2) = 0
4.2.1 Perhitungan Rangka 37 x 0,77 – A2 x 1,54 = 0
Data yang diketahui adalah panjang 180 cm, lebar 77 cm A2 = 28,49/1,54
dan tinggi 100 cm. Bahan yang digunaka adalah besi = 18,5 kg
galvanis hollow 3x3 cm dengan ketebalan 0,2 cm. A1 = A2 = 18,5 kg
Sehingga dalam hal ini alat pirolisis ini memiliki kekuatan MC = 18,5 x 0,77 = 14,245 kg.m
rangka yang cukup.
2. Beban di penampang 2 adalah beban 2 tabung kondensor
yang keduanya berisi air, pada setiap tabungnya memiliki
diameter 9 cm dan tinggi 90 cm, sebelum menghitung
bebannya terlebih dahulu menghitung volume tiap tabung
dengan persamaan
V = π . r2.t
= 3.14 x 4,5 x 4,5 x 90
= 0,00572265 kg/m3 atau = 5.72265 liter
Setelah dihitung volumenya selanjutnya menghitung
massanya dengan persamaan
Gambar 4.1 Rangka alat pirolisis M=ρ.v
Perancangan alat ini dirancang seringkas mungkin untuk = 1000 x 0,00572265
mengurangi beban berlebih pada rangka, tapi dalam = 5, 72265 kg/m3 x 2
perancangan tetap memperhitungkan segala aspek yang = 11,4453 kg/m3
diperlukan dalam perancangan. Desain rangka ini menjadi Setelah ditemukan massa kedua kondensor, barulah
satu rangka utama yang akan menopang keseluruhan menghitung beban yang diterima pada rangka, karena
beban. beban ini diterima 2 penampang maka beban dibagi 2,
jadi beban yang digunakan untuk mengkalkulasi beban di
penampang 2 adalah :
WM = 11,4453 kg/m3 : 2
= 5,72265 kg
I1 = I2 = 0,77 m
6
digunakan untuk mengkalkulasi beban di penampang 3
adalah :
WM = 20 kg/m3 : 2
= 10 kg
I1 = I2 = 0,77 cm tp = 0,00159 cm
= 0,167 m/s
Menghitung aliran massa fluida
M=PxVxA
= 1.000 x 0,167 x 2,848
= 0,00107 cm
= 475,6 kg/s
Menghitung nilai laju perpindahan panas
Syarat ketebalan yang aman t ≥ tb, jadi t ≥ tb dimana 0,3 cm
1. Aliran berlawanan arah
≥ 0,00107 cm, ketebalannya aman terhadap kekuatan belah.
Q = mc x cc (Th2 – Th1)
= 475,6 x 4180 (30 - 20)
= 19,880 kj
7
2. Aliran searah 4. Gunakan regulator high pressure agar nyala apinya
Q = mc x cc (Th2 – Th1) lebih besar dan reaktor lebih cepat panas.
= 475,6 x 4180 (26 – 20) 5. Disarankan pada saat mengoperasikan alat ini di luar
= 11,928 kj ruangan karena akan menghasilkan uap plastik yang
Menghitung efisiensi pepindahan panas berbau cukup menyengat, dan dikhawatirkan uap
Q uap = Cp x Ta tersebut tidak baik untuk kesehatan.
= 2100 kj/kg x 80 °C 6. Pada saat rancangan ini dibuat kesulitannya adalah
= 168.000 kj/kg °C pada saat membuat rangka, karena bahannya yang
Q air = Cp x (T2 – T1) cukup tipis maka pada saat di las ada beberapa
= 4.200 kj/kg x (30 – 20) bagian yang berlubang, hal ini disebabkan karena
= 4.200 kj/kg x 10 °C waktu pengelasan ataupun arus yang terlalu besar,
= 42.000 kj/kg °C oleh karena itu operator las harus lebih
Efisiensi kondensor menyesuaikan antara ketebalan material, waktu, dan
Q = (Q air)/(Q uap) x 100 % arus yang di setting untuk mendapatkan hasil
= 42.000/168.000 kj/kg °C x 100 °C pengelasan yang maksimal tanpa adanya lubang.
= 25 % 7. Alat ini dimensinya masih terlalu besar dan
membutuhkan bahan bakar 1 tabung gas 3 KG untuk
. V. Penutup menghasilkan 750 ml minyak, itu sebabnya alat ini
masih membutuhkan penyempurnaan pada dimensi
5.1 Kesimpulan
dan konsumsi bahan bakarnya agar alat ini lebih
Beberapa kesimpulan yang dapat ditulis dari proses
proporsional dan efisien.
perancangan alat pirolsis ini diantaranya :
1. Cara merancang alat pirolisis adalah diawali dengan
menyusun spesifikasi teknis, membuat diagram blok Daftar Pustaka
Daftar Pustaka hanya memuat pustaka yang benar-benar diacu
fungsi, membuat diagram blok perencanaan alat,
dalam makalah ditulis Times New Roman 9 point, dan disusun
membuat matrix morfologi, membuat sketsa produk, sbb:
menysun kriteria penilaian konsep produk, [1] Bagus Herbian P. 2018. “Skripsi : Rancang bangun sistem
memutuskan konsep yang terbaik, dan yang terakhir mekanik alat uji bending dengan pneumatik”.
adalah merencanakan spesifikasi alat tersebut. [2] Budi Untoro S. 2013. “Berbagi metode konversi sampah
2. Cara kerja alat pirolisis ini adalah dengan plastik menjadi bahan bakar minyak”.
memasukan sampah plastik yang sudah di cacah ke [3] Darmawan, 17 Juli 2019, Carut arut Sampah di banyumas,
dalam reaktor, tutup reaktor dan kunci menggunakan https://www.mongabay.co.id/2018/10/9/setelah-carut-
baut ukuran 14, selanjutnya bakar reaktor pada marut-sampah-di-Banyumas-bagaimana-komitmen-
bagian bawah menggunakan kompor High Pressure, penanganannya/
[4] Ermawati, 17 Juli 2019, Pengertian Sampah an Jenisnya,
plastik yang dibakar akan mendidih dan menjadi uap,
https://www.indonesiastudents.com/pengertian-plastik-dan-
selanjutnya uap akan dialirkan menuju kondensor jenisnya/
agar uap terkondensasi dan menjadi cair kembali, [5] Endang K. 2016. “Pengolahan Sampah Plastik dengan
cairan hasil kondensasi tersebut ditempatkan pada Metoda Pirolisis menjadi Bahan Bakar Minyak”
wadah yang sudah disediakan pada bawah [6] Landi Taufan. 2017. “Perancangan dan uji alat pengolah
kondensor. sampah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethilene)
3. Plastik berjenis PP dengan berat 5 KG ketika di menjadi bahan bakar alternatif”
bakar dengan temperatur 100°C dan waktu 2 jam [7] Rachmawati Qonita. 2015. “pengolahan Sampah Secara
menghasilkan uap dan minyak sejenis bensin Pirolisis Dengan Variasi Rasio Komposisi Sampah dan
Jenis Plastik”
sebanyak 750 ml.
[8] Sumarni. 2009. “Kinetika Reaksi Pirolisis Plastik Low
5.2 Saran Density Polyethilene (LDPE)”
1. Sebelum mengoperasikan alat ini kembali diharapkan
dilakukan pembersihan terlebih dahulu pada bagian Biodata Penulis
reaktor agar kerak yang masih tertinggal pada Wahyu Indra Saputra, memperoleh gelar Sarjana Teknik
pengoperasian sebelumnya tidak terbakar kembali. (S.T), Program Studi Teknik Mesin di Sekolah Tinggi Teknik
2. Untuk penggunaan plastik yang berbentuk cup atau Wiworotomo Purwokerto, tahun 2019.
gelas disarankan menggunakan plastik yang sudah
dicacah terlebih dahulu agar dimensinya menyusut
sehingga reaktor dapat menampung dengan kapasitas
maksimalnya yaitu 5 kg.
3. Gunakan paking pada bagian tutup reaktor dan
pastikan baut terkunci dengan kuat agar
meminimalisir terjadinya kebocoran uap.