Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME, karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Limbah Plastik di Daerahku serta Penanganannya” ini dengan baik tanpa adanya
masalah dan menyelesaikannya dengan tepat waktu.
Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu D.Barasa selaku guru
pengajar pelajaran Kimia XII MIA 6 yang senantiasa membimbing dan mengarahkan
agar karya tulis ini selesai dengan baik.Saya selaku penulis juga mengucapkan terima
kasih untuk semua orang yang berpartisipasi dan membantu saya dalam menyelsaikan
karya tulis ini.
Karya tulis ini memberikan informasi mengenai senyawa karbon. Penulis
berharap kiranya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membaca..
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, semua bentuk kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
agar penulisan karya tulis dikemudian hari dapat tersusun lebih baik lagi.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Tujuan.................................................................................................................................4
C. Manfaat..............................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
ISI................................................................................................................................................5
A. Pengertian Plastik..............................................................................................................5
B. Jenis Plastik........................................................................................................................5
C. Cara Penanganan Limbah Plastik...................................................................................6
1. Penggunaan Furoshiki untuk Mengurangi Limbah Kantong Plastik........................6
2. Pengolahan Limbah Plastik menggunakan Metode Fabrikasi...................................7
3. Penggunaan Plastik Biodegradable................................................................................7
4. Mengolah Limbah Plastik menjadi Bahan Bakar Minyak..........................................8
BAB III........................................................................................................................................9
KESIMPULAN...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................10
LAMPIRAN..............................................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Plastik telah merupakan bagian kehidupan sehari-hari manusia. Dalam dua
dasarwarsa terakhir, kemasan plastik telah merebut pangsa pasar kemasan dunia,
menggantikan kemasan kaleng dan gelas. Kemasan plastik sudah mendominasi industri
makanan di Indonesia dan kemasan luwes (fleksibel) menempati porsi 80%. Jumlah
plastik yang digunakan untuk mengemas, menyimpan dan membungkus makanan
mencapai 53% khusus untuk kemasan luwes, sedangkan kemasan kaku sudah mulai
banyak digunakan untuk minuman. Bahan kemasan plastik dibuat melalui proses
polimerisasi. Selain bahan dasar monomer, plastik juga mengandung bahan aditif yang
diperlukan untuk memperbaiki sifat fisiko kimia plastik tersebut, dan disebut komponen
non plastik. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat,
tetapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastik (heat seal) serta dapat diberi
warna
Pada tahun 1996, pengiriman plastik sintetis dari industri Reni Silvia Nasution:
plastik Kanada meningkat sebesar 10,6% . Pada akhir abad ke-20 produksi plastik
sintetis di seluruh dunia mencapai 130 juta ton/tahun, saat itu negara-negara Eropa
dalam laporannya bahwa rata-rata penggunaan plastik diperkirakan 100 kg per orang
setiap tahunnya. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat
mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sedangkan
di India hanya 2kg/orang/ tahun.
Jika melihat di Desa Sangkar Nihuta Sihotang, kebutuhan masyarakat akan
produk-produk dari pelastik kian tidak menurun. Hal ini dikarenakan masyarakatnya
yang sudah terbiasa menggunakan produk plastik seperti plastik kresek, botol air
mineral dari plastik, kemasan makanan plastik, dan produk plastik lainnya sebagai
kebutuhan rumah tangganya.
Barang-barang berbahan dasar plastik tersebut merupakan bahan polimer sintesis
yang sulit terdegradasi dialam. Butuh ratusan tahun agar dapat terurai di alam.
Peningkatan penggunaan barang-barang berbahan dasar plastik berbanding lurus
terhadap limbah plastik yang dihasilkan, yang akhirnya bermuara pada rusaknya

3
keseimbangan alam. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian
lingkungan dari bahaya limbah plastik seperti mengurangi penggunaan kantong plastik
dengan menggunakan keranjang belanja, mendaur ulang limbah plastik menjadi barang
yang mempunyai nilai ekonomi dan juga menggunakan dan mensosialisasikan
penggunaan plastik yang bersifat biodegradable.
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukan tugas pengolahan limbah plastik ini yaitu untuk
mengetahui cara-cara pengolahan limbah plastik menjadi barang baru dan jenis barang
yang dihasilkan.
C. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan yaitu kita dapat mengetahui bagaimana plastik
bisa diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat sekaligus mengurangi dampak
sampah plastik yang semakin meningkat di daerah Desa Sangkar Nihuta Sihotang.

4
BAB II

ISI
A. Pengertian Plastik
Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses
polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana
(monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer).
Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan
Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah
Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam.
Sebagai gambaran, untuk membuat 1 kg plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi ,
untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya maupun kebutuhan energi prosesnya.
B. Jenis Plastik
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu thermoplastic dan
termosetting. Termoplastic adalah bahan plastik yang jika dipanaskan sampai
temperatur tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk kembali menjadi bentuk yang
diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah plastik yang jika telah dibuat dalam bentuk
padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan cara dipanaskan. Berdasarkan sifat kedua
kelompok plastik di atas, thermoplastik adalah jenis yang memungkinkan untuk didaur
ulang. Jenis plastik yang dapat didaur ulang diberi kode berupa nomor untuk
memudahkan dalam mengidentifikasi dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:

No Jenis plastik penggunaannya


kod
e

1 PET (Polyethylene botol kemasan air mineral, botol minyak


terephthalate) goreng, jus, botol sambal, botol obat, dan
botol kosmetik

2 HDPE (High-density botol obat, botol susu cair, jerigen pelumas,


Polyethylene) dan botol kosmetik

3 PVC (Polyvinyl pipa selang air, pipa bangunan, mainan,


Chloride) taplak meja dari plastik, botol shampo, dan
botol sambal

4 LDPE (Low-density kantong kresek, tutup plastik, plastik


Polyethylene) pembungkus daging beku, dan berbagai

5
macam plastik tipis lainnya

5 PP (Polypropylene cup plastik, tutup botol dari plastik, mainan


atau Polypropene) anak, dan margarine

6 PS (Polystyrene) sendok dan garpu plastik, gelas plastik, atau


kotak CD tempat makanan dari styrofoam, dan tempat
makan plastik transparan

7 Other (O) jenis plastik lainnya selain dari no.1 hingga 6


botol susu bayi, plastik kemasan, gallon air
minum, suku cadang mobil, alat-alat rumah
tangga, komputer, alat-alat elektronik, sikat
gigi, dan mainan lego.

C. Cara Penanganan Limbah Plastik


Adapun pengambilan data masalah limbah plastik ini diambil dari lingkungan
sekitar saya tepatnya :
Nama : Doffannoel Sihotang
Kelas : XII MIA 6
Tempat tinggal : Jalan Tarutung, Kelurahan Sangkar Nihuta
Daerah Pengangkatan Masalah : Desa Sangkar Nihuta Sihotang, Gang Gembira
Penumpukan limbah plastik di daerah tempat tinggal tentu tidak dapat dibiarkan.
Warga sekitar kerap menanggulangi limbah plastik dengan cara menguburnya di tanah.
Tentu bukan merupakan solusi yang baik mengingat sifatnya yang sulit terurai di alam,
apalagi masih banyak ditemukan warga yang menanggulangi limbah plsatik dengan cara
membakarnya dimana saat proses pembakaran dihasilkan senyawa kimia berbahaya
bagi manusia. Terdapat beberapa cara penanggulangan limbah plastik selain mengubur
ataupun membakarnya,antara lain meliputi mengurangi penggunaan kantong plastik
dengan menggantinya dengan alat (kain) untuk membungkus barang atau dikenal
dengan furoshiki, pengolahan limbah plastik menggunakan metode fabrikasi;
penggunaan plastik biodegradable yang lebih mudah terurai di alam, dan pengolahan
plastik menjadi bahan bakar minyak.

1. Penggunaan Furoshiki untuk Mengurangi Limbah Kantong Plastik


Istilah Furoshiki (Jepang) yang sebenarnya di Indonesia juga telah mengenal ini
dengan sebutan “pundutan” (Banjar) atau “boenthelan” (Jawa). Furoshiki merupakan
teknik membungkus dan membawa barang dengan menggunakan sehelai kain persegi.
Ukuran boenthelan bervariasi tergantung pada ukuran barang yang akan dibungkus atau
dibawa. Teknik membungkus bervariasi, sehingga semakin menambah nilai estetika

6
boenthelan tersebut. Boenthelan ini dapat digunakan untuk membungkus atau
membawa barang, seperti buku, kotak, botol, dan sebagainya. Selain itu, dengan
menggunakan boenthelan sebagai gaya hidup modern kita pun turut serta melestarikan
lingkungan.

2. Pengolahan Limbah Plastik menggunakan Metode Fabrikasi


Penanggulangan limbah plastik dengan cara melakukan daur ulang merupakan
salah satu solusi yang baik, dimana limbah plastik yang diolah selain meminimalkan
penumpukannya di alam juga produk yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis. Salah
satu cara proses daur ulang limbah plastik yaitu dengan metode fabrikasi.
Langkah-langkah pengolahan limbah plastik dilakukan dengan menggunakan
metode fabrikasi di antaranya
(1) Pemotongan yang merupakan tahapan pembuatan sampah kemasan plastik
menjadi potongan-potongan kecil. Proses ini bertujuan untuk menyamarkan
label produk, gambar, serta tulisan yang terdapat pada kemasan plastik sehingga
produk yang dihasilkan tidak terlihat sebagai produk daur ulang dari sampah
kemasan plastik,
(2) Pemanasan dan pelunakan, dilakukan pada potonganpotongan sampah kemasan
plastik hasil dari proses pemotongan menggunakan mesin kempa dan heat gun.
Tahapan ini bertujuan merekatkan potongan-potongan sampah kemasan plastik
menjadi bentuk lembaran sehingga memudahkan pengaplikasian material
tersebut di proses-proses selanjutnya,
(3) Pembentukan dan pencetakan, dimana proses pembentukan dilakukan dengan
cara melunakkan material sampah plastik menggunakan teknik heat transfer
kemudian dicetak. Pencetakan material sampah kemasan plastik dilakukan
seperti proses pembentukan keramik menggunakan cetakan master yang terbuat
dari material tahan panas seperti gypsum, silicon rubber, kayu, batu, dan
sebagainya,
(4) Pengerjaan menanggunakan mesin atau machining adalah proses pembentukan
material daur ulang dilakukan menggunakan alat pertukangan baik yang
sederhana maupun yang canggih untuk mencapai suatu kondisi material yang
diinginkan, dan
(5) Penghalusan atau proses finishing merupakan proses terakhir yang dilakukan
setelah melalui proses-proses sebelumnya. Pada proses finishing, dilakukan
pelapisan clear spray agar material hasil daur ulang terlihat rapi dan mengilap.
Secara umum semua proses dalam metode fabrikasi dilakukan menggunakan
peralatan sederhana yang mudah diperoleh seperti gunting, alat pertukangan,
heat gun, mesin kempa, dan sebagainya.
Produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah plastik dengan menggunakan
metode fabrikasi dapat diaplikasikan pada berbagai kerajinan kreatif yang mempunyai
nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi.

7
3. Penggunaan Plastik Biodegradable
Penggunaan plastik biodegradable merupakan salah cara yang juga ampuh
untuk menanggulangi limbah plastik, dimana sifat dari plastik biodegradable yang
ramah lingkungan menjadikannya pilihan yang tepat sebagai solusi untuk
ketergantungan kita terhadap penggunaan kantong plastik.
Bagi sektor industri yang memproduksi bahan plastik biodegradable, ini adalah
kunci keuntungan, sebab biopolimer dapat mengurangi emisi karbon dioksida selama
proses pembuatan, dan mengurangi/menurunkan bahan organik setelah pembuangan.
Meskipun plastik sintetis adalah pilihan yang lebih layak secara ekonomis dibandingkan
dengan plastik biodegradable, akan tetapi peningkatan ketersediaan plastik
biodegradable akan memungkinkan banyak konsumen untuk memilihnya atas dasar
plastik biodegradable ramah lingkungan. Proses bahan biopolimer dalam
pengembangannya paling menjanjikan, karena bahan tersebut menggunakan sumber
daya terbarukan. Plastik biodegradable yang mengandung pati dan/atau serat selulosa
tampaknya yang paling mungkin akan mengalami pertumbuhan yang positif dalam
penggunaannya, namun infrastruktur yang diperlukan untuk memperluas pasar
komersial masih diperlukan proses waktu yang panjang dan biaya yang mahal.

4. Mengolah Limbah Plastik menjadi Bahan Bakar Minyak


Mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak termasuk daur ulang
tersier. Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat dilakukan dengan
proses cracking (perekahan). Cracking adalah proses memecah rantai polimer menjadi
senyawa dengan berat molekul yang lebih rendah. Hasil dari proses cracking plastik ini
dapat diguna sebagai bahan kimia atau bahan bakar. Ada tiga macam proses cracking
yaitu hidro cracking, thermal cracking dan catalytic cracking.
Hidro cracking adalah proses cracking dengan mereaksikan plastik dengan
hidrogen di dalam wadah tertutup yang dilengkapi dengan pengaduk pada temperatur
antara 423 – 673 K dan tekanan hidrogen 3 – 10 MPa. Dalam proses hydrocracking ini
dibantu dengan katalis. Untuk membantu pencapuran dan reaksi biasanya digunakan
bahan pelarut 1-methyl naphtalene, tetralin dan decalin. Beberapa katalis yang sudah
diteliti antara lain alumina, amorphous silica alumina, zeolite dan sulphate zirconia.
Penelitian tentang proses hydrocracking ini antara lain telah dilakukan oleh Rodiansono
(2005) yang melakukan penelitian hydro cracking sampah plastik polipropilena
menjadi bensin (hidrokarbon C5-C12) menggunakan katalis NiMo/Zeolit dan
NiMo/Zeolit-Nb2O5. Proses hydro cracking dilakukan dalam reaktor semi alir (semi
flow-fixed bed reactor) pada temperatur 300, 360, dan 400 °C; rasio katalis/umpan 0,17;
0,25; 0,5 dengan laju alir gas hidrogen 150 mL/jam. Kinerja katalis NiMo/zeolit
menurun setelah pemakaian beberapa kali, tetapi dengan proses regenerasi kinerjanya
bisa dikembalikan lagi.

8
BAB III

KESIMPULAN
Berbagai upaya untuk penanggulangan limbah plastik telah banyak dilakukan,
hal ini menjadi sangat penting mengingat limbah plastik sebagai salah satu penyumbang
bagi kerusakan alam. Terdapat beberapa cara penanggulangan limbah plastik sebagai
solusi untuk mencegah kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah plastik itu
sendiri yang meliputi mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menggantinya
dengan alat (kain) untuk membungkus barang atau dikenal dengan furoshiki ;
pengolahan limbah plastik menggunakan metode fabrikasi; penggunaan plastik
biodegradable yang lebih mudah terurai di alam, dan pengolahan limbah plastik
menjadi bahan bakar minyak. Beberapa cara tersebut diharapkan dapat menjadi solusi
bagi penanggulangan limbah plastik di Desa Sangkar Nihuta Sihotang.

9
DAFTAR PUSTAKA
1. Dhenarity, Rere. 2021. Pengolahan Sampah Plastik. Bandung: Titian Ilmu
2. Sirait, Mita. 2013. Sulap Sampah Plastik Keras jadi Jutaan Rupiah. Jakarta
Selatan: MIZAN
3. Setyanto, R. H.,” Aplikasi Polimer Biodegradable dan Dampaknya pada
Ekonomi dan Lingkungan”,M ekanika,(Volume 11 Nomor 2, 2013) 83-88
4. Sununianti, V. V., et al, “ Sosialisasi Penggunaan Furoshiki Untuk Mengurangi
Sampah Kantong Plastik Dalam Gaya Hidup Modern” , Jurnal Pengabdian
Sriwijaya, 2013, 88-100
5. Trisunaryanti, Wega. 2017. Dari Sampah Plastik Menjadi Bensin & Solar.
Depok: UGM PRESS

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai