Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS INDONESIA

LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DI LINGKUNGAN FAKULTAS


TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Diajukan sebagai tugas semi jumbo mata kuliah Lingkungan Berkelanjutan

Dosen :
Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc

Disusun Oleh :
Addinia Nur Muslimah 1506729241
Alicia Dwi Rosa 1406576742
Mohammad Gama Subarkah 1606951001
Muh. Akram Ramadan 1406533346

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM SARJANA
DEPOK
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plastik merupakan salah satu benda yang sangat akrab dalam keseharian manusia dan
sudah dianggap sebagai bahan pokok kebutuhan rumah tangga ataupun domestik sehingga
keberadaan sampah plastik semakin meningkat. Pemilihan penggunaan plastik dikarenakan oleh
sifatnya yang ringan, kuat, dan kedap air jika dibandingan dengan bahan belanja dari kertas
ataupun kain. Plastik yang dianggap lebih praktis dibawah kemana-kemana dan dapat memuat
barang atau belanjaan dalam jumlah banyak, karena memiliki pilihan ukran atau bentuk yang
bervariasi dari ukuran kecil, sedang dan besar. Bahkan tidak jarang konsumen meminta
tambahan tas belanja plastik untuk membawa barang belanjaannya. Hal ini menggambarkan
bahwa konsumen merupakan pengguna utama tas belanja plastik (medcofoundation.org).

Disamping kelebihannya dibandingkan dengan material lainnya, plastik memiliki


dampak negatif yang besar. Plastik yang sudah digunakan atau telah menjadi sampah akan
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan manusia dan keberlangsungan
makhluk idup lainnya. Fakta bahwa plastik merupakan material yang tersusun dari bahan-bahan
kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Sampah plastik sangatlah sulit untuk diuraikan
secara alami, untuk menguraikan sampah plastik membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat
terdegradasi secara sempurna.

Sifat plastik yang tidak dapat terurai dengan cepat mengakibatkan tanah mengalami
penurunan kesuburan tanah. Plastik yang dibuang sembarangan juga dapat menyumbat saluran
drainase, selokan dan sungai sehingga bisa menyebabkan banjir. Plastik yang dibakar bisa
mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Membiarkan penggunaan plastik
dalam jumlah yang besar maka sama halnya dengan membiarkan kerusakan pada lingkungan dan
mahluk hidup.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa
plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam
waktu 1 tahun sudah mencapai 10,95 juta lembar sampah plastik. Jumlah tersebut ternyata setara
dengan luasnya 65,7 hektar tas plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola
(cnnindonesia.com). Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia akhirnya
menerapkan kebijakan uji coba tas belanja plastik berbayar mulai tanggal 21 Februari 2016,
bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional, dari 22 kota di Indonesia yaitu Jakarta,
Bandung, Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang,
Medan, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Ambon, Papua, Jayapura, Pekanbaru, Banda Aceh,
Kendari, dan Yogyakarta. Uji coba tas plastik berbayar ini dilaksanakan oleh pemerintah,
utamanya oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, berdasarkan Surat Edaran (SE)
Nomor S.1230/PSLB3-PS/2016 oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, guna
memenuhi target pengurangan sampah plastik sekitar 1.9 ton setahun (kemendagri.go.id).
Kebijakan program pengurangan sampah tas plastik ini diberlakukan secara bertahap dengan
tempat perbelanjaan ritel merupakan tempat pertama kali diberlakukan sebelum menyentuh pasar
tradisional. Setiap tas plastik yang digunakan pembeli saat berbelanja harus dibayar seharga 200
rupiah per lembar oleh konsumen. Harga tersebut sudah termasuk PPN dan disubsidi oleh peritel
(Pengusaha Ritel) agar tidak memberatkan konsumen sehingga dinilai masih terjangkau untuk
seluruh lapisan masyarakat (tempo.com dan merahbirunews.com).

Selain menerapkan kebijakan uji coba tas belanja plastik berbayar, penanganan sampah
pastik yang sering digunakan adalah 3R, yaitu Reuse, Reduce dan Recycle. Reuse adalah
memakai berulang kali barangbarang yang terbuat dari plastik. Reduce adalah mengurangi
pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama barang-barang yang sekali
pakai. Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik.

Sehubungan dengan dampak penggunaan sampah plastik dan solusi penanganan


dampaknya, pada laporan atau penilitian ini akan membahas dampak penggunaan plastik serta
solusi yang ditawarkan peniliti dengan batasan penilitian atau survey dilakukan di lingkungan
Fakultas Teknik Universitas.
1.2 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan atau pengangkatan topik tugas semi jumbo ini adalah :

1. Mengetahui jenis-jenis utama plastik


2. Mengetahui bahaya penggunaan plastik
3. Penggunaan plastik di area FT UI
4. Mengetahui solusi dari permasalahan sampah

1.3 Manfaat kegiatan

Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah :

1. Memberi informasi, menambah pengetahuan, dan meningkatkan kesadaran akan bahaya


penggunaan tas plastik yang secara berlebihan
2. Meningkatkan kepedulian mengenai pemasaran hijau yang benar-benar harus
diperhatikan untuk menjaga kelestarian lingkungan alam.
BAB II

URAIAN TEKNIS OBJEK STUDI

Plastik adalah senyawa polimer dengan struktur kaku yang terbentuk dari polimerisasi
monomer hidrokarbon yang membentuk rantai panjang. Plastik mempunyai titik didih dan titik
leleh yang beragam, hal ini berdasarkan pada monomer pembentukannya. Monomer yang sering
digunakan dalam pembuatan plastik adalah propena (C3H6), etena (C2H4), vinil khlorida (CH2),
nylon, karbonat (CO3), dan styrene (C8H8).

Tabel 1. Sifat Mekanis Plastik Sesuai SNI

Jenis Kode pada Plastik

Terdapat beberapa jenis kode yang terdapat pada plastik yang sering kita temukan di kehidupan
sehari-hari, yaitu sebagai berikut:

1. PETE/PET (PolyEthylene Terephthalate)


Biasa dipakai untuk botol plastik transparan seperti botol air mineral, botol minuman,
botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, dan botol sambal.Dapat mengeluarkan zat
karsinogenik SbO3 (Antimon Trioksida) apabila digunakan berulang kali terutama pada
kondisi panas. PETE/PET direkomendasikan ‘hanya untuk sekali pakai’.
2. HDPE (High Density PolyEthylene)
Biasa dipakai untuk botol kosmestik, botol obat, botol minuman, botol susu yang
berwarna putih susu, galon air minum, kursi lipat, dan jerigen, dan pelumas. Memiliki
sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE
direkomendasikan hanya untuk sekali pakai, karena pelepasan senyawa SbO3 (Antimon
Trioksida) terus meningkat seiring waktu.
3. V/PVC (PolyVinyl Chloride)
Biasa dipakai pada plastik pembungkus (cling wrap), untuk mainan, selang, pipa
bangunan, taplak meja plastik, botol kecap, botol sambal dan botol shampoo.Jenis plastik
yang paling sulit didaur ulang.PVC mengandung DEHA yang mudah melebur jika
terdapat kontak antara permukaan plastik dengan minyak, berbahaya untuk ginjal dan
hati.
4. LDPE (Low Density PolyEthylene)
Biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, botol-botol yang lembek, tutup
plastik, kantong/tas kresek, dan plastik tipis lainnya.Bersifat fleksibel, kuat, sulit
dihancurkan. Pada suhu di bawah 600C sangat resisten terhadap senyawa kimia.
5. PP (PolyPropylene)
Merupakan pilihan bahan plastik terbaik dan paling aman, terutama untuk tempat
makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, tutup botol, cup plastik,
mainan anak, botol minum dan yang terpenting, pembuatan botol minum untuk
bayi.Bersifat elastis.
6. PS (PolyStyrene)
Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai seperti
sendok, garpu gelas.Polystyrene dapat mengeluarkan bahan Styrene ke dalam makanan
ketika makanan tersebut bersentuhan, berbahaya untuk otak dan sistem saraf, memiliki
bahaya yang sama seperti asap rokok dan asap kendaraan. Bahan ini sulit didaur ulang
7. Other
a. SAN (styrene acrylonitrile)
Memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu; kekuatan,
kekakuan, dan tingkat kekerasan telah ditingkatkan sehingga merupakan salah
satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan
minuman. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring,
alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, ABS biasa digunakan sebagai bahan
mainan lego dan pipa.
b. ABS(acrylonitrile butadiene styrene)
Memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu; kekuatan,
kekakuan, dan tingkat kekerasan telah ditingkatkan sehingga merupakan salah
satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan
minuman. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring,
alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, ABS biasa digunakan sebagai bahan
mainan lego dan pipa.
c. PC(polycarbonate)Dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita, dan
kaleng kemasan makanan dan minuman, kaleng susu formula. Dapat
mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan
minuman yang berbahaya bagi sistem hormon.
BAB III
PERMASALAHAN YANG ADA DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN

Tinjauan mengenai permasalahan kantong plastik dilakukan di lingkungan Fakultas


Teknik Universitas. Adapun rincian data terhadap permasalahan tersebut adalah:

Lokasi sampling : Kantin Fakultas Teknik, Universitas Indonesia


Luas area : 1280 m2
Pengunjung : 1579 orang
Densitas sampah : 0.099 kg/l

Dari hasil sampling sampah yang dilakukan di kantin FT didapatkan komposisi yang ada
di lokasi tinjauan adalah sebeperti terlihat pada gambar 3.1 dan tabel 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.1 Komposisi sampah di kantin FT-UI

Tabel 3.1 Komposisi sampah di kantin FT-UI


No Kategori Berat Sampel (kg) % Komposisi
1 Paper/card (non multi layered)
a Duplex 0.79 1.156
b Kardus 1.045 1.529
c Kertas putih 0.285 0.417
d Majalah
e Tisu 1.69 2.472
f Kartu nama 0.000
g Koran 0.215 0.315
2 Plastik (non multi layered)
h Botol air kemasan 11.093 16.229
i Gelas plastik bening 1.41 2.063
j Gelas plastik berwarna 0.000
k Emberan 0.035 0.051
l Bodong 0.655 0.958
m Botol kemasan berwarna 0.155 0.227
n Kantong kresek bening 1.95 2.853
o Kantong kresek berwarna 1.125 1.646
p Plastik bening 2.2 3.219
q Mika 0.35 0.512
r Plastik lainnya 0.52 0.761
3 Textile 0.025 0.037
4 Absorbent hygine products 0.000
5 Wood 0.55 0.805
6 Rubber 0.000
7 Strofoam 0.000
8 Glass 0.28 0.410
9 Organik 41.14 60.188
10 Metal 0.55 0.805
11 Waste electrical & electronic 0.000
12 Specific Hazardous Waste 0.000
13 Multi layered 2.29 3.350
Total (kg) 68.353 100

Terlihat dari tabel dan diagram bahwa sampah terbesar dalam komposisi tersebut adalah
sampah organik dengan persentase 41.14 kg atau 41,14%, kemudian urutan kedua adalah sampah
botol air kemasan yaitu sebesar 11,093 kg atau 16,229 %. Sedangkan untuk sampah kantong
plastik terdiri dari tiga macam jenis yaitu kantong kresek bening ada 1,95 kg atau 2,853%;
kantong kresek berwarna 1,125 kg atau 1,646 % atau jumlah kantong kresek sebesar 3,075 kg
atau 4,5%.

Dari data diatas kita bisa mengetahui besarnya timbunan sampah yang ada di lingkungan
kantin FT ini setiap harinya. Adapun timbunan sampah yang ada setiap harinya yaitu:
Timbunan sampah = 0.042 kg/m2hari
0.034 kg/orang/hari
0.427 l/m2hari
0.347 l/orang/hari

Oleh sebab itu jumlah sampah yang ada dalam satu hari di kantin adalah 54,170 kg
(0,054 ton). Sedangkan dalam satu bulan produksi sampah yang dihasilkan adalah 1625,110 kg
(1,625 ton). Dan selama satu tahun kantin memproduksi sampah sebesar 19772,169 kg (19,772
ton). Untuk kantong plastik ada sekitar 4,5% dari total sampah yang dihasilkan sehingga dalam
setiap harinya sampah kantong plastik yang ada di kantin FT ada sebanyak 2,437 kg (0,002 ton).
Dan dalam satu bulannya ada 73,109 kg (0,073 ton). Sehingga dalam satu tahun kantin FT
menghasilkan sampah kantong plastik sebesar 889,492 kg (0,889 ton).

Dampak dari penggunaan kantong plastik tidak begitu terasa jika kita lihat hanya dari
lingkungan FT saja. Namun apabila kita melihat penggunaan kantong plastik dunia, maka akan
kita ketahui bahwa penggunaan kantong plastik mempunyai dampak yang cukup buruk bagi
lingkungan. Menurut WWF Indonesia, di dalam tulisannya yang memperkirakan penggunaan
kantong plastik di dunia ada sekitar 500 juta hingga 1 miliar lembar dalam kurun waktu 1 tahun.
Ini sama dengan 1 juta kantong plastik per menit. Sedangkan untuk membuatnya diperlukan +
12 juta barel minyak per tahun dan 14 juta pohon ditebang.

Plastik memiliki sifat sulit untuk terdegradasi (non-biodegradable). Kantong plastik


membutuhkan waktu sekitar 10-15 tahun untuk terurai Sehingga apabila kita membuang sampah
plastik ke lingkungan akan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan itu sendiri. Apabila
di buang ke tanah, maka tanah tersebut menjadi terganggu kesuburuannya karena zat kimia yang
terkandung di dalam plastik. Atau jika kita membuang atau membiarkannya di sungai, maka
sungai tersebut bisa mengalami pendangkalan, merusak habitat makhluk hidup dan ekosistem
sungai, serta menyumbat aliran sungai.

Adapun pihak-pihak yang melakukan pembakaran sebagai proses akhir pemusnahan


plastik. Namun cara pembarakan yang tidak sempurna tidak mengurai partikel-partikel dengan
sempuran sehingga akan menjadi dioksin di udara. Itu sebabnya manusia akan rentan dengan
berbagai penyakit dianataranya kanker, gangguan system syaraf, pembengkakakn hati, dan gejala
depresi.
BAB IV
ANALISA TERHADAP PERMASALAHAN DAN USULAN ALTERNATIF
PEMECAHANNYA

Untuk mengidentifikasi penggunaan kantong plastik di masyarakat maka penulis


melakukan pencarian data dengan menyebarkan kuisioner pada 40 responden di Fakultas Teknik
Universitas Indonesia. Adapun survey ini dilakukan secara online dengan waktu penyebaran
adalah 8 hingga 11 Desemeber 2018. Adapun hasil dari survey yang dilakukan adalah :

Yang merupakan mahasiswa dari FT hanya 92,5%, dan 7,5% lainnya adalah orang dari luar FT.

Ada sekitar 67,5 % yang sering menggunakan kantong plastik. Dan 32,5% lainnya jarang
menggunakannya.
Ada 50% dari koresponden yang jarang menerima kantong plastik dari kantin, dan 47,5 % jarang
serta 2,5% tidak pernah.

Untuk berbelanja dalam skala kecil (jajan) 80% responden tidak pernah menggunakan kantong
plastik.
Responden yang menyimpan kembali kantong plastik atau tidak membuangnya langsung setelah
digunakan ada sekitar 75%.

Sebanyak 92,5 % responden menggunakan kembali kantong plastik yang sudah digunakan.

Di lingkungan FT UI ternyata responden masih banyak melihat kantong plastik, sekitar 92,5 %
melihatnya.
Ternyata semua atau 100% responden mengetahui mengenai bahaya kantong plastik.

Hanya 82,5% responden yang mengetahui lamanya pernguraian sampah kantong plastik. Dan
sisanya tidak mengetahui.

Sekitar 85% menyetujui apabila di lingkungan FT UI tidak lagi menggunakan kantong plastik.
Responden dapat menggunakan kantong totebag atau tas yang dapat digunakan berkali-
kali sebagai alat bantu dalam membantu barang. Dan yang menyetujuinya ada sekitar 87,5%.
Adapun solusi untuk mengurangi sampah kantong plastik di lingkungan FT UI adalah dengan
melakukan Gerakan #SSGUI. Yaitu gerakan untuk mengurangi kantong plastik di FT UI dengan
cara:

Gambar 3.2 Gerakan #SSGUI


BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Referensi

Anda mungkin juga menyukai