Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN RUMPUT LAUT UNTUK BAHAN DASAR


PEMBUATAN SEAWEED GLASS SEBAGAI PENGGANTI GELAS
PLASTIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

DI SUSUN OLEH :
LAILY GAZA (XI MIA 3 / 20)
VIDIRA ANINDITA RAMYA (XI MIA 3 / 36)

SMAN 21 SURABAYA
2020
BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Masalah sampah plastik di lingkungan sekolah lagi-lagi menjadi
sorotan publik. Melihat perkembangan masalah plastik, agaknya
pemerintah memang sudah harus mempercepat perbaikan sistem
pengelolahannya.
Salah satu sampah plastik yang sering dipakai di sekolah yaitu
gelas plastik. Gelas plastik ini memang terkenal praktis dan ringan.
Tetapi sayangnya, gelas ini terbuat dari plastik. Seperti yang penulis
ketahui, plastik itu sangat susah terurai dan membawa dampak yang
buruk pada lingkungan di masa yang akan datang.
Salah satu sekolah yang masih menggunakan gelas plastik yaitu
SMAN 21 Surabaya. Maka dari itu, penulis membuat terobosan baru
yaitu Seaweed Glass yang berbahan dasar rumput laut. Tentunya produk
ini lebih ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis melakukan
penelitian tentang “Pemanfaatan Rumput Laut Untuk Bahan Dasar
Pembuatan Seaweed Glass Sebagai Pengganti Gelas Plastik”.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana pengaruh penggunaan gelas plastik terhadap
lingkungan SMAN 21 Surabaya?
2) Bagaimana cara pemanfaatan rumput laut sebagai bahan dasar
pembuatan gelas?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Untuk mendeskripsikan penggunaan gelas plastik di lingkungan
SMAN 21 Surabaya.
2) Mendeskripsikan cara pemanfaatan rumput laut sebagai bahan
dasar pembuatan gelas.

1.4 Manfaat
1) Untuk mengurangi sampah gelas plastik di lingkungan SMAN 21
Surabaya.
2) Sebagai sebuah inovasi atau terobosan baru yang dapat mengubah
kebiasaan menggunakan gelas plastik.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1Kerangka Teori

A. Pengertian Sampah Plastik


Sampah plastik atau polusi plastik adalah akumulasi dari produk
plastik yang ada di lingkungan yang berdampak buruk terhadap satwa
liar, habitat satwa liar, dan manusia. Plastik yang berperan sebagai
polutan dikategorikan ke dalam mikro, meso, atau puing-puing makro,
berdasarkan ukurannya. Plastik berharga murah, tahan lama, dan
hasilnya tingkat produksi plastik oleh manusia menjadi tinggi.
Namun, umumnya struktur kimia dari plastik membuat mereka tahan
terhadap banyak proses alami degradasi dan akibatnya mereka lambat
juga untuk didegradasi. Bersama-sama, kedua faktor inilah yang
menyebabkan tingginya tingkat pencemaran plastik di lingkungan.

B. Jenis-Jenis Sampah Plastik


Plastik dibedakan menjadi 7 jenis tingkatan, mulai angka 1 hingga
7. Masing-masing memiliki kandungan dan bahaya yang berbeda,
ditandai dengan anak panah berbentuk segitiga dan nomor simbolnya.
Anak panah berbentuk segitiga menandakan plastik tersebut bisa
didaur ulang. Untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai plastik,
berikut ini tujuh jenis serta karakteristiknya:

1. PET – (PolyEthylene Terephthalate)


Polyethylene Terephthalate bernomor kode 1, digunakan untuk
botol air minum ringan dan air minum dalam kemasan
(AMDK). Plastik berwarna transparan ini merupakan jenis
plastik sekali pakai dan dapat berbahaya, karena jika terkena
panas akan mengeluarkan zat karsinogenik. PETE atau PET
biasanya didaur ulang menjadi perabot rumah tangga, karpet
dan life jacket.

2. HDPE – (High Density PolyEthylene)


High-Density Polyethylene bernomor kode 2. Plastik berwarna
putih susu ini digunakan sebagai botol deterjen dan botol
shampoo. Meskipun lebih tahan panas, plastik ini merupakan
jenis plastik sekali pakai karena semakin lama digunakan,
plastik ini akan melepaskan senyawa berbahaya, Antimoni
Trioksida. Plastik HDPE ini biasanya didaur ulang menjadi tali,
mainan dan pipa.
3. Vinyl – PVC (PolyVinyl Chloride)
Polyvinyl Chloride bernomor kode 3 ini termasuk jenis plastik
yang sulit untuk didaur ulang. Plastik PVC digunakan untuk
pipa, kusen jendela, botol non-makanan, mainan, kursi plastik
dan komponen otomotif.

4. LDPE (Low Density PolyEthylene)


Low-Density Polyethylene bernomor kode 4. Plastik jenis ini
tidak menimbulkan reaksi kimia jika menyentuh obyek lain
(makanan dan minuman), namun sulit untuk dihancurkan.
Biasanya digunakan untuk kantong plastik, tempat makanan dan
botol dispenser. LDPE bisa didaur ulang menjadi perabot rumah
tangga dan tong sampah.

5. PP (PolyPropylene)
Polypropylene bernomor kode 5, digunakan untuk tutup botol,
tempat makanan (piring, mangkuk, kotak makan), botol obat
dan botol minuman bayi. Jenis plastik ini tahan panas, berwarna
transparan dan agak mengkilap.

6. PS (PolyStyrene)
Polystyrene biasanya lebih dikenal dengan sebutan styrofoam.
Plastik jenis ini digunakan sebagai tempat makan dan minum
sekali pakai. Plastik PS berbahaya bagi kesehatan karena
mengandung styrine, bahan yang bisa menyebabkan gangguan
syaraf, otak dan reproduksi wanita. Maka dari itu, sudah banyak
negara yang telah melarang penggunaan plastik bernomor kode
6 sebagai tempat makanan.

7. Others
SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadine
Styrene), PC (Polycarbonate), Nylon. Plastik-plastik yang
termasuk dalam jenis ini adalah campuran dari 2 atau lebih jenis
plastik. Kandungan bahannya berbahaya jika tercampur dengan
makanan. Biasanya digunakan untuk peralatan rumah tangga,
alat-alat elektronik, kemasan, hingga suku cadang otomotif.
C. Dampak Sampah Plastik
Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif
yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik.
Dampak ini ternyata sangat signifikan. Berikut ini dampak dari
sampah plastik:
1. Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
2. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan
membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
3. Plastik yang tidak dapat terurai termakan oleh binatang maupun
tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai
makanan.
4. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam
tanah.
5. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi
sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah
tanah yang mampu meyuburkan tanah.
6. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan
ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
7. Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
8. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing
laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan
akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
9. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan
mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran
sungai yang menyebabkan banjir.

D. Rumput Laut
Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang
terdapat di wilayah pesisir dan laut. Istilah "rumput laut" adalah rancu
secara botani karena dipakai untuk dua kelompok "tumbuhan" yang
berbeda. Dalam bahasa Indonesia, istilah rumput laut dipakai untuk
menyebut baik gulma laut dan lamun.

Secara botani, yang dimaksud sebagai rumput laut adalah lamun,


sekelompok tumbuhan sejati anggota kelompok monokotil yang telah
beradaptasi dengan air laut, bahkan tergantung pada lingkungan ini.
Lamun kurang berarti secara ekonomi bagi manusia, tetapi padang lamun
menjadi tempat hidup yang disukai berbagai penghuni perairan laut
dangkal di daerah tropika.
E. Manfaat Rumput Laut

1. Membantu mempertahankan atau menurunkan berat


badan

Beberapa jenis rumput laut, seperti rumput laut cokelat,


mengandung pigmen fucoxanthin, yang dapat membantu
metabolisme tubuh untuk mengubah lemak menjadi energi. Hal ini
diperkuat oleh sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Food
Chemistry, ditemukan bahwa alginat (serat alami yang terdapat
pada rumput laut cokelat) dapat membantu sekitar 75% untuk
menghalangi penyerapan lemak pada usus.

2. Membantu mempercepat penyembuhan luka

Manfaat rumput laut yang tak kalah penting adalah membantu


luka agar cepat sembuh. Rumput laut kaya akan vitamin K, dan
vitamin ini berkoordinasi dengan trombosit – jenis sel yang dapat
membentuk gumpalan/pembekuan darah. Vitamin K akan
mengirim sinyal kimia di mana trombosit mengumpulkan darah
dan membekukannya, sehingga saat Anda terluka, luka tersebut
akan berhenti mengalir. Anda bisa memilih jenis rumput mana pun,
namun perlu diketahui bahwa wakame memiliki kandungan
vitamin K yang lebih sedikit.

3. Menguatkan tulang dan gigi

Rumput laut juga mengandung kalsium. Jika kalian


alergi terhadap susu sapi, pertimbangkan makanan lain yang
mengandung kalsium. Rumput laut, dan wakame terdiri dari 60
mg kalsium, sekitar 6 % dari kebutuhan kalsium harian.
Kurangnya kalsium dapat berdampak pada otot, dan sel yang
berkoordinasi dengan sistem saraf.

4. Meningkatkan energi

Kandungan lainnya yang terdapat pada rumput laut adalah zat


besi. Manfaat yang bisa didapatkan dari zat besi adalah
memproduksi energi yang butuh untuk dibakar oleh tubuh saat
melakukan aktivitas harian. Kurangnya zat besi dapat
menyebabkan anemia, sehingga kalian menjadi mudah lemah dan
lesu. Kalian bisa menambah asupan zat besi dengan memakan
rumput laut.
5. Baik untuk penderita diabetes dan kolesterol

Rumput laut juga mengandung omega-3 asam lemak. Selembar


rumput laut memiliki kandungan omega-3 asam lemak yang sama
dengan dua alpukat. Fungsi dari omega-3 asam lemak adalah
meningkatkan kolesterol baik atau HDL, serta mengurangi
kolesterol jahat atau LDL.

6. Terhindar dari pembengkakan kelenjar tiroid

Kandungan yodium yang ada pada rumput laut ini merupakan


sesuatu yang cukup jarang ditemukan pada makanan lainnya.
Mengonsumsi level yodium yang sehat penting untuk
mempertahankan tiroid yang sehat. Tiroid yang bermasalah dapat
menyebabkan beberapa gejala seperti rasa lemah, otot pun
melemah, kolesterol tinggi, bahkan pada kasus yang parah dapat
menyebabkan kondisi medis yang serius seperti gondok, jantung
berdebar-debar, serta memori yang terganggu.

7. Melawan penyakit

Vitamin yang terkandung pada rumput laut memang banyak,


seperti magnesium, copper, zinc, riboflavin, niacin, thiamin,
vitamin A, B12, B6, dan C. Beberapa nutrisi tersebut adalah
antioksidan. Selain mengandung flavonoid, rumput laut juga
mengandung antioksidan tinggi lainnya seperti karotenoid. 
Antioksidan sendiri berfungsi untuk mencegah kerusakan tubuh
akibat radikal bebas, serta baik untuk kesehatan kardiovaskular.

2.2Hipotesis

Ho : Di dalam rumput laut terdapat manfaat yang bisa digunakan


sebagai bahan dasar pembuatan sedotan.
H1 : Di dalam rumput laut tidak terdapat manfaat yang bisa digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan sedotan.

BAB III : METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam proposal penelitian ini penulis melakukan penelitian di kediaman
salah satu penulis, yaitu di Jl. Simo Sidomulyo gang 2 no.14 Surabaya, Jawa
Timur. Adapun waktu penelitian ini dibutuhkan kurang lebih dua bulan.

3.2Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Hal tersebut bertujuan
untuk menguji hipotesis ada atau tidaknya manfaat yang terkandung dalam
rumput laut sebagai bahan dasar pembuatan gelas.

3.3Alat, Bahan, dan Langkah


Alat :
1) Panci
2) Kompor
3) Mangkok kecil 2
4) Mangkok besar
5) Sendok
6) Cangkir
7) Gelas plastik besar
8) Gelas plastik kecil
9) Tusuk sate 2

Bahan :
1) Tepung rumput laut 1 sdm
2) Fruity acid ½ sdm
3) Pewarna makanan secukupnya
4) Gula ½ cangkir
5) Air 450 ml

Langkah :
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Lubangi gelas plastik besar dan gelas plastik kecil dengan tusuk sate,
sehingga membentuk diagonal. Hal ini berguna sebagai cetakan Seaweed
Glass
3) Letakkan panci di atas kompor
4) Masukkan 1 sdm tepung rumput laut
5) Tambahkan air sebanyak 450 ml
6) Nyalakan kompor dan aduk rata
7) Kemudian masukkan gula sebanyak ½ cangkir dan aduk rata kembali
8) Setelah merata, tambahkan pewarna makanan secukupnya, lalu aduk
hingga merata dan tunggu hingga mendidih
9) Setelah mendidih, matikan kompor dan diamkan selama 3 menit
10)Kemudian tambahkan fruity acid sebanyak ½ sdm, lalu aduk merata
11.)Setelah itu, tuangkan ke dalam gelas plastik besar yang telah dilubangi.
Jangan menuangkan hingga penuh
12.)Kemudian tuang air secukupnya ke dalam gelas plastik kecil yang telah
dilubangi.
13.)Masukkan gelas plastik kecil yang telah dilubangi pada bagian tengah
gelas plastik besar yang telah dilubangi juga.
14.)Masukkan tusuk sate ke dalam lubang yang telah dibuat
15.)Diamkan hingga tidak terlalu panas
16.)Setelah didiamkan beberapa saat, masukkan cetakan ke dalam kulkas
dan diamkan selama ± 3 jam
17.)Lalu keluarkan cetakan dari kulkas dan lepaskan tusuk sate dari gelas
18.)Angkat gelas plastik kecil dari gelas plastik besar secara perlahan
19.)Lepaskan Seaweed Glass dari gelas plastik kecil
20.)Beri alas Seaweed Glass dari cup kertas
21.)Seaweed Glass siap untuk dipakai

3.4Tabel Percobaan

3.5Instrumen Pengumpulan Data

3.6Teknik Pengolahan Data

3.7Metode Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai