Anda di halaman 1dari 5

A.

Manfaat Stabilisasi
Pemanfaatan stabilisasi ditujukan untuk memperbaiki sifat-sifat bahan yang diperlukan
untuk disain perkerasan atau dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan bahan yang ada.
Selain dimanfaatkan dalam mengetasi kelemahan bahan yang ada dan untuk disain
perkerasan, berikut beberapa manfaat lain dari stabilisasi :
1. Mengurangi tebal perkerasan melalui peningkatan kekuatan tarik lapisan perkerasan,
diamana hal tersebut dapat menghemat biaya dan mengurangi volume bahan
2. Menyediakan jalan pelaksanaan, yaitu dengan memperbaiki kemampuan bahan lemah
atau lepas dalam melayani lalu lintas pelaksanaan. Stabilisasi menurunkan juga
kepekaan tanah dasar terhadap perubahan kadar air. Dengan demikian kehilangan masa
pelaksanaan selama musim hujan dapat diperkecil. Disamping itu, tanah dasar menjadi
lebih kuat dan menjadi landasan yang lebih seragam bagi perkerasan yang akan
dipasang di atasnya
3. Merubah bahan tanah dasar menjadi bahan untuk lapis pondasi bawah
4. Memungkinkan digunakannya bahan bermutu rendah (marjinal)
5. Mengurangi tebal perkerasan melalui peningkatan kekuatan tanah dasar
6. Menyediakan teknik yang murah untuk pekerjaan sementara, misal jalan kerja,
pengangkutan bahan
7. Menyediakan teknik yang murah untuk pemeliharaan dan rehabilitasi jalan
8. Meningkatkan keselamatan (safety), mengurangi erosi dan mengurangi pencemaran
lingkungan, apabila digunakan untuk mengatasi debu

Manfaat stabilisasi ditinjau dari penggunaan jenis bahan stabilisasi :

Tabel. Penggunaan beberapa jenis bahan stabilisasi (Sumber: AustroadsI nc. 1998)

Bahan Proses Manfaat/ Pengaruh Tanah yang


Stabilisasi cocok
Semen Sementasi, sehingga Kandungan bahan Tidak terbatas,
terjadi ikatan atara stabilisasi rendah kecuali dengan
butiran (<20%) : menurunkan komponen
kerentanan terhadap yang
perubahan kadar air menggangu
Kandungan bahan (bahan organik,
stabilisasi tinggi : sulfat dan
meningkatkan bahan lain
modulus dan kuat yang
tarik secara nyata, menghalangi
sehingga reaksi dengan
menghasilkan bahan semen)
terikat Cocok untuk
tanah granular,
tetapi tidak
efisien tanah
berbutir
seragam dan
lempung
Kapur, lkatan sementasi Meningkatkan sifat-sifatt Cocok untuk
termasuk antara butiran, anah kohesif tanah kohesif
kapur mati tetapi tingkat Kandungan bahan Dalam tanah

dan kapur pencapaiannya stabilisasi rendah perlu terdapat


hidup lebih rendah (<20%): menurunkan komponen

daripada semen kerentanan terhadap lempung yang


Reaksinya perubahan kadar air, akan bereaksi
tergantung pada meningkatkan kekuatan dengank apur
suhu dan sehingga menghasilkan (yaitu
memerlukan bahan modifikasi atau mengandung
keberadaan bahan terikat pozolan)
Kandungan bahan Tidak
pozolan
Apabila pozolan stabilisasi tinggi: mengandung
tidak ada dalam meningkatkan modulus bahan organik,
tanah, maka dan kuat tarik, karena akan
kapur dapat menghasilkan bahan menghalangi
dicampur dengan terikat reaksi dengan
pozolan semen
Campuran Kapur dan pozolan Umumnya mirip Sebagaimana
bahan merubah gradasi dan semen, tetapi tingkat halnya
pengikat menumbuhkan pencapaian kekuatan stabilisasi
pemantapan ikatan sementasi mirip kapur dengan semen
lambat: Juga memperbiki Dapat

slag/kapur, kemudahan digunakan


abu terbang/ pengerjaan apabila tanah
Umumnya tidak bereaksi
kapur dan
mengurangi retak dengan kapur
slag/kapur/
abu terbang penyusutan
Aspal: aspal Penggumpalan Menurunkan Cocok untuk
busa, aspal (anglomeration) permeabilitas dan bahan granular
bentur tinggi butir-butir halus meningkatkan yang mempunyai
(high impact), kekuatan kohesi kohesi dan
aspacl air dan Menurunkan platisitas rendah
aspal emuli kepekaan terhadap
kadar air melalui
penyelimutan butir
halus

campuran Penggumpalan Menurunkan Cocok untuk


aspal/semen (anglomeration) permeabilitas dan bahan granular
butir-butir halus meningkatkan yang mempunyai
yang disertai dengan kekuatan kohesi dan
ikatan sementasi Semen membantu platisitas rendah
perolehan dini
kekuatan
Bahan Mencampur dua atau Peningkatan terbatas Tanah bergradasi
granular lebih bahan, untuk kekuatan, jelek, tanah
mendapatkan gradasi permeabilitas, granular yang
yang diperlukan stabilitas volume dan tidak memilik
kemudahan butir berukuran
dipadatkan tertentu
Bahan tetap
berbentuk granular
Bahan kimia Penggumpalan Secara tipikal Secara tipikal
lain meningkatkan tanah bergradasi
kekuatan dalam jelek
keadaan kering
Merubah
permeabilitas dan
stabilitas volume

B. Pemilihan bahan stabilisasi yang tepat


Bahan stabilisasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
Kapur (lime), mencakup kapur mati [hydrated lime, Ca(OH)2], kapur hidup (quick
lime, CaO) dan bubur kapur (lime slurry).
Semen.
Campuran yang mengandung bahan sementasi, antara lain:
1) Semen/kapur
2) Slag/kapur
3) Aspal/semen
4) Aspal/kapur
5) Kapur/abu terbang
Aspal - aspal busa (foamed bitumen), aspal emulsi, aspal cair (cutback bitumen) dan
beberapa produk paten
Bahan stabilisasi kimia sebagai produk paten
Bahan berbutir, bahan alam yang ditambahkan ke dalam tanah jelek dalam rangka
memperbaiki gradasi dan sifa-fsifat fisik. Penambahan bahan ini merupakan fase
pertama stabilisasi sebelum memilih jenis stabilisasi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan stabilisasi adalah :
- Cuaca dan drainase
- Penyelidikan perkerasan
- Pengambilan contoh dan pengujian bahan
- Penilaian awal terhadap jenis stabilisasi yang diperlukan
- Pemilihan akhir jenis stabilisa
Berikut penjelasan mengenai masing-masing dari faktor tersebut :
a. Cuaca dan drainase
Cuaca mempunyai pengaruh yang besar dalam pemilihan teknik stabilisasi. Di daerah
yang bercuaca lebih basah dimana kadar air pada perkerasan tinggi, perlu dipastikan
bahwa kekuatan basah bahan yang distabilisasi mencukupi dan kerentanan terhadap
variasi kadar air rendah. Pada kondisi tersebut, penggunaan bahan sementasi dipandang
cocok, meskipun aspal dan campuran semen/aspal juga dapat mengurangi permeabilitas
dan kerentanan perubahan kadar air, sedangkan kapur akan cocok untuk tanah kohesif,
terutama apabila digunakan sebagai bahan awal untuk mengeringkan bahan perkerasan.
Selama proses stabilisasi, aspal emulsi yang digunakan di daerah bercuaca panas dan
kering akan cepat menguap sehingga kekuatannya akan cepat tumbuh.
b. Penyelidikan perkerasan
Pengerjaan stabilisasi di tempat memerlukan informasi-informasi sebagai berikut:
Kondisi bahan perkerasan: tebal, mutu, keseragaman dan kadar air.
Kondisi tanah dasar : lebar dan daya dukung pada saat pemadatan bahan
distabilisasi sebaiknya dievaluasi melalui pengujian lendutan atau pengukuran
langsung.
Keberadaan dan cakupan bagian-bagian perkerasan yang terdiri atas tambalan-
tambalan bahan sementasi serta bagian-bagian lain perkerasan yang tidak seragam
Keberadaan gorong-gorong, utilitas umum dan benda lain yang sejenis.
Beban dan volume lalu-lintas.
Tambalan dalam serta perkiraan pengaruhnya terhadap pengoperasian mesin daur
ulang.
c. Pengambilan contoh dan pengujian bahan
Pada semua pekerjaan stabilisasi, bahan yang digunakan harus diuji, demikian juga
reaksi bahan dengan bahan stabilisasi harus diuji di laboratorium sebelum pelaksanaan
lapangan dimulai.
Untuk menentukan mutu dan keseragamannya, bahan perkerasan yang distabilisasi
haruslah diuji, dimana jenis pengujian yang diperlukan tergantung pada jenis stabilisasi
d. Penilaian awal terhadap jenis stabilisasi yang diperlukan
Sebagai dasar untuk penilaian awal jenis stabilisasi yang sesuai dengan bahan
perkerasan tertentu, biasanya diperlukan data gradasi dan batas Atterberg bahan yang
akan distabilisasi.
Kecocokan suatu bahan stabilisasi dengan tanah biasanya dinilai berdasarkan bahan
yang lolos saringan 0,075 mm (No. 200) dan indeks plastis tanah.
e. Penetapan akhir jenis stabilisasi
Setelah menganalisa semua data yang ada, kemungkinan dapat diperoleh beberapa jenis
stabilisasi yang dipandang layak. Keputusan akhir tentang jenis stabilisasi yang dipilih
umumnya didasarkan pada nilai finansial yang paling menguntungkan diantara hasil
perhitungan siklus pembiayaan atau life cycle costs semua alternatif.
Disamping itu, keterampilan dan sumber daya manusia yang tersedia, kinerja pekerjaan
yang sama pada masa yang lalu serta ketersediaan bahan dan peralatan juga perlu
dijadikan bahan pertimbangan.

Gambar.
Tabel Pedoman
umum untuk pemilihan bahan stabilisasi

Referensi :
www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120904161230.pdf

Anda mungkin juga menyukai