Anda di halaman 1dari 5

A.

Alasan perlunya stabilisasi

Tujuan stabilisasi adalah untuk meningkatkan kinerja perkerasan jalan. Namun, kinerja
perkerasan jalan tidak semata-mata hanya menyangkut kekuatan. Oleh karena itu, dalam
rangka memilih cara stabilisasi yang tepat diperlukan pengetahuan alasan perlunya
stabilisasi.

Adapun berikut beberap alasan konvensional yang melatar belakangi perlunya stabilisasi,
yaitu:

- Stabilisasi tanah dasar adalah untuk meningkatkan mutunya sehingga tebal


perkerasan dapat dikurangi.
- Diantara kasus bahan lapis pondasi marjinal yang kemungkinan sering dijumpai di
lapangan adalah tingginya platisitas bahan. Dalam hal tersebut, plastisitas dapat
diturunkan dengan menambahkan kapur atau semen ke dalam bahan.
- Meskipun sejauh ini penggunaan bahan stabilisasi untuk mengendalikan debu belum
populer di Indonesia, namun beberapa negara telah menggunakannya.
- Beberapa bahan kimia dapat menahan air dalam tanah sehingga pada musim kemarau
memungkinkan tanah mudah dipadatkan. Pada kasus yang ekstrim, kemungkinan
tanah dalam keadaan yang sangat basah sehingga sulit dipadatkan. Untuk mengatasi
hal tersebut, dapat digunakan bahan stabilisasi yang dapat mengeringkan tanah.
- Upaya untuk menyelamatka pnerkerasan lama dapat dilakukan dengan menambahkan
semen terhadap lapis pondasi sehingga kekuatan perkerasan direhabilitasi. Stabilisasi
dengan cara tersebut akan diperlukan apabila permukaan perkerasan harus
dipertahankan misal pada jalan-jalan di perkotaan.
- Penggunaan lapis pondasi yang unggul, misal lapis pondasi distabilisasi semen
(cement treated base) dan lapis pondasi beton aspal, seringkali diperlukan, baik pada
perkerasan beton aspal maupun perkerasan beton semen. Lapis pondasi tersebut dapat
menyumbangkan kekakuan yang berarti terhadap perkerasan, sehingga perkerasan
lebih tahan keruntuhan lelah.

Dengan memperhatikan kondisi dewasa ini, maka perlunya stabilisasi nampaknya tidak
semata-mata karena alasan di atas, tetapi juga terdapat beberapa alasan lain, diantaranya
adalah
- Dewasa ini, berat total kendaraan, beban sumbu, tekanan ban dan jumlah kendaraan
berat dirasakan makin meningkat. Faktor-faktor tersebut menuntut perkerasan untuk
lebih andal. Namun demikian, peningkatan keandalan perkerasan dengan
menggunakan bahan tradisiona (tanpa pengikat) sulit dipandang sulit diperoleh
dengan ekonomis.
- Dengan makin berkembangnya metoda disain perkerasan menurut pendekatan
analitis/mekanistik, maka berkembang pula penentuan secara lebih tepat tentang
karakteristik bahan distabilisai. Pada masa lalu, penggunaan metoda disain
berdasarkan pengembangan empiris menimbulkan kesulitan dalam memperkirakan
kinerja jangka panjang perkerasan yang menggunakan bahan distabilisasi. Dengan
demikian, maka penerapan metoda disain berdasarkan pendekatan analitis, dewasa ini
makin meyakinkan.
- Pada masa lalu, persoalan utama dengan stabilisasti, terutama stabilisasi dengan
semenadalah pendeknya masa pemantapan (seffrngtime) yang selanjutnya
memperpendek masa pengerjaan dan akhirnya sering mengakibatkan jeleknya
kerataan permukaan, kurangnya kepadatan lapis yang distabilisasi dan timbulnya
retak susut yang lebar dan berspasi jarang (wide, broadly-space dshrinkage cracks).
Berkembangnya baerbagai jenis bahan pengika yang mempunyai masa pemantapan
lebih panjang, misal campuran semen (blended cements) yang terdiri atas campuran
abu terbang, slag dan semen serta campuran aspal (bitumen blends) telah
memungkinkan pemadatan yang baik serta memungkinkan terjadinya retak susut
yang menguntungkan lebih sempit dan berspasi lebih rapat) pada lapisan yang lebih
tebal, disamping meningkatkan kerataan permukaan.
- Penerapan metoda disain secara mekanistik menuntut karakteristik bahan dalam
besaran modulus resilien dan Angka Poisson. Hal tersebut disain yang lebih telah
mengakibatkan tepat serta pemahaman yang lebih baik mengenaki kinerja perkerasan
sebagai fungsi tebal dan kekakuan lapisan yang distabilisasi.
- Pada dekade yang lalu telah terjadi peningkatanbesar pada semua aspek peralatan
untuk pekerjaa nstabilisasi. Hal tersebut mencakup:
Pusat pencampur statis (static mixing plants).
Peralatan pencampur di tempat (insitu mixing equipment).
Penabur bahan pengikat (binder spreader).
Peralatan pemadatan.
Mesin penyemprot aspal yang baru (new bitumens praying equipment).
Penyempurnaan peralatan pencampur di tempat dan perlatan pemadatan telah
mengakibatkan peningkatan besar pada tebal lapis perkerasan distabilisasi yang dapat
dibuat dalam rangka memenuhti tuntutan lalu-lintads dewasa ini.
Disamping itu, peralatan untuk pekerjaan stabilisasi yang dewasa ini ada serta
peralatan untuk pengendalian proses stabilisas jiuga makin sempurna, sehingga
meningkatkan ketepatan semua tahap proses stabilisasi.
- Meningkatny paenerapan stabilisasi mendorong pengurangantelah berbagai
keprihatinan lingkungan. Stabilisasi telah membantu menjaga sumber alam melalui
daur ulang bahan yang ada, disamping dapat mengurangi kebutuhan untuk
pengurugan lahan.

B. Prinsip stabilisasi

Perku diketahui bahwa tanah yang terdapat di alam merupakan bahan yang kompleks
dan sangat beragam. Namun, ketersediaan tanah tersebut sangat banyak dan juga cara
untuk mendapatkan tanah sangat mudah, tidak seperti material lainnya. Oleh karena itu,
maka tanah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan, bahan perkerasan jalan, dan konstruksi sipil lainnya.

Akan tetapi sering kali timbul persoalan pada tanah tersebut ketika akan digunakan dalam
suatu konstruksi, karena dalam kondisi aslinya tanah tidak selalu langsung dapat
digunakan sebagai bahan konstruksi sipil. Karena dalam konstruksi, terdapat persyaratan
tertentu mengenai tanah yang dapat digunakan. Sehingga diperlukan keputusan-
keputusan yang harus diambil untuk menyelesaikan persoalan tanah tersebut, diantaranya
adalah sebagai berikut:

- Menggunakan tanah sebagaimana adanya, kemudian menyesuaikan persyaratan mutu


konstruksi dengan tanah tersebut.
- Membuang tanah dan menggantikannya dengan tanah yang lebih baik.
- Merubah sifat-sifat tanah yang ada sehingga diperoleh tanah yang mempunyai sifat-
sifat yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan

Dari pilihan-pilihan tersebut, pilihan terakhir lebih sering dilakukan dalam konstruksi
perkerasan jalan, yaitu merubah sifat-sifat tanah yang ada sehingga tanah mempunyai
sifat-sifat yang memenuhi tuntutan teknis, hal tersebut dikenal sebagai stabilisasi.

Lalu, seperti yang telah dijelaskan, sifat-sifat tanah dapat dirubah melalui beberapa cara,
diantaranya adalah melalui proses kimia, pemanasan, atau mekanis. Namun demikian,
perlu diperhatikan juga bahwa karena variabilitas tanah tersebut, tidak ada satu carapun
yang dapat berhasil untuk semua jenis tanah. Di samping itu, variabilitas tanah tersebut
dapat terjadi pada setiap interval jarak beberapa meter atau beberapa kilometer, sehingga
diperlukan pemilihan bahan stabilisas yanh sieringkali tergantung pada jenis-jenis tanah
dimana bahan stabilisasi tersebut dapat efektif. Selain itu, juga perlu diperhatikan pula
bahwa "stabilisasi" bukanlah merupakan tongkat ajaib yang dapat merubah setiap sifat
tanah menjadilebih baik. Stabilisasi yang tepat menuntut pemahaman tentang sifat-sifat
tanah yang perlu diperbaiki. Tuntutan teknis tersebut sangatlah penting dalam
memutuskan perlu tidaknya tanah distabilisasi. Karena dalam konstruksi jalan tidak
semua kondisi, memerlukan stabilisasi.

Dari penjelasan sebelumnya, terdapat sifat-sifat utama tanah yang penting untuk
pembinaan dalam pengambilan keputusan untuk dilakukannya stabilisasi tanah. Sifat-
sifat tanah tersebut yaiti sebagai berikut:
- Stabilitas volume (volumestability).
- Kekuatan (strength).
- Permeabilitas (permeability).
- Keawetan (durability).

Referensi:
http://www.pu.go.id/uploads/services/service20130717122834.pdf

Anda mungkin juga menyukai