Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PROPERTI MATERIAL
MODUL III. 5
PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS
ANGELES

Kelompok R08
Afif Nurfiga
Bintang Partogi Panjaitan
Grace Helen Tambun
Rizky Hari Ramadhan

1406563986
1406603301
1406574106
1406532153

Tanggal Praktikum

: 3 Oktober 2015

Asisten Praktikum

: Muhammad Asprizal Hisyam

Tanggal Disetujui

Nilai

Paraf Asisten

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS


ANGELES
A. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Keausan agregat
tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat
saringan no.12 terhadap berat semula (dalam persen).

B. PERALATAN PERCOBAAN
1. Mesin Los Angeles; mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisi
dengan diameter 71 cm (26) panjang dalam 50 cm (20). Silinder
tertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada
poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup
lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder bilah baja
melintang penuh setinggi 8,9 cm. (3,56).
2. Saringan no.12, 3/4, 1/2, dan 3/8.
3. Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
4. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1,84) dan berat
masing-masing antara 390 gram sampai 445 gram.
5. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 5) oC.
C. BAHAN PERCOBAAN
1. Berat dengan gradasi benda uji sesuai tabel 3.3
2. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110 5) oC.

Bintang Partogi Panjaitan


1406603301
Teknik Sipil Universitas Indonesia

Tabel 3.3. Berat untuk setiap gradasi benda uji


Ukuran Saringan
Tertahan

Berat dengan Gradasi Benda Uji (gram)

Lewat (mm)
76.2
63.5
50.8
38.1
25.4
19.05
12.7
9.51
6.35
4.75
Jumlah Bola

A
1250
1250
1250
1250
12
5000

B
2500
2500
11
4584

C
2500
2500
8
3330

D
5000
6
2500

E
2500
2500
5000
12
5000

F
5000
5000
12
5000

G
5000
5000
12
5000

25

25

25

15

25

25

25

Berat Bola (gr)

(mm)
63.5
50.8
38.1
25.4
19.05
12.7
9.51
6.35
4.75
2.36

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengambil agregat dari sumber dan meletakannya di wadah.
2. Menyaring agregat dengan saringan secara berurut dan sekaligus saringan
, , 3/8 inci, dan terakhir pan.
3. Menimbang hasil saringan lolos saringan inci tertahan di inci, dan
lolos saringan inci tertahan di 3/8 inci masing-masing 2,5 kg.
4. Mengeringkan benda uji ke dalam oven pada suhu 110 5 oC sampai
bahan uji mecapai keadaan oven dry.
5. Mengeluarkan benda uji dari oven, dan mendiamkannya hingga mencapai
suhu ruangan.
6. Menimbang dan mencatat berat bersih benda uji.
7. Memasukkan benda uji dan bola-bola baja ke dalam mesin Los Angeles.
8. Memutar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm sebanyak 500
putaran.
9. Mengeluarkan benda uji dari mesin setelah pemutaran selesai kemudian
disaring dengan saringan no. 12. Mencuci bersih butiran yang tertahan di
atas saringan, dan dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 5) oC , dan
menimbang pada saat kondisi oven dry dengan suhu ruangan.
E. TEORI DASAR
Penggunaan suatu agregat dalam pembuatan beton didasarkan pada
pengalaman sebelumnya. Jika hasil tes agregat menunjukkan kekuatan yang
Bintang Partogi Panjaitan
1406603301
Teknik Sipil Universitas Indonesia

lebih rendah daripada compressive strength (tekanan maksimum yang dapat


diterima suatu material) atau apabila terdapat beberapa agregat yang retak
setelah sample beton dihancurkan, maka agregat tersebut hanya dapat
digunakan pada mix beton dengan kekuatan lebih rendah. Atau dapat
dikatakan kekuatan dari agregat dalam mengalami keausan sangat
memengaruhi strength dari beton tersebut.
Untuk mengetahui seberapa kekuatan dari agregat, biasanya pengujian
yang dilakukan adalah dengan tes abrasi dengan menggunakan mesin Los
Angeles.

Sumber : (Wulandari, 2008)

Bintang Partogi Panjaitan


1406603301
Teknik Sipil Universitas Indonesia

F. DATA PERCOBAAN
Berat benda uji semula lolos saringan tertahan di = 2,50 kg
Berat benda uji semula lolos saringan 1/2 tertahan di 3/8 = 2,50 kg
Berat benda uji yang tertahan di saringan no. 12 = 4,02 kg
G. PENGOLAHAN DATA
Dari data percobaan yang diperoleh di atas, keausan dalam agregat yang di uji
dapat diperloeh dengan rumus berikut.
Keausan =

( ab ) 100
a

Keausan =

( 5,04,02 ) 100
5,0

Keausan = 19%
H. ANALISA
a. Analisa Percobaan
Percobaan pada Modul III.5 kali ini ditujukan untuk menguji
keausan suatu agregat dinyatakan dengan perbandingan antara berat
agregat aus yang bisa lewat saringan no. 12 terhadap berat semula
agregat.
Percobaan diawali dengan mengambil secara acak agregat kasar
dan diletakkan di dalam suatu wadah. Secara acak maksudnya, tidak
dipilih-pilih dari salah satu sisi tumpukan agregat saja. Hal ini ditujukan
agar sampel yang diambil dapat mewakili seluruh agregat. Setelah itu
saring agregat dengan menggunakan saringan (sesuai urutan) , , 3/8,
dan diakhiri oleh pan. Agregat kasar terus disaring hingga agregat yang
lolos saringan tertahan di dan lolos saringan 1/2 tertahan di 3/8
berat bersih masing masing 3 kg. Hal ini ditujukan agar ketika agregat
dikeringkan hingga mencapai keadaan oven dry, berat bersih agregat
tidak kurang dari masing masing 2,5 kg untuk agregat yang tersaring di
saringan dan 3/8. Setelah agregat yang tersaring ditimbang dan telah
mecapai berat bersih 3 kg untuk masing masing saringan, agregat
dimasukkan ke dalam oven hingga agregat mencapai keadaan oven dry.
Bintang Partogi Panjaitan
1406603301
Teknik Sipil Universitas Indonesia

Pada saat percobaan, pengeringan dilakukan selama 12 jam pada suhu


110 5 oC .
Setelah benda uji sudah berada dalam kondisi oven dry, benda uji
dikeluarkan dari oven dan mendiamkannya hingga mencapai suhu
ruangan. Hal ini ditujukan agar berat benda uji pada saat ditimbang akan
menghasilkan berat yang tetap. Pada saat percobaan, menimbang
sebelum benda uji benar-benar berada pada suhu ruangan dikarenakan
keterbatasan waktu. Selanjutnya, praktikan menimbang berat bersih
benda uji dan memasukkannya ke dalam Mesin Los Angeles bersama
dengan 11 bola baja masing masing 4584 25 gram (menggunakan
gradasi B, karena pada saat analisa agregat kasar pada modul III.4.
ukuran agregat tersaring paling banyak pada saringan 1/2 dan inci).
Lalu mesin Los Angeles dinyalakan dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm
sebanyak 500 putaran. Namun pada saat pelaksanaan, mesin dinyalakan
selama hanya tepat 15 menit, atau dengan kata lain kurang 27 putaran
lagi. Adapun pemutaran bersama bola bola baja ditujukan untuk
menguji tingkat keausan dari agregat.
Benda uji yang telah diuji keausannya, ditampung dalam wadah
lalu disaring dengan dengan saringan no. 12 dan membersihkannya
dengan air mengalir. Pada saat percobaan, praktikan menuang agregat
secukupnya secara hati hati (tidak ada agregat tidak lolos saringan no.
12 terbuang) ke dalam saringan dan mengalirkan air keatas nya
menggunakan selang hingga air buangan jernih. Langkah ini diulang
hingga seluruh benda uji tersaring saringan no. 12 tadi habis. Adapun
penyaringan dan pencucian dilakukan agar partikel partikel yang telah
aus dan menempel di agregat tidak memengaruhi tingkat keausan yang
didapat nantinya. Adapun partikel yang dianggap aus ialah partikel yang
lolos saringan no. 12. Setelah penyaringan dan pencucian dilakukan,
agregat dikumpulkan ke suatu wadah dan dikeringkan di dalam oven
dengan suhu 110 5

C selama 24 jam. Pada saat percobaan,

Bintang Partogi Panjaitan


1406603301
Teknik Sipil Universitas Indonesia

pengeringan dilakukan selama 18 jam lalu menunggu benda uji mencapai


suhu ruangan, dan menimbang berat benda uji.
b. Analisa Hasil
Setelah percobaan modul III.5 tentang Pengujian Keausan Agregat
dengan Mesin Los Angeles ini dilakukan sesuai dengan prosedur secara
teratur, didapatkan hasil tingkat keausan (dalam persen) sebesar 19%.
Oleh karena itu, mutu beton yang dapat dihasilkan dengan menggunakan
agregat kasar ini ialah mutu beton kelas III atau diatas K225.
Hasil yang didapat menurut praktikan cukup valid jika dilihat dari
cara praktikan melakukan percobaan sesuai prosedur dan langkah yang
tepat, meskipun pada saat menimbang agregat setelah dikeringkan di oven
agregat tidak berada dalam suhu ruangan karena hal tersebut berpengaruh
cukup kecil terhadap hasil penimbangan.
Jika dibandingkan dengan kelompok referensi yang mendapat
tingkat keausan 20%, hasil yang didapatkan praktikan dapat dikatakan
sesuai.
c. Analisa Kesalahan
i.
Kesalahan Alat
Kesalahan pada alat mesin Los Angeles yang telah
digunakan berkali kali dalam rentan waktu yang singkat
ii.

serta alat yang sudah cukup tua


Kesalahan Praktikan
Putaran mesin Los Angeles yang masih kurang 27

iii.

putaran lagi dari prosedur


Kesalahan Paralaks
Tidak terjadi kesalahan paralaks dikarenakan pengukuran selalu
menggunakan alat elektronik sesuai standar.

Bintang Partogi Panjaitan


1406603301
Teknik Sipil Universitas Indonesia

I. KESIMPULAN
Tingkat keausan dari suatu agregat dapat diuji dengan menggunakan
mesin Los Angeles dengan cara membandingkan berat benda uji aus
yang melewati saringan no. 12 terhadap semula dalam persen.
Tingkat keausan agregat pada sumber dapat diperkirakan 19%
J. REFERENSI
American Society for Testing and Materials. Standards Test Method for
Resistance to Degradation of Small-Size Coarse Aggregate by Abrasion
and Impact in the Los Angeles Machine, No. ASTM C 131 03. Annual
Book of ASTM Standards, Vol 04.02.
Wulandari, A. (2008). Studi Perilaku Kuat Tekan . . . 25.

K. LAMPIRAN
Gbr. 1. Penyaringan agregat dengan
menggunakan (dari atas ke bawah)
saringan , , dan 3/8 disertai
penampung (pan) dibawah.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gbr. 2. Penimbangan berat agregat yang berada dalam kondisi oven dry. (Sumber:
Dokumentasi Pribadi)

Gbr. 3. Penyaringan benda uji yang telah aus dengan saringan no. 12
sekaligus membersihkan benda uji dengan menggunakan air yang
mengalir.
Bintang Partogi Panjaitan
1406603301
Teknik Sipil Universitas Indonesia

(Sumber : Dokumentasi
Pribadi)

Gbr. 4. Benda uji telah benar benar bersih sampai air jernih, kemudian
ditiriskan.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gbr. 5. Benda uji yang berada pada kondisi oven dry dikeluarkan dari oven
menggunakan sarung tangan tahan panas.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bintang Partogi Panjaitan


1406603301
Teknik Sipil Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai