Anda di halaman 1dari 17

Pengujian Kadar Air

Dosen Pengampu : Bpk. Herol, S.T.,M.T.

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI


Teknik SIPIL
Fakultas Teknik
Universitas Pelita Bangsa
Dasar Teori M A T E R I 02
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat agregat dalam keadaan
kering. Pemeriksaan kadar air dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan kadar air agregat halus dan pemeriksaan kadar air agregat
kasar. Kandungan air serapan adalah kandungan air yang diserap oleh rongga-rongga di dalam partikel agregat dan biasanya tidak
terlihat, sedangkan kandungan air adalah kandungan yang menempel pada permukaan agregat. Besarnya kandungan air pada
agregat yang akan digunakan perlu diketahui untuk mengontrol besarnya jumlah air di dalam suatu campuran beton.
Salah satu bahan konstruksi bangunan yang masih sangat luas penggunaannya dimasyarakat terutama untuk struktur
utama adalan beton. Perbandingan banyaknya air relative terhadap banyaknya semen dalam suatu campuran beton merupakan hal
yang sangat penting dalam menentukan kekuatan beton. Semakin besar rasio air-semen semakin rendah kuat tekan bahan yang
dihasilkan. Mutu beton sangat dipengaruhi oleh kualitas dari material pembentukannya (semen, air, agregat halus dan agregat
kasar). Dari hasil perhitungan dan percobaan, dapat diketahui bahwa nilai kadar air agregatnya yaitu 2,9% dan tidak memenuhi
standar air yang disyaratkan oleh ASTM C70-94 ( American Standart Testing and Material ) yaitu berkisar antara 0 – 1%.
Bahan yang digunakan M A T E R I 03
Pemeriksaan kadar air agregat ini dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat
dengan cara pengeringan dan untuk memperoleh angka persentase dari kadar air yang dikandung oleh agregat.

Ruang Lingkup
Total agregat dengan pengeringan ini mencakup penentuan persentase air yang dapat menguap dari dalam, hasil
pengujian kadar air ini dapat digunakan dalam pekerjaan perencanaan campuran dan pengendalian mutu terhadap beton semen dan
pengendalian mutu pengerasan jalan.

Bahan yang digunakan


a) Agregat Halus dan Agregat Kasar
Acuan Standarisasi M A T E R I 04
SNI 03-1969, Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.
SNI 03-1970, Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
SNI 03-6414, Spesifikasi timbangan yang digunakan pada pengujian bahan
SNI 03-6865, Tata cara pelaksanaan program uji antar laboratorium untuk penentuan presisi metode uji bahan konstruksi.
SNI 03-6866, Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan pengujian.
SNI 03-6889, Tata cara pengambilan contoh agregat.
ASTM C29/C29M, Test method for unit weight and voids in aggregate.
ASTM C125, Terminology relating to concrete and concrete aggregates
Peralatan M A T E R I 05

1. Oven Pengering

Dilengkapi dengan pengontrol panas dan keseragaman temperatur


110oC ± 5oC untuk seluruh ruangan pengering.

2. Timbangan

Timbangan yang memiliki ketelitian 0,01 gram, diperlukan untuk


benda uji dengan berat maksimum 200 gram

3. Cawan Tempat benda Uji

cawan yang sesuai terbuat dari material tahan karat dan tahan terhadap
perubahan berat akibat pemanasan berulang, pendinginan.
Peralatan M A T E R I 06

5. Alat Pemegang Cawan

kaos tangan, tang atau alat pemegang lainnya yang dapat dIgunakan
untuk memindahkan atau mencapit cawan panas setelah pengeringan.

6. Peralatan lain
pisau, spatula, sendok, kain pembersih, pengiris contoh dan lainnya.
M A T E R I 07
Benda Uji Material
a) Untuk kadar air ditentukan dengan cara gabungan dengan metode SNI lain dan telah ada ketentuannya,
b) Berat minimum material harus sesuai dengan ketentuan prosedur benda uji.
c) Menggunakan benda uji yang lebih kecil dari berat minimum yang direkomendasikan pada Tabel perlu dipertimbangkan,
meskipun mungkin dapat memenuhi untuk tujuan pengujian. Namun setiap benda uji yang tidak ditemukan dalam persyaratan
ini harus dicatat dalam hasil laporan.
d) Bila dalam pekerjaan menggunakan benda uji yang sedikit, yaitu kurang dari standart prosedur, maka partikel ini tidak termasuk
sebagai benda uji. Meskipun ada sebagian material tetapi harus dijelaskan dan dicatat dalam laporan.
e) Untuk contoh uji yang seluruhnya terdiri dari batuan yang utuh,berat benda uji minimum harus 500 gram.
f) Benda uji dibuat minimal dua wadah benda uji agar hasil pengujian bisa di rata-ratakan.
Massa Minimum Benda Uji M A T E R I 08
Ukuran nominal maksimum Agregat Massa minimum benda
mm inci uji agregat normal (Kga)
4,75 0,187 (No. 4) 0,5
9,5 3/8 1,5
12,5 ½ 2
19,0 ¾ 3
25,0 1 4
37,5 1½ 6
50 2 8
63 2½ 10
75 3 13
90 3½ 16
100 4 25
150 6 50
* Untuk menentukan massa benda uji minimum agregat ringan, kalikan nilai
pada Tabel 1 tersebut dengan berat isi lepas dalam satuan kg/m 3 dan bagi
1600. (dirujuk kembali ke ASTM)
M A T E R I 09
Prosedur Pengujian
A. Timbang dan catat berat cawan kering yang kosong tempat benda uji Agregat dan lainya.
B. Keringkan Agregat secara manual menggunakan kain, lalu
C. Masukan benda uji agregat kedalam wadah yang akan kita uji,
D. Kemudian setelah di isi bahan uji (Agregat) maka benda ditimbang kembali dan dicatat.
E. Diberikan nomor pada cawan benda uji agar tidak keliru
F. Keringkan benda uji hingga beratnya konstan didalam oven selama 24 jam pada temperatur 110 oC ± 5oC.
G. Setelah benda uji dikeringkan hingga beratnya konstan, keluarkan cawan dari dalam oven.
H. Diamkan benda uji dan cawannya menjadi dingin pada temperatur ruangan atau sampai cawan dapat dipegang dengan
aman menggunakan tangan.
I. Tentukan berat cawan dan berat material kering oven menggunakan timbangan yang sama dengan yang digunakan pada
butir D diatas) dan catat nilai ini.
Pelaporan Pengujian
M A T E R I 10
Laporan atau lembaran data harus mencakup sebagai berikut :
a) Identitas contoh yang diuji seperti nomor cawan dan lainnya.
b) Kadar air benda uji dilaporkan dengan ketelitian1% atau 0,1% sesuai dengan besarnya contoh minimum yang
digunakan. Jika metode ini dipadukan dengan metode lain.
c) Catat benda uji yang mempunyai berat kurang dari minimum seperti yang ditunjukkan pada table diatas).
d) Catat jika benda uji mengandung lebih dari satu jenis material ( berlapis-lapis).
e) Laporkan metode pengeringan jika digunakan oven yang berbeda dengan oven pengering 110 oC ± 5oC.
f) Laporkan jika setiap material (ukuran maupun jumlah) di luar dari ketentuan benda uji.

Ketelitian Pengujian
Dua hasil pengujian yang dilakukan oleh teknisi dan laboratorium yang sama terhadap contoh uji yang sama, satu
sama lain tidak boleh berbeda lebih dari 0,79%; Dua hasil pengujian yang dilakukan oleh dua laboratorium yang berbeda
terhadap contoh uji yang sama, satu sama lain tidak boleh berbeda lebih dari 0,79%.
M A T E R I 11
Perhitungan :
 Hitung kadar air total dengan rumus sebagai berikut:
Pengujian Air Agregat

...............................................
Contoh Formulir

Keterangan:
P adalah kadar air benda uji dalam satuan persen;
W1 adalah massa benda uji dalam satuan g;
W2 adalah massa benda uji kering oven dalam satuan

 Kadar air permukaan sama dengan perbedaan antara kadar air


total dengan kadar air penyerapan dengan semua nilai
terhadap massa agregat kering. Penyerapan dapat ditentukan
berdasarkan cara uji SNI 03-1969 atau SNI 03-1970.
Contoh Hasil
Pengujian Air Agregat
M A T E R I
12
Kesimpulan M A T E R I 13
Dari percobaan tersebut, didapat bahwa berat benda uji (agregat kasar dan agregat halus) setelah
dikeringkan di dalam oven lebih ringan dibandingkan dengan berat benda uji sebelum dikeringkan. Hal tersebut
disebabkan karena sebelum benda uji dikeringkan, benda uji masih mengandung air yang menambah berat benda uji
tersebut. menunjukan bahwa persentase kadar air yang terkandung dalam agregat halus lebih besar dibandingkan
dengan persentase kadar air yang terkandung dalam agregat kasar karena dalam berat yang sama, jumlah butiran
agregat halus akan lebih banyak daripada jumlah butiran agregat kasar. Hal ini berarti rongga udara pada agregat
halus jauh lebih kecil dibandingkan dengan rongga pada agregat kasar.

Sumber :

1. https://www.youtube.com/watch?v=AWKFa8yYfAA ( Kadar Air Agregar )


2. https://binamarga.pu.go.id/uploads/files/655/sni-1971-2011-cara-uji-kadar-air-total-agregat-dengan-pengeringan.pdf
3. https://klinikkonstruksi.jogjaprov.go.id/nspm/c826c_SNI%201965%20-%202008.pdf
Dokumentasi M A T E R I 14

1. Pengeringan Agregat 2. Agregat Kasar yang 2. Benda Uji Dimasukan


Kasar Secara Manual. akan dimasukan ke Oven. ke Oven Untuk Proses
Pengeringan.
Penyusun Materi Kelompok 5 :
1. Muhammad Ikhsan
2. Egi Maryadi
3. Faiz Ramadan
: 362110005
: 362110016
: 362110021
TS.21.C
4. Muhammad Ridwan : 362110025
5. Alif Nurfaizin : 362110040
6. M. Aldo Effendy : 362110049

Terima kasih
Dosen Pengampu : Herol, S.T.,M.T.
Saran
Pak Herol, Bang Suryo, Bang Sigit, Bang Sirojudin Meminta agar pemaparan materi lebih ringkas lagi agar tidak berkelok
– kelok dalam penyusunan kata – kata. Info pak herol dimateri lebih di perbaiki dan didiskusikan dengan kelompok.

Pertanyaan
1. Sigit Pratama : “ Kenapa ketika Benda Uji yang mengandung partikel air relative banyak, tidak termasuk kedalam
benda uji ??
Jwb : Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) adalah perbandingan antara berat agregat kering permukaan
jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.
dibantu pak herol : dalam hal ini Jenuh air harus mengikuti standar SSD karena benda uji dilapangan agar sesuai beda
halnya dengan dilapangan ketika hujan, Pemeriksaan Kadar Air Agregat adalah perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam agregat dibandingkan dengan berat agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini digunakan
untuk koreksi takaran air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan
2. Ahmad Khusaeri : “ Terkait Pemaparan materi bahan benda uji disaring dan sedangkan di video tidak di saring, Apakah
Benda Uji Perlu Penyaringan Sesuai Ukuran ??
Jwb : Tetap harus melakukan penyaringan terlebih dahulu dan di bersihkan menggunakan kain Lap secara manual untuk
mengurangi kadar air terlebih dahulu. Dengan proses penyaringan untuk memisahkan agregat kasar dan halus.
menunjukan bahwa persentase kadar air yang terkandung dalam agregat halus lebih besar dibandingkan dengan
persentase kadar air yang terkandung dalam agregat kasar karena dalam berat yang sama, jumlah butiran agregat halus
akan lebih banyak daripada jumlah butiran agregat kasar. Hal ini berarti rongga udara pada agregat halus jauh lebih kecil
dibandingkan dengan rongga pada agregat kasar.
3. Nikita Laura : “ Kenapa Berat benda Uji Minimum harus 500 gr ??
Jwb : Karna harus mengikuti SNI sesuai prosedur yang berlaku, namun jika kurang dari minimum SNI tetap harus kita catat
dan laporkan semuanya agar tidak ada kekeliruan, Note Tambahan dari Bang Sigit karena agar agar tidak mempengaruhi
ke hasil media beton.

Anda mungkin juga menyukai