MAKALAH
KARYA 3 DIMENSI DARI PLASTIK
DISUSUN OLEH :
1. M. Alfarriz Fathurrahman
2. M. Naufal Raditya
3. Muhammad Al-Father
GURU PEMBIMBING
XI. MIPA 6
I
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam
makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
selalu penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini.
Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua tentang tata cara pengolahan limbah plastik sebagai modal pembelajaran dalam
mata pelajaran pengolahan limbah.
Penulis
II
III
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................
1.2. Tujuan ...............................................................................................................
1.3. Rumusan Masalah .............................................................................................
III
IV
BAB I
PENDAHULUAN
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan
kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah
sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh
karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun
konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.
Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,
penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita.
IV
V
Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan
menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan
demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat
terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita
dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).
Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas
lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang
ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik
atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas
maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu
aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri
selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini
dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua
bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar
teknologi pengolahan limbah.
Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar
dalam bentuk % scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam
sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang
gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu
dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip
Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai
pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah limbah plastik ini adalah sebagai berikut:
V
VI
VI
VII
BAB II
PEMBAHASAN
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar
kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1
VII
VIII
juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak
per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.
Konsumsi berlebih terhadap plastik pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang
besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit
terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100
hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah
kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene.
Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.
Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber
daya alam tersebut.
Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari
polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT, sehingga
kantong plastik sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100
hingga 500 tahun. Keadaan plastik yang seperti ini akan memberikan akibat antara
lain:
VIII
IX
hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap
kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat
mencernanya;
ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak
akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya;
pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
Sebagai tambahan pemahaman, kami beberkan beberapa fakta yang berkaitan dengan
sampah plastik dan lingkungan:
kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di
Pulau Midway, Lautan Pacifik;
sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik;
dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap
mil persegi terdapat 46,000 sampah plastik mengambang di lautan;
setiap tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000
mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya;
banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira
ubur-ubur, makanan yang disukainya.
IX
X
penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka
kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang
menumpuk di TPA dapat menjadi peluang sumber daya jika diolah dengan benar.
Pembuatan busana kreasi baru dari limbah gelas plastik seharusnya bernilai ekonomis
tinggi. Akan tetapi, proses pembuatnnya yang memerlukan waktu relatif lama
terutama dalam mengecat gelas plastik sehingga diperlukan ketelitian dan kesabaran
menjadi salah satu hambatan terwujudnya hal tersebut. Selain pemasangan hiasan
gelas plastik.pada busana, kesulitan yang tampak terdapat pula pada pemeliharaan
busana kreasi baru ini, selain ketelitian dengan penyimpananya diruang yang
longgar/tidak sempit, menghindari udara lembab dan panas, serta secara periodik
dikeluarkan guna diangin-anginkan menjadi kaharusan untuk pemeliharaan busana.
X
XI
Selain itu, bahan baku limbah yang digunakan yang pada hakikatnya merupakan
sampah yang tidak dipakai lagi mengharuskan biaya pengolahannya tidak termasuk
dalam kisaran yang kecil.
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih
terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu
dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan
kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik
sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur
ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah
dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki
stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan
partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu
plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan
plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang,
beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh
rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang
200°C).
XI
XII
tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat.
Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir
setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk plastik yang akan menjadi
sampah pun terus bertambah. Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat
pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen yang termasuk jenis
PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk karena
tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik
ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA
sampai 1000 tahun ke depan.
Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi
penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka
kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang
menumpuk di TPA dapat menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat
menjadi sumber daya. Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan
melaui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan
penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup
eksplorasi sifat dan karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan
menjadi produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong
plastik.
Beberapa cara pengolahan limbah plastik secara umum, yaitu sebagai berikut :
2.4.1. Daur Ulang
Daur ulang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan
baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu
yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca
jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah
satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas
pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Pemanfaatan
XII
XIII
limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri.”Secara
umum terdapat empat persyaratan agar suatu sampah plastic dapat diproses oleh suatu
industri, antara lain limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan
tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah
plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian,
dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
Beberapa bentuk hasil daur ulang dari sampah plastik, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4.1. Hasil Daur Ulang Sampah Plastik
No. Jenis Sampah Plastik -Produk Hasil Daur Ulang
1. Acrytic Toples, tatakan/tutup gelas
2. AS sen Nampan, korek gas, toples
3. Chip tali Rambut boneka
4. Duragon Roda kaset
5. HD ember Centong, tempat sabun, piring
6. HD blowing Celengan, botol plastic
7. HD hitam Ember, roda mobil mainan
8. HD tikar Ember, piring, rolan kabel
9. HD butek Corong, tempat sayuran, tempat sambal
10. PVC selang Sandal, sepatu boot
11 PVC botol Celengan, botol
12. PVC blue band Botol, celengan, toples
13. PP kardus Ember, gayung, piring
14. PP ember cat Thermos, gayung
15. PP tali Cangkir, gelas,tali raffia, gayung
2.4.2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu
tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat
digunkana sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit
listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas.
Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran
udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif.
Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang
XIII
XIV
bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang
paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran
senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus
dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
Meskipun selama ini belum pernah ada pengaduan atau keluhan mengenai gangguan
kesehatan akibat penggunaan kantung “kresek” sebagai wadah makanan, namun kita
perlu berhati-hati. Kalau mau mewadahi makanan siap santap dengan plastik kresek
sebaiknya dilapisi dulu dengan bahan yang aman seperti daun atau kertas.
Selain plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan
makanan “styrofoam” juga berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa
membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas
bila bereaksi dengan makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol
dalam keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak berbahaya.
XIV
XV
PETE atau PET (polyethylene terephthalate) dengan berlabel angka 01 dalam segitiga
biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol
air mineral. Botol-botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai.
Jangan dipakai untuk menyimpan air hangat apalagi panas.
HDPE (high density polyethylene) berlabel angka 02 dalam segitiga biasa dipakai
untuk botol susu yang berwarna putih susu. Direkomendasikan hanya untuk sekali
pemakaian.
V atau PVC (polyvinyl chloride) berlabel angka 03 dalam segitiga adalah plastik yang
paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling
wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik
pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
LDPE (low density polyethylene) berlabel angka 04 dalam segitiga biasa dipakai
untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan berkode
ini dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas
tetapi kuat. Barang ini bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk
tempat makanan.
PS (polystyrene) berlabel angka 06 dalam segitiga biasa dipakai sebagai bahan tempat
makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa
membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Bahan ini harus dihindari dan
banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan
berbahan styrofoam termasuk negara China.
XV
XVI
Kemasan plastik yang paling banyak dan paling aman digunakan adalah yang terbuat
dari polyethylene (PE) dan polyprophylene (PP) yang dilabeli terkadang juga dilabeli
dengan gambar gelas dan garpu atau ada tulisan `untuk makanan` atau `for food use`.
Sayangnya masih banyak barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini,
terutama barang plastik buatan lokal. Pemerintah Indonesia sendiri baru berencana
untuk mewajibkan produsen kemasan makanan melakukan penandaaan atau memberi
label. Rencana ini mulai diterapkan bulan November mendatang.
XVI
XVII
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan pemaparan yang tertulis pada makalah ini, kami dapat menarik beberapa
simpulan, yaitu sebagai berikut:
- Limbah plastik adalah barang buangan yang berupa plastik yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih
dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis
- Sumber sampah plstik tergantung pada produksi plastik itu sendiri dan
digolongkan berdasarkan bahan dasar penyusunnya.
- Pemakaian plastik secara terus menerus akan menghabiskan beberapa sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui, selain itu menghasilkan beberapa zat
yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
- Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik
seminimal mungkin yang dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse)
maupun daur ulang (recycle).
- Pengolahan limbah plastik dapat dilakukan dengan daur ulang (pemakaian
kembali), incinerasi (pembakaran), dan penggunaan plastik biodegradable.
3.2 Saran
Limbah rumah tangga yang berjenis anorganik diharap mampu diolah kembali,
meskipun dengan sederhana. Serta menerapkan penempata limbah (sampah) dengan
sesuai jenisnya, apakah limbah organic atau anorganik, agar lebih mudah mendaur
ulang.
XVII
XVIII
Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/humanities/1642371-mengolah-limbah-rumah-
tangga/
http://id.wikipedia.org/wiki/limbah_beracun
XVIII