Anda di halaman 1dari 18

I

MAKALAH
KARYA 3 DIMENSI DARI PLASTIK

DISUSUN OLEH :

1. M. Alfarriz Fathurrahman

2. M. Naufal Raditya

3. Muhammad Al-Father

4. Muhammad Dzaki Hadi

GURU PEMBIMBING

Hj. Ratna Sari, S. Pd.

XI. MIPA 6

SMA NEGERI 6 PALEMBANG

TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023

I
II

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini,

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam
makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
selalu penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini.

Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua tentang tata cara pengolahan limbah plastik sebagai modal pembelajaran dalam
mata pelajaran pengolahan limbah.

Palembang, 12 Oktober 2022

Penulis

II
III

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................


KATA PENGANTAR ...................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................
1.2. Tujuan ...............................................................................................................
1.3. Rumusan Masalah .............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................


2.1. Sumber-sumber Limbah Plastik ...........................................................................
2.2. Dampak Adanya Limbah Plastik .........................................................................
2.3. Pemanfaatan Limbah Plastik ................................................................................
2.3.1. Pemanfaatan limbah sebagai bahan kreasi ..........................................................
2.3.2. Limbah plastik sebagai bahan ornament bangunan .............................................
2.4. Pengolahan Limbah Plastik ...................................................................................
2.4.1. Daur ulang ............................................................................................................
2.4.2. Incinerasi ..............................................................................................................
2.4.3. Plastik Biodegradable ..........................................................................................
2.5. Mengenal Bahaya Kemasan Plastik dan Kresek ..................................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................................


3.1. Kesimpulan ..........................................................................................................
3.2. Saran ....................................................................................................................

III
IV

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia.
Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni
plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat
dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis
thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling
umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat.


Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor
Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton
sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu
tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus
meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan
limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau
limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah
rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah
plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-
sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara
alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada
akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).

Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan
kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah
sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh
karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun
konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.
Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,
penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita.

IV
V

Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan
menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan
demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat
terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita
dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).
Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas
lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang
ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik
atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas
maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu
aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri
selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini
dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua
bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar
teknologi pengolahan limbah.

Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar
dalam bentuk % scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam
sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang
gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu
dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip
Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai
pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah limbah plastik ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat mengetahui sumber-sumber limbah plastic


2. Untuk dapat mengetahui dampak adanya limbah plastic
3. Untuk mengetahui beberapa manfaat limbah plastic
4. Untuk mengetahui beberapa cara pengolahan limbah plastik.

V
VI

5. Untuk mengenal bahaya kemasan plastik

1.3. Rumusan Masalah


Rumusan masalah penulisan makalah limbah plastik ini adalah sebagai berikut:

- Darimana limbah plastik berasal


- Apa dampak adanya limbah plastic
- Apa manfaat limbah plastic
- Bagamaimana mengolah limbah plastic
- Apa bahaya penggunaan kemasan plastik

VI
VII

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sumber-sumber Limbah Plastik


Beberapa sumber limbah plastik dapat diketahui dari jenis sampah plastik itu sendiri,
yang dapa dilihat pada taber berikut:

Tabel 2.1.1. Jenis-Jenis Sampah Plastik Beserta Sumbernya.


No. Jenis Sampah Plastik -Sumber plastik
1. Acrytic Pulpen, sen kendaraan
2. AS sen Tempat kosmetik, sikat gigi
3. Chip tali Springbed
4. Duragon Roda kaset, tempat pita keset
5. HD ember Ember, Krat minuman, gayung, ember cat
6. HD blowing Botol sampo, botol oli, drum plastik
7. HD hitam Ember hitam
8. HD tikar Tikar plastik
9. HD butek Saringan ember
10. PVC selang Selang
11 PVC botol Botol Baygon,soklin
12. PVC blue band Blue band
13. PP kardus Kardus lembaran PP
14. PP ember cat Ember cat
15. PP tali Strapping band

2.2. Dampak Adanya Limbah Plastik


Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung
alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan.
Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang
silam, kini telah menjadi barang yang tidak

terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar
kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1

VII
VIII

juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak
per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.

Konsumsi berlebih terhadap plastik pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang
besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit
terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100
hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah
kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.

Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene.
Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.
Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber
daya alam tersebut.

Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari
polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT, sehingga
kantong plastik sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100
hingga 500 tahun. Keadaan plastik yang seperti ini akan memberikan akibat antara
lain:

 tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah;


 racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh
hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing;
 PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman,
yang akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan;
 kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah;
 menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di
dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan
tanah;
 kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan
mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun;
 hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik;

VIII
IX

 hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap
kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat
mencernanya;
 ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak
akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya;
 pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

Sebagai tambahan pemahaman, kami beberkan beberapa fakta yang berkaitan dengan
sampah plastik dan lingkungan:

 kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di
Pulau Midway, Lautan Pacifik;
 sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik;
 dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap
mil persegi terdapat 46,000 sampah plastik mengambang di lautan;
 setiap tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000
mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya;
 banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira
ubur-ubur, makanan yang disukainya.

Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya.


Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel
plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia
menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya
kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi.

2.3. Pemanfaatan Limbah Plastik


Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah antara lain
botol minuman dan deterjen yang termasuk jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah
kantong plastik di TPA terus menumpuk karena tidak terlalu diminati karena memiliki
nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai sehingga
hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan.
Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi

IX
X

penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka
kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang
menumpuk di TPA dapat menjadi peluang sumber daya jika diolah dengan benar.

Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan melalui eksperimentasi


untuk membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi
sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan
karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk bernilai
tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik.

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik


seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan
mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat
dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di
Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah
dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang
terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali,
terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk
seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar.

2.3.1. Pemanfaatan limbah sebagai bahan kreasi


Gelas plastik merupakan tempat air minum yang terbuat dari bahan multiguna yang
banyak dipakai dalam kehidupan sehari–hari. Plastik juga sudah banyak diwujudkan
dalam bentuk busana, walaupun dalam presentasi kecil, contohnya seperti mantel, jas
hujan, tas, aksesoris dan lain – lain. Hiasan dan korsase (dari plastik) akan
memperindah busana kreasi baru dari bahan gelas plastik.

Pembuatan busana kreasi baru dari limbah gelas plastik seharusnya bernilai ekonomis
tinggi. Akan tetapi, proses pembuatnnya yang memerlukan waktu relatif lama
terutama dalam mengecat gelas plastik sehingga diperlukan ketelitian dan kesabaran
menjadi salah satu hambatan terwujudnya hal tersebut. Selain pemasangan hiasan
gelas plastik.pada busana, kesulitan yang tampak terdapat pula pada pemeliharaan
busana kreasi baru ini, selain ketelitian dengan penyimpananya diruang yang
longgar/tidak sempit, menghindari udara lembab dan panas, serta secara periodik
dikeluarkan guna diangin-anginkan menjadi kaharusan untuk pemeliharaan busana.

X
XI

Selain itu, bahan baku limbah yang digunakan yang pada hakikatnya merupakan
sampah yang tidak dipakai lagi mengharuskan biaya pengolahannya tidak termasuk
dalam kisaran yang kecil.

2.3.2. Limbah plastik sebagai bahan ornamen bangunan


Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk
semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai
bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan
Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai
pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan
sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih
kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih
terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu
dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan
kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik
sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur
ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah
dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki
stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan
partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu
plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan
plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang,
beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh
rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang
200°C).

2.4. Pengolahan Limbah Plastik


Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan
teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap
produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik
banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan,

XI
XII

tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat.

Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir
setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk plastik yang akan menjadi
sampah pun terus bertambah. Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat
pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen yang termasuk jenis
PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk karena
tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik
ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA
sampai 1000 tahun ke depan.

Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi
penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka
kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang
menumpuk di TPA dapat menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat
menjadi sumber daya. Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan
melaui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan
penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup
eksplorasi sifat dan karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan
menjadi produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong
plastik.

Beberapa cara pengolahan limbah plastik secara umum, yaitu sebagai berikut :
2.4.1. Daur Ulang
Daur ulang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan
baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu
yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca
jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah
satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas
pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Pemanfaatan

XII
XIII

limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri.”Secara
umum terdapat empat persyaratan agar suatu sampah plastic dapat diproses oleh suatu
industri, antara lain limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan
tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah
plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian,
dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.

Beberapa bentuk hasil daur ulang dari sampah plastik, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4.1. Hasil Daur Ulang Sampah Plastik
No. Jenis Sampah Plastik -Produk Hasil Daur Ulang
1. Acrytic Toples, tatakan/tutup gelas
2. AS sen Nampan, korek gas, toples
3. Chip tali Rambut boneka
4. Duragon Roda kaset
5. HD ember Centong, tempat sabun, piring
6. HD blowing Celengan, botol plastic
7. HD hitam Ember, roda mobil mainan
8. HD tikar Ember, piring, rolan kabel
9. HD butek Corong, tempat sayuran, tempat sambal
10. PVC selang Sandal, sepatu boot
11 PVC botol Celengan, botol
12. PVC blue band Botol, celengan, toples
13. PP kardus Ember, gayung, piring
14. PP ember cat Thermos, gayung
15. PP tali Cangkir, gelas,tali raffia, gayung

2.4.2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu
tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat
digunkana sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit
listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas.
Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran
udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif.
Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang

XIII
XIV

bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang
paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran
senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus
dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.

2.4.3. Plastik Biodegradable


Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu,
sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah
diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar
zat tepung. Tetapi, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan
untuk membayar lebih.

2.5. Mngenal Bahaya Kemasan Plastik dan Kresek


Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas
yang paling banyak dipergunakan karena murah, praktis dan mudah didapat. Tetapi
sayangnya kemasan plastik dan kantung plastik kresek ternyata tidak selalu aman,
bahkan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa jenis kemasan plastik berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan termasuk diantaranya kantung plastik “kresek”
berwarna serta kemasan plastik berbahan dasar polistiren dan polivinil klorida (PVC).
Juga berbagai kemasan dari plastik lainnya semisal botol plastik bekas minuman dan
lainnya yang kita perlu mengenalnya.

Meskipun selama ini belum pernah ada pengaduan atau keluhan mengenai gangguan
kesehatan akibat penggunaan kantung “kresek” sebagai wadah makanan, namun kita
perlu berhati-hati. Kalau mau mewadahi makanan siap santap dengan plastik kresek
sebaiknya dilapisi dulu dengan bahan yang aman seperti daun atau kertas.

Selain plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan
makanan “styrofoam” juga berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa
membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas
bila bereaksi dengan makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol
dalam keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak berbahaya.

Secara umum, kemasan plastik diberikan label-label sebagai berikut:

XIV
XV

PETE atau PET (polyethylene terephthalate) dengan berlabel angka 01 dalam segitiga
biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol
air mineral. Botol-botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai.
Jangan dipakai untuk menyimpan air hangat apalagi panas.

HDPE (high density polyethylene) berlabel angka 02 dalam segitiga biasa dipakai
untuk botol susu yang berwarna putih susu. Direkomendasikan hanya untuk sekali
pemakaian.
V atau PVC (polyvinyl chloride) berlabel angka 03 dalam segitiga adalah plastik yang
paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling
wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik
pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

LDPE (low density polyethylene) berlabel angka 04 dalam segitiga biasa dipakai
untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan berkode
ini dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas
tetapi kuat. Barang ini bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk
tempat makanan.

PP (polypropylene) berlabel angka 05 dalam segitiga adalah pilihan terbaik untuk


bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman
seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk
bayi. Karakteristik botol ini transparan yang tidak jernih atau berawan.

PS (polystyrene) berlabel angka 06 dalam segitiga biasa dipakai sebagai bahan tempat
makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa
membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Bahan ini harus dihindari dan
banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan
berbahan styrofoam termasuk negara China.

Other (biasanya polycarbonate) berlabel angka 07 dalam segitiga bisa didapatkan di


tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa

XV
XVI

mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman


yang berpotensi merusak sistem hormon.

Kemasan plastik yang paling banyak dan paling aman digunakan adalah yang terbuat
dari polyethylene (PE) dan polyprophylene (PP) yang dilabeli terkadang juga dilabeli
dengan gambar gelas dan garpu atau ada tulisan `untuk makanan` atau `for food use`.

Sayangnya masih banyak barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini,
terutama barang plastik buatan lokal. Pemerintah Indonesia sendiri baru berencana
untuk mewajibkan produsen kemasan makanan melakukan penandaaan atau memberi
label. Rencana ini mulai diterapkan bulan November mendatang.

XVI
XVII

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan
Berdasarkan pemaparan yang tertulis pada makalah ini, kami dapat menarik beberapa
simpulan, yaitu sebagai berikut:

- Limbah plastik adalah barang buangan yang berupa plastik yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih
dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis
- Sumber sampah plstik tergantung pada produksi plastik itu sendiri dan
digolongkan berdasarkan bahan dasar penyusunnya.
- Pemakaian plastik secara terus menerus akan menghabiskan beberapa sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui, selain itu menghasilkan beberapa zat
yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
- Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik
seminimal mungkin yang dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse)
maupun daur ulang (recycle).
- Pengolahan limbah plastik dapat dilakukan dengan daur ulang (pemakaian
kembali), incinerasi (pembakaran), dan penggunaan plastik biodegradable.

3.2 Saran
Limbah rumah tangga yang berjenis anorganik diharap mampu diolah kembali,
meskipun dengan sederhana. Serta menerapkan penempata limbah (sampah) dengan
sesuai jenisnya, apakah limbah organic atau anorganik, agar lebih mudah mendaur
ulang.

XVII
XVIII

Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/humanities/1642371-mengolah-limbah-rumah-
tangga/
http://id.wikipedia.org/wiki/limbah_beracun

XVIII

Anda mungkin juga menyukai