Anda di halaman 1dari 12

BAHAYA PLASTIK DAN CARA

PENANGGULANGANNYA
Disusun Oleh :
1. MUHAMMAD AZKA FATHULLAH
(22)
2. ZHAFRANSYAH RENALDI S (35)

SMA NEGERI 2 KENDAL


Tahun Ajaran 2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas Berkat, Taufik,
Hidayah dan Bimbingan-Nya lah sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan Artikel ini
dengan baik dan tepat waktu.
Artikel ini merupakan salah satu tugas bagi Siswa/Siswi Semester 2 SMA N 2 KENDAL
pada mata pelajaran KIMIA yang diberikan oleh Ibu Krisnawati, S.Pd. Artikel ini dikerjakan
dalam waktu 4 hari dimulai dari tanggal 15 Juni s/d 19 Juni 2023.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan Artikel in dari berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan
fakta pada artikel ini.
Kami menyadari bahwa begitu banyak kekurangan dan kesalahan di dalam penyusunan
laporan ini, sehingga masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan artikel ini serta
menjadi bahan pembelajaran dalam membuat artikel ilmiah berikutnya.
Semoga adanya laporan ini tidak hanya sebatas syarat untuk tugas semata, tetapi juga
bermanfaat bagi kami sendiri, pembaca, dan generasi penerus bangsa. Agar dapat menambah
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan semoga jeri payah dan usaha selama ini dicatat sebagai
amal sholeh bagi kami dan juga kita semua.

Kendal, 17 Juni 2023

Zhafransyah Renaldi S
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….. I


Daftar Isi …………………………………………………………………………………. II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………... 2
1.3 Tinjauan Penelitian …………………………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………………………... 2
1.5 Metode Penelitian ……………………………………………………………………… 2
1.6 Sistematika Penulisan ………………………………………………………………….. 2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Plastik ………………………………………………………………………. 3
2.2 Sejarah Perkembangan Plastik …………………………………………………………. 3
2.3 Jenis – Jenis Plastik …………………………………………………………………….. 5
BAB III BAHAYA PLASTIK BAGI KEHIDUPAN
DAN CARA PENANGGULANGANNYA
3.1 Bahaya Plastik Bagi Kehidupan ………………………………………………………… 9
3.1.1 Zat Kimia Berbahaya Dalam Plastik ………………………………………………….. 9
3.1.2 Zat Adiktif Berbahaya Dalam Plastik ………………………………………………… 10
3.2 Cara Penanggulangan Plastik Yang Sudah Tidak Digunakan ………………………….. 11
3.2.1 Macam – Macam Sampah …………………………………………………………….. 11
3.3 Kembali kealam …………………………………………………………………………. 12
3.3.1 Mengganti Plastik Dengan Daun Pisang ……………………………………………… 12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………….... 14
4.2 Saran …………………………………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang sudah kita ketahui pada zaman sekarang ini kehidupan manusia tidak dapat
lepas
dari penggunaan plastik. Plastik selalu di ikutsertakan dalam kehidupan sehari – hari, misalnya
untuk tempat makanan, minuman, peralatan rumah tangga dan masih banyak lagi. Plastik sering
digunakan karena bahannya bersifat ringan, tidak mudah pecah, murah, dan sangat mudah
didapatkan. Tetapi tahukah anda bila jenis – jeniss palstik yang memberikan dampak negative
bagi kehidupan kita?.
Sampai sekarang masih banyak orang yang tidak menyadari bahaya yang akan di timbulkan
akibat penggunaan plastik bbagi mereka sendiri dan terhadap lingkungan sekitar.
Secara umum plastic tersusun dari polimer, yaitu semacam rantai panjang dan satuan –
satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer ini dapat masuk kedalam tubuh manusia
dan bersifat tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker.
Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer – monomer ini dapat berpindah kedalam
makanan dan selanjutnya berpindah ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air, sehingga tidak
dapat dibuang keluar baik melalui urin maupun feses (kotoran).
Berdasarkan hal diatas, maka penulis akan mengulas mengenai “Bahaya Plastik Bagi
Kehidupan”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah penemuan plastik?
2. Apa yang dimaksud dengan plastik?
3. Apa saja macam – macam plastik?
4. Bagaimana dampak plastik bagi kesehatan dan lingkungan?
5. Bagaimana upaya pencegahannya?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini, antara lain :
1. Mengetahui arti sebenarnya plastik
2. Mengetahui macam – macam plastic dengan tingkat bahayanya.
3. Senantiasa dapat membedakan macam – macam plastik, mulai dari yang aman sampai
yang berbahaya
4. Mengetahui upaya penanggulangannya

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun, manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
ataupun memberikan informasi mengenai plastik, terutama menyangkut bahayanya plastik bagi
kehidupan (lingkungan dan kesehatan). Diharapkan adanya sedikit kesadaran dari masyarakat
untuk menurunkan penggunaan plastic ini, dan lebih mengutamakan penggunaan bahan – bahan
alami.

1.5 Metode Penelitian


Metode penulisan yang penulis lakukan adalah observasi tidak langsung, yakni dengan
mengumpulkan sumber – sumber terkait plastik, baik melalui sumber buku maupun internet.

1.6 Sistematika Penulisan


1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Bab 1
4. Bab 2
5. Bab 3
6. Bab 4
7. Daftar Pusaka
BAB II
Kajian Teori
2.1 Pengertian Plastik
Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah dari pada serat dan
dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (suhu peralihan kacanya diatas suhu ruang).
Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan diatas panas
penggunaannya. Plastik dapat dicetak dan dicetak ulang sesuai dengan bentuk yang diinginkan
dan yang dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding dan ekstrusi.
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi sintetik. Keduanya terbentuk
dari kondensasi organic atau penambahan polimer yang bisa juga terdiri dari zat lain. Plastik
dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Komposisi yang umum dan beratnya yang ringan
memastikan plastik digunakan hampir diseluruh bidang industri.
Plastik dapat dikategorikan dengan cara melihat tulang belakang polimerya
contohnya: (vinyl chloride, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll). Plastik adalah polimer
yang mempunyai rantai panjang yang memiliki sifat mengikat satu sama lain. Rantai ini
membentuk banyak unit molekul berulang atau "monomer". Plastik pada umumnya terdiri dari
polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, klorin atau belerang di tulang belakang
Tulang belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer
menjadi kesatuan. Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti:
permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet
alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan manusia (seperti: epoxy polyvinyl
chloride, polyethylene).

2.2 Sejarah Perkembangan Plastik


Leo Hendrik Backland adalah seorang ahli kimia yang berasal dari Belgia membuat produk
alternatif yang dapat membantu instalasi alat elektronik sampai akhirnya mengantarkan namanya
menemukan material yang bernama plastik.

Pada tahun 1907 sebagian besar instalasi alat elektronik masih menggunakan shellac yang saat
itu merupakan barang impor yang sangat mahal di dunia barat. Shellac berasal dari sejenis
kumbang di Asia Tenggara, shellac merupakan bioadeshif polimer alami dan merupakan bentuk
alami dari plastik shellac dapat berubah bentuk ketika di campur dengan tepung kayu dan
ditempa dengan metode panas dan tekanan, shellac juga dapat diklasifikasikan sebagai
termoplastik.

Pada tahun 1909 Backeland membuat sintetis yang di namakan backelite, ini merupakan polimer
sintetis buatan pertama, yang merupakan campuran dari phenol dan formaldehyde. Reaksi
kondensasi antara kedua monomer itu memungkinkan formaldehyde untuk mengikat phenol
menjadi polimer tiga dimensi
Backelite dapat dibentuk ketika panas, kemudian menjadi solid dan menjadi plastik yang keras
yang dapat di gunakan untuk gagang telfon, perlengkapan mobil, mebel, bahkan perhiasan.
Eksperimen baekeland ini menghasilkan material yang mudah di bentuk, tetapi dapat bertahan
pada suhu temperatur tinggi. Sebelum membuat backelite. Leo Hendrik Backeland terlebih
dahulu
membuat phenol formaldehyde shellac yang di beri nama novolac, tetapi hasil tersebut tidak
sukses di pasaran. Kemudian Leo Hendrik Backeland beralih untuk mengembangkan pembatas
untuk asbestos yang pada waktu itu masih di bentuk menggunakan karet, dengan melakukan
pengontrolan suhu dan tekanan pada phenol dan formaldehyde.
Leo Hendrik Backeland menemukan plastik sintetis pada tahun tahun 1905. kemudian Leo
Hendrik Baekeland mengumumkan penemuannya di pertemuan American Chemical Society
tahun 1909. Penemuan backelitnya dapat digunakan untuk merekam phonograph, tetapi tidak
hanya itu ternyata banyak sekali kegunaan pada benda tersebut, yang saat ini di beri nama plastik

2.3 Jenis-jenis Plastik


Secara internasional telah diatur kode untuk kemasan plastik yang sangat perlu untuk
diketahui, karena tanda tersebut berkaitan dengan jenis bahan serta cara dan dampak
pemanfaatannya bagi manusia. Secara umum plastik diberi tanda berbentuk segi tiga, di dalam
segitiga akan terdapat angka, serta nama jenis plastik yang tertera di bawah lambang segitiga,
sebagai contoh dan penjelasan sebagai berikut:
1. PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate) Jenis ini biasa dipakai untuk botol plastik
yang jernih/transparan seperti botol air mineral, botol jus, dan sejenisnya. Botol jenis ini
direkomendasikan hanya untuk sekali pakai dan jangan digunakan untuk air hangat apalagi
panas. Jika botolnya sudah baret-baret dan sudah lama tidak dianjurkan untuk dipakai lagi,
sebaiknya dibuang saja.
2. HDPE (High Density Poly Ethylene)
Botol yang mengandung plastik jenis ini warnanya putih susu, dan biasa digunakan untuk botol
susu. Sama seperti botol jenis PET, botol ini juga tidak disarankan untuk penggunaan yang
berulang-ulang alias sekali pakai.
3. PVC (Poly Vinyl Chloride) Polyvinyl chloride adalah jenis plastik yang paling sulit didaur
ulang. biasanya terdapat pada plastik pembungkus (wrap) dan beberapa jenis botol. Kandungan
dari PVC yaitu DEHA. DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus, dapat bocor dan masuk
ke makanan berminyak bila dipanaskan. Untuk jenis Polyvinyl clhoride ini jangan sekali kali
memanaskan makanan yang tertutup plastik wrap), PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati
dan berat badan.
4. LDPE (Low Density Poly Ethylene)
Plastik jenis ini Biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lunak, dapat didaur
ulang dan baik untuk dijadikan barang yang memerlukan fleksibilitas tapi kuat. Jenis ini tidak
dapat dihancurkan tapi aman untuk menyimpan makanan.
5. PP (Poly Propylene)
Jenis plastik ini adalah jenis plastik yang aman jika digunakan untuk menyimpan makanan,
terutama untuk botol minuman atau botol susu bayi (bening/transparan). Disarankan untuk
mencari simbol ini bila membeli barang- barang plastik untuk makanan.
6. PS (Poly Styrene)
Jenis plastik ini biasanya digunakana sebagai bahan dasar dari styrofoam, tempat minum sekali
pakai dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan kita. Tempat
makan styrofoam menghasilkan polusi saat di produksi, menjadi sumber sampah karena
penggunaannya hanya sekali pakai, tidak dapat mengurai dengan tanah, dan mengeluarkan gas
beracun bila di bakar.
7. Other (Poly Carbonate)
Jenis plastik ini biasanya ada di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga.
Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan
minuman yang berpotensi merusak sistem hormon.
BAB 3
Bahaya Plastik Bagi Kehidupan
Serta Cara Penanggulangannya

3.1 Bahaya Plastik bagi Kehidupan


Bahaya plastik bagi kesehatan sangat besar. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita tidak dapat lepas dari kebutuhan yang berbahan dasar plasik. Berikut adalah zat kimia
berbahaya dalam platik.

3.1.1 Zat Kimia Berbahaya dalam Plastik


1. Monomer vinil klorida, dapat bereaksi dengan guanin dan sitosin pada
DNA dan mengalami metabolisme dalam tubuh, sehingga memiliki
potensi yang cukup tinggi untuk menimbulkan tumor dan kanker pada
manusia terutama kanker hati.
2. Monomer vinil sianida (akrilonitril), bereaksi dengan adenin pada DNA dan memiliki potensi
yang cukup tinggi untuk menimbulkan penyakit kanker. Dampak akrilonitril sudah terbukti
pada
hewan percobaan yaitu menimbulkan cacat lahir pada tikus yang memakannya.
3. Monomer vinil asetat, telah terbukti menimbulkan kanker tiroid, uterus
dan hati (liver) pada hewan.
4. Monomer lainnya, seperti akrilat, stirena, metakriat dan senyawa turunannya seperti vinil
asetat,
polivinil klorida, kaprolaktam, formaldehida, kresol, isosianat organik, heksa metilandiamin,
melamin, epodilokkloridin, bispenol dan akrilonitril yang dapat menimbulkan iritasi pada
saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung.

3.1.2 Zat Aditif Berbahaya dalam Plastik


Selain monomer, zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya:
1. Dibutil ptalat (DBP) dan Dioktil ptalat (DOP), merupakan zat aditif yang populer digunakan
dalam proses plastisasi, namun dibalik kepopuleran itu ternyata DBP dan DOP ternyata
menyimpan suatu zat kimia yaitu zat benzen. Benzen termasuk larutan kimia yang sulit
dicerna
oleh sistem pencernaan. Benzen juga tidak dapat dikeluarkan melalui feses atau urin.
Akibatnya,
zat ini semakin lama semakin menumpuk dan berbalut lemak. Hal tersebut bisa memicu
kanker
pada darah atau leukemia (Koswara, 2006).
2. Timbal (Pb) merupakan racun bagi ginjal dan kadmium (Cd) yang merupakan pemicu kanker
dan racun bagi ginjal dimana keduanya merupakan bahan aditif untuk mencegah kerusakan
pada
plastik
3. Senyawa nitrosamine, yang timbul akibat reaksi antara komponen dalam
plastik yang bersifat karsinogenik (Winarno, 1994).
4. Ester ptalat, yang digunakan untuk melenturkan ternyata dapat menggangu
sistem endokrin (Anonimous, 2009).
5. Bisphenol A (BPA) yang terdapat pada plastik Poli Karbonat (PC)
merupakan zat aditif yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar resiko
pada kehamilan (Anonimous, 2008).
6. Bahan aditif senyawa Penta Kloro Bifenil (PCB) yang ditambahkan sebagai bahan untuk
membuat plastik tahan panas. PCB berfungsi sebagai satic agent dan ikut menentukan kualitas
plastik. Plastik tahan panas sangat dimungkinkan mengandung PCB lebih banyak. Tanda dan
gejala keracunan PCB ini berupa pigmentasi pada kulit dab benjolan-benjolan, gangguan
pencernaan, serta tangan dan kaki lemas. Pada wanita hamil PCB dapat mengakibatkan
kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. Pada keracunan menahun, PCB dapat
menyebabkan kematian jaringan hati dan kanker hati (Anonimous, 2009).
7. Ancaman lain kemasan plastik adalah pigmen warna pada kantong plastik kresek yang bisa
bermigrasi ke dalam makanan. Pada kantong plastik yang berwarna-warni sering tidak
diketahui
bahan pewarna yang digunakan. Begitu juga dengan plastic yang tidak berwarna, perlu
diwaspadai penggunaanya. Semakin jernih, bening dan bersih plastik tersebut, semakin sering
terdapat kandungan zat kimia yang berbahaya dan tidak aman bagi kesehatan manusia
(Koswara, 2006).

3.2 Cara Penanggulangan Plastik yang Sudah tidak digunakan (Sampah)


3.2.1 Macam-macam Sampah

1. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan


yang bisa terurai secara alamiah biologis. Misalnya adalah sisa
makanan.

2. Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan


yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya
membutuhkan penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah plastik
dan Styrofoam.

3. Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah


yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun. Misalnya adalah
bahan kimia beracun.

3.2.2 Cara Penanggulangan


Dengan jumlah plastik yang semakin besar penggunaannya
saat ini, mejadikan tingkat persentase sampah plastic juga meningkat. Hal ini akan
mengakibatkan lingkungan menjadi tidak sehat yang selanjutnya akan mengancam lingkungan
dan kesehatan kita.
Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yakni
menggunakan prinsip 4R, yakni:
1. Replace (mengganti)
Ganti dengan barang ramah lingkungan, maksudnya barang yang kita pakai sehari-
hari diganti dengan barang lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Contohnya, mengganti
kantong kresek dengan keranjang yang terbuat dari rotan untuk berbelanja, dan jangan
menggunakan Styrofoam karena bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

2. Reduce (mengurangi)
a. Kita harus mengurangi penggunaan plastik Untuk
melakukan hal itu, kita dapat mengunakan cara-cara berikut Membawa tas
belanja
sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.

b. Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun


daripada membeli botol baru setiap kali habis. c. Membeli susu, makanan
kering,
deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket
kecil untuk volume yang sama.
3. Re-Use (memakai kembali)
Gunakan sampah yang masih bisa dipakai, kita dapat melakukannya dengan cara-cara
berikut:

a. Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah


b. Memanfaatkan kantong plastic bekas kemasan belanja untuk pembungkus
c. Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat
pembersih (lap),
maupun berbagai keperluan lainnya.

4. Recycle (daur ulang)


Daur ulang sampah merupakan cara yang paling populer, karena dengan
melakukan hal ini akan ada timbal balik secara ekonomis. Misalnya dengan membuat kerajinan
dari sampah plastik, berupa tas, sandal, aksesoris dan lain sebagainya, yang nantinya akan dijual
oleh pengrajin.

3.3 Kembali ke Alam


3.3.1 Mengganti Plastik dengan Daun Pisang
Dewasa ini kemasan makanan menjadi perbincangan yang sangat penting dan perlu
diperhatikan sebagai bagian dari makanan yang akan kita konsumsi. Mungkin sebagian dari kita
menganggap bahwa kemasan makanan hanya sekedar sebagai pelindung makanan, padahal
fungsi lain dari pembungkus makanan ini juga untuk melindungi makan dari kerusakan fisik,
kimia, biologis maupun mekanis Selain itu industri makanan yang berkembang akhir-akhir ini,
menuntut para produsen untuk berlomba-lomba menarik perhatian konsumen dari penampilan
luar atau kemasan makanan yang didesain semenarik mungkin tanpa memperhatikan
keselamatan dari para konsumen.
Bab 4
Penutup

4.1 Kesimpulan
Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui setiap hari. Secara umum plastik
tersusun dari polimer yaitu rantai panjang dan satuan- satuan yang lebih kecil yang disebut
monomer. Polimer ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat tidak larut, sehingga
bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker. Bila makanan dibungkus dengan
plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan, dan selanjutnya berpindah
ke tubuh orang yang mengkonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh
ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses
(kotoran). Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari
material plastik dan bahan kimia penyusunnya. Kita harus bijak dalam menggunakan plastik,
khususnya plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (khususnya polycarbonate), yang seluruhnya
memiliki bahaya secara kimiawi. Ini tidak berarti bahwa plastik dengan kode yang lain secara
utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus menggunakan plastik,
akan lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate)
bila memungkinkan.

4.2. Saran
1. Lebih cermat dalam memilih macam macam bahan plastik, bila memungkinkan
pilihlah plastik yang meyantumkan kode 2, 4, 5,dan 7.

2. Mengganti peralatan rumah tangga yang menggunakan plastik, dengan stainless steel

3. Tidak menggunakan plastik untuk wadah makanan atau minuman.

4. Menggunakan daun pisang sebagai pembungkus,


DAFTAR PUSTAKA

Achilias, D. S., C. Roupakias., P. Megalokonomos., A.A. Lappas, dan E.V. Antonakou. 2007.
Chemical Recycling of Plastic Wastes Made from Polyethylene (LDPE and HDPE) and
Polypropylene (PP).

Journal of Hazardous Material, Greece. Andriuti, S. C. 2008. Eco-briquette dari Komposit


Sampah Plastik Polistirena (PS) dan Sampah Lignocelulosa Sebagai Alternatif Energi Journal of
Hazardous Material Greece.

Mustafa, N. 1993. Plastics Waste Management: Disposal, Recyling and Reuse.

Marcell Dekker Inc. New York.

Mycock, J. C., McKenna, J. D., dan Theodore, L. 1995. Air Pollution Control

Engineering and Technology Lewis Publisher. USA

Nevers, Noel de, 2000. Air Pollution Control Engineering, 2nd edition. McGraw-

Hill. Singapore.

Rias, Y. A., Fijriah, F., dan Hidayatin T. 2008. Potensi Bonggol Pisang dan Limbah Cangkang
Udang sebagai Bahan Baku Plastik sebaga Kemasan Ramalı Lingkungan. Karya Tulis Ilmiah
Lingkungan Hidup. Surabaya.

Sasse, H, R., Lehmkamper, O., dan Kwasny-Echterhagen R. 1995, Polymer granulates for
masonry mortars and outdoor plaster. Di dalam: Ohama Y, editor. Disposal and Recycling of
Organic and Polymeric Construction Materials. Proceeding of the International RILEM
Workshop. Chapman & Hall. Tokyo: 26- 28 Maret, hal 75-85.

Setiawan, E. 2005. Studi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah di PT SIER. Laporan Tugas
Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai