Naskah Masuk: 14 Maret 2018 Naskah Revisi: 4 April 2018 Naskah Diterima: 7 April 2018
ABSTRACT
The amount of waste generation continued to increase in Indonesia due to economic development
and population growth. In addition, the diversity of solid waste becomes another problem since
products made from plastics became widely used and were discarded in large amounts. Plastic
waste can be converted into fuel through pirolisis in order to reduce the amount of plastic waste as
well as to produce alternative fuel. Pyrolysis is a process of thermal degradation in the absence of
oxygen. The objective of this study is to investigate and to compare the performace of fuel produced
by pyrolisys, kerosene and diesel oil. The performance of those fuels is investigated in 4 parameters
including density, burning time, temperature of water and the volume of water evaporated. The
result of this study are 1) the density 0.8 g/ml; burning time 4.02 minutes; water temperature 75°C
and water evaporated 12.6 ml. 2) Compared to kerosene and diesel oil, the quality of the fuel is
lower than kerosene and higher than diesel oil in all parameters.
Keywords: fuel oil, plastic waste, pyrolysis
ABSTRAK
1
Pemanfaatan Limbah Jatmiko
5
Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1 Juni 2018: 58-
6
Pemanfaatan Limbah Jatmiko
6
Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1 Juni 2018: 58-
Gambar 1.
Rangkaian Alat Pirolisis Plastik
Prosedur Eksperimen bagus dibandingkan PVC maupun PET
Gelas plastik dalam kondisi kering (Thorat dkk, 2013). Plastik PP
sebanyak 200 gram dimasukkan ke merupakan jenis plastik yang paling
dalam alat pirolisis yang dilengkapi banyak digunakan dalam kehidupan
sistem pendingin dan penampung sehari-hari karena memiliki sifat mekanis
destilat. Gelas plastik (PP) pada fase yang baik dengan massa jenis yang
padat selanjutnya diubah menjadi fase rendah, ketahanan panas dan kelembaban
cair (minyak) dengan menggunakan serta kestabilan dimensi yang baik.
proses thermo cracking (pirolisis). Selain itu, plastik jenis PP mempunyai
Alasan pemilihan plastik jenis PP susunan molekul hidrokarbon yang
adalah minyak bakar yang dihasilkan dari paling sederhana dbandingkan jenis
pirolisis PP memiliki kualitas yang lebih plastik lainnya (Ermawati, 2011).
6
Pemanfaatan Limbah Jatmiko
Proses perubahan fase dari padat pemanasan dilakukan selama 4 menit dan
menjadi cair berlangsung dalam dua selanjutnya temperatur air yang
tahap. Tahap pertama, perubahan fase dipanaskan dengan 3 sampel bahan bakar
padat menjadi gas dilakukan dengan cara akan diukur dan dianalisis.
memanaskan gelas plastik (padat) dengan Analisis unjuk kerja sampel bahan
menggunakan kompor LPG. Tahap bakar dalam menguapkan air dilakukan
kedua, perubahan fase gas menjadi cair dengan mengukur memanaskan 15 ml air
dengan cara mengkondensasikan gas selama 4 menit. Selanjutnya volume air
yang terbentuk pada tahap pertama yang tersisa setelah dilakukan pemanasan
sehingga diperoleh destilat berupa dengan 3 sampel bahan bakar yang
minyak (cair). berbeda diukur dan dianalisis.
Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis massa jenis minyak hasil Massa Jenis
pirolisis, minyak tanah dan solar
dilakukan dengan cara mengukur volume Hasil penghitungan massa jenis
dan massa masing-masing sampel. Tiap- minyak pirolisis plastik, minyak tanah &
tiap sampel diambil 5 ml dengan gelas minyak solar disajikan pada Gambar 2.
ukur selanjutnya sampel ditimbang untuk
diperoleh massa sampel. Massa jenis
sampel dihitung dengan persamaan (1).
……………..…. (1)
6
Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1 Juni 2018: 58-67
dibandingkan dari ketiga jenis minyak sehingga sifat fisis ini sangat penting
yang diteliti. Sedangkan minyak tanah sekali sebagai syarat suatu zat dikatakan
memiliki massa yang paling rendah pada sebagai bahan bakar. Walaupun dalam
setiap volumenya. Hal ini penelitian ini tidak dihitung titik nyala
mengindikasikan bahwa minyak solar minyak pirolisis, gambar 3 bisa
masih memiliki banyak pengotor karena mengartikan bahwa minyak pirolisis
dihasilkan dari proses penyulingan bahan memiliki titik nyala yang lebih besar dari
bakar mentah pertama sehingga minyak tanah tapi lebih kecil dari minyak
kualitasnya masih berada di bawah solar.
minyak tanah dan minyak pirolisis.
Temperatur Air
Lama Pembakaran
Pada penelitian ini, minyak hasil
Lama pembakaran digunakan pirolisis plastik diuji dengan
untuk mengetahui waktu yang menggunakannya sebagai bahan bakar
dibutuhkan minyak untuk membakar untuk memasak air sehingga dapat
habis suatu benda. Hasil yang diperoleh diketahui besarnya temperatur air.
dapat dilihat pada Gambar 3. Temperatur air yang dihasilkan dari
pemasakan menggunakan minyak
pirolisis akan dibandingkan dengan
temperatur air hasil pemasakan
menggunakan minyak tanah dan minyak
solar. Temperatur air yang dihasilkan
disajikan pada Gambar 4.
Gambar 3.
Grafik Lama Pembakaran Minyak
Sumber: Data diolah (2013)
Berdasarkan Gambar 3 diketahui
bahwa minyak solar menghasilkan waktu
pembakaran yang paling lama
dibandingkan minyak tanah dan minyak Gambar 4.
pirolisis yaitu 5,59 menit. Hal ini Temperatur Air Yang Dipanaskan
dikarenakan minyak solar memiliki titik Sumber: Data diolah (2013)
nyala yang paling tinggi diantara kedua Berdasarkan Gambar 3 dan
minyak lainnya yaitu 55°C (Kementerian Gambar 4 terlihat adanya hubungan yang
ESDM, 2006), sedangkan titik nyala berbanding terbalik, dimana semakin
minyak tanah adalah 47,8°C (Kahar, lama pembakaran maka temperatur air
2007). yang dihasilkan akan semakin rendah.
Titik nyala berhubungan langsung Pengukuran temperatur ini dilakukan
dengan mudah atau tidaknya suatu bahan pada waktu yang sama pada masing-
bakar dapat terbakar. Titik nyala yang masing jenis minyak. Ketika cawan air
semakin rendah menyebabkan zat yang dibakar menggunakan minyak tanah
tersebut semakin mudah dibakar, sudah panas, maka cawan air yang
6
Pemanfaatan Limbah Jatmiko
6
Pemanfaatan Limbah Plastik…. Jatmiko dkk