Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Litbang Vol. XIV, No.

1 Juni 2018: 58-67

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN BAKU


PEMBUATAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF

THE UTILIZATION OF PLASTIC WASTE AS RAW MATERIAL FOR


PRODUCING ALTERNATIVE FUEL

Jatmiko Wahyudi*, Hermain Teguh Prayitno, Arieyanti Dwi Astuti


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pati
*Email : jatmiko_tkuns@yahoo.com

Naskah Masuk: 14 Maret 2018 Naskah Revisi: 4 April 2018 Naskah Diterima: 7 April 2018

ABSTRACT
The amount of waste generation continued to increase in Indonesia due to economic development
and population growth. In addition, the diversity of solid waste becomes another problem since
products made from plastics became widely used and were discarded in large amounts. Plastic
waste can be converted into fuel through pirolisis in order to reduce the amount of plastic waste as
well as to produce alternative fuel. Pyrolysis is a process of thermal degradation in the absence of
oxygen. The objective of this study is to investigate and to compare the performace of fuel produced
by pyrolisys, kerosene and diesel oil. The performance of those fuels is investigated in 4 parameters
including density, burning time, temperature of water and the volume of water evaporated. The
result of this study are 1) the density 0.8 g/ml; burning time 4.02 minutes; water temperature 75°C
and water evaporated 12.6 ml. 2) Compared to kerosene and diesel oil, the quality of the fuel is
lower than kerosene and higher than diesel oil in all parameters.
Keywords: fuel oil, plastic waste, pyrolysis

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan terjadinya peningkatan produksi sampah


khususnya sampah plastik. Pirolisis merupakan proses perekahan atau pemecahan rantai polimer
menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui proses thermal (pemanasan/pembakaran) dengan
tanpa maupun sedikit oksigen. Sampah plastik bisa diurai dan diubah menjadi bahan bakar yang
memiliki nilai kalor yang tinggi melalui proses pirolisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dan membandingkan kemampuan minyak hasil pirolisis plastik dengan minyak tanah dan solar
dalam hal massa jenis, lama pembakaran, temperatur air dan volume air yang hilang (menguap)
saat dimasak menggunakan minyak tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) massa jenis
minyak pirolisis adalah 0,8 g/ml. Waktu yang dibutuhkan untuk membakar habis suatu benda
adalah 4,02 menit. Pemasakan air menggunakan bahan bakar minyak pirolisis menghasilkan
temperatur 75°C pada waktu pemasakan 4 menit dengan volume air yang hilang (menguap)
sebesar 12,6 ml. 2) Dari 4 parameter yang diamati, kualitas minyak pirolisis berada di bawah
minyak tanah namun di atas minyak solar.

Kata kunci : minyak bakar, limbah plastik, pirolisis

1
Pemanfaatan Limbah Jatmiko

PENDAHULUAN terjadinya pencemaran udara khususnya


Produksi sampah nasional emisi dioxin yang bersifat karsinogen.
menunjukkan tren yang terus meningkat Pengelolaan sampah plastik lainnya
seiring dengan terjadinya pertumbuhan adalah dengan mendaur ulang sampah
ekonomi dan peningkatan jumlah plastik menjadi bentuk lain, namun
penduduk. Salah satu jenis sampah yang proses daur ulang ini hanya akan
menjadi perhatian adalah sampah plastik. merubah sampah plastik menjadi bentuk
Kontribusi sampah plastik terhadap total baru bukan menanggulangi volume
produksi sampah nasional mencapai 15% sampah plastik sehingga ketika produk
dengan pertumbuhan rata-rata mencapai daur ulang plastik sudah kehilangan
14,7% per tahun dan menempatkan fungsinya maka akan kembali menjadi
sampah plastik sebagai kontributor sampah plastik. Oleh karenanya
terbesar kedua setelah sampah organik
diperlukan alternatif lain untuk
(Kholidah dkk, 2018; Dokhikhah dkk,
menangani volume sampah plastik ini.
2015; Trihadiningrum dkk, 2006). Studi
Salah satu alternatif penanganan
di berbagai kota Indonesia menunjukkan
sampah plastik adalah dengan melakukan
kontribusi sampah plastik terhadap total
proses daur ulang (recycle). Pirolisis
sampah kota di Indonesia bervariasi
antara lain Jakarta (14%), Surabaya sampah plastik merupakan salah satu
(10,8%), Palangkaraya (15%) bentuk proses daur ulang dengan
(Dokhikhah dkk, 2015; Aprilia dkk, mengubah plastik menjadi bahan bakar.
2012; Permana dkk, 2010). Selain bermanfaat untuk mengurangi
Persentase kontribusi sampah jumlah sampah plastik, pirolisis sampah
plastik di Indonesia tidak jauh berbeda plastik juga bermanfaat untuk
dengan Malaysia (14%) dan Thailand menyediakan bahan bakar dengan nilai
(16%) namun lebih rendah dibandingkan energi yang cukup tinggi. Secara umum,
Singapura (27,3%) (AOP, 2007). Namun kurang lebih 950 ml minyak bakar bisa
secara riil, produksi sampah plastik di diperoleh dari pirolisis 1 kg plastik
Indonesia sangat besar sebab secara total Polyolefin misalnya Polypropylene,
produksi sampah Indonesia mencapai Polyethylene dan Polystyrene (Thorat
189 kilo ton/hari jauh lebih besar dkk, 2013).
Studi-studi mengenai pembuatan
dibandingkan dengan negara-negara di
bahan bakar dari sampah plastik telah
Asia Tenggara (Kholidah dkk, 2018). Hal
dilakukan. Pratama dan Saptoadi (2014)
ini disebabkan jumlah penduduk
serta Kadir (2012) melakukan studi
Indonesia yang lebih besar dibandingkan
pirolisis sampah plastik dengan
dengan jumlah penduduk negara-negra di memvariasikan komposisi dan jenis
Asia Tenggara. bahan baku plastik. Sementara studi yang
Pengelolaan sampah plastik dilakukan oleh Osueke dan Ofondu
menjadi masalah sebab plastik (2011) berfokus pada pirolisis yang
merupakan material yang tidak bisa berlangsung pada suhu tinggi dan
terdekomposisi secara alami (non pengaruh penggunaan katalis terhadap
biodegradable) sehingga pengelolaan kualitas produk.
sampah plastik dengan landfill maupun Namun pada umumnya studi yang
open dumping tidak tepat dilakukan. telah dilakukan menggunakan instalasi
Pengelolaan sampah plastik dengan cara pirolisis kompleks yang lebih diarahkan
pembakaran dapat menyebabkan dampak untuk skala industri. Studi yang meneliti
negatif terhadap lingkungan berupa proses pirolisis sampah plastik pada

5
Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1 Juni 2018: 58-

instalasi sederhana (skala kecil) belum Polyethylene (LDPE), Polypropylene


banyak dilakukan. Instalasi pirolisis (PP), Polystyrene (PS) dan Other.
sederhana dengan kapasitas produksi (Hartulistiyoso, dkk, 2014). Umumnya
rendah dan biaya investasi yang tidak sampah plastik memiliki komposisi 46%
terlalu tinggi saat ini banyak Polyethylene (HDPE dan LDPE), 16%
dikembangkan terutama di daerah- Polypropylene (PP), 16% Polystyrene
daerah. Instalasi pirolisis telah digunakan (PS), 7% Polyvinyl Chloride (PVC), 5%
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Polyethylene Trephthalate (PET), 5%
Sukoharjo Kabupaten Pati. Instalasi Acrylonitrile-Butadiene-Styrene (ABS)
tersebut berfungsi untuk mengolah dan polimer-polimer lainnya. Lebih dari
limbah plastik sehingga jumlah plastik 70% plastik yang dihasilkan saat ini
yang terkumpul di TPA tersebut dapat adalah Polyethylene (PE), Polpropylene
dikurangi. (PP), Polystyrene (PS), dan Polyvinyl
Oleh karena itu, perlu dilakukan Chloride (PVC) sehingga sebagian besar
studi mengenai unjuk kerja instalasi studi yang dilakukan berhubungan
pirolisis sederhana untuk diketahui dengan keempat jenis polimer tersebut
kualitas produk (minyak bakar) yang (Praputri dkk, 2016).
dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini Tabel 1.
adalah untuk mengetahui dan Karakteristik Jenis Plastik
membandingkan kemampuan minyak Tipe Beberapa
Kode
hasil pirolisis plastik dengan minyak Plastik penggunaan plastik
tanah dan solar dalam hal massa jenis, PET Botol minuman ringan
lama pembakaran, temperatur air dan atau dan air mineral, bahan
volume air yang hilang (menguap) saat PETE pengisi kantong tidur
dan serat tekstil
dimasak menggunakan minyak tersebut.
HDPE Kantong belanja,
TINJAUAN PUSTAKA kantong freezer, botol
susu dan krim, botol
Plastik sampo dan pembersih
Plastik merupakan material terbuat PVC Botol juice, kotak
darinafta yang merupakan produk atau V pupuk, pipa saluran
turunan minyak bumi yang diperoleh
melalui proses penyulingan. Karakteristik LDPE Kotak ice cream,
plastik yang memiliki ikatan kimia yang kantong sampah,
sangat kuat sehingga banyak material lembar plastik hitam
yang dipakai oleh masyarakat berasal
dari plastik. Namun plastik merupakan PP Kotak ice cream,
material yang tidak bisa terdekomposisi kantong kentang
secara alami (non biodegradable) goreng, sedotan, kotak
makanan
sehingga setelah digunakan, material
PS Kotak yoghurt, plastik
yang berbahan baku plastik akan
meja, cangkir
menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh minuman panas,
mikroba tanah dan akan mencemari wadah makanan siap
lingkungan. saji, baki kemasan
Berdasarkan jenis produknya, OTHER Botol minum olahraga,
terdapat 6 jenis plastik yaitu Polyethylene acrylic dan nylon
Terephthalate (PET), High Density
Polyethylene (HDPE), Polyvinyl
Sumber: Pareira, B. C (2009)
Chloride (PVC), Low Density

6
Pemanfaatan Limbah Jatmiko

Berdasarkan asalnya, sampah senyawa yang lebih sederhana melalui


plastik dibedakan menjadi sampah plastik proses thermal (pemanasan/pembakaran)
industri dan sampah plastik rumah dengan tanpa maupun sedikit oksigen.
tangga. Sampah plastik industri berasal Pirolisis merupakan proses endotermis
dari industri pembuatan plastik maupun artinya proses pirolisis hanya bisa terjadi
industri yang bergerak di bidang ketika dalam sistem diberikan energi
pemrosesan. Sampah plastik rumah panas. Energi panas yang dibutuhkan
tangga dihasilkan terkait dengan aktivitas pada proses ini dapat bersumber dari
manusia sehari-hari misalnya plastik tenaga listrik maupun dari tungku
kemasan, plastik tempat makanan atau pembakaran dengan bahan bakar berupa
minuman (Syamsiro dkk, 2013). limbah kayu seperti potongan-potongan
Berdasarkan sifatnya, plastik dapat kayu, serbuk gergaji, dan lain-lain. Istilah
dikelompokkan menjadi dua macam lain dari pirolisis adalah “destructive
yaitu thermoplastic dan thermosetting. distillation” atau destilasi kering,
Thermoplastic adalah bahan plastik yang merupakan proses penguraian yang tidak
bila digunakan untuk membuat material teratur dari bahan-bahan organik yang
tertentu dapat didaur ulang dan dibuat disebabkan oleh adanya pemanasan tanpa
menjadi bentuk material yang lain berhubungan dengan udara luar.
melalui proses pemanasan. Contoh Plastik yang mengalami proses
thermoplastic antara lain yaitu pirolisis akan terdekomposisi menjadi
Polyethylene, Polypropylene, Nylon, material-material pada fase cair dalam
Polycarbonate. Thermosetting adalah bentuk minyak bakar, fase gas berupa
plastik yang jika telah dibuat dalam campuran gas yang dapat terkondensasi
material tertentu, tidak dapat dicairkan maupun tidak dapat terkondensasi dan
untuk didaur ulang atau dibuat produk fase padat berupa residu maupun tar
lain. Contoh plastik yang termasuk (Hamidi dkk, 2013). Dibandingkan
thermosetting antara lain Phenol dengan bio-fuel seperti biodisel maupun
formaldehyde, Urea Formaldehyde, bioetanol, minyak hasil pirolisis plastik
Melamine Formaldehyde (Das & Pandey, memiliki beberapa kelebihan. Minyak
2007; Surono, 2013). hasil pirolisis tidak mengandung air
Pirolisis sehingga nilai kalorinya lebih besar.
Selain itu, minyak hasil pirolisis tidak
Ada beberapa metode yang dapat mengandung oksigen sehingga tidak
digunakan untuk mengkonversi sampah menyebabkan korosi (Hidayah &
plastik menjadi bahan bakar cair, antara Syafrudin, 2018).
lain: pyrolysis, thermal cracking, and
catalitic cracking. Diantara ketiga METODE PENELITIAN
metode tersebut, metode pirolisis adalah Bahan dan Alat
metode yang dianggap paling Bahan dan alat yang digunakan
menjanjikan. pada penelitian ini berupa:
Pirolisis berasal dari dua kata yaitu 1. Material plastik yang digunakan
pyro yang berarti panas dan lysis yang sebagai bahan baku dalam penelitian
berarti penguraian atau degradasi, ini adalah plastik dari jenis
sehingga pirolisis berarti penguraian polyprophelene (PP) berupa gelas
biomassa oleh panas pada suhu lebih dari plastik yang digunakan sebagai
150°C. Pirolisis merupakan proses kemasan air minum dalam kemasan
thermal cracking yaitu proses perekahan (AMDK), gelas plastik ini diperoleh
atau pemecahan rantai polimer menjadi dari pengepul.

6
Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1 Juni 2018: 58-

2. Minyak tanah dan solar yang 6. Stopwatch


digunakan sebagai bahan bakar 7. Gelas ukur
pembanding diperoleh dari Stasiun 8. Termometer
Pompa Bensin Umum (SPBU) 9. Pipet
Pertamina sehingga spesifikasi 10.Tungku pembakaran
bahan bakar yang diperoleh sesuai 11.Cawan
standar Pertamina. Rangkaian alat pirolisis yang
3. 1 set reaktor pirolisis digunakan pada penelitian ini disajikan
4. Air sebagai pendingin pada Gambar 1.
5. Timbangan digital

Gambar 1.
Rangkaian Alat Pirolisis Plastik
Prosedur Eksperimen bagus dibandingkan PVC maupun PET
Gelas plastik dalam kondisi kering (Thorat dkk, 2013). Plastik PP
sebanyak 200 gram dimasukkan ke merupakan jenis plastik yang paling
dalam alat pirolisis yang dilengkapi banyak digunakan dalam kehidupan
sistem pendingin dan penampung sehari-hari karena memiliki sifat mekanis
destilat. Gelas plastik (PP) pada fase yang baik dengan massa jenis yang
padat selanjutnya diubah menjadi fase rendah, ketahanan panas dan kelembaban
cair (minyak) dengan menggunakan serta kestabilan dimensi yang baik.
proses thermo cracking (pirolisis). Selain itu, plastik jenis PP mempunyai
Alasan pemilihan plastik jenis PP susunan molekul hidrokarbon yang
adalah minyak bakar yang dihasilkan dari paling sederhana dbandingkan jenis
pirolisis PP memiliki kualitas yang lebih plastik lainnya (Ermawati, 2011).

6
Pemanfaatan Limbah Jatmiko

Proses perubahan fase dari padat pemanasan dilakukan selama 4 menit dan
menjadi cair berlangsung dalam dua selanjutnya temperatur air yang
tahap. Tahap pertama, perubahan fase dipanaskan dengan 3 sampel bahan bakar
padat menjadi gas dilakukan dengan cara akan diukur dan dianalisis.
memanaskan gelas plastik (padat) dengan Analisis unjuk kerja sampel bahan
menggunakan kompor LPG. Tahap bakar dalam menguapkan air dilakukan
kedua, perubahan fase gas menjadi cair dengan mengukur memanaskan 15 ml air
dengan cara mengkondensasikan gas selama 4 menit. Selanjutnya volume air
yang terbentuk pada tahap pertama yang tersisa setelah dilakukan pemanasan
sehingga diperoleh destilat berupa dengan 3 sampel bahan bakar yang
minyak (cair). berbeda diukur dan dianalisis.
Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis massa jenis minyak hasil Massa Jenis
pirolisis, minyak tanah dan solar
dilakukan dengan cara mengukur volume Hasil penghitungan massa jenis
dan massa masing-masing sampel. Tiap- minyak pirolisis plastik, minyak tanah &
tiap sampel diambil 5 ml dengan gelas minyak solar disajikan pada Gambar 2.
ukur selanjutnya sampel ditimbang untuk
diperoleh massa sampel. Massa jenis
sampel dihitung dengan persamaan (1).
……………..…. (1)

dimana ρ adalah massa jenis, m adalah


massa sampel dan V adalah volume
sampel.
Analisis unjuk kerja minyak hasil
pirolisis, minyak tanah dan solar
dilakukan dengan menganalisis lama
pembakaran masing-masing sampel Gambar 2.
bahan bakar, unjuk kerja sampel dalam Grafik Massa Jenis Minyak
menaikkan suhu (memanaskan) air dan Sumber: Data diolah (2013)
mengukur volume air yang tersisa setelah Gambar 2 menunjukkan bahwa
dipanaskan dengan menggunakan massa jenis minyak hasil pirolisis plastik
masing-masing sampel bahan bakar. jenis PP sebesar 0,8 g/ml lebih rendah
Analisis lama pembakaran dari massa jenis minyak solar namun
dilakukan dengan mengambil 5 ml lebih tinggi dari massa jenis minyak
masing-masing sampel bahan bakar yang tanah. Massa jenis minyak solar dan
dimasukkan ke 3 tungku pembakaran minyak tanah ini masuk dalam kisaran
yang berbeda. Waktu yang dibutuhkan spesifikasi standar menurut Kementerian
masing-masing sampel bahan bakar ESDM (2006) yaitu 0,815 – 0,87 gr/ml
untuk membakar material sampai habis untuk minyak solar dan 0,79 – 0,83 gr/ml
akan dihitung dan dianalisis. untuk minyak tanah.
Analisis unjuk kerja sampel bahan Suatu benda yang memiliki massa
bakar dalam memanaskan air dilakukan jenis yang semakin tinggi maka semakin
dengan menggunakan masing-masing besar pula massa setiap volumenya.
sampel sebagai bahan bakar untuk Minyak solar memiliki massa paling
memanaskan 15 ml air. Proses besar pada setiap volumenya

6
Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1 Juni 2018: 58-67

dibandingkan dari ketiga jenis minyak sehingga sifat fisis ini sangat penting
yang diteliti. Sedangkan minyak tanah sekali sebagai syarat suatu zat dikatakan
memiliki massa yang paling rendah pada sebagai bahan bakar. Walaupun dalam
setiap volumenya. Hal ini penelitian ini tidak dihitung titik nyala
mengindikasikan bahwa minyak solar minyak pirolisis, gambar 3 bisa
masih memiliki banyak pengotor karena mengartikan bahwa minyak pirolisis
dihasilkan dari proses penyulingan bahan memiliki titik nyala yang lebih besar dari
bakar mentah pertama sehingga minyak tanah tapi lebih kecil dari minyak
kualitasnya masih berada di bawah solar.
minyak tanah dan minyak pirolisis.
Temperatur Air
Lama Pembakaran
Pada penelitian ini, minyak hasil
Lama pembakaran digunakan pirolisis plastik diuji dengan
untuk mengetahui waktu yang menggunakannya sebagai bahan bakar
dibutuhkan minyak untuk membakar untuk memasak air sehingga dapat
habis suatu benda. Hasil yang diperoleh diketahui besarnya temperatur air.
dapat dilihat pada Gambar 3. Temperatur air yang dihasilkan dari
pemasakan menggunakan minyak
pirolisis akan dibandingkan dengan
temperatur air hasil pemasakan
menggunakan minyak tanah dan minyak
solar. Temperatur air yang dihasilkan
disajikan pada Gambar 4.

Gambar 3.
Grafik Lama Pembakaran Minyak
Sumber: Data diolah (2013)
Berdasarkan Gambar 3 diketahui
bahwa minyak solar menghasilkan waktu
pembakaran yang paling lama
dibandingkan minyak tanah dan minyak Gambar 4.
pirolisis yaitu 5,59 menit. Hal ini Temperatur Air Yang Dipanaskan
dikarenakan minyak solar memiliki titik Sumber: Data diolah (2013)
nyala yang paling tinggi diantara kedua Berdasarkan Gambar 3 dan
minyak lainnya yaitu 55°C (Kementerian Gambar 4 terlihat adanya hubungan yang
ESDM, 2006), sedangkan titik nyala berbanding terbalik, dimana semakin
minyak tanah adalah 47,8°C (Kahar, lama pembakaran maka temperatur air
2007). yang dihasilkan akan semakin rendah.
Titik nyala berhubungan langsung Pengukuran temperatur ini dilakukan
dengan mudah atau tidaknya suatu bahan pada waktu yang sama pada masing-
bakar dapat terbakar. Titik nyala yang masing jenis minyak. Ketika cawan air
semakin rendah menyebabkan zat yang dibakar menggunakan minyak tanah
tersebut semakin mudah dibakar, sudah panas, maka cawan air yang
6
Pemanfaatan Limbah Jatmiko

dibakar menggunakan minyak pirolisis proses pemanasan air menggunakan


mulai panas namun cawan air yang minyak tersebut. Volume air yang
dibakar menggunakan minyak solar menguap paling tinggi dihasilkan dari
belum panas. pemasakan air menggunakan minyak
Minyak solar membutuhkan waktu solar (13,2 ml), diikuti minyak pirolisis
yang paling lama untuk terbakar karena (12,6 ml) dan yang paling rendah adalah
memiliki titik nyala paling tinggi (55°C) minyak tanah (8,4 ml).Volume air yang
diantanya kedua minyak lainnya menguap ini seharusnya memiliki
sehingga air yang dimasak menggunakan hubungan yang berbanding lurus dengan
minyak solar memiliki temperatur yang temperatur air pada Gambar 4. Namun
paling rendah 74°C. Sedangkan air yang pada kenyataanya, Gambar 4 dan
dimasak menggunakan bahan bakar Gambar 5 memiliki hubungan
minyak pirolisis memiliki temperatur berbanding terbalik. Minyak solar yang
75°C. Temperatur ini berada diantara menghasilkan temperatur air yang
minyak tanah dan minyak solar karena dimasak paling rendah justru mampu
minyak pirolisis plastik memiliki titik menguapkan air paling tinggi. Begitu
nyala yang juga berada diantara minyak pula dengan minyak tanah, yang
tanah dan minyak solar. Begitu pula memiliki temperatur air paling tinggi
minyak tanah yang menghasilkan justru hanya mampu menguapkan air
temperatur pada air paling tinggi yaitu dengan volume paling rendah. Hal ini
80°C, karena memiliki titik nyala paling berkaitan dengan titik nyala minyak.
rendah (47,8°C). Semakin tinggi titik nyala maka semakin
Volume Air yang Hilang lama nyala dari pembakaran minyak
Banyaknya volume air yang hilang tersebut. Hal ini sesuai dengan Gambar 3
akibat pemanasan yang dilakukan dengan yang menggambarkan bahwa minyak
menggunakan masing-masing sampel solar memiliki waktu pembakaran yang
bahan bakar disajikan pada Gambar 5. paling lama, diikuti minyak pirolisis dan
minyak tanah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Massa jenis minyak pirolisis
adalah 0,8 g/ml. Sedangkan waktu yang
dibutuhkan untuk membakar habis suatu
benda adalah 4,02 menit. Pemasakan air
menggunakan bahan bakar minyak
pirolisis menghasilkan temperatur 75oC
pada waktu pemasakan 4 menit dengan
volume air yang hilang (menguap)
sebesar 12,6 ml.
Gambar 5.
Grafik Volume Air yang Menguap Jika dibandingkan dengan kualitas
Sumber: Data diolah (2013) minyak tanah dan minyak solar, kualitas
minyak pirolisis berada di bawah minyak
Selain dengan mengukur tanah namun diatas solar berdasarkan
temperatur pada pemasakan air, uji indikator massa jenis, lama pembakaran,
kemampuan minyak pirolisis juga temperatur air dan volume air yang
dilakukan dengan mengukur banyaknya hilang (menguap) saat dimasak
volume air yang hilang (menguap) pada menggunakan minyak tersebut.
6
Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1 Juni 2018: 58-

Saran Perindustrian. Jurnal Riset


Industri, 5(3), 257-263
Untuk bisa mendapatkan teknologi
tepat guna dari pirolisis plastik ini, Aprilia, A., Tezuka, T., Spaargaren, G.
bahan bakar yang digunakan untuk (2012). Inorganic and hazardous
memanaskan alat pirolisis sebaiknya solid waste management: Current
menggunakan bahan bakar yang murah status and challenges for
dan ramah lingkungan (biogas) sehingga Indonesia. Procedia
diharapkan hasil yang diperoleh lebih Environmental Sciences, 17, 640–
murah dan aplikatif. 647
Perlu dilakukan pengujian standar Hidayah, N, Syafrudin. (2018). A
spesifikasi bahan bakar minyak pirolisis Review on Landfill Management
agar dapat diketahui pemanfaatannya, in the Utilization of Plastic Waste
termasuk kekurangan dan kelebihannya as an Alternative Fuel. Proceeding
dibanding bahan bakar minyak yang saat The 2nd International Conference
ini sudah ada di pasaran. on Energy, Environmental and
DAFTAR PUSTAKA Information System (ICENIS
2017). Semarang: Universitas
Asian Productivity Organization (AOP). Diponegoro 15-16 Agustus 2017
(2007). Solid Waste Management:
Hamidi, N., Tebyanian, F., Massoudi,
Issues and Challenges in Asia.
R., Whitesides, L. (2013).
Tokyo
Pyrolysis of Household Plastic
Das, S., Pandey, S. (2007). Pyrolysis and Wastes. British Journal of Applied
Catalytic Cracking of Municipal Science & Technology, 3(3), 417-
Plastic Waste for Recovery of 439
Gasoline Range Hartulistiyoso, E., Sigiroa, F., Yulianto,
Hydrocarbons.Theses. National M. (2015). Temperature
Institute of Technology Rourkela distribution of the plastics
Departemen Energi dan Sumber Daya Pyrolysis process to producefuel at
Mineral Republik Indonesia. 450oC. Procedia Environmental
(2006). Keputusan Direktur Sciences, 28, 234 – 241
Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kadir. (2012). Kajian Pemanfaatan
Nomor 3675 K/24/DJM/2006 Sampah Plastik Sebagai Sumber
tentang Standar dan Baku Mutu Bahan Bakar Cair. Dinamika
(Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 3(2),
Dhokhikah,, Y., Trihadiningrum,, Y., 223-228
Sunaryo, S. (2015). Community Kholidah, N., Faizal, M., Said, M.
participation in household solid (2018). Polystyrene P lastic Waste
waste reduction in Surabaya, Conversion into Liquid Fuel with
Indonesia. Resources, Catalytic Cracking Process Using
Conservation and Recycling, 102, Al2O3 as Catalyst. Science &
153-162 Technology Indonesia, 3, 1- 6
Ermawati, R. (2011). Konversi Limbah Osueke C. O., Ofondu, I. O. (2011).
Plastik Sebagai Sumber energi Conversion of Waste Plastics
Alternatif. Balai Besar Kimia dan (Polyethylene) to Fuel by Means
Kemasan. Kementerian of Pyrolysis. International Journal

6
Pemanfaatan Limbah Plastik…. Jatmiko dkk

of Advanced Engineering Sciences of waste plastic to produce Liquid


and Technologies, 4(1), 21-24 Hydroocarbons”. Advances in
Pareira, B. C. (2009). Daur Ulang Polymer Science and Technology:
Limbah An International Journal, 3(1), 14-
Plastik.http://www.erorecycle.vic.g 18
ov.au Trihadiningrum, Y. Wigjosoebroto, S.
Permana, T. J., Trihadiningrum, Y. Simatupang, N.D. & Damayanti,
(2010). Kajian Pengadaan dan O. (2006). Reduction capacity of
Penerapan Tempat Pengolahan plastic component in municipal
Sampah Terpadu (TPST) di TPA solid waste of Surabaya City,
Km.14 Kota Palangka Raya. Indonesia. Environmental
Prosiding Seminar Nasional Technology and Management
Manajemen Teknologi XI. Conference 2006. Bandung,
Surabaya: Institut Sepuluh September 7-8, 2006.
Nopember 6 Pebruari 2010 BIODATA PENULIS
Praputri, E., Mulyazmi, E., Sari, M., Jatmiko Wahyudi, lahir 5 Oktober 1979
Martynis. (2016). Pengolahan
di kota Pati, Jawa Tengah. Gelar Sarjana
Limbah Plastik Polypropylene
Teknik (ST) diperoleh dari Jurusan
Sebagai Bahan Bakar Minyak
Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret
(BBM) dengan Proses Pyrolysis.
Seminar Nasional Teknik Kimia- Surakarta. Pendidikan S2 diperoleh
Teknologi Oleo Petro Kimia melalui program dobel degree di jurusan
Indonesia. Pekanbaru Ilmu Lingkungan Universitas
Padjadjaran, Bandung dan Jurusan
Pratama, N. P., Saptoadi, H. (2014). Environmental and Energy Management,
Characteristics of Waste Plastics
The University of Twente, Belanda. Saat
Pyrolytic Oil and Its Applications
ini bekerja sebagai peneliti di Badan
as Alternative Fuel on Four
Perencanaan Pembangunan Daerah
Cylinder Diesel Engines.
International Journal of (BAPPEDA) Kabupaten Pati.
Renewable Energy Development, Hermain Teguh Prayitno, lahir 11 April
3(1), 13-20 1970 di kota Rembang Jawa Tengah.
Surono, U. B. (2013). Berbagai Metode Magister Ilmu Lingkungan dari
Konversi Sampah Plastik Menjadi Universitas Diponegoro (UNDIP)
Bahan Bakar Minyak. Jurnal Semarang tahun 2008. Saat ini bekerja
Teknik, 3(1), 32-40 sebagai peneliti di Badan Perencanaan
Syamsiro, M., Saptoadi, H., Norsujianto, Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
T., Noviasri, P., Cheng, S., Kabupaten Pati.
Alimuddin, Z., Yoshikawaa, K. Arieyanti Dwi Astuti, lahir 24 Agustus
(2013). Fuel Oil Production from 1984 di kota Pati Jawa Tengah. Sarjana
Municipal Plastic Wastes in (S1) dari Universitas Diponegoro
Sequential Pyrolysis and Catalytic (UNDIP) Semarang Jurusan Teknik
Reforming Reactors. Energy Lingkungan Tahun 2007. Saat ini bekerja
Procedia, 47, 180 – 188 sebagai peneliti di Badan Perencanaan
Thorat, P.V. Warulkara, S & Sathone, H. Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
(2013). Thermofuel – “ Pyrolysis Kabupaten Pati

Anda mungkin juga menyukai