Abstrak— Salah satu aplikasi dalam refrigerasi makanan serta aktivitas enzim-enzim dalam daging dan reaksi-reaksi
adalah pembekuan daging dalam cold storage. Dimana kimia juga akan dihambat. Untuk lebih memperpanjang
temperaturnya dijaga konstan dalam standar tertentu untuk masa simpan daging maka daging harus dibekukan pada
mempertahankan kesegaran, memperpanjang masa simpan
cold storage, pembekuan daging diperoleh dengan
dan memberikan tekstur daging yang lebih baik. Penggunaan
refrigeran Musicool-22 dan R-404A dengan compact heat menurunkan suhu daging di bawah titik beku daging (< -
exchanger pada sistem refrigerasi cascade masih kurang 1,5oC). Pembekuan bertujuan untuk memperpanjang masa
bagus. Sebagai solusi maka akan digunakan sistem refrigerasi simpan daging tanpa mengubah susunan kimiawi daging.
cascade dengan refrigeran yang sama dan menggunakan Saat ini pembekuan daging sapi diperoleh dengan
concentric tube sebagai heat exchanger. Penelitian dilakukan membekukan daging pada suhu udara -25 oC sampai -45 oC.
dengan merancang alat sistem refrigerasi cascade dengan
Sebagai solusi dari permasalahan tersebut maka
refrigeran Musicool-22 di High Stage dan R-404A di Low
Stage. Kemudian dilakukan eksperimen pada sistem tersebut digunakan sistem refrigerasi cascade yang dapat digunakan
dengan variasi beban pendinginan di evaporator Low Stage untuk aplikasi temperatur sangat rendah. Sistem refrigerasi
menggunakan electric heater. Variasi mulai dari 0 (tanpa cascade minimal terdiri dari dua sistem refrigerasi tunggal.
beban), 11, 35, 70, 95, 140, 210, dan 300 Watt. Hasil dari studi Dua sistem refrigerasi tunggal ini dihubungkan oleh penukar
eksperimen ini menunjukkan nilai-nilai optimum untuk proses kalor cascade di mana kalor yang dilepaskan kondensor di
pembekuan daging yaitu pada pembebanan 35 Watt dengan
sirkuit temperatur rendah diserap oleh evaporator dari sirkuit
Qevap = 0,327 kW, COPcas = 0,935 dan temperatur di dalam
cooling box sebesar -26,2°C. Pada beban 300 Wat diperoleh temperatur tinggi.
kapasitas pendinginan maksimum pada sistem Low Stage Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh [1]
sebesar 0,622 kW. Kerja maksimum kompresor pada sistem menggunakan refrigeran hidrokarbon Musicool-22 di High
High Stage 0,148 kW dan Low Stage 0,461 kW, nilai COP Stage dan R-404A di Low Stage dengan menggunakan
cascade maksimum 1,020, efek refrigerasi maksimum pada compact heat exchanger yang sebagai cascade nya.
Low Stage 135,865 kJ/kg, HRR maksimum pada Low Stage
Penelitian dilakukan dengan memvariasikan beban
1,742 Kemudian diperoleh nilai effectiveness cascade heat
exchanger tertinggi 0,93 dan terendah 0,89 serta nilai NTU pendinginan di evaporator Low Stage sehingga didapatkan
tertinggi 7,06 dan terendah 4,76 pada saat beban 300Watt. temperatur di evaporator terendah sebesar -21.3oC. Pada
penelitan tersebut, cascade heat exchanger menggunakan
Kata Kunci— variasi beban pendinginan, electric heater, dua buah heat exchanger tipe compact yang digabungkan
concentric tube heat exchanger, COP cascade, effectiveness menjadi satu dan diberi fan tambahan untuk membantu
cascade heat exchanger proses pertukaran panas.
Penelitian kali ini penulis akan menggunakan refrigeran
I. PENDAHULUAN hidrokarbon Musicool-22 di High Stage dan R-404A di Low
Stage dengan variasi beban pendinginan menggunakan
D
aging dikenal sebagai bahan makanan yang mudah
rusak (perishable food) dan bahan makanan yang electric heater di evaporator Low Stage. Penelitian ini
memiliki potensi mengandung bahaya (potentially menggunakan concentric tube heat exchanger sebagai
hazardous foods) atau PHF. Pendinginan daging dilakukan cascade nya sebagai pengganti dari compact heat exchanger
untuk menurunkan suhu karkas/daging menjadi di bawah yang digabungkan pada penelitian sebelumnya. Pada
+7 oC dan di atas titik beku daging (-1,5 oC) dengan tujuan penelitian sebelumnya penggunaan dua buah heat exchanger
untuk mempertahankan kesegaran daging, memperpanjang tipe compact yang digabungkan dan diberi fan tambahan
masa simpan daging, memberikan bentuk atau tekstur sebagai cascade mempunyai beberapa kekurangan.
daging yang lebih baik, dan mengurangi kehilangan bobot Kekurangannya adalah dibutuhkannya daya listrik tambahan
daging. Dengan pendinginan, maka pertumbuhan untuk menghidupkan fan sebagai alat untuk membantu
mikroorganisme yang terdapat pada daging akan dihambat, proses pertukaran panas, kemudian kekurangan yang lain
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-96
adalah pada heat exchanger yang dibuat perpindahan dihasilkan oleh evaporator High Stage dimanfaatkan untuk
panasnya kurang efektif karena ukuran kedua compact heat menyerap kalor yang dilepas oleh kondensor Low Stage
exchanger tersebut berbeda baik panjang, lebar maupun sehingga didapatkan temperatur yang sangat rendah pada
tebal dan jumlah tube nya. Pemilihan refrigeran hidrokarbon evaporator Low Stage. Secara teoritis sistem refrigerasi
Musicool-22 adalah salah satu alternatif untuk cascade menjanjikan keunggulan dalam hal penghematan
menggantikan refrigeran R-22 karena hidrokarbon selain kebutuhan daya kompressor sekaligus meningkatkan
rendah terhadap ODP (Ozone Depletion Potentials) juga kapasitas refrigerasi apabila dibandingkan dengan sistem
rendah terhadap GWP (Global Warming Potentials). pendinginan tunggal yang ada.
Pengujian menggunakan variasi pembebanan di Perhitungan laju aliran massa untuk sistem High Stage
evaporator Low Stage pada sistem refrigerasi cascade didasarkan pada kesetimbangan energi pada kondensor High
dengan menggunakan refrigeran Musicool-22 pada High Stage yaitu dengan membagi besarnya panas yang diserap
Stage dan R-404A pada Low Stage diketahui memiliki udara beserta rugi-ruginya yang digunakan untuk
efisiensi energi dan kapasitas pendinginan yang lebih baik mendinginkan kondensor dengan selisih entalpi masuk dan
daripada menggunakan refrigeran R-22 pada High Stage dan keluar kondensor High Stage seperti perumusan (1)
R-404A pada Low Stage. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan gambar 2 sebagai berikut:
dengan melihat performa melalui pehitungan COP nya.
Penggunaan heat exchanger tipe compact sebagai cascade
hanya mampu mencapai temperatur evaporasi yang rendah
sebesar -21,3oC [2]. Oleh karena itu untuk mencapai
temperatur -25oC s/d -45oC maka pada penelitian kali ini
akan menggunakan heat exchanger tipe concentric tube
dengan aliran counter yang diisolasi di sepanjang pipa pada
sistem refrigerasi cascade dengan pengaruh variasi beban
pendinginan di evaporator Low Stage.
Gambar. 2. Titik -titik Pengambilan Data Pada Kondensor High Stage untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA menghitung Laju Aliran Massa Refrigeran di High Stage
A. Sistem Refrigerasi Cascade
Di industri dibutuhkan kondisi refrigerasi dengan Qudara Qkonv
m ref _ HS (1)
temperatur yang cukup rendah dan sekaligus dalam rentang h6 h7
temperatur yang lebar. Rentang temperatur yang lebar Sedangkan untuk menghitung besarnya laju aliran massa
berarti bahwa sistem refrigerasi harus bisa beroperasi dalam pada sistem Low Stage didasarkan pada kesetimbangan
beda tekanan yang besar dimana hal ini hanya bisa dipenuhi energi pada cascade heat exchanger seperti perumusan (2)
apabila tingkat refrigerasi dibuat lebih dari satu tingkat. Di berdasarkan gambar 3 sebagai berikut:
sini prinsipnya adalah menggabungkan dua buah siklus
kompresi uap di mana kondenser dari siklus dengan tekanan m ref _ LS h6 hi 7
m ref _ LS (2)
kerja lebih rendah akan membuang panas ke evaporator dari h2 h3
siklus dengan tekanan kerja lebih tinggi dalam sebuah alat
penukar kalor (heat exchanger).
4. COP cascade:
Qe _ LS
COPcascade
Wref _ HS Wref _ LS (6)
100%
Qc m hin _ cond hout _ cond
HRR (7)
mhout _ evap hin _ evap
Qe
B. Heat Exchanger
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat Gambar 5. Schematic drawing of refrigeration system
yang digunakan untuk memindahkan panas dari sistem yang
satu ke sistem lain tanpa perpindahan massa. Penukar panas Penelitian oleh [5] tentang analisa performansi dari mesin
dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar refrigerasi cascade dengan refrigeran HFC Refrigeran
fluida dapat berlangsung secara efisien. Pada eksperimen seperti R-404A dan R508B. Analisa yang dilakukan terdiri
kali ini akan digunakan concentric tube heat exchanger dari tiga parameter dasar seperti Temperatur evaporator
sebagai cascade dengan aliran counter flow .Berikut ini (Te), Temperatur kondensor (Tc), dan Perbedaan temperatur
adalah gambar concentric tube heat exchanger dengan aliran pada cascade kondensor (Dt). Parameter tersebut
counter [3]: divariasikan dengan parameter lain yang dijaga konstan dan
mencari akibat dari variasi tersebut terhadap COP, Exergetic
Efficiency, dan Laju aliran refrigeran. Dari hasil percobaan
tersebut, didapatkan grafik pengaruh variasi temperatur
evaporator (Te) di Low Stage dan menjaga parameter lain
konstan terhadap COP dan Exergetic Efficiency sistem
seperti gambar grafik berikut ini.
P7 T7
ducting
Ducting
kondensor
High Stage Circuit
High Stage maupun Low Stage. Apabila temperatur di dalam
T Lingkungan
sistem sudah menunjukkan kondisi yang konstan (steady)
Globe
berarti semua panas yang dihasilkan oleh electric heater
Globe
valve valve T6
Filter
Liquid High Stage
Dryer P6
Receiver High Stage Kondensor Compressor diserap secara keseluruhan oleh evaporator Low Stage.
T out
Capilary
Tube
Kondensor
Untuk mengetahui nilai-nilai yang terbaik dari data yang
diambil maka setelah sistem steady dilakukan pengambilan
P8 T8
data 4 kali setiap 5 menit.
T5
Cascade heat P5
Exchanger
Globe Globe T2
Untuk mengevaluasi sistem refrigerasi cascade ini
Low Stage
Filter
valve
Liquid
valve
P2 Compressor digunakan persamaan pada bab bagian Tinjauan Pustaka dan
Dryer Receiver
Evaporator Low Stage diperoleh beberapa grafik sebagai berikut:
T Ruang
Pendinginan
TXV
P4 T4 P1 T1
Q heater
Electric
Heater Low Stage Circuit
B. Rancangan Percobaan
Berikut ini adalah gambar rancangan percobaan yang
akan dilakukan di evaporator Low Stage:
Evap. fan
Electric Heater
tersebut mempunyai tren naik seiring dengan naiknya Gambar 12 menunjukkan grafik kapasitas pendinginan
pembebanan pada evaporator Low Stage. Pada saat beban 0 (Qevap) Low Stage sebagai fungsi dari beban pendinginan.
Watt (tanpa beban), temperatur evaporator bernilai -37,1°C Grafik mempunyai tren naik seiring dengan besarnya
dan terus naik hingga temperatur evaporator bernilai - pembebanan pada evaporator Low Stage. Pada saat tanpa
28,3°C pada saat beban yang paling besar yaitu 300 Watt. beban Qevap bernilai 0,362 kW dan mengalami fluktuasi atau
Dari grafik tersebut dapat dikatakan bahwa naiknya naik turun hingga beban pendinginan 95 Watt. Setelah itu,
temperatur evaporator dipengaruhi oleh temperatur di dalam kapasitas pendinginan terus naik hingga bernilai 0,622 kW
cooling box karena pembebanan dengan electric heater pada saat beban yang paling besar yaitu 300 Watt.
dilakukan di dalam cooling box. Dengan naiknya temperatur Dari grafik dapat dilihat bahwa naiknya beban
di dalam cooling box maka akan membuat kalor yang pendinginan akan menjadikan temperatur keluaran
diserap oleh evaporator lebih banyak sehingga temperatur evaporator Low Stage dalam kondisi superheat, karena
masuk dan keluar evaporator juga akan semakin tinggi. kondisinya superheat maka delta superheat pada keluaran
evaporator akan dijaga konstan melalui katup ekspansi
TXV. Katup ini menjadi semakin terbuka sehingga
menyebabkan laju aliran massa refrigeran semakin besar.
Karena nilai Qevap merupakan selisih entalpi keluar dan
masuk evaporator dikalikan laju aliran refrigeran dan
naiknya temperatur akibat pembebanan juga menyebabkan
perubahan nilai entalpi pada evaporator menjadi semakin
besar, maka dapat dipastikan bahwa nilai Qevap akan naik
seiring dengan naiknya beban pendinginan.
NOMENKLATUR
m ref _ HS Laju aliran massa refrigeran di High Stage (kg/s)
m ref _ LS Laju aliran massa refrigeran di Low Stage
(kg/s)
m ud Laju aliran massa udara (kg/s)