NAMA KELOMPOK :
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
Ecodesign adalah pendekatan desain produk dengan pertimbangan khusus pada pengaruh
lingkungan selama seluruh proses
dekomposit
pertumbuhan tanggung jawab dan pengertian terhadap jejak kaki ekologi di planet bumi.
Kesadaran penghijauan, populasi yang lebih, industrialisasi dan pertambahan populasi
lingkungan membawa kita pada pertanyaan nilai konsumen. Hal ini penting sekali untuk mencari
solusi pembangunan yang baru dan lingkungan yang bersahabat dan membawa kepada
pengurangan konsumsi material dan energi.
Ada tiga hal penting dalam ecodesign dan dipakai sebagai green concept yaitu
(reduce)mengurangi, (reuse)pemakaian kembali dan (recylce) daur ulang. Paradigma baru desain
produk tersebut mengarahkan pemikiran kepada konsep eco-design.Eco-design adalah suatu
pendekatan desain produk dengan mempertimbangkan dampak yang bisa terjadi pada lingkungan
dari seluruh daur hidup produk.
Eco-design cenderung diintegrasikan kedalam pengembangan produk melalui pilot project,
menyeleksiproduk yang sudah ada, dimulai dari proses pengembangan paling dasar hingga tahap
akhir(Schiavoneet al., 2008) sesuai dengan daur hidup produk
2. Rumusan masalah
berdasarkan latar belakang ecodesign tersebut saya merumuskan masalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
BAB II
PEMBAHASAN
1. Identifikasi masalah
dekomposit
pertumbuhan tanggung jawab dan pengertian terhadap jejak kaki ekologi di planet bumi.
Kesadaran penghijauan, populasi yang lebih, industrialisasi dan pertambahan populasi
lingkungan membawa kita pada pertanyaan nilai konsumen. Hal ini penting sekali untuk mencari
solusi pembangunan yang baru dan lingkungan yang bersahabat dan membawa kepada
pengurangan konsumsi material dan energi.
Ada tiga hal penting dalam ecodesign dan dipakai sebagai green concept yaitu
(reduce)mengurangi, (reuse)pemakaian kembali dan (rcylce) daur ulang.
product life cycles
Daur hidup produk biasanya terdiri dari
(1) cara memperoleh bahan baku
(2)pembuatan
(3) penggunaan
(4) pembuangan
Seluruh proses yang terjadi pada daur hidup produk harus dipandang secara integratif
dan merupakan perwujudan dari pengembanganproduk, desain, produksi, pemasaran, pembelian
dan paska pembelian.Orang-orang yang terlibat dalam proses daur hidup produk harus
bekerjasama dan saling toleran untuk mengaplikasikan.
satu instrumen untuk mengenal faktor penting dalam mengurangi pengaruh lingkungan
selama seluruh lifecycle adalah Environmental effect analysis (EEA) :
Permintaan konsumen
Keperluan legal, keperluan pasar (kompetitor)
Data mengenai produk dan proses produksi
1.3 Masalah saat ini yang melatari terciptanya suatu konsep design baru
Sampah plastik
Hampir setiap orang pasti tidak akan terlepas dari yang namanya bahan plastik dalam
aktifitasnya sahari hari. Memang plastik telah menjadi komponen penting dalam kehidupan
modern saat ini dan peranannya telah menggantikan kayu dan logam mengingat kelebihan yang
dimilikinya yaitu antara lain ringan dan kuat, tahan terhadap korosi , transparan dan mudah
diwarnai,serta sifat insulasinya yang cukup baik.
Sifat-sifat bahan plastic inilah yang membuatnya sulit tergantikan dengan bahan lainnya untuk
berbagai aplikasi khususnya dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kemasan makanan , alat-alat
rumah tangga,mainan anak ,elektronik sampai dengan komponen otomotif. Peningkatan
penggunaan bahan plastic ini mengakibatkan peningkatan produksi sampah plastic dari tahun ke
tahun.
Produksi sampah plastik di Indonesia menduduki peringkat kedua penghasil sampah domestik
yaitu sebesar 5,4 juta ton per tahun.
"Berdasarkan data statistik persampahan domestik Indonesia, jumlah sampah plastik tersebut
merupakan 14 persen dari total produksi sampah di Indonesia," kata Ketua Umum "Indonesia
Solid Waste Association" (InSWA), Sri Bebassari, di Jakarta, Selasa.
Sementara berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
Jakarta, tumpukan sampah di wilayah DKI Jakarta mencapai lebih dari 6.000 ton per hari dan
sekitar 13 persen dari jumlah tersebut berupa sampah plastik.
Dari seluruh sampah yang ada, 57 persen ditemukan di pantai berupa sampah plastik. Sebanyak
46 ribu sampah plastik mengapung di setiap mil persegi samudera bahkan kedalaman sampah
plastik di Samudera Pasifik sudah mencapai hampir 100 meter.
Menurut Sri, langkah positif untuk pengurangan sampah melalui kampanye 3R yaitu Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang).
Namun secara substansial, hasil yang didapat tidak sebanding dengan pertumbuhan penggunaan
plastik yang terus meningkat dari hari ke hari.
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa plastik sangat sulit terurai dalam tanah, membutuhkan
waktu bertahun-tahun dan ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penanganannya.
Pembuangan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah bukanlah solusi yang cukup bijak
dalam pengelolaan sampah plastik ini. Peranan para pemulung dalam mengurangi timbunan
sampah plastik patut mendapat apresiasi meskipun ini tidak bisa menghilangkan seratus persen
sampah plastik yang ada. Perlu adanya manajemen sampah plastik mulai dari lingkungan terkecil
yaitu rumah tangga hingga skala besar meliputi kawasan kota yang dikelola oleh pemerintah kota
atau daerah setempat. Untuk memudahkan pengelolaan sampah plastik pada skala rumah tangga,
maka perlu adanya pemahaman tentang jenis-jenis plastik, kandungan materialnya, hingga
dampaknya terhadap lingkungan sehingga diharapkan terbentuk manajemen pengelolaan yang
tepat.
Beberapa jenis plastik yaitu : PET atau PETE, atau polyethylene therephthalate. Ringan, murah,
dan mudah membuatnya. Penggunaannya terutama pada botol minuman soft drink, tempat
makanan yang tahan microwave dan lain-lain. HDPE (high density polyethylene) Lebih kuat
dan rentan terhadap korosi, sedikit sekali resiko penyebaran kimia bila digunakan sebagai wadah
makanan, bisa digunakan untuk wadah shampoo, deterjen, kantong sampah. Mudah didaur ulang.
PVC (polyvinyl chloride) Plastik jenis ini memiliki karakteristik fisik yang stabil dan memiliki
ketahanan terhadap bahan kimia, cuaca, sifat elektrik dan aliran. Bahan ini paling sulit didaur
ulang dan paling sering kita jumpai penggunaannya pada pipa dan konstruksi bangunan. LDPE
(low density polyethylene) Bisa digunakan untuk wadah makanan dan botol-botol yang lebih
lembek. PP (polypropylene) Plastik jenis ini mempunyai sifat tahan terhadap kimia kecuali
klorin, bahan bakar dan xylene, mempunyai sifat insulasi listrik yang baik. Bahan ini juga tahan
terhadap air mendidih dan sterilisasi dengan uap panas. Aplikasinya pada komponen otomotif,
tempat makanan, karpet, dll. PS (polystyrene) Jenis ini mempunyai kekakuan dan kestabilan
dimensi yang baik. Biasanya digunakan untuk wadah makanan sekali pakai, kemasan, mainan,
peralatan medis, dll.
Berdasarkan penjelasan mengenai eco design berikut contohnya , Untuk desain produk yang
akan kami buat berdasarkan prinsip eco green yaitu re use yaitu TEMPAT TISSUE PLASTIK.
Plastik itu sendiri berasal dari limbah plastik yang berasal dari bungkus kopi sachet yang biasa
dijual di warung-warung kaki lima yang dapat kami jadikan kerajinan tangan.
ANALISIS SWOT
STRENGTH : kekuatan produk eco desain ini berada pada bentuknya yang tahan lama ,lebih
elastis, dan ramah lingkungan karena terbuat dari bungkus plastic .
WEAKNESS : Dalam membuat eco desain ini sangat tergantung dari sisa bungkus kopi yang
telah dibuang dari warung kaki lima, dan juga lama pembuatan eco desain ini yang tergantung
pada kreatifitas desainer.
OPPORTUNITY : Peluang eco desain yang dibuat , pembuatan minim modal karena eco desain
ini terbuat dari daur ulang sampah plastic yang didapat dari warung kaki lima.
THREAD : saingan kreatifitas dari produk sejenis sehingga yang lebih kreatif lebih mudah
menarik minat masyarakat. Dan strategi pemasaran meentukan keberlangsungan eco desain ini.
SEGMENTASI :
-
TARGETING :
-
POTITIONING :
-
Sebagai upaya menumbuhkan kesadaran akan merawat lingkungan sekitar dan ikut
membantu mengurangi pemcemaran lingkungan.
LANGKAH PEMBUATAN
Langkahnya yaitu :
-
Siapkan bungkus kopi bekas berbaai merek yang telah dicuci bersih
Potong bagian atas dan bagian bawah dengan gunting
Setelah terpotong lipat bagian atas dan bawah tersebut sampai membentuk persegi
Bungkus kopi
Gunting
Sunlight
tidak
mempertimbangkanaspek-aspek
seni
yang
rumit.
Produk
Menghargai
sudah tidak
terpakai
Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/kuntari/d/2558697-ecodesign
http://independent.academia.edu/anisarahmakusuma
http://olahsampah.com/index.php/manaement-sampah/36-menenal-sampahplastik-dan-penananannya.