100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
376 tayangan8 halaman
Dokumen ini membahas peran bioteknologi dalam pelestarian lingkungan melalui produksi biogas dari limbah ternak untuk mengurangi pencemaran, produksi etanol dari limbah tebu sebagai pengganti bensin, dan contoh suksesnya Brasil yang mewajibkan penggunaan campuran etanol dan bensin dalam kendaraan. Juga dibahas produksi biodiesel dari minyak nabati dan penggunaan mikroorganisme untuk bioremediasi lingkungan ter
Deskripsi Asli:
Peran bioteknolodi dalam bidang pelestarian lingkungan
Dokumen ini membahas peran bioteknologi dalam pelestarian lingkungan melalui produksi biogas dari limbah ternak untuk mengurangi pencemaran, produksi etanol dari limbah tebu sebagai pengganti bensin, dan contoh suksesnya Brasil yang mewajibkan penggunaan campuran etanol dan bensin dalam kendaraan. Juga dibahas produksi biodiesel dari minyak nabati dan penggunaan mikroorganisme untuk bioremediasi lingkungan ter
Dokumen ini membahas peran bioteknologi dalam pelestarian lingkungan melalui produksi biogas dari limbah ternak untuk mengurangi pencemaran, produksi etanol dari limbah tebu sebagai pengganti bensin, dan contoh suksesnya Brasil yang mewajibkan penggunaan campuran etanol dan bensin dalam kendaraan. Juga dibahas produksi biodiesel dari minyak nabati dan penggunaan mikroorganisme untuk bioremediasi lingkungan ter
Diah Ayu R. Maula (09) Peran bioteknologi dalam bidang pelestarian lingkungan contohnya adalah produksi biogas dari limbah peternakan (kotoran ternak) yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah peternakan tersebut. Biogas sebenarnya merupakan gas metana yang dihasilkan dari penguraian bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga). Penguraian dilakukan oleh mikroba pada fermentasi anaerob. Gas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan sehari-hari, tetapi tidak dapat digunakan untuk kendaraan bermotor. Pembentukan biogas dapat mengurangi pencemaran udara akibat bau busuk dari kotoran akibat dilepaskannya metana (gas rumah kaca) ke udara. Selain kotoran hewan, limbah batang dan daun tebu juga dapat difermentasikan menjadi etanol (alkohol untuk menggantikan bensin (bioetanol). Penggunaannya telah dilakukan di negara Brazil, Zimbabwe dan AS. Bahan bakar etanol di Brasil Brasil adalah negara dengan produksi bahan bakar etanol kedua terbesar di dunia, sekaligus pengekspor terbesar bahan bakar etanol. Brasil dianggap sebagai negara yang pertama kali memberlakukan ekonomi bahan bakar bio secara berkelanjutan serta dianggap juga sebagai pemimpin industri bahan bakar bio. Negara ini dijadikan model bagi beberapa negara lain, dan etanol dari gula yang dihasilkan negara ini merupakan model bahan bakar alternatif paling sukses sampai saat ini. Saat ini, tidak ada lagi kendaraan kecil di Brasil yang hanya menggunakan bahan bakar bensin saja. Sejak tahun 1976, pemerintah mewajibkan semua mobil di Brasil harus bisa menggunakan bahan bakar campuran etanol dengan bensin. Brasil memiliki bahan bakar etanol yang tersebar di seluruh negara ini. Di gambar ini terlihat sebuah pom bensin milik Petrobras di São Paulo yang menyediakan 2 tipe bahan bakar, ditandai dengan A untuk etanol dan G untuk bensin. 6 contoh mobil di Brasil yang berbahan bakar fleksibel dari beberapa pabrikan mobil. Mobil ini dapat menggunakan campuran etanol dan bensin. Bahan bakar biologis lainnya adalah minyak dari biji bunga matahari, biji jarak dan minyak kelapa sawit yang dolah menjadi bahan bakar pengganti solar atau disebut biodiesel. Kelebihan dari biodiesel adalah sifat pelumasannya sangat baik sehingga mengurangi tingkat keausan pada komponen injeksi bahan bakar, selain itu gas buang nya lebih bersih sehingga sedikit menyebabkan polusi. Sedangkan kekurangannya biaya produksinya mahal. Proses pengolahan biji jarak menjadi bahan bakar Bioremediasi Mikroorganisme dapat pula dijadikan sebagai pembersih bahan pencemar lingkungan yang dikenal dengan istilah bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses pembersihan lingkungan tercemar dengan menggunakan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Tujuannya adalah untuk menghilangkan, memecah atau mendegradasi zat-zat pencemar, seperti tumpahan minyak, pestisida dan sisa-sisa bahan kimia lainnya menjadi bahan yang tidak berbahaya dan tidak beracun.