Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“NUTRISI PADA LUKA BAKAR”

DI RUANG 16 RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG


PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
RUANG 16 RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR
MALANG
2017

LEMBAR PENGESAHAN
NUTRISI PADA LUKA BAKAR
di Ruang 16 RSUD dr. SAIFUL ANWAR – MALANG

Oleh :
Kelompok 6
Rahajeng Rahmawati (NIM. 1501460017)
Ardhia Winda Prastia (NIM. 1501460038)
Ariq Dhia Faisal R. (NIM. 1501460029)
Ajeng Pamella A. (NIM. 1501460031)
D4 Keperawatan Malang Semester 4
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Telah diperiksa dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Lahan

_____________________

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Nutrisi pada luka bakar


Sasaran : Keluarga dan pasien yang mengalami luka bakar
Tempat Praktik : Ruang 16 RSUD dr. Saiful Anwar – Malang
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Juni 2017
Waktu : 1 x 30 menit
___________________________________________________________________________

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang keperawatan medikal bedah dengan tema
nutrisi pada pasien luka bakar, klien dan keluarga dapat mengetahui nutrisi yang perlu
diberikan kepada penderita luka bakar.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan pasien dan keluarga mampu :
 Mengetahui dan memahami pengertian dari nutrisi
 Mengetahui dan memahami tujuan pemberian diet pada luka bakar
 Mengetahui dan memahami pentingnya protein untuk penyembuhan luka
 Mengetahui dan memahami pentingnya asupan cairan untuk keseimbangan cairan
tubuh
III. Sasaran
Keluarga dan pasien yang mengalami luka bakar di ruang 16 RSUD dr. Saiful Anwar –
Malang
IV. Pembahasan Materi
1. Pengertian nutrisi
2. Tujuan diet pada luka bakar
3. Pentingnya protein
4. Pentingnya asupan cairan
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. Media
1. Power Point
2. Leaflet
VII. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang 16 RSUD dr. Saiful Anwar –
Malang
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan pemateri dapat menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
 Keluarga dan pasien mengetahui tentang jenis nutrisi yang diperlukan pada pasien
penderita luka bakar
VIII. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media dan Metode


1 Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan  Menjawab salam
3 menit memperkenalkan diri  Mendengarkan Ceramah
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Mendengarkan
 Menyebutkan materi yang akan diberikan
2. Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang pengertian nutrisi  Memperhatikan Ceramah dengan
 Menjelaskan nutrisi pada luka bakar  Mendengarkan menampilkan power
15 menit
 Menjelaskan tentang tujuan diet luka bakar  Bertanya dan menjawab point dan
 Menjelaskan tentang perhitungan kebutuhan nutrisi luka pertanyaan yang diajukan membagikan leaflet
bakar
3. Evaluasi :
10 menit  Menanyakan tentang materi yang telah diberikan dan  Menjawab pertanyaan Tanya jawab
reinforcement kepada peserta
4. Terminasi :
2 menit  Menyampaikan kesimpulan  Mendengarkan Ceramah
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam
IX. Daftar Pustaka
Bernadi, Rakhmat & Karina. 2003. Menyikapi Luka Bakar. http://www.sinarharapan.co.id
Nadesul, Handrawan, Dr. 2002. Bagaimana Merawat Luka Bakar.
http://www.kompas.com diakses pada 28 Mei 2017.
Pacu Gizi Korban Luka Bakar. 2008. http://www.jawapos.co.id diakses pada 28 Mei 2017.
Samsuridjal, Dzauji, Dr. 2007. Nutrisi pada Pasien di Rumah Sakit.
http://cahya.sayanginanda.com diakses pada 28 Mei 2017.
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2000. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi.
Jakarta: EGC.
www.emedicine.com/plastic/TOPIC477.HTM diakses pada 28 Mei 2017..
www.woundpedia.com
Lampiran Materi Penyuluhan

NUTRISI PADA LUKA BAKAR

A. PENGERTIAN
Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan termasuk
didalamnya air, protein dan asam amino yang membentuknya, lemak dan asam lemak,
karbohidrat, mineral dan vitamin.
Nutrisi adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh baik untuk mempertahankan keseimbangaan metabolisme ataupun sebagai
pembangun. (www.woundpedia.com)
B. TUJUAN DIET TKTP PADA LUKA BAKAR
Diet TKTP yaitu diet yang mengandung energy dan protein diatas kebutuhan
normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa/lunak (tim/bubur) di tambah bahan
makanan sumber protein seperti, susu, telor, daging, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
Tujuan diet :
 Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang membantu untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
 Menambah BB hingga mencapai Berat Badan normal.
Syarat diet :
 Energy tinggi yaitu, 35-40 kkal/kgBB
 Protein tinggi, yaitu 1,2 gr/kgBB
 Lemak cukup, yaitu 20-30 %dari kebutuhan energi ketat
 Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal
 Makanan diberikan dalam bentuk mudah cara
Diet TKTP diberikan :
 Kurang energy protein (KEP)
 Sebelum dan sesudah operasi tertentu multi trauma, serta selama radioterapi dan
kemoterapi.
C. PENETAPAN DIET
1. Pemberian makanan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati dan aliran darah ke
saluran cerna kembali normal. Makanan yang diberikan harus mudah dicerna dan
diserap seperti larutan hidrat arang (maltodextrin)
2. Pilih bahan makanan yang mudah dilumatkan, seperti :
 Ikan sebagai sumber protein hewani,
 Tahu atau tempe sebagai sumber protein nabati
 Sayur dan buah yang mudah dilumatkan seperti : wortel, labu siam, lobak,
pepaya,dll
3. Pemberian susu kedelai, kacang merah dan kacang hijau dapat dianjurkan untuk
memberikan glutamin dan arginin yang banyak terdapat di dalam produk kacang-
kacangan, khususnya kacang merah. Minyak ikan yang kaya akan vitamin A dan asam
lemak omega 3 dapat pula diberikan sementara minyak zaitun yang merupakan sumber
asam lemak omega 9 dapat pula dimakan mentah sebagai campuran susu atau formula
enteralnya.
4. Gunakan susu skim untuk menambah kandungan protein dalam sereal, sup, dll. Jangan
gunakan santan sebagai bahan untuk menggurihkan makanan karena santan terutama
yang kental kaya akan asam lemak jenuh
5. Minum banyak air untuk mengencerkan darah. Misalnya 1 gelas air mineral setiap 2
hingga 3 jam sekali dan minum setiap kali terbangun untuk buang air kecil pada malam
hari
6. Untuk menghindari keletihan setelah sembuh dari trauma, luka bakar atau pembedahan,
kepada pasien dapat dianjurkan agar makan sedikit-sedikit tetapi sering.
D. SYARAT DAN PRINSIP DIET PADA LUKA BAKAR
Syarat-syarat diet luka bakar adalah :
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau Nutrisi Enteral Dini
(NED).
2. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar yaitu:
Tabel 3.1 Kebutuhan energi sehari berdasarkan persen luka bakar
Luka Bakar (%) Kebutuhan Energi (kkal)
<10 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB
> 50 2,0 x AMB
3. Protein tinggi, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total.
4. Lemak sedang, yaitu 15-20 % dari kebutuhan energi total. Pemberian lemak yang tinggi
menyebabkan penundaan respon kekebalan sehingga pasien lebih mudah terkena
infeksi.
5. Karbohidrat sedang yaitu 50-60 % dari kebutuhan energi total. Bila pasien mengalami
trauma jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55 % dari kebutuhan
energi total.
6. Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, untuk
membantu mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam bentuk
suplemen. Kebutuhan beberapa jenis vitamin adalah sebagai berikut:
a. Vitamin A minimal 2 kali AKG
b. Vitamin B minimal 2 kali AKG
c. Vitamin C minimal 2 kali AKG
d. Vitamin E 200 SI
7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng ,natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.
8. Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara intensif.
Pada 48 jam pertama, pemberian cairan ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang
agar tidak terjadi shock.
Sedangkan prinsip diet untuk luka bakar antara lain :
1. Kebutuhan kalori dapat dihitung dengan menggunakan rumus Ireton-Jones, sementara
kebutuhan proteinnya dapat diperkirakan berdasarkan rasio kalori terhadap nitrogen
atau jumlah protein yang dibutuhkan pada masing-masing keadaan.
2. Terapi imunonutrisi dapat dilakukan dengan memberikan suplemen preparat enteral
yang mengandung glutamin, arginin, dan asam lemak omega 3. Glutamin dan arginin
merupakan asam-asam amino yang dalam keadaan sehat tergolong non-esensial tetapi
pada keadaan stres berat akan menjadi asam-asam amino esensial. Kadar glutamin dan
arginin yang memadai akan mengendalikan respon inflamasi dan mempercepat proses
penyembuhan.
3. Pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah darah yang hilang dengan ditambah
jumlah keluar urine serta feses dan insensible waterloss.
4. Pemberian suplemen vitamin dan mineral diperlukan pada trauma, luka bakar dan
pembedahan. Vitamin C dengan takaran 500-1000 mg/hari diperlukan untuk
pembentukan kolagen bagi proses kesembuhan luka yang optimal.

E. CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI PADA PASIEN LUKA BAKAR


1. Penilaian Stress Metabolik
a. Luas luka bakar
b. Gula darah sewaktu
c. Nitrogen urea urine
2. Pemenuhan Kebutuhan Energy Total
KET (kkal) = KEB + FAKTOR STRES + AKTFITAS
Keterangan :
KET = Kebutuhan Energy Total
Besar faktor perkalian untuk faktor stress sesuai dengan luas luka bakar :

Luas Luka Bakar (%) Faktor Stres


20 – 29 1.50 – 1.69
30 – 39 1.70 – 1.84
40 – 49 1.85 – 1.94
≥ 50 2.0
Kebutuhan Energy Untuk Aktivitas
0 % = dari kebutuhan bila tirah baring
5 % = dari kebutuhan bila dapat duduk
10 % bila bisa berdiri di sekitar tempat tidur
3. Penentuan kebutuhan basal
Persamaan Harrist- Benedict
Laki-laki : KEB (kkal) = 665 + 13.7 BB + 5.0 TB – 6.8 U
Perempuan : KEB (kkal) = 665 + 9.6 BB + 1.8 TB – 4.7 U
Keterangan :
· KEB : Kebutuhan Energy Basal
· BB : Berat Badan (Kg)
· TB : Tinggi Badan (Cm)
· U : Usia (Tahun)
F. BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN YANG TIDAK DIANJURKAN
o Bahan makanan yang dianjurkan merupakan semua bahan makanan sumber energi dan
protein seperi susu, telur, daging, ayam, dan keju, serta gula pasir, dan sirup.
o Bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu bahan makanan hiperalergik seperti udang.

G. DAMPAK KEKURANGAN ASUPAN NUTRISI PADA PASIEN LUKA BAKAR


Pada pasien luka bakar terjadi kehilangan energy dan protein yang besar, untuk itu
diperlukan dukungan nutrisi yang sesuai untuk mengurangi komplikasi, kematian, dan
mempercepat penyembuhan luka. Pasien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk
memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk
meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena suplai darah jaringan
adiposa tidak adekuat.
Komplikasi yang terjadi diantaranya adalah :
Keloid dan jaringan parut hipertrofik timbul karena reaksi serat kolagen yang berlebihan
dalam proses penyembuhan luka. Serat kolagen disini teranyam teratur. Keloid yang
tumbuh berlebihan melampaui batas luka, sebelumnya menimbulkan gatal dan cenderung
kambuh bila dilakukan intervensi bedah.
Parut hipertrofik hanya berupa parut luka yang menonjol, nodular, dan kemerahan,
yang menimbulkan rasa gatal dan kadang – kadang nyeri. Parut hipertrofik akan menyusut
pada fase akhir penyembuhan luka setelah sekitar satu tahun, sedangkan keloid tidak.

Anda mungkin juga menyukai