JUDUL PROGRAM
Alat Untuk Mengubah Sampah Plastik Menjadi BBM Ramah Lingkungan Dengan
Proses Pirolisis Menggunakan Teknik Hydrocracking Sebagai Katalisator
BIDANG KEGIATAN
KARYA INOVASI
Diusulkan Oleh:
1.3 Tujuan
Berikut merupakan tujuan dari inovasi alat untuk mengubah sampah plastik menjadi
BBM dengan metode pirolisis.
1. Penggunaan proses hydrocracking sebagai katalisator untuk mempercepat laju
pembakaran agar mengurangi potensi emisi karbon.
2. Menganalisis titik leleh tiap jenis plastik agar dapat disesuaikan dan mudah terbakar.
3. Menganalisis nilai kalor tiap pembakaran jenis plastik agar mengetahui efisiensi BBM
yang dihasilkan dari jenis sampah plastik tertentu.
1.4 Manfaat
Berikut adalah manfaat dari inovasi alat untuk mengubah sampah plastik menjadi
BBM dengan metode pirolisis yaitu: memberikan solusi terkait katalisator zeolit dalam proses
hydrocracking untuk mengurangi potensi emisi karbon yang dihasilkan dari proses pirolisis
plastik, memberikan penjelasan titik leleh dan nilai kalor tiap pembakaran jenis plastik agar
mengetahui efisiensi BBM yang dihasilkan serta efektifitas tingkat leleh tiap plastik.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi Terdahulu BBM Dari Sampah Plastik
2.1.1 Plastik
Plastik merupakan material terbuat dari nafta yang merupakan produk turunan minyak
bumi yang diperoleh melalui proses penyulingan. Karakteristik plastik yang memiliki
ikatan kimia yang sangat kuat sehingga banyak material yang dipakai oleh masyarakat
berasal dari plastik. Namun plastik merupakan material yang tidak bisa terdekomposisi
secara alami (non biodegradable) sehingga setelah digunakan, material yang berbahan
baku plastik akan menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh mikroba tanah dan akan
mencemari lingkungan (Wahyudi et al., 2018).
Komposisi dan material plastik adalah polymer dan zat additive lainnya. Polymer
tersusun dari monomer-monomer yang terikat oleh rantai ikatan kimia (Waste
management information, 2004). Perkembangan plastik bermula dari ditemukannya
plastik pertama yang berasal dari polymer alami, yakni selluloid pada tahun 1869 oleh
investor Amerika John W, Hyatt dan dibentuk pada tahun 1872. Plastik pertama tersusun
oleh nitrat selulosa, kamfer, dan alkohol. Plastik menjadi industri modern setelah adanya
produksi Bakelite oleh American Chemist L. H Baakeland pada tahun 1909. Bakelite
tersusun dari polymer fenol dan formaldehid. Dalam perkembangannya, plastik
digunakan dalam berbagai bentuk dan kegunaan, seperti peralatan makan, pembungkus
makanan, lensa optik, struktur bangunan, furniture, fiberglass, dan lain-lain (Waste
management information, 2004).
2.1.4 Pirolisis
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengkonversi sampah plastik
menjadi bahan bakar cair, antara lain: pyrolysis, thermal cracking, and catalitic cracking.
Diantara ketiga metode tersebut, metode pirolisis adalah metode yang menjanjikan.
dianggap paling Pirolisis berasal dari dua kata yaitu pyro yang berarti panas dan lysis
yang berarti penguraian atau degradasi, sehingga pirolisis berarti penguraian biomassa
oleh panas pada suhu lebih dari 150°C.
Pirolisis merupakan proses thermal cracking yaitu proses perekahan atau pemecahan
rantai polimer menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui proses thermal
(pemanasan/pembakaran) dengan tanpa maupun sedikit oksigen. Pirolisis merupakan
proses endotermis artinya proses pirolisis hanya bisa terjadi ketika dalam sistem
diberikan energi panas. Energi panas yang dibutuhkan pada proses ini dapat bersumber
dari tenaga listrik maupun dari tungku pembakaran dengan bahan bakar berupa limbah
kayu seperti potongan-potongan kayu, serbuk gergaji, dan lain-lain. Istilah lain dari
pirolisis adalah “destructive distillation” atau destilasi kering, merupakan proses
penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan organik yang disebabkan oleh adanya
pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar.
Plastik yang mengalami proses pirolisis akan terdekomposisi menjadi
material-material pada fase cair dalam bentuk minyak bakar, fase gas berupa campuran
gas yang dapat terkondensasi maupun tidak dapat terkondensasi dan fase padat berupa
residu maupun tar (Hamidi dkk, 2013). Dibandingkan dengan bio-fuel seperti biodisel
maupun bioetanol, minyak hasil pirolisis plastik memiliki beberapa kelebihan. Minyak
hasil pirolisis tidak mengandung air sehingga nilai kalorinya lebih besar. Selain itu,
minyak hasil pirolisis tidak mengandung oksigen sehingga tidak menyebabkan korosi
(Hidayah & Syafrudin, 2018).
Tahap 4: Evaluasi, monitoring dan pembelajaran. Kesulitan dan pengalaman yang ada dalam
menciptakan dan penggunaan ini agar menjadi pembelajaran dari model atau sistemnya untuk
kedepannya.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Penelitian Alat Inovasi
Dalam teknik pelaksanaan agar BBM dapat diperoleh adalah dengan plastik yang
dipanaskan hingga meleleh dan kemudian berubah menjadi gas karena dipanaskan pada suhu
diatas 400 ℃ tanpa oksigen. Selama proses berlangsung, rantai panjang hidrokarbon akan
terpotong menjadi rantai pendek. Selanjutnya gas akan mengalami kondensasi dan
membentuk cairan pada proses pendinginan yang dilakukan pada gas tersebut. Dan cairan
tersebut nantinya menjadi bahan bakar seperti bensin ataupun bahan bakar diesel.
Tambahkanlah katalis agar hasil yang didapatkan dan performa yang dilakukan menjadi lebih
baik. Suhu, waktu, dan jenis katalis merupakan jenis parameter yang sangat berpengaruh
terhadap produk yang dihasilkan.
Digunakan katalis berupa zeolit dengan katalisator yaitu hydrocracking yang dapat
menghasilkan tingkat fraksa bensin tertinggi dibandingkan katalis lainnya untuk
mempercepat proses pirolisis dan membuat proses tersebut menghasilkan emisi karbon yang
sedikit. Lalu, digunakan mesin reaktor dimana kepingan plastik akan bereaksi dengan panas
dan juga hidrogen pada ruang tertutup tanpa oksigen. Kemudian, kompor akan dinyalakan
dan proses pembakaran akan memakan waktu kurang lebih empat jam setelah tabung reaktor
ditaruh diatas kompor.
Terjadi proses penyubliman uap menjadi zat cair dari hasil pembakaran sampah
plastik yang akan diteruskan melalui pipa pendingin. Zat cair tersebut akan menjadi minyak
mentah dan merupakan bahan dasar dari bahan bakar minyak. Zat cair tersebut akan diproses
kembali dengan metode memanaskan minyak mentah agar dapat mengetahui minyak apa
yang dihasilkan, seperti minyak tanah, bensin, atau solar. Proses pemisahan partikel minyak
itu dibagi ke tiga slot. keluar melalui kran yang berjumlah tiga di setiap slotnya yang
merupakan hasil akhir. BBM sintetis berpotensi menghasilkan 800 mililiter atau 0,8 liter dari
sampah plastik yang ditaruh penuh di dalam tabung reaktor.
Ide menciptakan alat untuk mengubah plastik menjadi BBM bermula saat keresahan
yang terjadi dikarenakan sampah plastik yang jumlahnya semakin lama semakin tidak
terkendali. Tanpa sadar, plastik yang biasa kita pakai sehari-hari seperti menyimpan jajanan
yang kita beli di warung dan di berbagai tempat lainnya telah menurunkan usia bumi sedikit
demi sedikit. Kemudian, diketahui bahwa kebutuhan energi BBM mencapai setengah persen,
yang mana hal tersebut terbilang penting untuk dipikirkan untuk kedepannya yang
memungkinkan BBM mengalami krisis secara berkelanjutan. Maka dari itu, alat untuk
membuat sampah plastik menjadi sebuah BBM akan dibuat berdasarkan proposal yang
dibuat. Bisa dikatakan, alat sejenis ini sudah umum pada masyarakat luas, namun pada alat
ini kami menambahkan metode hydrocracking, yang membuat proses menjadi ramah
lingkungan. Produk dengan ukuran yang dapat dibilang sederhana serta performa yang
dilakukan bersamanya dengan katalis, produk ini mampu digunakan sebagai wadah agar
sampah plastik dapat dikonversi menjadi sebuah BBM.
Secara teknis, produk didesain dan diproduksi seoptimal mungkin agar menciptakan
daya tarik tersendiri. Beberapa bagian yang dibutuhkan seperti drigen oli, valve oli, dan juga
bagian-bagian lainnya yang akan dirakit pada laboratorium yang memungkinkan untuk
digunakan sebagai tempat produksi dari produk tersebut. Blower keong yang merupakan titik
awal mula dari proses sebuah pirolisasi, kemudian dilanjutkan dengan proses memanaskan
dan berakhir dengan hasil berupa BBM.
Belmawa 2.900.000
Perguruan Tinggi 2.200.000
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain 1.600.000
Jumlah 6.700.000
[1] Abdullah et al. (2020) Buju Ajar Teknologi Tepat Guna: Mengolah Sampah Plastik
Menjadi Bahan Bakar Minyak . 1st edn. Kayutangi, Banjarmasin: Lambung Mangkurat
University Press.
[3] Saputra, R.B. et al. (2020) “RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ALAT
PENGUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM),” Jurnal
Baut dan Manufaktur, 2(2).
[4] Septiani, B.A., Arianie, D.M. and Risman, V.F.A.A. (2019) “Pengelolaan Sampah Plastik
di Salatiga: Praktik dan Tantangan,” JURNAL ILMU LINGKUNGAN, 17(1).
[5] Wahyudi, J., Prayitno, H.T. and Astuti, A.D. (2018) “PEMANFAATAN LIMBAH
PLASTIK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF ,”
Jurnal Litbang, XIV(1).
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
1. Biodata Ketua
2. Biodata Anggota 1
3. Biodata Anggota 2
4. Biodata Anggota 3