PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014 2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Kertas telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir seluruh aktivitas sehari hari membutuhkan kertas, seperti untuk pendidikan, sebagai alat komunikasi, kesehatan, perbankan, dan lain-lain. Kertas tidak hanya digunakan sebagai alat tulis, buku atau majalah tetapi seiring dengan kemajuan teknologi kertas juga dapat digunakan sebagai tissu, pembungkus rokok, pembungkus makanan dan minuman dan sebagainya
Di Indonesia, Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang terus berkembang. Hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan hutan hujan tropis kedua teresar yang dapat mendukung ketersediaan bahan baku untuk industri pulp dan kertas. Dengan meningkatnya industri pulp dan kertas maka menempatkan Industry bubur kertas (Pulp Paper) menghasilkan polusi ketiga terbesar di Indonesia. Setiap tahun sekitar 220 juta pound polusi beracun dibuang ke air dan udara. Akibat penggundulan hutan, diperkirakan 120 miliar ton CO2 dibuang ke udara. Sehingga udara yang merupakan komponen kehidupan dan perikehidupan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan telah berubah komposisinya dari komposisi udara ambien. Dimana secara alamiah udara yang sudah tercemar tidak dapat menyangga kehidupan. 3
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai langkah-langkah yang diperlukan dalam mencegah pencemaran udara dengan melakukan kegiatan perencanaan serta monitoring terhadap industri pulp dan kertas sehingga dapat meminimalkan dampak pencemaran udara yang secara khusus pada industri pulp dan kertas.
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu : 1. Jenis limbah gas apa saja yang dihasilkan oleh industri pulp dan kertas? 2. Bagaimana konsep monitoring dan perencanaan mitigasi pencemaran udara pada industri pulp dan kertas?
C. Tujuan 1. Menyebutkan jenis limbah gas apa saja yang dihasilkan oleh industri pulp dan kertas? 2. Mendeskripsikan konsep monitoring dan perencanaan mitigasi pencemaran udara pada industri pulp dan kertas?
4
BAB II PEMBAHASAN A. Industri Pulp dan Kertas Industri pulp dan kertas adalah industri yang mengolah kayu sebagai bahan dasar untuk memproduksi pulp, kertas, papan, dan produk berbasis selulosa lainnya. Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan kardus. Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku, pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas. Tahapan utama dan proses sederhana dalam pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan pulp pada Pulper Dalam tanki pencampur, pulp dicampur dengan air menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam pulper untuk defiberization dan mempercepat beating serta fibrillation dikarenakan pemekaran serat. 2. Cleaner Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa menara dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil kembali dan pulp dicuci. 3. Pemurnian Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk. Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat menjadilebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.
Industri Pulp dan Ketas Sumber : google image 5
4. Pembentukan Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan untuk meningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada saringan berjalan. 5. Pengepresan Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar stack. 6. Pengeringan Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air. 7. Calender Stack Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar Stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas. 8. Pope Reel Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan kemudian dikemas. B. Limbah Gas Industri Pulp dan Kertas Dalam proses pengolahan tersebut tentu menghasilkan limbah. Secara khusus limbah berupa gas yang dihasilkan pada industry kertas berupa emisi udara serta partikulat. Limbah gas berasal dari mesin mesin yang digunakan dalam proses dan juga dari boiler. Gas yang dihasilkan pada tiap mesin dialirkan ke udara secara bebas melalui cerobong asap. Selain itu limbah gas berasal dari unit pemutihan terutama gas 6
Cl yang jumlahnya relative kecil sehingga gas ini langsung dibuang tanpa penanganan. Selain itu menurut Rini (2012) limbah gas pada proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : a. Partikulat yang terdiri dari : Abu. Abu merupakan bahan tak terbakar yang tersisa setelah suatu bahan bakar (limbah padat) dibakar. Dalam proses pembuatan kertas abu yang dihasilkan berasal dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain. Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium. Misalnya saja jika partikulat mengandung natrium dimana natrium bereaksi cepat dengan air, salju, dan es untuk menghasilkan natrium hidroksida dan hidrogen. Ketika terkena udara, logam natrium kehilangan warna keperakannya dan berubah menjadi abu-abu buram akibat pembentukan lapisan natrium oksida. Uap natrium hidroksida yang sangat mengiritasi kulit, mata, hidung, dan tenggorokan. Eksposur sangat parah bisa menyebabkan sulit bernapas, batuk, dan bronkitis kimia. b. Gas yang terdiri dari : Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H 2 S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia. Dimana hampir semua jenis kayu dapat dimasak dengan proses kraft pulping. Proses kraft pulping merupakan proses pembuatan pulp secara kimia dengan tujuan untuk memisahkan serat (fiber) dalam kayu secara kimia dan melarutkan lignin dan lamella yang mengikat serat bersama-sama. Bahan kimia utama yang digunakan dalam proses kraft pulping adalah NaOH dan H 2 S untuk menghasilkan pulp yang sifat fisiknya kuat. Dimana gas H 2 S lebih berat dari pada udara, maka gas ini akan mengumpul dilokasi yang rendah Gas ini tidak berwarna, akan terbakar atau meledak didalam udara. Jika gas ini terbakar akan memberikan bahaya serta dampak terhadap kesehatan. 7
Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime kiln (tanur kapur) Uap yang mengganggu jarak pandangan
Limbah gas pada proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan sehingga diterbitkan baku mutu untuk industri pulp dan kertas berdasarkan peraturan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :
Baku Mutu Emisi Untuk Industri Pulp Dan Kertas No. Sumber Parameter Batas Maksimum (mg/m 3 ) 1 Tungku Recovery Total Partikel 200
Total Sulfur Tereduksi (Total Reduced Sulphur TRS) 10 2 Tanur Putar Pembakaran Kapur (Lime Kiln) Total Partikel 300
Total Sulfur Tereduksi (Total Reduced Sulphur TRS) 28 3 Tangki Pelarutan Lelehan (Smelt Dissolving Tank) Total Partikel 250
(ClO 2 ) 6 Tenaga Ketel Uap (Power Boiler) Total Partikel Sulfur Dioxide (SO 2 ) 200 750
Nitrogen Oxide (NO 2 ) 900 7 Semua sumber Opasitas 30 % Catatan : - TRS ditentukan sebagai H2S, TRS meliputi senyawa Hidrogen Sulfida, Metil Merkaptan, Dimetil Sulfida, Dimetil Disulfida. - Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO 2.
- Koreksi 8 % Oksigen untuk Tungku Recovery. - Koreksi 7 % Oksigen untuk Boiler. - Koreksi 10 % untuk Sumber Lain (selain Tungku Recovery dan Boiler). - Volume Gas dalam keadaan standar (25C dan Tekanan 1 atm) - Untuk sumber pembakaran, partikulat di koreksi sebesar 10% Oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. - Pemberlakukan BME untuk 95 % waktu operasi normal selama tiga bulan
C. Konsep Monitoring dan Mitigasi Pengelolaan Pencemaran Udara Secara umum istilah monitoring dalam hal pengelolaan lingkungan dipakai sebagai alat/cara yang penting dan merupakan metode baru untuk menilai suatu dampak pencemaran lingkungan. Sedangkan mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Perencanaan Mitigasi pencemaran udara pada industri pulp and paper merupakan suatu usaha yang disusun untuk mengurangi bahkan sebisa mungkin untuk menghilangkan pencemaran yang terjadi pada kawasan industri tersebut. a. Pada industri pulp dan kertas, emisi GRK terutama dihasilkan dari penggunaan bahan bakar pada pembuatan pulp serta pengeringan kertas. Industri pulp yang berdiri sendiri membutuhkan tahap pengeringan pulp (4,2 MMBtu/t pulp atau 4,4 GJ/t pulp; Martin et al, 2000), sehingga integrasi industri pulp dengan industri 9
kertas pada lokasi yang sama merupakan salah satu aksi mitigasi pada jangka panjang. b. Peningkatan daur ulang kertas pun mengurangi kebutuhan energi secara signifikan, sehingga mengurangi kebutuhan pulp baru (virgin pulp) yang membutuhkan energi lebih besar. Produksi pulp dari kertas daur ulang hanya membutuhkan 1 4 MMBtu/t sedangkan produksi pulp baru membutuhkan 10 12 MMBtu/t (Jacobs & IPST, 2006), sehingga penggunaan kertas daur ulang dapat menghemat sekitar 6 11 MMBtu/t (6,3 11,6 GJ/t). c. Karena industri pulp dan kertas termasuk ke dalam industri lahap energi, maka peningkatan efisiensi energi merupakan langkah penting dalam aksi mitigasi. Steam memegang peranan penting dalam industri pulp dan kertas, sehingga langkah-langkah mitigasi umum (sub-bab 4.4) dapat diterapkan pada industri ini. Konsep mitigasi Pengelolaan Limbah Emisi Udara dilakukan menggunakan berbagai upaya pengendalian berbasis teknologi. Dimana limbah gas/asap yang merupakan limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Pabrik mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan pencemaran yang cukup luas. Gas, asap dan lain-lain berakumulasi/bercampur dengan udara basah mengakibatkan partikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun. Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi pulp, biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas treatment di unit pulping, Electro Static Dust Precipitator pada Recovery Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit. Penerapan teknologi diatas tentu sangat bermanfaat seperti Wet scrubber adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengontrol polusi udara dan memindahkan beberapa partikel berbahaya atau gas dari sistem pembuangan industry dan Electro Static Dust Precipitator sebagai teknologi untuk menghilangkan asap yang dihasilkan dalam proses pembakaran.
10
Beberapa limbah atau proses yang menghasilkan emisi udara ini, beserta penanganannya ialah : a. Kondensat tercemar yang berasal dari proses digester dikumpulkan dan dialirkan ke unit penanganan kondensat di evaporator plant. b. Noncondensable gas (NCG) dibakar sebagian menjadi limbah di lime klin (tanur kapur). c. Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik dan steam tekanan menengah untuk pemanasan dalam proses di seluruh unit operasi produksi. d. Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap diisap blower dan diarahkan ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua tahap. Di menara ini digunakan larutan sodium hidroksida dan diinjeksikan dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia berupa klorin dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas klorin dioksida. e. Limbah yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler, baik dari multi fuel boiler, recovery boiler, maupun lime kiln. Untuk tujuan ini, pabrik pulp harus memiliki alat electrostatic precipitator. Sedangkan cerobong asap dari dissolving tank recovery boiler dilengkapi dengan scrubber yang dialiri secara pelan.
11
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu 1. Konsep mitigasi Pengelolaan Limbah Emisi Udara dilakukan menggunakan berbagai upaya pengendalian berbasis teknologi sebagai contoh misalnya limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi pulp, biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas treatment di unit pulping, Electro Static Dust Precipitator pada Recovery Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit. 2. Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan kardus. Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku, pembuatan pulp (secarakimia, semikimia, mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas B. Saran Adapun saran dalam makalah ini yaitu : 1. Sebaiknya dalam hal menyusun makalah, lebih banyak referensi yang digunakan untuk penambahan materi. 2. Sebaiknya lebih melengkapi pokok bahasan dari makalah yang diuat
12
DAFTAR PUSTAKA
Anhar. 2013. Industri pulp dan Kertashttp://iptek- akdinbemfaperi.blogspot.com/2009/06/industri pulp dan kertas-bbi.html diakses pada tanggal 06 September 2014 Anindya. 2010. Makalah Pembuatan Kertas pada halaman http://scribd/makalah - pembuatan-kertas-.com/0102/IV.html diakses pada tanggal 12 September 2014 Ignatius, Stevie. 2013. Perkembangan Industri Pulp dan Kertas di Indonesia pada halaman http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-25040-2109039027-Paper1.pdf diakses pada tanggal 06 September 2014 Joko Sutopo. 2012 Web Scrubber pada halaman http:///Dust%20Collector%20Consultant%20%20Wet%20Scrubbers.htmv diakses pada tanggal 12 September 2014 Siswanto, Febri Dwi. 2012. Pencemaran Limbah Gas pdf pada halaman ittp://www.scribd.com/doc/96895062/Pencemaran-Limbah-Gas diakses pada tanggal 06 September 2014 Soemirat, Juli. 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:Gadja Mada University Press UMM. 2010. Minimisasi Limbah Industri pada halaman http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/viewFile/1782/1874_umm_scie ntific_journal.pdf diakses pada tanggal 06 September 2014