Anda di halaman 1dari 13

1

KONSEP MONITORING DAN INVESTIGASI


PENGELOLAAN PENCEMARAN UDARA
DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS







Oleh :

1. Fitriana D12112262
2. Andi Widya Khairunnisa D12112263
3. Khaira Sakiah Jufri D12112272




PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kertas telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Hampir seluruh aktivitas sehari hari membutuhkan kertas, seperti untuk
pendidikan, sebagai alat komunikasi, kesehatan, perbankan, dan lain-lain. Kertas
tidak hanya digunakan sebagai alat tulis, buku atau majalah tetapi seiring dengan
kemajuan teknologi kertas juga dapat digunakan sebagai tissu, pembungkus rokok,
pembungkus makanan dan minuman dan sebagainya

Di Indonesia, Industri pulp
dan kertas merupakan salah satu
industri yang terus berkembang.
Hal ini karena Indonesia
merupakan negara dengan hutan
hujan tropis kedua teresar yang
dapat mendukung ketersediaan
bahan baku untuk industri pulp
dan kertas.
Dengan meningkatnya industri pulp dan kertas maka menempatkan Industry
bubur kertas (Pulp Paper) menghasilkan polusi ketiga terbesar di Indonesia. Setiap
tahun sekitar 220 juta pound polusi beracun dibuang ke air dan udara. Akibat
penggundulan hutan, diperkirakan 120 miliar ton CO2 dibuang ke udara.
Sehingga udara yang merupakan komponen kehidupan dan perikehidupan
yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup
lainnya seperti tumbuhan dan hewan telah berubah komposisinya dari komposisi
udara ambien. Dimana secara alamiah udara yang sudah tercemar tidak dapat
menyangga kehidupan.
3

Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
langkah-langkah yang diperlukan dalam mencegah pencemaran udara dengan
melakukan kegiatan perencanaan serta monitoring terhadap industri pulp dan
kertas sehingga dapat meminimalkan dampak pencemaran udara yang secara
khusus pada industri pulp dan kertas.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Jenis limbah gas apa saja yang dihasilkan oleh industri pulp dan kertas?
2. Bagaimana konsep monitoring dan perencanaan mitigasi pencemaran udara
pada industri pulp dan kertas?

C. Tujuan
1. Menyebutkan jenis limbah gas apa saja yang dihasilkan oleh industri pulp dan
kertas?
2. Mendeskripsikan konsep monitoring dan perencanaan mitigasi pencemaran
udara pada industri pulp dan kertas?













4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Industri Pulp dan Kertas
Industri pulp dan kertas adalah industri
yang mengolah kayu sebagai bahan dasar
untuk memproduksi pulp, kertas, papan, dan
produk berbasis selulosa lainnya. Industri pulp
dan kertas mengubah bahan baku serat
menjadi pulp, kertas dan kardus. Urutan
proses pembuatannya adalah persiapan bahan
baku, pembuatan pulp (secara kimia,
semikimia, mekanik atau limbah kertas),
pemutihan, pengambilan kembali bahan kimia,
pengeringan pulp dan pembuatan kertas.
Tahapan utama dan proses sederhana dalam pembuatan pulp dan kertas adalah
sebagai berikut :
1. Pembuatan pulp pada Pulper
Dalam tanki pencampur, pulp dicampur dengan air
menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin
kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam pulper untuk defiberization dan
mempercepat beating serta fibrillation dikarenakan pemekaran serat.
2. Cleaner
Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa menara
dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia
diambil kembali dan pulp dicuci.
3. Pemurnian
Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk. Pada
proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat
menjadilebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas
kertas yang dihasilkan.

Industri Pulp dan Ketas
Sumber : google image
5

4. Pembentukan
Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan untuk
menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan untuk
meningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan
pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan
lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada
saringan berjalan.
5. Pengepresan
Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres lembaran diantara
silinder pada calendar stack.
6. Pengeringan
Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan
dengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air.
7. Calender Stack
Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar Stack,
yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol
ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.
8. Pope Reel
Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu
pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam
gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi
lembaran, dirapikan kemudian dikemas.
B. Limbah Gas Industri Pulp dan Kertas
Dalam proses pengolahan tersebut tentu menghasilkan limbah. Secara khusus
limbah berupa gas yang dihasilkan pada industry kertas berupa emisi udara serta
partikulat. Limbah gas berasal dari mesin mesin yang digunakan dalam proses dan
juga dari boiler. Gas yang dihasilkan pada tiap mesin dialirkan ke udara secara bebas
melalui cerobong asap. Selain itu limbah gas berasal dari unit pemutihan terutama gas
6

Cl yang jumlahnya relative kecil sehingga gas ini langsung dibuang tanpa
penanganan.
Selain itu menurut Rini (2012) limbah gas pada proses pembuatan kertas yang
berpotensi mencemari lingkungan tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Partikulat yang terdiri dari :
Abu. Abu merupakan bahan tak terbakar yang tersisa setelah suatu bahan bakar
(limbah padat) dibakar. Dalam proses pembuatan kertas abu yang dihasilkan
berasal dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain.
Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium. Misalnya
saja jika partikulat mengandung natrium dimana natrium bereaksi cepat dengan
air, salju, dan es untuk menghasilkan natrium hidroksida dan hidrogen. Ketika
terkena udara, logam natrium kehilangan warna keperakannya dan berubah
menjadi abu-abu buram akibat pembentukan lapisan natrium oksida. Uap
natrium hidroksida yang sangat mengiritasi kulit, mata, hidung, dan
tenggorokan. Eksposur sangat parah bisa menyebabkan sulit bernapas, batuk,
dan bronkitis kimia.
b. Gas yang terdiri dari :
Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H
2
S yang dilepaskan dari
berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia.
Dimana hampir semua jenis kayu dapat dimasak dengan proses kraft pulping.
Proses kraft pulping merupakan proses pembuatan pulp secara kimia dengan
tujuan untuk memisahkan serat (fiber) dalam kayu secara kimia dan melarutkan
lignin dan lamella yang mengikat serat bersama-sama.
Bahan kimia utama yang digunakan dalam proses kraft pulping adalah NaOH
dan H
2
S untuk menghasilkan pulp yang sifat fisiknya kuat. Dimana gas H
2
S
lebih berat dari pada udara, maka gas ini akan mengumpul dilokasi yang rendah
Gas ini tidak berwarna, akan terbakar atau meledak didalam udara. Jika gas ini
terbakar akan memberikan bahaya serta dampak terhadap kesehatan.
7

Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan
lime kiln (tanur kapur)
Uap yang mengganggu jarak pandangan

Limbah gas pada proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari
lingkungan sehingga diterbitkan baku mutu untuk industri pulp dan kertas
berdasarkan peraturan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Baku Mutu Emisi Untuk Industri Pulp Dan Kertas
No. Sumber Parameter
Batas Maksimum
(mg/m
3
)
1 Tungku Recovery Total Partikel 200

Total Sulfur
Tereduksi
(Total Reduced
Sulphur TRS)
10
2
Tanur Putar Pembakaran Kapur
(Lime Kiln)
Total Partikel 300

Total Sulfur
Tereduksi
(Total Reduced
Sulphur TRS)
28
3
Tangki Pelarutan Lelehan
(Smelt Dissolving Tank)
Total Partikel 250

Total Sulfur
Tereduksi
(Total Reduced
Sulphur TRS)
28
4 Digester
Total Sulfur
Tereduksi
(Total Reduced
Sulphur TRS)
10
5
Unit Pemutihan
(Bleach Plant)
Klorin (Cl
2
) 10
Klorin Dioksida 125
8

(ClO
2
)
6
Tenaga Ketel Uap
(Power Boiler)
Total Partikel
Sulfur Dioxide (SO
2
)
200
750

Nitrogen Oxide
(NO
2
)
900
7 Semua sumber Opasitas 30 %
Catatan :
- TRS ditentukan sebagai H2S, TRS meliputi senyawa Hidrogen Sulfida, Metil Merkaptan, Dimetil
Sulfida, Dimetil Disulfida.
- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO
2.

- Koreksi 8 % Oksigen untuk Tungku Recovery.
- Koreksi 7 % Oksigen untuk Boiler.
- Koreksi 10 % untuk Sumber Lain (selain Tungku Recovery dan Boiler).
- Volume Gas dalam keadaan standar (25C dan Tekanan 1 atm)
- Untuk sumber pembakaran, partikulat di koreksi sebesar 10% Oksigen
- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh
hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.
- Pemberlakukan BME untuk 95 % waktu operasi normal selama tiga bulan

C. Konsep Monitoring dan Mitigasi Pengelolaan Pencemaran Udara
Secara umum istilah monitoring dalam hal pengelolaan lingkungan dipakai
sebagai alat/cara yang penting dan merupakan metode baru untuk menilai suatu
dampak pencemaran lingkungan.
Sedangkan mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Perencanaan Mitigasi pencemaran udara pada industri pulp and paper
merupakan suatu usaha yang disusun untuk mengurangi bahkan sebisa mungkin
untuk menghilangkan pencemaran yang terjadi pada kawasan industri tersebut.
a. Pada industri pulp dan kertas, emisi GRK terutama dihasilkan dari penggunaan
bahan bakar pada pembuatan pulp serta pengeringan kertas. Industri pulp yang
berdiri sendiri membutuhkan tahap pengeringan pulp (4,2 MMBtu/t pulp atau 4,4
GJ/t pulp; Martin et al, 2000), sehingga integrasi industri pulp dengan industri
9

kertas pada lokasi yang sama merupakan salah satu aksi mitigasi pada jangka
panjang.
b. Peningkatan daur ulang kertas pun mengurangi kebutuhan energi secara
signifikan, sehingga mengurangi kebutuhan pulp baru (virgin pulp) yang
membutuhkan energi lebih besar. Produksi pulp dari kertas daur ulang hanya
membutuhkan 1 4 MMBtu/t sedangkan produksi pulp baru membutuhkan 10
12 MMBtu/t (Jacobs & IPST, 2006), sehingga penggunaan kertas daur ulang
dapat menghemat sekitar 6 11 MMBtu/t (6,3 11,6 GJ/t).
c. Karena industri pulp dan kertas termasuk ke dalam industri lahap energi, maka
peningkatan efisiensi energi merupakan langkah penting dalam aksi mitigasi.
Steam memegang peranan penting dalam industri pulp dan kertas, sehingga
langkah-langkah mitigasi umum (sub-bab 4.4) dapat diterapkan pada industri ini.
Konsep mitigasi Pengelolaan Limbah Emisi Udara dilakukan menggunakan
berbagai upaya pengendalian berbasis teknologi. Dimana limbah gas/asap yang
merupakan limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Pabrik mengeluarkan
gas, asap, partikel, debu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan
pencemaran yang cukup luas. Gas, asap dan lain-lain berakumulasi/bercampur dengan
udara basah mengakibatkan partikel tambah berat dan malam hari turun bersama
embun.
Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi pulp,
biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas treatment di unit
pulping, Electro Static Dust Precipitator pada Recovery Boiler, dan Wet Scrubber di
Recausticizing Unit.
Penerapan teknologi diatas tentu sangat bermanfaat seperti Wet scrubber adalah
sebuah perangkat yang digunakan untuk mengontrol polusi udara dan memindahkan
beberapa partikel berbahaya atau gas dari sistem pembuangan industry dan Electro
Static Dust Precipitator sebagai teknologi untuk menghilangkan asap yang dihasilkan
dalam proses pembakaran.

10

Beberapa limbah atau proses yang menghasilkan emisi udara ini, beserta
penanganannya ialah :
a. Kondensat tercemar yang berasal dari proses digester dikumpulkan dan dialirkan
ke unit penanganan kondensat di evaporator plant.
b. Noncondensable gas (NCG) dibakar sebagian menjadi limbah di lime klin (tanur
kapur).
c. Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik digunakan
untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik dan steam tekanan menengah untuk
pemanasan dalam proses di seluruh unit operasi produksi.
d. Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap diisap blower dan
diarahkan ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua tahap. Di menara ini
digunakan larutan sodium hidroksida dan diinjeksikan dengan sulfur dioksida
(reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia berupa klorin dioksida (oksidator)
sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas klorin dioksida.
e. Limbah yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler, baik dari multi fuel
boiler, recovery boiler, maupun lime kiln. Untuk tujuan ini, pabrik pulp harus
memiliki alat electrostatic precipitator. Sedangkan cerobong asap dari dissolving
tank recovery boiler dilengkapi dengan scrubber yang dialiri secara pelan.











11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya adapun kesimpulan dalam makalah ini
yaitu
1. Konsep mitigasi Pengelolaan Limbah Emisi Udara dilakukan menggunakan
berbagai upaya pengendalian berbasis teknologi sebagai contoh misalnya
limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi pulp,
biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas treatment di unit
pulping, Electro Static Dust Precipitator pada Recovery Boiler, dan Wet
Scrubber di Recausticizing Unit.
2. Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas
dan kardus. Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku,
pembuatan pulp (secarakimia, semikimia, mekanik atau limbah kertas),
pemutihan, pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan
pembuatan kertas
B. Saran
Adapun saran dalam makalah ini yaitu :
1. Sebaiknya dalam hal menyusun makalah, lebih banyak referensi yang
digunakan untuk penambahan materi.
2. Sebaiknya lebih melengkapi pokok bahasan dari makalah yang diuat








12

DAFTAR PUSTAKA

Anhar. 2013. Industri pulp dan Kertashttp://iptek-
akdinbemfaperi.blogspot.com/2009/06/industri pulp dan kertas-bbi.html diakses
pada tanggal 06 September 2014
Anindya. 2010. Makalah Pembuatan Kertas pada halaman http://scribd/makalah -
pembuatan-kertas-.com/0102/IV.html diakses pada tanggal 12 September 2014
Ignatius, Stevie. 2013. Perkembangan Industri Pulp dan Kertas di Indonesia pada
halaman http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-25040-2109039027-Paper1.pdf
diakses pada tanggal 06 September 2014
Joko Sutopo. 2012 Web Scrubber pada halaman
http:///Dust%20Collector%20Consultant%20%20Wet%20Scrubbers.htmv
diakses pada tanggal 12 September 2014
Siswanto, Febri Dwi. 2012. Pencemaran Limbah Gas pdf pada halaman
ittp://www.scribd.com/doc/96895062/Pencemaran-Limbah-Gas diakses pada
tanggal 06 September 2014
Soemirat, Juli. 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:Gadja Mada University
Press
UMM. 2010. Minimisasi Limbah Industri pada halaman
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/viewFile/1782/1874_umm_scie
ntific_journal.pdf diakses pada tanggal 06 September 2014






13

Anda mungkin juga menyukai